Bertemu kembali

Ruang referensi, letaknya di lantai empat, luas dan sejuk, seperti perpustakaan pada umumnya, banyak buku-buku pendukung perusahaan disimpan disini, setiap tahun di update untuk buku dan undang-undang terbaru, ada buku buku marketing, undang-undang ketenagakerjaan, hukum-hukum perpajakan, pengembangan bisnis, serta arsip-arsip dari berbagai divisi.

Untuk mempersiapkan seminar marketing yang akan diadakan akhir bulan ini Rizal berusaha membuat yang terbaik karena dia yang akan persentasi memberikan ilmu-ilmu marketing kepada anak-anak baru yang lulus training.

Setiap tahun Perusahaan selalu merekrut sales-sales baru, karena beberapa tahun terakhir Perusahaan semakin berkembang, setiap tahun pula Rizal memperbantukan training untuk sales-sales baru, karena Rizal adalah sales andalan Perusahaan. Sambil membawa laptop di ruang duduk Rizal mencari buku-buku pendukung marketing.

Analisa telah dibuat, dengan menampilkan grafik-grafik keberhasilannya selama empat tahun terakhir. Meskipun dia seringkali bekerja seenaknya mengenai waktu dan kedisiplinan tetapi Rizal sebenarnya pekerja keras, ide-ide marketingnya sangat brilian, strategi yang dijalankan terbukti bisa menggeret banyak customer papan atas.

Sambil mengetik sesekali Rizal menyeruput kopi yang dibawanya dan menggigit roti yang di belinya di kantin. Tiba-tiba langkah yang anggun dan pasti itu berjalan masuk. Rizal menoleh sekilas. Whattt happennnn... dulu wanita itu sama sekali tidak pernah dilihatnya selama lebih dari lima tahun dia bekerja disini, kenapa sekarang dia ada dimana-mana, menghantuinya bukan dalam ketakutan tetapi lebih kepada penasaran yang tidak bisa dijelaskan. Bahkan sampai kedalam pikirannya.

Apakah memang wanita itu bukan typenya jadi dia tidak pernah memperhatikannya dari dahulu. Lalu sekarang? Yah bukan typenya juga perintahnya kepada otaknya.

Tetapi memang otak dan hati adalah dua organ yang jarang bisa bekerja sama, karena meskipun otaknya melarang memperdulikan, tetapi hatinya tidak mau menurut, ada keinginan untuk mendekat, menyapa, mengobrol. Keinginan untuk bisa dihargai atau bahkan dipuja seperti wanita-wanita lain kepadanya.

Tetapi wanita ini menolehpun tidak kepadanya. Menyadari keberadaan Rizal pun tidak. Menggelitik jiwa playboy Rizal yang tidak pernah di acuhkan Wanita sebelumnya.

Hari ini Arum memakai blouse tangan Panjang warna peach cerah di padukan dengan rok sedikit di bawah lutut, sepatu pantofel 5cm, rambut di kuncir ke atas terkesan sangat feminim. Dengan santai Arum menekuni buku-buku dan mencoba mengambil buku dari rak yang tinggi.

Dengan gaya seperti gentlemen sejati Rizal berjalan ke arahnya membantu mengambilkan buku itu. Menyerahkan kepada Arum.

“Terima kasih,” ucapnya lazim dan sederhana.

“Undang-undang tenaga kerja yang baru?” tanya Rizal sok akrab, setelah sekilas membaca judul buku.

“Yap,” sahut Arum tetap cuek sambil membalik-balikan halaman buku, tanpa memperhatikan wajah tampan dan menarik Rizal, yang membuat Rizal tambah gemas.

“Tidak baik baca sambil berdiri, ada kursi, lebih baik duduk dahulu sambil minum teh atau kopi, kan sudah jam 3 sore saatnya coffe break,” tawar Rizal ramah.

“Terima kasih saya masih banyak kerjaan, permisi,” sahut Arum tegas sambil berjalan keluar perpustakaan.

Brengsek …. ucap Rizal... kenapa ini perempuan susah banget di ajak ngobrol.

Apa gara-gara bolos empat hari bikin gue jadi jadi wabah, yang membuat kulit luntur, rambut rontok, gigi copot, kuku hancur kalau ngomong sama gue pikir Rizal memaki-maki dalam hati. Dan kenapa pula gue kepingin banget ngobrol sama perempuan yang gak tau diuntung kayak dia.. (…..) bingung dengan sikapnya sendiri....

dam... terhina tiga kali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!