BAB 4

Sembari menunggu pengumuman untuk juara lukisan yang paling bagus, Arsy kembali ke tempat olimpiade sambil membawah betadine dan lain sebagainya untuk digunakan mengobati kaki Haruna yang terluka.

"Sini kakimu, kakak obatin dulu" seru Arsy pada Haruna.

"Gak usah lah kak nantinya juga akan sembuh sendiri kok" bantah Haruna.

"Siniin gak?! selagi kakak masih ngomong baik baik" Arsy sudah sedikit kesal.

"Iya.. iya, galak amat. kok bisa ya kak Jay bertahan punya hubungan dengan kakak??" celetuk Haruna santai.

PLAAAKKK ...

Arsy kembali menggeplak kepala Haruna.

"Daripada kamu, sekali pacaran udah kek sensus penduduk. sekali pacaran banyak banget pacar kamu, kena karma baru tau kamu" seru Arsy menyindir Haruna

"Lah kalo aku begitu, si Jener udah kena karma berkali lipat dong. pacarannya ama aku, eh nikahnya ama orang lain. tapi sampe sekarang belum dapet dapet karma tuh dianya" seru Haruna.

"Tapi dek, Jener emang brengsek karna itu kamu gak harus ikutin kelakuan gak baik dia apa lagi kamu itu cewek, niat kamu pengen balas dendam karna pengkhianatan yang kamu terima, tapi kamu membalas ke orang orang yang gak ada sangkut pautnya dengan apa yang kamu alami dan rasakan, yang ada kamu malah nyakitin mereka yang gak bersalah. kalo dah gitu, apa bedanya kamu ama Jener? terus setelah kamu mempermainkan mereka, kamu merasa bahagia? gak kan? karna bukan itu yang hatimu inginkan" ujar Arsy.

"Makanya kan sekarang aku udah putusin mereka semua, supaya gak menyakiti mereka terlalu lama. sekarang aku gak mau punya hubungan dengan seseorang, dimana aku gak pernah suka sama mereka. aku ingin punya hubungan, dimana aku juga ada perasaan sama dia bukan hanya sekedar status" sahut Haruna.

"Diantara semua mantan yang kamu permainkan itu, ada gak sih satu orang saja yang kamu beneran suka?"

"Gak ada, aku pernah suka beneran ama orang itu cuma sama si brengsek Jener sialan itu. sampai sekarang belum ada yang bisa buat aku jatuh cinta, keknya orang yang ditakdirkan untukku belum lahir kali ya" ucap Haruna sambil cengengesan.

"Bukannya belum lahir, kamunya aja yang gak membuka hati pada siapa pun karna kamu takut, kalau kamu jatuh cinta lagi kamu takut akan disakitin lagi, iya kan?"

Mendengar perkataan yang dilontarkan Arsy membuat Haruna terdiam, dia tidak dapat membantahnya karna memang perkataan itu benar adanya. dia masih terlalu takut untuk benar benar jatuh cinta lagi, dia belum siap untuk terluka lagi, karna dipikirannya semua orang sama saja kek mantannya.

"Nah udah selesai diobatin, abis ini kamu pulang naik mobil sama aku"

"Gimana dengan sepeda motorku? masa ditinggal disini"

"Aiiihh terus gimana, kalo Jayden yang bawah motor, siapa yang akan menyetir mobil? aku gak bisa nyetir mobil" sahut Arsy.

"Kalo gitu biar aku aja yang menyetir mobil" sahut Haruna.

"Gak ada, gak ada. yang ada aku juga ikutan terluka kalo sampe kamu yang bawah mobil" tangkas Arsy, menentang ide gila yang diutarakan oleh Haruna.

Haruna memang tau mengendarai sepeda motor, tapi dia tidak begitu mahir mengendarai mobil. aneh gak sih, aneh tapi itulah kenyataan yang terjadi.

"Terus gimana dong? yaudah aku pulang dengan motor aja kalo gitu" sahut Haruna.

Sedari tadi Arsy dan Haruna beradu mulut, mereka lupa kalau disitu bukan hanya ada mereka berdua. Joel dan lainnya hanya bisa menyaksikan pertengkaran antara saudara sepupu itu.

"Joel kamu tau gak bawah motor?" tanya Jayden.

"Iya tau kak"

"Kalo gitu kamu bisa bawah pulang sepeda motornya Haruna? berhubung kamu tau alamat kami dimana"

"Ouh baiklah kalo gitu kak"

"Maaf ya ngerepotin kamu"

"Gak apa apa kak, santai aja"

Sudah tiba pengumuman untuk pemenang siapa yang memiliki lukisan paling bagus.

"Baik yang menjadi juara dalam lomba seni lukis ini adalah . . . . Haruna Mutiara Walton, silahkan datang kedepan" ucap MC yang memandu acara olimpiade itu.

"Wah kamu menang Una, selamat ya" seru Johan.

"Selamat ya" ucap Jimmy.

"Wah temanku menang, huhuhuu" seru Hania.

"Lebay amat dah reaksinya" sahut Jimmy menyindir.

"Napa emang?" kesal Hania.

"Sudah sudah jangan berantem disini" seru Johan dan Rena. melerai perdebatan mereka.

Jimmy dan Hania selalu begitu setiap ketemu, udah kek tom dan jery. hal kecil pun bisa jadi bahan buat mereka berantem, tapi semuanya selalu bermula dari Jimmy karna dia suka sekali menjahili Hania.

Haruna maju kedepan untuk menerima piagam penghargaan, namun sebelum itu dia diwawancara dulu oleh MC yang memandu acara olimpiade tersebut.

"Bisa kamu ceritakan, lukisan ini tentang apa? kamu dapat inspirasinya darimana?"

"Hmmm.. lukisan ini menceritakan tentang seseorang anak yang sedang merindukan ayahnya yang sudah tiada, karna ayahnya sudah pergi ke surga. jadi lukisan ini menggambarkan perasaan kesepian seorang anak tersebut" ucap Haruna menafsirkan makna lukisannya.

"Wah ternyata maknanya sangat dalam, pantas saja terlihat sangat bagus" sahut MC.

"Terimakasih"

Bukannya merasa senang, Arsy malah terlihat sedih saat melihat Haruna yang memenangkan lomba seni lukis itu. apalagi saat Haruna menafsirkan makna lukisannya.

"Dia masih belum bisa melupakan tragedi itu ya?" ucap Jayden.

"Iya Jay"

"Tragedi apa kak?" tanya Joel yang entah kenapa dia tiba tiba menjadi penasaran.

"Kami sudah berteman sejak masuk SMA tidak begitu tau tentang bagaimana kehidupannya" sahut Rena.

"Huh.. ayah Haruna meninggal dalam kecelakaan pesawat, saat itu ayahnya ada urusan bisnis di luar negeri. Haruna ingin merayakan ulang tahunnya, tapi ayahnya gak bisa hadir karna masih ada urusan yang belum selesai. tapi karna Haruna terus memaksanya untuk harus hadir di acara ulang tahunnya, akhirnya ayahnya pun mempercepat urusannya dan kembali. pas tengah malam tepatnya jam 12 di hari ulang tahun Haruna, pesawat yang dinaiki ayahnya mengalami kecelakaan dan ayahnya dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat itu tepat di hari ulang tahun Haruna" jelas Arsy.

"Pantas saja saat melihat lukisannya, aku bisa merasakan betapa rindu dia pada ayahnya. bahkan tersirat makna penyesalannya yang amat besar di lukisannya itu, orang yang paham akan seni pasti tau saat melihat lukisannya itu" sahut Jimmy, yang memang sangat mengerti seni.

"Kamu benar, bahkan sudah lima tahun berlalu pun sampai sekarang Haruna masih menyalahkan dirinya sendiri. bundanya selalu meyakinkannya kalau yang menimpa ayahnya itu adalah murni kecelakaan bukan karna dirinya. tapi tetap saja, dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri yang sudah memaksa ayahnya, dia fikir kalau saat itu dia tidak memaksa ayahnya untuk pulang, maka ayahnya tidak akan mengalami kecelakaan itu"

Mendengar cerita Arsy, mereka semua terdiam. Hania yang orangnya memang gampang emosional pun menangis, karna dia dapat meraskan perasaan sakit yang dialami oleh sahabatnya itu. melihat Hania yang menangis, Jimmy langsung reflek menepuk nepuk pundaknya untuk menenangkannya.

Setelah beberapa saat, akhirnya Haruna turun dari panggung. Hania langsung berlari dan memeluknya.

"Kamu kenapa menangis? aku kan menang bukan kalah" seru Haruna heran.

"Pengen aja" sahut Hania.

Haruna yang kebingungan dengan sikap Hania yang tiba tiba menangis tanpa sebab, pun memberi kode pada Rena untuk menanyakan apa yang terjadi.

"Dia kenapa?" bisik Haruna.

"Terharu mungkin" bisik Rena.

"HAAHH?" Haruna semakin kebingungan, tapi dia tetap menenangkan sahabatnya itu. setelah sedikit reda tangisannya, akhirnya Haruna bersuara lagi.

"Aku cuma memenangkan lomba seni lukis, gak usah sampe segitunya reaksi kamu"

"Una, mulai sekarang kalau kamu ada masalah atau beban di hati, kamu harus cari aku dan Rena. ceritain semua ke kita oke?! jangan memendam semua beban sendirian, bukankah kita adalah sahabat? benarkan?!" ujar Hania.

"Hmmm.. baiklah" Meski Haruna masih tidak mengerti kenapa sahabatnya itu tiba tiba jadi begitu, dia tetap mengiyakan permintaan sahabatnya itu.

"Oke saatnya kita pulang, Una kasih kunci motor kamu sama Joel biar dia yang bawah motor kamu balik" seru Jayden

"Emang dia bisa bawah motor ya?" tanya Haruna penasaran.

"Wah kamu gak tau aja kalo Joel itu juara balap motor, setiap ikut lomba balapan dia selalu menang, meski dia terlihat seperti orang culun tapi dia sebenarnya,,,,,,," seru Johan.

Melihat Johan yang hendak membocorkan rahasia Joel, Jimmy pun langsung menginjak kaki Johan untuk menyadarkan dia yang sudah hampir keceplosan.

"AAKKK.. Ji apa apaan sih?" teriak Johan.

Jimmy tidak menjawab tapi memberi isyarat pada Johan untuk melihat ke arah Joel, Johan segera memalingkan mukanya dan melihat ke arah Joel yang sedang menatapnya dingin.

Melihat tatapan Joel yang sangat dingin membuat Johan tersadar, kalau dia hampir membuat kesalahan. dia tau persis seberapa brutalnya seorang Johan kalau sudah marah.

Melihat ekspresi Joel yang sangat dingin menatap ke arah Johan pun membuat Haruna terkejut, dia tau kalau Joel emang manusia yang terbuat dari es, wajahnya emang serem karna gak pernah tersenyum, tapi tetap saja Haruna syok saat melihat muka Joel yang sekarang, wajah yang dibuat Joel sekarang lebih menyeramkan dari biasanya.

"Rasain kamu, Joel dah marah tuh. kamu sih pake acara hampir bocorin rahasia" bisik Jimmy pada Johan.

"Aku gak sengaja sumpah, bukan tujuan untuk membocorkan" ucap Johan.

"Cepet minta maaf bentar kalo kita kumpul di markas"

"Iya"

Johan dan Jimmy bicara sambil bisik bisik.

. . .

Jika Haruna adalah ketua geng motor, maka Joel adalah ketua geng yang jika nama geng mereka disebut orang orang akan gemetaran ketakutan, karna geng itu anggotanya terkenal dengan keahlian dalam berkelahi. sehebat apapun kalian berkelahi, jika sudah berhadapan dengan geng itu maka kalian akan menjadi orang yang gak berguna. jika Joel menjadi ketua gengnya, maka bisa dipastikan kebrutalannya tidak bisa ditandingi, makanya Johan hanya melihat tatapan matanya saja sudah sangat ketakutan, nama geng mereka adalah Serigala Neraka.

"Yasudah nih kunci motornya, awas aja kalo lecet kutabok kepala kamu" seru Haruna sembari menyerahkan kunci motornya.

"Yakali kamu bisa nabok pala dia, kamu belum tau aja siapa dia sebenarnya" gumam Johan dalam hati.

"Yaudah ayok pergi"

* * *

BRUUMM.. BRUUMM....

Joel tiba di parkiran apartmen Haruna, sedang Haruna menunggu Joel di parkiran.

"Kenapa kamu disini?" tanya Joel.

"Nungguin kamu lah"

"Buat apa?"

"Nungguin kunci motor astaga" sahut Haruna kesal.

"Kan aku bisa anterin keatas"

"Ya gak apa apa aja"

"Yaudah nih kuncinya"

"Kamu baliknya gimana?"

"Udah ditungguin Johan ama Jimmy di depan dengan mobil"

"Ouh yaudah kalo gitu, makasih ya"

"Makasih doang?"

"Terus kamu mau apa? bilang aja ntar aku kabulin"

"Mau nomor Hp kamu"

"Haahh? yakin cuma mau itu?" Haruna terheran.

"Iya, emang kamu masih bisa ngasih apa? ngasih hati kamu mau?!" untuk seorang yang dingin, tapi malah ngegombalin Haruna itu merupakan suatu keanehan.

"Ngadi ngadi, mana Hp kamu?"

"Nih"

"Nih udah ku save nomorku"

"Oke deh, kalo gitu aku pergi dulu"

Joel pun pergi, sedangkan Haruna masih terdiam di tempat. jantungnya berdegup kencang saat mendengar gombalan Joel tadi, dia sendiri juga bingung kenapa jantungnya bisa seperti itu.

Tanpa Haruna sadari, dia sudah mulai suka sama Joel. hanya saja pikirannya masih bersikeras untuk jangan dulu jatuh cinta lagi.

Joel masuk kedalam mobil sambil tersenyum.

"Kenapa kamu terlihat senang banget?" tanya Jimmy penasaran.

"Aku dapetin nomornya Haruna" jawab Joel santai.

"Kamu suka ama dia?" tanya Johan penuh selidik.

"Iyaa"

Joel menjawab dengan santai sedangkan dua sahabatnya tercengang dengan apa yang dia katakan. mereka tidak menyangka, kalau ada seseorang yang bisa membuat ketua geng yang amat brutal itu jatuh cinta.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!