Slamet asisten Ningrum mengantarkan seorang wanita paruh baya menemui majikannya.
Ia kemudian menyuruh wanita itu untuk duduk bersimpuh di depannya sambil menelungkupkan kedua telapak tangannya di depan wajahnya.
"Apa yang bisa aku bantu?" tanya Ningrum begitu ramah
"Aku ingin melakukan kontrak pesugihan dengan anda Nyai," jawab seorang wanita
"Apa kau sudah tahu syarat untuk melakukan kontrak pesugihan denganku?," tanya Ningrum lagi
Wanita itu mengangguk. Ia kemudian memberikan foto seorang anak SMA kepadanya.
"Daripada ia selalu mendatangkan masalah bagi keluarga kami, lebih baik dia mati untuk membahagiakan keluarga nya," jawab wanita itu.
Ningrum tersenyum melihat photo seorang pemuda tampan di tangannya, "Bagaimana kau bisa menumbalkan putramu yang begitu tampan, apa kau tidak menyesal nantinya?"
"Semuanya sudah ku pikirkan masak-masak Nyai. Sudah bertahun-tahun kami hidup dalam kekurangan. Tanpa suami dan harus bekerja keras menghidupi 5 anak yang semuanya sekolah. Dia adalah anak pertama kami. Jika keempat anak ku yang lainnya mau membantu pekerjaan rumah ku ataupun saat aku sedang mencari nafkah. Tapi dia selalu mendatangkan masalah buat keluarga kami. Berkali-kali aku harus ke sekolah karena kenalannya, belum lagi aku juga kerap di panggil pihak kepolisian karena ia sering terlibat tawuran pelajar. Daripada aku stress menghadapinya lebih baik dia aku jadikan tumbal pesugihan saja," jawab wanita itu
"Ok, deal!"
Ningrum kemudian mengambil sebuah surat kontrak pesugihan dan memberikannya kepada wanita itu.
"Silakan kau baca baik-baik kontrakannya kemudian tanda tangani," jawab Ningrum
"Lalu kapan aku akan mendapatkan uangnya?" tanya wanita itu
"Lihat saja di tempat kau menyimpan beras," jawab Ningrum
Wanita itu segera berpamitan setelah menandatangani kontraknya.
Sementara itu Ningrum bersiap-siap untuk menjemput tumbalnya di sebuah sekolah SMA.
Seperti biasa, Ningrum sengaja berdandan ala putri raja saat hendak menjemput tumbalnya.
"Nyai, apa dandanan anda tidak berlebihan hari ini?" tanya Slamet
"Memangnya kenapa, ini adalah dandanan putri kerajaan Majapahit jadi jangan mengkritik ku," tegas Ningrum
"Tapi jaman sudah berubah Nyai, kau malah kelihatan norak bila berdandan menor seperti ini. Bagaimana jika Nyai berdandan ala Korea saja, pasti Nyai akan terlihat jauh lebih cantik dan elegan?"
Seketika Ningrum langsung menjentikkan jarinya membuat sebuah benda melayang menghantam mulut Slamet.
*Plookk!!
"Aduh, mulutku!" seru lelaki itu memegangi mulutnya
"Makanya punya mulut itu di jaga. Bagaimanapun aku adalah wanita paling cantik di dunia ini. Apapun yang aku pakai tidak akan pernah mengurangi kecantikan ku jadi stop memberikan saran konyol kepada ku!" hardik Ningrum
Hanya dengan menjentikkan jarinya Ningrum sudah tiba di SMA PUTRA BANGSA.
Seorang satpam seketika terpukau melihat kecantikan wajah Ningrum yang melintas di depannya.
"Ada yang bisa saya bantu Mbak?" tanyanya dengan ramah
"Apa di sekolah ini ada siswa yang bernama Denis Arista?"
"Oh Denis, ada mbak. Apa mau saya panggilkan anaknya?"
"Tidak perlu, cukup beritahu dimana kelasnya saja," jawab Ningrum
"Apa dia mencuri dompet mbaknya, atau Denis sudah membuat masalah dengan anda?" tanya sekuriti itu lagi
"Sepertinya itu bukan urusan anda," jawab Ningrum kemudian berlalu pergi
"Denis kelas XI IPS, kelasnya ada dilantai 3 yang paling ujung!" seru pria itu kemudian menoleh kearah Ningrum.
"Lah kemana perginya si Neng cantik, belum sempat kenalan kok sudah ngilang aja, gak bilang makasih lagi. Duh... cantik-cantik kok miskin etika!" gerutu sang petugas keamanan
*Tak, tak, tak!!
Semua mata tertuju kearah wanita yang berjalan mendekati tangga.
Angin berhembus mengibaskan rambut Ningrum yang panjang membuat wanita itu terlihat semakin mempesona. Tentu saja para siswa yang melihatnya seketika terpukau dengan kecantikannya. Bukan hanya kaum adam yang terkesiap dengan pesona kecantikan Ningrum, namun juga para kaum hawa tampak mengagumi keindahan tubuh dan kecantikan wanita itu.
"Andai saja ada murid sekolah ini yang secantik dia pasti aku tidak akan bolos lagi!" seru salah seorang siswa
Ningrum menghentikan langkahnya saat ia mendengar sesuatu bergerak cepat kearahnya. Saat ia mendongakkan wajahnya, Netranya membelalak melihat sosok Sanjaya yang terjatuh dari atas balkon lantai tiga.
"Kang Mas Sanjaya?" seru Ningrum dengan mata membelalak
Ia benar-benar tak mengira akan bertemu dengan sosok Raden Mas Sanjaya di sekolah tersebut
"Tolong aku Nyimas!" seru pria itu menatapnya sendu
Melihat pria yang dicintainya dalam bahaya membuat Ningrum seketika melompat dan menangkap tubuh Ringgo yang sekilas mirip dengan Raden Sanjaya.
*Grep!
Ningrum menatap sendu wajah Ringgo yang dipenuhi luka lebam.
"Bagaimana bisa kau terluka seperti ini, siapa yang melakukannya Kang Mas?" ucapnya Gusar
Sementara itu Denis yang melihat kejadian itu tampak marah.
"Ah sial, siapa lagi yang mau jadi pahlawan kesiangan. Aku harus membungkam mulut mereka berdua agar tidak mengadu kepada guru!" seru Denis
Ia segera berlari menuruni tangga diikuti oleh anak buahnya.
"Oi wanita tua, jangan sok pahlawan lo ya!" seru Denis menghampiri keduanya.
Ningrum tersenyum menatap Denis.
Jadi dia pemuda yang di tumbalkan untukku, sepertinya keputusan ibunya sangat tepat untuk menjadikan ia tumbal. Begundal sepertinya memang pantas mati!
Tiba-tiba langit menjadi gelap dan awan hitam mulai menutupi langit yang tampak biru.
Denis mengambil sebuah batu dan berjalan mendekatinya.
"Awas saja kalau kau berani mengadu kepada guru apalagi kepada kepala sekolah. Aku tidak segan-segan akan merontokkan gigimu dengan batu ini!" ancam Denis
"Lakukan saja anak muda, lakukan saja apa yang kau ingin lakukan sebelum aku menghisap seluruh darahmu!" sahut Ningrum membuat Denis tertawa terbahak-bahak
"Menghisap darah ku memangnya kamu ini vampir apa. Dasar wanita gila, pantas saja kau menolong si bab* itu, ternyata kau sama saja dengannya!"
"Sepertinya aku sudah tidak tahan lagi dengan sikap arogan bocah ini," ucap Ningrum yang muak dengan sikap Denis
Saat ia hendak menjentikkan jarinya tiba-tiba, terjadi gerhana matahari yang membuat suasana menjadi gelap.
Saat itulah Denis menghantamkan batu yang dibawanya kearah Ningrum. Namun Ringgo justru memeluk wanita itu hingga darah segar memercik dari kepalanya.
Ningrum melotot kaget saat darah segar membasahi wajahnya cantiknya.
*Tring!
Seketika matahari kembali bersinar saat wanita itu ambruk bersama dengan Denis.
"Apa yang kau lakukan??" ucap Ningrum saat melihat Ringgo tak sadarkan diri dalam pelukannya.
Denis mengambil kembali batu yang terjatuh dan menghampiri Ningrum.
"Sekarang giliran mu!" seru Denis melemparkan batu itu kearahnya
Ningrum berusaha menjentikkan jarinya namun entah kenapa kekuatannya tidak muncul dan seolah menghilang.
"Apa yang terjadi, kenapa jadi begini!" serunya panik
*Buughhh!!
Seketika Ningrum jatuh ke lantai bersimbah darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
kagome
biarin aja met met
yg penting nyai seneng 😜
2024-02-16
0
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ⏤͟͟͞Rᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣ🔵W⃠🦈
naaaah lhoooo kekuatan Ningrum mendadak hilang deeeeh
2023-12-08
0
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ⏤͟͟͞Rᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣ🔵W⃠🦈
giliran mau kemana seeh Nis....
2023-12-08
0