Sudah tiga jam lebih Nolan memutari kota, pergi ke tempat yang memang pernah dikunjungi oleh Ceena. Bahkan saking frustasinya, Nolan pergi ke mall, pergi ke bioskop, paling parah melintas di depan pemakaman, karena siapa tahu saja Ceena berada di sana. Sejak dulu, memang cuma Ceena yang paling mampu membuat Nolan kelimpungan. Seperti sekarang ini, dirinya mendadak menjadi calon penghuni rumah sakit jiwa.
Mencari jarum dalam tumpukan jerami, adalah pepatah yang paling cocok menggambarkan situasi Nolan saat ini. Diantara ratusan, bahkan ribuan orang yang sudah dia temui sejak tadi keluar dari rumah, tidak ada satupun yang merupakan Ceena di sana. Keadaan ini mengingatkannya dengan kejadian dua tahun yang lalu, saat dirinya memaksa Ceena untuk menikah dengannya. Ceena juga menghilang selama dua hari dan baru ketemu setelah Clovis dan bibi Loren ikut turun tangan mencari.
" Oh tidak.. Jangan sampai hal itu terulang kembali. Aku harus menemukannya, harus aku temukan. Ya, dia memang harus aku temukan dan aku akan membawanya pulang. " Gumam Nolan mulai kehilangan akal.
Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Nolan yakin si kembar sudah tidur tapi dia belum juga menemukan kendaraan dari Ceena. Kemana wanita yang berstatus kan istri di atas kertasnya itu. Rasanya Nolan ingin menyerah dan pulang saja ke rumah, melanjutkan pencairan besok pagi. Tapi membayangkan wajah sedih si kembar ketika tahu dia pulang sendiri sungguh Nolan tidak sanggup.
Lelah, lapar, mengantuk, jika diteruskan bisa-bisa bukannya menemukan keberadaan Ceena tapi justru malah menemukan malaikat maut. Nolan pun memutuskan untuk berhenti sejenak di kedai kopi yang buka dua puluh empat jam. Dia butuh caffein dan sedikit karbohidrat untuk mengganjal perutnya. Dan saat itulah, tanpa sengaja dia melihat Ceena tengah duduk di bangku sebuah taman tak jauh dari tempatnya berada saat ini.
" Itu Ceena kan?? Atau penglihatan ku bermasalah karena mengantuk? " Gumam Nolan masih berusaha memfokuskan penglihatannya untuk memastikan benar tidak itu Ceena.
" Oh God.. Betapa bodohnya aku? Ck, aku harus ke sana sekarang jika tidak ingin dia melarikan diri lagi. " Nolan merutuki kebodohannya yang justru melihat dari kejauhan dan bukan malah mendatangi Ceena.
Helaan nafas penuh syukur keluar dari mulut Nolan saat tahu benar yang dia lihat adalah Ceena. Tapi dirinya juga langsung berubah menjadi sedih dan menyalahkan dirinya sendiri ketika melihat mata sembab milik istrinya. Mata indah berwarna coklat gelap itu, terlihat bengkak. Bisa dipastikan Ceena menangis tidak untuk satu atau dua menit saja.
Memberanikan diri mendekat, Nolan mengambil duduk di samping Ceena. Tangan kanannya terulur memberikan cup coffee yang tadi sengaja dia beli dua memang karena satunya lagi untuk Ceena. Bukannya menerima ukuran coffee dari Nolan, Ceena justru hendak pergi dari sana. Beruntung refleks Nolan yang memang sudah terlatih berhasil menggenggam pergelangan Ceena, agar tidak kabur lagi.
" Ada yang ingin aku sampaikan. Tolong dengarkan terlebih dahulu, setelahnya baru kau memutuskan apakah aku patut mendapatkan amarah mu atau tidak. Kau, adalah seseorang yang rasional Ceena dan aku tahu kau tidak berubah sejak dulu maupun sekarang. " Ucap Nolan yang sukses membuat Ceena kembali menyamankan duduknya, meski sekarang mereka duduk satu di ujung kanan dan satunya diujung kiri.
" Waktu mu lima belas menit, Nolan.. Jika ternyata yang aku dengar adalah ucapan tidak berguna, aku pastikan aku akan membuat kau menyesal. " Kecam Ceena tak peduli perasaan apa yang dirasakan Nolan sekarang.
Tak ingin membuang waktu, Nolan pun langsung mengutarakan apa yang memang selama ini dia tutupi. Bukan tidak ingin jujur, tapi menurut Nolan tidak ada gunanya Ceena tahu karena bisa saja jika saat itu Ceena tahu maka dia akan terluka dan mengambil tindakan ekstrem seperti bunuh diri. Karena itu Nolan diam, dan menerima semua kebencian dari Ceena.
" Ketos datang satu bulan setelah malam itu. Dia membawa berkas yang berisikan identitas palsu untuk kita agar kita bisa tenang dalam masa pelarian ini. Tapi, Ketos tidak hanya membawa berkas-berkas itu. Dia juga membawa.... " Nolan menghentikan ucapannya, menatap Ceena sebentar.
Nolan ragu, takut jika Ceena akan terluka tapi jika tidak dikatakan sekarang maka Ceena pasti tidak akan mau diajak pulang. Nolan sekarang baru sadar kalau bukan hanya wanita saja yang bisa galau, seorang pria pun juga bisa.
" Ketos membawa surat dari Galen yang diperuntukan untuk ku. Dalam surat itu, Galen dengan jelas mengatakan agar aku menikahi mu dan menjaga si kembar menggantikan dirinya. Galen bilang itu adalah permintaan terakhirnya dan juga perintah terakhirnya sebagai kepala keluarga. Awalnya aku menolak, karena aku tahu kau akan membenci ku jika aku melakukan apa yang Galen inginkan, tapi... " Nolan kembali tidak melanjutkan ucapannya. Ceena menangis, dan itu yang membuat Nolan terdiam.
Ingin memeluk dan menenangkan, tapi Nolan takut jika Ceena semakin marah dan pergi meninggalkannya. Apakah dia kejam ketika melihat seseorang yang dia anggap penting dalam hidupnya menangis, tapi dia justru diam saja. Andai saja Nolan memiliki keberanian untuk mengambil langkah maju ke depan, meski rintangannya adalah Ceena sendiri.
" Apa yang membuat mu melakukan seperti apa yang Galen inginkan? Bukankah kau membuang masa hidup mu dengan sia-sia? " Akhirnya Ceena membuka mulutnya.
" Karena aku tidak ingin kau dianggap wanita murahan karena tinggal dengan pria yang bukan suami mu. " Jawab Nolan jujur.
" Lagi, selain kau ipar ku, si kembar juga keponakan ku kalau kau lupa. Aku juga sudah berjanji pada Galen untuk menjaga kalian. " Nolan tersenyum.
Ceena tahu dengan betul pengaruh suaminya pada semua anggota keluarga terutama saudara kembarnya. Tidak akan ada yang berani membantah ucapan Galen, apapun itu. Galen memiliki posisi penting di hati anggota keluarganya. Dan jelas kepergian Galen untuk selama-lamanya telah meninggalkan luka yang dalam untuk semua orang, termasuk pria yang duduk di samping Ceena ini.
Hanya memikirkan dirinya dan kekecewaannya pada takdir yang telah mengambil pria yang sangat dia cintai. Ceena telah melupakan hal yang penting, jika bukan hanya dia yang kehilangan, tapi juga anggota keluarga mereka terlebih saudara kembar Galen sendiri. Meski telah sadar, Ceena menolak untuk mengakui hal itu. Gengsi terlalu besar untuk mengatakan jika dirinya bersalah karena bersikap egois selama ini.
************
Hampir pukul dua belas malam, Ceena dan Nolan tiba di rumah kecil mereka. Bibi Loren tengah duduk di ruang tamu dengan mata terpejam. Ceena yang melihat itu jadi merasa tidak enak karena telah merepotkan wanita yang merupakan salah satu orang kepercayaan dari mendiang suaminya itu.
" Kalian sudah kembali, tuan dan nyonya. " Nolan mengangguk.
" Mereka sudah tidur sejak pukul sembilan malam, tentunya setelah semua tugas sekolah mereka selesai. Dan jika tidak ada yang diperlukan lagi, saya pulang terlebih dahulu. " Lapor bibi Loren sekaligus berpamitan.
" Aku antar, bi.. " Nolan bersiap untuk kembali keluar. Awalnya bibi Loren menolak, tapi saat Ceena mengatakan jika tidak baik malam hari berjalan sendiri, Bibi Loren pun setuju diantar oleh tuan mudanya.
" Saya rasa anda lupa siapa saya, tuan. Sampai Anda repot-repot mengantar saya pulang. " Bibi Loren menyindir halus.
" Hahahahaha.. Melihat tampilan mu seperti ini, tentu saja aku akan lupa siapa kau. " Bibi Loren mendengus. Dirinya memang menyamar sebagai seorang wanita tua selama pelarian.
" Apa ada kabar, bi? " Tanya Nolan. Dia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada keluarganya setelah peristiwa itu.
" Dari yang saya dengar, JN sudah berada di bawah kekuasaan mereka. Hanya tuan ketiga yang tinggal di Italia, tapi beliau berada di Roma. Beruntung perusahaan di Roma masih atas nama Cassano sehingga semuanya aman. " Nolan mengangguk paham.
" Tuan kedua berada di Asia, bekerja sama dengan salah seorang teman tuan pertama dan menghimpun kekuatan di sana. Dan jangan khawatir kan tuan dan nyonya besar. Mereka bersama dengan tuan Gilbert dan istrinya berada di Ice Island." Lapor bibi Loren.
Nolan bisa bernafas lega saat tahu jika semua anggota keluarganya baik-baik saja. Sempat terpecah belah dua tahun lamanya dan lost contact, sekarang mereka satu per satu menunjukan keberadaan mereka. Nolan sendiri tidak khawatir dengan kondisi Geya karena dia telah dilindungi oleh suami dan seorang pria yang merupakan pengagum rahasianya. Kabar tentang Geya adalah yang pertama kali dia dengar.
" Setelah selesai, kita akan kembali mengambil JN. Semua itu dibangun daddy dari nol, sudah sepatutnya kita mengambil semuanya. " Ucap Nolan dengan rahang yang mengeras.
" Tuan.. Ada satu hal yang perlu saya katakan. Awalnya ini hanya desas desus saja tapi setelah tuan Lu mencari tahu, semua ini memang benar adanya. " Bibi Loren melihat ke kanan dan ke kiri sebentar. Takut jika ada yang menguping.
" Apa, bi? " Nolan begitu penasaran.
" JN selamanya tidak akan bisa mereka miliki, saat ini memang mereka mengambil alih tapi tidak dengan memiliki. Tuan pertama telah meninggalkan sebuah surat wasiat tentang pewaris JN dan kepemimpinan keluarga. Hanya saja surat wasiat itu ada dimana, tidak ada yang mengetahuinya. Menurut perkiraan, 80% saham JN group merupakan milik dari pewaris tuan pertama. "
Deg...
Nolan terkejut, bagaimana bisa 80% saham JN menjadi milik pewaris Galen yang misterius. Apakah itu Griffin, tapi anak itu masih terlalu kecil. Lalu siapa, siapa sebenarnya yang telah Galen tunjuk. Lalu kenapa wasiat itu disembunyikan. Apakah Galen sudah mengetahui hal ini akan terjadi karena membuat antisipasi seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
💐Nie Surtian💐
Semoga bisa diusahakan up satu bab lagi... 😁😁😁
2023-12-06
1