Malam telah berganti pagi, seperti biasa Nolan akan bangun pagi sekali untuk membuat sarapan dan bekal untuk si kembar pergi ke sekolah. Jika biasanya Ceena akan turun ketika anak-anak sudah berada di meja makan. Tapi pagi ini, Nolan dikejutkan dengan kesayangan Ceena yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya tengah menyiapkan beberapa masakan yang sudah di siapkan oleh Nolan dan menata di meja makan.
Nolan terdiam sejenak, berpikir apakah matahari terbit dari barat sehingga Ceena mau membantu dirinya di dapur. Bolehkah jika Nolan berharap lebih dan menganggap jika Ceena sudah mau menerima dirinya setelah pembicaraan semalam. Sayangnya semua itu hanya angan belaka karena Ceena tetaplah Ceena, istri yang menganggapnya musuh.
" Jangan hanya melamun di sana. Bukankah kau harus ke resto lebih awal karena ada pesanan. Cepat selesaikan semua ini!! " Ucap Ceena ketus sekali.
" Ah.. Ya.. Maaf.. " Ingin rasanya Nolan menangis saat ini. Harapan yang dia lambungkan setinggi langit, harus terjun bebas menghantam tanah seketika itu juga.
Nolan kembali melanjutkan acara masak memasak. Jika melihat jam, beberapa menit lagi pasti si kembar turun. Didikan Ceena dan mendiang suaminya memang sangat hebat, terbukti si kembar sangat mandiri sejak mereka mulai memahami cara membaca dan menulis. Gen yang bagus memang tidak pernah mengecewakan.
Saat memasak, Tiba-tiba percakapan antara Nolan dan bibi Loren terlintas dalam pikiran Nolan. Rasa penasaran yang sempat terlupakan karena beberapa hal semalam, kembali teringat. Nolan memberanikan diri bertanya pada Ceena meski dia tahu pasti jawaban Ceena akan melukai hatinya.
" Ceena.. Maaf jika aku bertanya tentang ini. Bukan bermaksud untuk mengingatkan mu dengan hal yang buruk hanya saja aku penasaran. " Ujar Nolan memulai pembicaraan.
" Ada apa? " Tanya Ceena acuh.
" Apa... Kau tahu jika Galen pernah menulis semacam wasiat begitu? Apa Galen pernah bercerita tentang wasiat pada mu? " Tanya Nolan sedikit ragu.
" Tidak pernah. Kenapa bertanya seperti itu? Kau berharap mendapatkan wasiat dari mendiang suami ku? " Sengit Ceena balik bertanya.
" Bukan.. Bukan seperti itu.. Hanya saja, bibi Loren semalam.... " Nolan pun menceritakan tentang perbincangannya dengan bibi Loren semalam.
Sepanjang Nolan bercerita, Ceena sama sekali tidak memotong dan terkesan mendengarkan dengan seksama. Pertama kalinya Ceena mau mendengar ucapan Nolan karena biasanya Ceena akan memilih pergi begitu saja alias malas mendengarkan apapun yang Nolan katakan.
Tidak hanya Nolan, Ceena pun juga penawaran dengan apa yang tadi sempat dibicarakan oleh Nolan mengenai surat wasiat Galen. Sungguh Ceena tidak pernah melihat ataupun mendengar jika mendiang suaminya itu membuat surat wasiat.
" Kenapa tidak tanya Ketos saja? Dia pasti tahu. " Saran Ceena karena memang sebelum semua mimpi buruk itu terjadi, Galen terlihat sibuk ke sana kemari bersama Ketos.
" Dia juga tidak tahu. Kalau pun dia tahu, pasti JN tidak akan sampai dikuasai orang-orang serakah itu. " Ceena membenarkan ucapan Nolan.
Pembicaraan tentang masalah surat wasiat harus diakhiri saat Nolan dan Ceena melihat si kembar keluar dari kamar mereka. Keduanya kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing tanpa terlihat pembicaraan apapun lagi. Sarapan pun berlangsung dengan tenang dan damai. Si kembar jadi merasa sedikit canggung karena kedua orang dewasa ini terlihat sedikit mirip dengan pasangan suami istri pada umumnya.
Senang, tentu saja si kembar senang. Hanya saja mereka berdua belum terbiasa melihat kedua orang dewasa yang berstatus mama dan daddy tiri mereka itu terlihat akur. Biasanya setiap pagi selalu saja ada cek cok masalah yang entah selalu saja ada. Mungkin memang keduanya perlu ada pembicaraan dari hati ke hati agar hubungan mereka semakin membaik.
" Kalian berangkat dengan mama ya.. Maaf, daddy tidak bisa mengantar karena ada pesanan di restoran kita jadi daddy sedikit sibuk. " Ada gurat kecewa di wajah Nolan karena harus melewatkan kebiasaan menyenangkan mereka.
" It's okay dad.. Kebetulan kami hari ini pulang lebih awal. Jadi kami bisa membantu di resto. " Nolan mengangguk.
Si kembar berpamitan sekali lagi pada Nolan, sedangkan Ceena justru melenggang pergi begitu saja masuk ke dalam mobil. Padahal tadi Nolan sudah berharap ada adegan romantis dimana Ceena akan berpamitan dengannya. Lagi dan lagi, Nolan harus dikecewakan oleh kenyataan.
Si kembar yang melihat wajah kecewa daddy mereka karena di abaikan oleh mama mereka, terkekeh sambil menggelengkan kepala mereka. Urusan orang dewasa memang rumit, hal yang mudah jadi sulit begitu pun sebaliknya.
" Ma.. Kenapa mama selalu bersikap ketus dengan daddy? Padahal seingat kami dulu, mama selalu baik dengan daddy? " Tanya Fayre memancing.
" Waktu bisa mengubah semuanya sayang. Hal itu juga berlaku pada interaksi manusia. " Jawab Ceena sedikit ambigu.
" Berarti suatu hari nanti, mama juga bisa bersikap lebih baik lagi pada daddy kan. Waktu bisa mengubah semuanya, bukan begitu, ma? " Ceena terdiam. Putranya memang pandai sekali memutar balikan ucapan lawan bicaranya sehingga berdebat dengan Griffin hanya akan berujung diam seribu bahasa.
" Tidak mudah.. Hanya itu yang bisa mama katakan. Dan tolong jangan bahas dia karena mama tidak ingin mood mama jadi buruk di pagi ini. " Si kembar mengangguk.
Jarak antara rumah mereka dengan sekolah elite tempat si kembar menempuh pendidikan memang tidak terlalu jauh. Setengah jam saja mereka sudah sampai. Mobil dikendarai Ceena berhenti tak jauh dari gerbang sekolah. Namun ada yang aneh disini, tatapan semua mata orang yang mengantar nampak tertuju ke arah mobil yang Ceena kendarai.
Tak mau ambil pusing, Ceena keluar dari mobil dan membantu si kembar untuk turun dan membawa barang bawaan mereka ke sekolah. Saat Ceena berbalik melihat sekitar, tatapan kecewa terpancar jelas di wajah semua orang yang sejak tadi memperhatikan mobil yang Ceena kendarai sejak berhenti tadi. Lebih tepatnya yang memperhatikan adalah para wanita-wanita.
Alis Ceena terangkat sebelah, merasa aneh dengan suasana yang terjadi di sekitarnya itu. Apalagi si kembar terkekeh pelan melihat bagaimana wajah para wanita itu kecewa dan wajah mama mereka yang seperti orang bodoh itu. Fayre bahkan sampai terbahak karena tidak tahan melihat semua itu.
" Mereka pasti kecewa karena bukan daddy yang mengantar kami, ma.. Biasanya mereka akan langsung memperhatikan mobil yang daddy kendarai dan begitu daddy keluar, mereka akan mencari perhatian pada daddy. Sekedar menyapa dan berbasa basi saja. " Terang Fayre menjelaskan.
" Hm.. Bahkan ada yang pernah terang-terangan mengatakan jika daddy pria tampan yang terlihat hot di usianya yang masih muda. " Griffin menambahkan.
" Pria tampan? Hot? Masih muda?? Apa mata mereka semua buta? Usia daddy kalian saja sudah hampir kepala empat, muda dari mana. " Ceena mengomel.
" Tapi kan memang daddy terlihat muda, ma.. Bahkan ada ayah dari teman kami saja usianya di bawah daddy tapi wajahnya terlihat tua. " Fayre memanas-manasi mamanya yang terlihat tidak suka ada wanita yang memuji dan mengagumi daddy mereka.
" Ck.. Dasar pria tidak sadar umur, sudah tahu masih saja tebar pesona. Awas saja. " Gumam Ceena pelan agar tidak didengar si kembar.
" Kalian buruan masuk. Sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup. Ingat selalu pesan mama jangan membuat onar.. " Si kembar mengangguk.
" Tenang saja, ma.. Daddy kemarin sempat berkata pada kami, mengalah bukan berarti kalah, tapi mundur untuk mengatur strategi agar bisa membalas dengan cara yang epic. " Ceena terperangah. Tidak menyangka Nolan bisa berubah seperti itu.
Si kembar sudah masuk ke dalam sekolah, bahkan gerbang sudah di tutup oleh security sekolah, tapi Ceena masih berdiri di samping mobilnya memikirkan ucapan Griffin tentang nasehat Nolan. Ceena selama ini berpikir Nolan yang sejak dulu polos dan dimanja oleh mommy nya pastilah tidak akan bisa mendidik seorang anak. Tapi nyatanya pria itu mampu.
Sudut bibir Ceena sedikit melengkung, merasa bersyukur kalau anak manja itu bisa menjadi guru terbaik untuk anak-anak nya. Semoga saja, Nolan tidak akan bersikap manja seperti dulu ketika semuanya masih berjalan dengan normal. Dan dia masih menjadi kesayangan dari anggota keluarganya.
" Ck.. Aku baru tahu kalau dimanja itu bisa juga mencari perhatian para wanita. Dasar tidak tahu malu. " Tiba-tiba Ceena kembali kendal mengingat hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
💐Nie Surtian💐
Makasih up'y kak... Sehat n semangat selalu...terutama buat up... 😁
2023-12-07
1