Anak Biologi
Di pagi hari Senin, semua siswa melaksanakan upacara bendera seperti hari Senin biasanya. Namun, hari ini cuaca sedikit lebih panas sehingga OSIS dalam bidang kesehatan bersiaga apabila ada yang pingsan.
"AMANAT PEMBINA UPACARA, BARISAN DI ISTIRAHATKAN"
GEDEBUGGG!! Semua pandangan mengarah ke asal suara tersebut, terlihat seorang cowok yang tersungkur di tengah barisan kelas 10 Mia 1 "KAK ADA YANG PINGSAN NIHH!"teriak seorang anak dari dalam barisan, seketika beberapa anggota OSIS langsung bergegas membawa anak yang pingsan tersebut ke UKS
"Gibran, ternyata si Juna yang pingsan," bisik Ijal saat menyadari bahwa yang pingsan adalah teman nya.
"Udah lah Jal, kita angkat aja, ko pegang kaki nya biar ku angkat badan nya," ujar Gibran sambil mulai mengangkat Juna.
Sesampainya mereka di UKS, mereka menunggu Juna hingga sadar, tidak sampai lima menit, Juna pun tersadar "hah, aku dimana?dan aku siapa?"Juna yang berusaha membodohi teman-teman nya.
"Halah, banyak bacot mu, setiap udah amanat selalu pingsan, nih obat biar gak metong" kata Ijal sambil memberikan obat.
"Ini obat apa Jal?" tanya Juna.
"obat mencret! udah tau obat sakit kepala pake nanya." ujar Ijal sambil mengerutkan keningnya.
"sini, ku periksa dulu kau, mana tau kan kena penyakit amanat." kata Gibran dengan membawa sebuah stetoskop sambil mengarahkan kepada Juna.
"Gibran, aku takut dengan benda itu woi, lagian buat apa sih di periksa." tanpa mendengar perkataan Juna, Gibran langsung memeriksa Juna.
"Ijal, pegang kaki nya!"perintah Gibran.
"Weh… wehh… aku sehat… wee… aaaaaa... jauhkan benda itu woi!" teriak Juna.
"Gibran, saran ku sebaik nya kita ikat aja tangan nya, itu tu di sana ada tali" kata Ijal dengan menunjuk ke arah sebuah tali yang tercampak di dekat pintu.
"Nah ide yang bagus Jal, ko pegang dulu dia biar gak kabur".
Gibran pun langsung mengikat kedua tangan Juna di kepala ranjang, "eh, iiihhh... we… lepas lah!", Juna pun meronta ronta gak karuan.
"JUNA!! itu cuman stetoskop, bukan pedang yang di tusuk ke jantung mu." Ijal menaikkan nada bicara nya.
"Diam dulu ya mas, biar eneng periksa." Gibran mulai mendekat kan stetoskop ke tubuh Juna.
"Aaaaaaaak!" Juna pun pingsan beneran.
"Lah anak tai, malah pingsan beneran dia nya!" seru Ijal yang melihat teman nya pingsan untuk yang kedua kalinya, tiba-tiba mereka mencium aroma tak sedap yang datang entah dari mana.
"Gibran, ko ada nyium bau-bau kematian gak?"
"Hem, iya we, bau apa ini? pedih banget bau nya kek bau tikus mati"
Gibran dan Ijal pun mencari asal usul bau nya, tiba-tiba ada suara dari arah Juna. PREEEETTT...!!
"Gibran, kurasa dia berak lah, tapi begimana ceritanya orang pingsan bisa berak ya?" Ijal pun terheran.
"Mungkin pingsan nya ecek-ecek, nah terus mungkin niat dia mau kentut, eh kebablasan sampai keluar, HAHAHAHA." tawa Gibran terlepas.
"HAHAHA, seketika dia jadi mandi tai... iyau... Yaudah lah kita keluar yuk, tutup ini pintu, takut nya nanti ada yang masuk." mereka pun keluar dari ruangan UKS. Namun, Ijal malah mengunci Juna di dalam ruangan.
Belakangan Gibran dan Ijal pergi, Juna pun langsung bangun, "aduuhh... malah keluar dikit lagi..." Juna pun langsung membuka tali yang mengikat tangan nya menggunakan mulut dan ia langsung bergegas menuju pintu.
TAKKKK... TAKKK... Juna berusaha membuka pintu, "lah pintu nya malah di kunci, gimana aku mau ke WC, bener-bener dah mereka." Juna pun mulai mencari jalan untuk keluar.
"Jal, kunci tadi di mana kamu taruh?" tanya Gibran.
"Di pintu nya lah ku gantung, gak mungkinlah ku bawa-bawa" jawab Ijal dengan santai nya.
"Oh yaudah, emm, tapi gak ko kunci pintu nya kan? soalnya si Juna berak tu, takut nya kalau dia sadar gak bisa cebok dia, bisa-bisa nanti satu kelas bau tai." tersadar dengan kata-kata Gibran, Ijal langsung kembali ke UKS untuk memastikan kembali.
"Weh, ko mau kemana?" tanya Gibran yang melihat Ijal berlari kembali ke UKS. Namun, karena Ijal tidak merespon apa pun, Gibran pun mengikuti Ijal kembali ke UKS.
CLETAKKK pintu pun terbuka, "ih bau tai nya masih melekat tapi orang nya hilang weh."ujar Ijal.
"Ku rasa dia gak hilang, tapi ke tabrak pintu!" ucap Gibran.
"Dari mana kamu yakin dia ketabrak pintu?" tanya Ijal.
"Kalau gak percaya coba pintu nya ko tekan, pasti ada bunyi nya".
Mendengar perkataan Gibran, lantas Ijal pun langsung mempraktekan nya, "wooiiii! sakeetttt!" dan keluar lah Juna dari belakang pintu, Juna pun merepet kepada Ijal dan Gibran.
"kurang ajar kalian ya, orang sakit malah di kurung, kalau aku di colong setan gimana? kalian mau tanggung jawab?" Gibran pun langsung memotong pembicaraan Juna.
"Juna, sebaik nya ko cebok dulu lah, tengok lah tai mu itu, sudah mengalir." ucap Gibran sambil menutup hidung nya.
Juna pun langsung pergi ke WC. Setelah upacara selesai, Gibran dan Ijal meminta sarung kepada kepsek untuk Juna, "pak, bapak ada sarung yang gak di pakai?" tanya Gibran.
Kepsek pun menjawab"untuk apa kalian sarung? kalian mau sholat? tapi ini masih jam delapan." ujar kepsek.
"Em, gimana ya bilang nya "
Ijal pun langsung berbicara, "si Juna pak, dia mencret, jadi habis lah kotor celana nya, jadi kalau memang bapak ada sarung, boleh kami pinjam?".
"Bentar bapak ambil dulu ke kantor" kepsek pun langsung bergegas ke kantor untuk mengambil sarung.
Tak berapa lama, kepsek pun kembali dengan membawa sebuah sarung, dan langsung di berikan kepada Gibran, "ini sarung nya".
"Terima kasih ya pak" ucap Gibran, kemudian Gibran pun langsung pergi ke WC dan memberikan sarung tersebut kenapa Juna, " Junaa, nih sarung, ko pake ini aja dulu, oiya besok kamu balikin ke kepsek, jangan lupa di cuci ya!" ujar nya dari depan pintu, tanpa pikir panjang lagi, Juna langsung mengeluarkan tangan nya untuk mengambil sarung tersebut dari tangan Gibran.
Setelah selesai memberikan sarung tersebut, Gibran pun kembali ke kelas nya. Tak lama kemudian, Juna pun masuk ke kelas dengan menggunakan sarung, sehingga teman-teman nya tertawa melihat Juna. "Juna ko abis sunat ya? kok iya ko pakai sarung ke sekolah, hahaha" ejek Luna.
"Celana ku basah tadi kena air, jadi aku pakai sarung lah" ucap nya demi merahasiakan apa yang terjadi, namun Ijal tiba-tiba membocorkan nya dengan santai.
"Halah sebenarnya dia mencret tadi tu, untung aja pak kepsek ada sarung, kalau enggak ya terpaksa pakai celana yang kena tai".
"Jal, ko bisa diam gak? ini tu terjadi karena ko yang buat, jangan sampai kita baku hantam!" Juna memandang Ijal dengan pandangan dingin.
Ijal pun langsung menerima nya, "ayok aja, siapa takut, ku sebari rahasia mu di grup OSIS pun enak kayak nya"
Juna yang awal nya membara akhirnya ciut, "ihhh... dah lah aku nyerah" ucap Juna, tak lama pelajaran matematika pun masuk di jam pertama itu.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Agis
mulai mampir.
2024-03-11
1