Mereka terus melanjutkan les privat sampai sore hari.
"Oke sampai sini dulu les privat kita hari ini, kita lanjutin besok lagi" seru Jayden menyudahi sesi les mereka.
"Kalo begitu aku permisi dulu ya, mau balik ke rumah" ucap Joel.
"Jangan pulang dulu, makan dulu bareng kita. kak Aci masak banyak nih" seru Arsy dari dapur.
"Nanti pulang kalo udah makan, ntar kak Aci sedih loh" ucap Haruna.
Akhirnya Joel pun makan malam bersama mereka. setelah selesai makan, dia pun langsung pamit pulang karna sudah malam.
"Aku pamit pulang dulu yah kak" seru Joel sopan.
"Yaudah aku anterin ampe bawah" sahut Haruna.
"Kalo gitu hati hati di jalan yah Joel" ucap Jayden.
"Iya kak! makasih atas makan malamnya yang enak kak Aci" ujar Joel.
"Iya sama sama" sahut Arsy.
"Kak, Una anterin Joel ke bawah yah" seru Haruna pada Arsy.
"Ya udah sono, cepat balik jan kemana mana dah malam ini" celetuk Arsy.
"Iya iya kak, astaga udah kek emak emak"
TIINGG....
(pintu lift terbuka)
"Kamu kenapa selama ini males ikut lomba lomba???" Joel membuka pembicaraan karna sedari tadi pas keluar rumah, mereka hanya diam gak ada pembicaraan sama sekali.
"Malas aja, ribet kalo kata aku" sahut Haruna.
"Terus kenapa kali ini mau ikut????"
"Hmmmmmm. lagi pengen aja, lagi mood aja pengen ikut lomba, jadi mengiyakan permintaan kepala sekolah"
"Denger denger kamu juga malas ikut kelas, selalu bolos kata siswa yang lain"
"Banyak juga yah ternyata gosip yang sudah kamu tau"
"Kan aku udah sebulan pindah kesini, yakali gak denger gosip gosip yang beredar di lingkungan sekolah. apalagi kamu cukup terkenal di sekolah"
"Benarkah? terkenal? kok aku gak sadar ya????"
"Iya kamu terkenal dengan julukan berandalan yang pintar, yang suka mainin perasaan cowok kata mereka. sekali pacaran bisa ama 6 orang sekaligus, kamu mau pacaran apa ngebentuk tim buat main basket?????" sindir Joel.
"Aiiiiihhh.. napa juga kamu pake nyebutin gitu, aku dah tau kali gak usah diperjelas begitu" kesel Haruna.
"Kan tadinya bilang gak tau, yaudah aku kasih tau. eh malah kesal setelah denger"
"Bercanda astaga, yah gak mungkinlah kalo aku gak tau gosip gosip tentang diriku sendiri. gak peka banget sih jadi cowok"
"Iya iya maaf, galak amat si jadi cewek"
"Kenapa emang kalo aku galak????" sahut Haruna kesal.
"Yah gak cocok aja sama muka kamu"
"Kenapa dengan mukaku???"
"Hm!! terlihat manis dan cantik" jawab Joel.
TIIINGG...
(Pintu lift terbuka)
"Yaaaa aku itu cool dan keren ya, enak aja kamu main bilang manis dan cantik" teriak Haruna kesal, dia adalah cewek tomboy jadi tidak begitu suka sebutan cantik dan manis untuk dirinya.
"Yaudah aku pergi dulu yah makasih dah anterin"
"Ingat yah aku itu cool dan keren"
"Iya.. iya manis" sahut Joel sambil terkekeh.
TIING . .
(Pintu lift tertutup)
Belum sempat mengamuk, pintu lift keburu ketutup lagi. Haruna menjadi sangat kesal karna dibilang cantik dan manis oleh Joel.
"Yakali keren gini dibilang cantik, gaya dah keren keren begini dibilang manis. rabun kali yak matanya, bisa jadi sih soalnya kan dia tadi pake kacamata. tapi dia kelihatan jauh lebih tampan saat pake kacamata, Arrrggghhh apaan sih malah jadi mikirin dia" Haruna berbicara sendiri.
Haruna mengacak acak rambutnya sambil terus menggerutu dalam hati, tapi pipinya juga ikutan memerah.
*
*
*
Teng.. teng.. teng
(Bel sekolah berbunyi)
"Terlambat lagi dah tuh si Haruna" seru Rena.
"Dah gak heran sih, yaudah kita baris aja ama siswa yang lain" sahut Hania.
"Minggu depan dua siswa dari sekolah kita akan pergi mengikuti lomba, yaitu Joel dan Haruna. jika ada yang ingin pergi untuk menyemangati mereka, silahkan saja asal berhati hati dan tertib pas di lokasi lomba dilaksanakan" ucap kepala sekolah menyampaikan arahannya.
"Baik pak" seru seluruh siswa.
Setelah barisan dibubarkan, Haruna baru sampai di sekolah. itu sudah menjadi rutinitasnya sejak masuk sekolah disitu, tapi karna dia sangat pintar guru guru jarang menghukumnya.
Haruna melepas helmnya dan memakirkan motornya, lalu langsung masuk ke dalam kelas.
Selama beberapa hari ini Haruna sudah gak ikut les privatnya Jayden, karna dia sibuk menyiapkan lukisan untuk dia gunakan dalam lomba. jadi hanya Joel saja, yang mengikuti les yang diberikan oleh Jayden.
Joel sedang berdiri di depan kelas karna pengen melihat mukanya Haruna yang beberapa hari ini jarang dia lihat.
"Tumben kamu berdiri di depan kelas, ngapain???" tanya Haruna heran melihat Joel yang berdiri di depan kelas.
"Nungguin kamu" jawab Joel santai.
"Ngapain nungguin aku?" tanya Haruna, pipinya sudah memerah.
"Emang gak boleh? ada yang marah kah???" tanya Joel penuh selidik.
"Yah boleh boleh aja, gak ada yang marah sih. cuma kan aneh saja tiba tiba kamu kek gini" sahut Haruna.
"Kangen aja liat muka kamu, karna udah liat yasudah aku masuk ke dalam dulu yah"
"Jadi kamu beneran nungguin aku???" tanya Haruna lagi, dia nampak sangat terkejut.
"Ya iyalah, kenapa kamu terlambat? sejak aku pindah ke sekolah ini aku perhatikan kamu selalu terlambat, gak pernah tepat waktu datang ke sekolah padahal datangnya pake motor"
"Mmmmm.. ketiduran jadi bangunnya agak kesiangan"
"Setel alarm biar kebangun pagi"
"Aku gak suka bangun pagi Joel"
"Kenapa? kamu kan seorang siswa jadi harus selalu bangun pagi, makanya kamu selalu terlambat. karna gak suka bangun pagi"
"Huh.. aku insomnia akut. kadang semalam gak bisa tidur, kadang bisa tidur tapi nanti sekitar jam 5 subuh"
"Emang kamu lagi banyak pikiran sampe gak bisa tidur cepat????"
"Mungkin kali yah?! yaudah aku mau ke kelas dulu, pelajaran udah mau mulai, apalagi ini mata pelajarannya kak Aci, ntar di omelin kalo gak ikut kelasnya"
"Ternyata ada juga yang bisa buat kamu takut"
"Kamu gak tau aja seberapa serem kak Aci kalo marah, lebih serem dari bunda kalo dia marah"
"Hahahahahaha" Joel tertawa mendengar celotehan Haruna.
"Paan sih malah ketawa, yaudah aku ke kelas dulu bye"
"Bye"
Joel terus melihat punggung Haruna yang sedang berjalan menuju kelasnya, Haruna gak tau kalo dia sedang diperhatikan begitu, kalau dia tau pasti dia langsung salah tingkah.
"Weiiiisss tumben kamu ikut pelajaran hari ini" celetuk Hania.
"Kamu lupa ini hari apa dan jadwal pelajaran apa? ini jam pelajarannya kak Aci. kalo sampe gak masuk ke kelasnya, pulang nanti dia bakalan gak berhenti ngomel dan parahnya lagi dia akan aduin ke bunda, bakal panjang ntar ceritanya"
"Hahahahaha"
.
.
.
Tiba waktunya di hari perlombaan, saatnya bagi Joel dan Haruna untuk mengikuti lomba antar SMA. pertama yang bakalan maju adalah Joel untuk ikut Olimpiade Fisika, banyak siswa yang datang dari sekolah untuk mendukung mereka.
Seperti yang diharapkan dari seorang jenius Joel, dia memenangkan olimpiade fisika begitu juga dengan debat bahasa inggris.
"Haruna mana???" tanya Jayden pada Arsy.
"Bukannya tadi dia sudah duluan kesini????" sahut Arsy.
"Sejam lagi dia yang akan maju ikut olimpiade matematika, tapi dia belum datang datang juga"
"Bentar aku telfon dulu kalo gitu"
Mendengar Haruna yang belum juga nyampe, Hania dan Diana jadi panik karna mereka tau kalau Haruna adalah ketua salah satu geng motor, yang dimana banyak yang memusuhi Haruna mereka takut kalo Haruna dihadang di tengah jalan sampe belum datang ke lokasi lomba.
"Coba kamu bantu hubungin dia Ren, hpku mati soalnya ini" seru Hania.
"Oke bentar..... Gak aktif nomornya" seru Rena.
"Jangan jangan bener lagi dugaanku, ada yang menghadang dia di jalan" seru Hania khawatir.
"Siapa yang menghadang?? apa Haruna memiliki musuh?" tiba tiba Joel menimpali percakapan Hania dan Rena.
"Kamu kan tau kalo dia ketua geng motor, jadi ada beberapa ketua geng motor lainnya yang gak begitu suka sama dia dan sering cari masalah dengan Haruna" ujar Hania.
Mendengar apa yang dikatakan Hania, seketika Joel kepikiran pada Haruna gak tau kenapa dia tiba tiba jadi khawatir padanya.
*Beberapa Menit Kemudian*
"Haruna kamu kenapa? kaki kamu kenapa?" tanya Jayden panik.
Joel dan lainnya langsung mendekat melihat Haruna yang sedang dibopong oleh Arsy.
"Kaki kamu kenapa Una???" tanya Hania panik.
"Aku kecelakaan tadi Nia"
HAAAAHH...
"Biasa aja kali reaksinya, gak ada apa apa dengan kakiku"
"Gak apa apa gimana kamu jalannya aja dah pincang gitu" seru Rena kesal.
"Tadi karna ketindih motor, cuma bengkak biasa kok paling besok udah sembuh" sahut Haruna santai.
PLAAAKKK....
(Arsy menabok kepala Haruna)
"Kenapa kamu gak hati hati, kamu ngebut kan bawah motornya? gimana nanti aku jelasinnya sama bunda kamu? yang ada aku juga bakalan dimarahin mama karna gak jagain kamu baik baik" ucap Arsy memarahi adik sepupunya itu.
"Kan bunda gak akan tau kalo aku kecelakaan, jadi gak akan ketahuan" sahut Haruna yang masih santai.
"Kamu lupa? besok kita bakalan ada acara keluarga???" ucap Arsy kesal.
"Lah emang acaranya besok? aiiss gimana dong kak???" seketika Haruna jadi panik.
"Tadi katanya tenang aja, yaudah kita terima saja nasib kita yang bakalan dimarahi oleh nyonya nyonya kakak beradik itu"
"Haaaaiiihhh"
"Yasudah untuk sekarang fokus dulu terhadap olimpiade" sahut Jayden.
"Mmmmmmm"
Beberapa saat kemudian olimpiade matematika sudah dimulai, peserta olimpiade pun di suruh maju ke podium masing masing.
"Aku maju dulu yah" seru Haruna.
"Kamu bisa jalan sendiri???" tanya Joel.
"Bisa, dikira aku gak bisa jalan sendiri?" celetuk Haruna kesal.
Meski Haruna bilang bisa jalan sendiri, Joel langsung membopong Haruna.
"Kamu ngapain???" tanya Haruna tercegat dengan tindakan yang dilakukan Joel.
"Gak usah banyak protes, jalan aja ke depan" sahut Joel.
"Huh.. terserah kamu aja" Akhirnya Haruna pergi ke podium depan dengan di bantu Joel.
"Kalau diliat liat mereka cocok juga" oceh Rena sambil menatap pada Joel dan Haruna.
"Iya juga yah, soalnya Una selalu gak berkutik kalau Joel udah bertindak" sahut Hania juga.
*Olimpiade Berlangsung*
"Kak, eh Pak kakinya Haruna terluka, ada darah di ujung roknya tadi aku lihat" seru Joel saat menghampiri Arsy.
"Ah beneran? gak perhatiin tadi, yaudah kakak ke apotik dulu yah" seru Arsy.
"Oke kak"
Olimpiade matematika pun selesai dilaksanakan, Haruna tentu saja menjadi juara olimpiadenya. Joel kembali ke depan lagi untuk membantu Haruna berjalan.
"Kenapa kamu maju lagi kesini? aku bisa jalan sendiri, malu tau di liatin banyak orang" Haruna memprotes begitu melihat kedatangan Joel kedepan.
"Tumben kamu peduli akan pandangan orang lain terhadap kamu, biasanya kamu juga gak peduli orang lain mau ngomongin apa tentang kamu" celetuk Joel.
"Aiiiiihhh kamu kan jarang ngomong, kok malah jadi cerewet gini sih?????"
"Emang aku jarang ngomong ya????"
"Lah, kamu gak sadar? banyak orang ngomong gitu, masa kamu gak tau. kamu kan terkenal dengan sebutan pangeran es"
"Aku gak tau tuh dan gak mau tau juga sih"
"Aiiiihhh terserah kamu ajalah"
"Kaki kamu terluka kan???"
"Sssssttttt.. jangan bilang sama kak Arsy, ntar dia bakalan omelin aku lagi"
"Udah aku bilang"
"Wahh kamu parah banget, cerewet banget astaga"
.
.
.
"Selamat yah udah menang" seru Rena.
"Iya selamat yah, otak kamu harus sering di manfaatin ya" seru Hania juga.
"Mana hadiah kalian buat aku???" sahut Haruna.
"Gak ada" Hania dan Rena kompak menjawab.
"Parah banget punya teman begini"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments