HAAHH . . .
Jimmy dan Johan kompak berteriak, karna mereka sangat terkejut.
"Kenapa reaksi kalian begitu amat?" sahut Joel kesal.
"Yah karna selama belasan tahun kamu gak pernah tertarik pada siapa pun" seru Jimmy.
"Kenapa kamu bisa suka ama Haruna?" tanya Johan.
"Karna dia manis dan menggemaskan" sahut Joel santai.
"Joe kamu masih ketua Serigala Neraka kan? bukan jiwa orang lain kan ini yang masuk kedalam tubuh kamu?!" seru Johan.
"Kenapa mau cobain kalian berdua? ayo duel"
"Gak.. gak.. gak" Jimmy dan Johan kompak menjawab.
Joel, Jimmy dan Johan sudah saling kenal sejak kecil karna rumah mereka berdekatan. Joel dan Jimmy adalah saudara sepupu, sedangkan Johan emang tetanggaan rumahnya dengan mereka. mereka tinggal di kompleks yang sama, orang tua mereka juga berteman baik karna itu mereka bertiga juga sudah menjadi teman baik sejak kecil.
Karena sudah dekat sejak kecil, makanya Jimmy dan Johan yang paling tau dengan kehidupan Joel. sebab itulah mereka berdua sangat terkejut saat mendengar pengakuan Joel, kalau dia suka sama Haruna. karna selama belasan tahun mereka mengenalnya, Joel tidak pernah tertarik pada siapa pun. baik itu cewek maupun cowok, Joel selalu bersikap dingin.
* * *
TIIINGG...
"Pesan dari siapa? nomor gak dikenal" gumam Haruna.
Hi...
Siapa?
Ini nomorku, save ya!! Joel_
Oh ini nomor kamu?
Iya! kamu lagi apa? lukamu udah diobatin lagi?
Udah, tumben ngasih perhatian.
Emang gak boleh ya?
Boleh boleh aja sih, cuma aneh aja.
Joel sudah tidak membalas pesan Haruna, hal itu pun membuat Haruna menggerutu karena pesannya gak di respon.
"Abis nge chat, giliran udah dibalas malah gak dibales balik. awas aja kamu nge chat lagi, gak akan aku bales bales"
Haruna terus menggerutu, dia pun melempar Hpnya kesamping. sebenarnya dia pengen tidur, tapi karna dia penderita insomnia parah jadi dia gak bisa dengan mudah untuk tidur. sejak kematian ayahnya dia baru jadi seperti itu.
"Kak ada obat tidur gak?" tanya Haruna pada Arsy.
"Kenapa? udah mau tidur? bukannya ini masih jam 8 yah?! lagian gak boleh minum obat tidur tanpa ada resep dari dokter" sahut Arsy.
"Aku boring kak gak ada kegiatan apa apa, mau keluar tapi kakak gak ijinin Una untuk keluar, hadeh"
"Pergi aja ke ruang kerja kakak, disana ada alat untuk melukis. kamu pergi melukis saja, siapa tau setelah melukis kamu akan merasa ngantuk"
"Hmmm.. yaudah deh"
Akhirnya Haruna pergi melukis di ruang kerjanya Arsy, dia tidak membawah Hpnya, dia tinggalkan di kamarnya.
*Markas Geng Serigala Neraka*
disebuah markas yang lampunya sedikit remang, telah berkumpul beberapa anak anak muda.
"Joe ada yang nantangin kamu balapan" seru Yosua.
"Siapa? kapan? dimana?" tanya Joel dingin.
"Jevan! sebentar jam 9 dan ditempat biasa"
"Yaudah ayuk kita kesana"
Mereka pun langsung berangkat menuju ketempat biasa mereka balapan. sesampainya disana, Jevan dan gengnya sudah menunggu kedatangan mereka.
"Kirain kamu gak bakalan datang" sarkas Jevan.
"Cuma kamu aja? buat apa gak datang? bertepatan mau ngasih kamu pelajaran buat kamu, supaya bisa memahami sampai mana batas kemampuan kamu. jangan terlalu memandang tinggi diri kamu sendiri" ucap Joel remeh.
Mendengar hal itu Jevan pun tersulut emosinya. akhirnya mereka langsung mulai balapan dan seperti biasa, Joel selalu menjadi orang yang tidak terkalahkan kalau dalam hal balapan. karna kalah, Jevan pun langsung pergi meninggalkan arena balap dengan perasaan gusar.
Setelah itu Joel langsung pulang ke rumahnya. sesampainya di rumah, dia langsung masuk ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur kemudian mengambil Hpnya yang ada di saku celananya. begitu membuka Hp dia langsung melihat notif pesan yang ternyata dari Haruna.
Joel sudah lupa kalau tadinya dia chattingan dengan Haruna akibat mendapat tantangan untuk balapan, dia pun langsung membalas pesan Haruna namun tak kunjung mendapat balasan dari Haruna.
Aneh kenapa? aku hanya ingin perhatian sama kamu!!
(balasan pesan untuk Haruna, dari Joel)
Haruna tidak tahu kalau ada Joel yang mengirim pesan pada dia, karna sejak jam 8 dia sudah berada di ruang kerja Arsy hingga jam 3 subuh dia baru selesai melukis. entah apa yang dia lukis. karna sudah lumayan capek dari ikut olimpiade dan melukis, akhirnya Haruna merasa ngantuk dan langsung tertidur.
08:00
Haruna baru terbangun dari tidurnya. meski sudah bangun lat, dia tidak merasa panik karna dia memang sudah biasa terlambat, Haruna langsung bersiap siap lalu berangkat ke sekolah.
Haruna memang tinggal dengan Arsy, tapi setiap pagi Arsy tidak bisa membangunkannya karna setiap mau tidur Haruna selalu mengunci pintu kamarnya.
09:00
Haruna tiba di sekolah. begitu sampai, dia langsung masuk ke dalam kelas. baru saja tiba di pintu masuk kelas, dia sudah mendapat panggilan dari kepala sekolah.
TOK.. TOK.. TOK....
"Masuk" seru kepala sekolah.
"Kenapa bapak memanggilku?"
"Duduk dulu gih disamping Joel" ujar kepala sekolah.
Ternyata Joel sudah ada di ruang kepala sekolah karna dia juga dipanggil oleh kepala sekolah, Haruna nampak terkejut karna melihat Joel yang ternyata juga ada disitu, dia pun langsung pergi duduk disamping Joel.
"Hari ini kamu terlambat lagi"seru kepala sekolah.
"Pak, aku tuh insomnia. semalem saja aku masih memaksakan diri nyari tidur, dan itupun aku baru tertidur sekitar jam 3 subuh" Haruna beralasan, tapi itu memang benar adanya sih.
"Coba deh kamu pergi ke dokter, menurut bapak insomnia kamu bukan hal biasa" kepala sekolah memberi saran.
"Bapak kenapa memanggilku kemari?" Haruna mengalihkan pembicaraan.
Haruna mengabaikan perkataan kepala sekolahnya itu, karna dia memang tidak mau membahas hal itu berkelanjutan. Haruna merupakan siswa yang pintar, tentu saja dia paham kenapa dia sampai mendapatkan kondisi seperti itu.
"Bapak mau kasih kalian hadiah karna sudah menang dalam olimpiade"
"Apa hadiahnya?" sahut Haruna bersemangat.
"Bapak akan membiayai kalian pergi liburan"
"Cuma aku dan dia?"
"Kamu mau ajak siapa lagi kalau begitu?"
"Rena dan Hania"
"Yasudah kalau begitu kamu ajak saja mereka, Joel kamu juga boleh mengajak 2 orang, terserah siapa yang mau kamu ajak"
"Baik pak. kalau begitu aku akan mengajak Jimmy dan Johan"
"Oke hari sabtu nanti bapak akan kasih tiket pesawatnya"
"Tiket pesawat? harus ya liburannya pergi dengan naik pesawat pak?" seru Haruna tiba tiba.
"Kenapa kamu begitu terkejut?" tanya kepala sekolah.
Haruna memang terkejut dengan perkataan kepala sekolah, karna kematian ayahnya dalam pesawat membuat Haruna trauma jika naik pesawat lagi, karna saat berada dalam pesawat, dia selalu membayangkan insiden yang menimpa ayahnya. dan sudah lima tahun dia selalu menolak untuk bepergian kemana mana jika harus naik pesawat.
"Nanti bapak juga akan menyewa villa untuk kalian tinggali selama berlibur selama tiga hari, yasudah cuma itu yang mau bapak sampaikan sama kalian. kalian boleh balik ke kelas"
"Baik pak" sahut Joel.
Haruna sudah tidak menyahut apa yang dikatakan oleh kepala sekolah, dia sudah kepikiran tentang rencana liburan yang dianjurkan oleh kepala sekolah. dia ingin menolak tapi dia tidak tahu harus memberi alasan apa, dia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya kalau dia takut naik pesawat.
"Una? Runa? Haruna?" panggil Joel berkali kali.
"Ah. eh, kenapa?"
"Kenapa sejak tadi kamu melamun terus? ada apa?"
"Oh iya kah?! gak ada apa apa kok"
"Yakin gak apa apa?"
"Iya gak apa apa"
"Kenapa semalem gak balas pesanku?"
"Bukannya kamu yang gak membalas pesanku?!"
"Aku bales kok, meski sedikit lama balesnya. tapi kamu sudah gak membalas pesanku"
"Aku gak tau kalau kamu dah bales, belum liat Hp ampe skarang"
"Oh pantas aja"
. . .
Joel dan Haruna menyampaikan rencana liburan yang sudah dikatakan oleh kepala sekolah pada Hania, Rena, Jimmy dan juga Johan.
Setelah pulang dari sekolah Haruna juga mengatakan pada Arsy tentang rencana liburan itu, Arsy sangat terkejut karna Haruna setuju dengan ide liburan itu, karna biasanya dia selalu menolak jika bepergian dengan naik pesawat.
"Kamu yakin akan pergi liburan dengan mereka?" tanya Arsy memastikan.
"Iya kak, gak enak nolak soalnya kepala sekolah juga udah nyewa villa buat kami tinggal selama 3 hari liburan"
"Kamu yakin gak apa apa? mending tanya bunda dulu, pas kita akan kumpul keluarga hari ini"
"Iya kak"
Arsy, Jayden dan Haruna pun pergi ke rumah Harvey, karna memang acara keluarga mereka selalu dilaksanakan di rumah Harvey.
"Bunda" teriak Haruna begitu sampai di rumahnya.
"Hei sayang, sudah sampai"
Haruna memeluk bundanya melepas rindu karna sudah cukup lama dia tidak pulang ke rumahnya.
"Bunda, ada yang mau Una omongin"
"Apa sayang?"
"Una kan ikut olimpiade dan menang, nah kepala sekolah memberikan hadiah buat Una dan teman teman untuk pergi liburan. dan kepala sekolah sudah menyewa villa buat kami tempati selama liburan dan juga memesan tiket pesawat untuk kami" Haruna menjelaskan detail rencana liburan pada bundanya.
Mendengar hal itu bundanya sangat terkejut karna selama ini Haruna selalu menolak jika diajak bepergian kalau naik pesawat, ditambah bundanya sangat khawatir karna ia tau Haruna pasti punya trauma dengan pesawat, makanya selama ini dia selalu menolak untuk naik pesawat.
"Kak Achi pergi juga?" tanya bundanya.
"Gak bunda"
"Kalau kak Achi gak pergi, kamu juga jangan pergi"
"Tapi bunda, yang beliin tiket itu kepala sekolah gimana dong?"
"Kalian pergi saja dengan menggunakan pesawat pribadi kita, bunda akan menghubungi kepala sekolah memberitahu hal ini"
"Baiklah kalau begitu bunda"
"Achi kamu pergi ya dampingi dia, bunda khawatir kalau ada yang terjadi sama dia pas nanti di pesawat"
"Mmmmm.. baik bunda"
Selama ini bundanya Haruna selalu khawatir dengan keadaan mental Haruna, apalagi ada teman dokternya yang mengatakan kalau anaknya perlu diterapi psikolog. tapi saat bunda mencoba membujuknya, Haruna selalu menolak. dia selalu mengatakan kalau dia baik baik saja.
* * *
Tiba sesuai rencana, Haruna dan lainnya pergi liburan dengan menaiki pesawat pribadi milik keluarga Haruna, karna bundanya tidak memberi izin dia naik pesawat penumpang. Archie dan Jayden pun ikut bersama mereka karna kepala sekolah menyetujui permintaan bundanya Haruna.
Didalam pesawat, posisi tempat duduknya 4 kursi berhadapan, disisi kiri dan kanan sama.
Joel, Haruna, Jayden dan Archie duduk berdampingan. Haruna gak mau duduk didekat jendela, bahkan saat masuk ke dalam pesawat Haruna sudah merasa pusing, tapi dia tidak memberitahu Archie.
Saat pesawat take off, seketika semua memori tentang insiden kecelakaan ayahnya muncul di kepala Haruna, terputar di kepalanya seperti sebuah film. dia mulai gemetaran, kepalanya berdengung, dadanya terasa sesak dia kesulitan bernapas.
Menyadari ada hal yang tidak beres dengan kondisi Haruna, Archie menjadi panik. Joel yang juga melihat kondisi Haruna pun ikutan panik.
"Una? Una? Haruna???" Archie berkali kali memanggil Haruna tapi tak kunjung mendapatkan respon darinya.
Archie sudah mulai menangis melihat keadaan Haruna, dia ingin menelfon bunda tapi mereka lagi di pesawat. melihat Archie yang sudah panik, Joel pun menggantinya untuk menenangkan Haruna.
"Una?? Una?? Haruna?" panggil Joel.
Setelah sekian lama, akhirnya Haruna merespon, dia memegang tangan Joel dan menggenggamnya dengan sangat erat. setelah itu Haruna menangis sejadi jadinya, Joel langsung memeluknya dan mengusap punggungnya untuk menenangkan dia. disela sela tangisannya, Haruna mengatakan sesuatu yang membuat mereka semua yang ada disitu dapat merasakan sakit yang dipendam Haruna selama ini.
"Ayah pergi karna Una hiks, Una salah hiks. ayah gak akan pergi kalau bukan karna Una, Una salah hiks hiks. Una benci diri aku sendiri hiks hiks hiks" teriak Haruna di sela sela tangisnya.
Setelah mengatakan semua itu, cengkeraman Haruna pada Joel melemah. dia pingsan, Archie semakin panik. Hania juga sudah menangis sesegukan sejak tadi, saat melihat kondisi Haruna yang sangat berantakan.
Joel membaringkan tubuh Haruna pelan pelan lalu menutupinya dengan selimut.
"Kak dia pingsan, jika kita sudah landing dan Haruna belum sadar, kita bawah dia ke rumah sakit. kakak tenang saja, jangan panik" ucap Joel.
"Ini adalah traumanya yang selalu dia sembunyikan dari kami, selama 5 tahun ini dia selalu menolak ajakan kami untuk bepergian jika harus naik pesawat" lirih Archie.
"Una, dia pasti sangat menderita hiks. selama bertahun tahun dia pasti sangat menderita hiks hiks" seru Hania sambil sesegukan.
Joel akhirnya menyadari alasan Haruna yang seketika terdiam saat kepala sekolah membicarkan liburan pada mereka. melihat Haruna yang sangat kesakitan dan menderita, Joel juga entah kenapa ikut merasa sakit juga, dia tidak tega melihat Haruna yang jadi seperti tadi.
Haruna sudah ditangani oleh dokter yang sudah disiapkan khusus oleh bunda, yang ikut dengan mereka pergi liburan. karna bunda sudah mewanti wanti hal yang seperti tadi bakalan terjadi, insting seorang ibu memang tajam. apa yang dikhawatirkan bunda, beneran terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments