Sarapan pagi ini berlangsung layaknya sarapan di pagi hari sebelum-sebelumnya. Hanya ada interaksi antara si kembar dengan mama dan daddy mereka, tapi untuk kedua orang dewasa itu, keduanya sama sekali tidak ada pembicaraan apapun. Memang sudah seperti itu, kalaupun ada pembahasan yang mereka bicarakan pastinya hanya tentang pendidikan si kembar. Selebihnya, mereka berdua akan bersikap seolah mereka tidak saling kenal.
Griffin dan Fayre tahu ada sebuah kejanggalan dalam hubungan kedua orang dewasa itu. Saat usia mereka lima tahun, peristiwa naas di malam kelam itu membuat mereka kehilangan papa mereka. Setelahnya, paman mereka lah yang menggantikan posisi papa mereka. Sejak pernikahan itu, Ceena selalu menekankan pada kedua anaknya jika pria yang di panggil daddy itu adalah paman mereka, bukan papa kandung.
Bahkan diawal pernikahan Ceena dan Nolan, dengan terang-terangan Ceena melarang kedua buah hatinya memanggil Nolan dengan sebutan daddy. Menurut Ceena itu tidak pantas dan lagi posisi papa mereka sampai kapan pun tidak akan pernah tergantikan. Hingga baru beberapa bulan belakangan ini, Ceena nampak biasa saja ketika si kembar memanggil Nolan dengan sebutan daddy, entah apa alasan dibalik diamnya Ceena.
" Kita berangkat sekarang.. Oke! " Nolan segera membantu kedua anak sambungnya itu untuk bersiap pergi ke sekolah. Seperti biasa dia yang akan mengantar dan Ceena akan pergi ke restoran kecil milik mereka guna melihat persiapan di resto kecil itu.
Sedikit informasi, untuk memenuhi semua kebutuhan mereka selama masa pelarian ini, Nolan membuka sebuah restoran kecil bernama REGN. Sebuah restoran yang menjual makanan dan minuman yang familiar untuk kalangan muda dan tua. Lumayan ramai karena letaknya cukup strategis karena dekat dengan perkantoran dan sebuah universitas.
" Hari ini akan ada barang datang, tolong bantu awasi pengecekannya ya. " Ujar Nolan pada Ceena yang hanya mendapat lirikan saja. Istri Nolan ini masih enggan bicara.
" Kami berangkat. " Ceena mengabaikan Nolan tapi tetap menyapa kedua anaknya dan memberikan kecupan di kening kedua buah hatinya itu.
" Belajar yang rajin, dan selalu ingat untuk tidak membuat masalah di sekolah. Kalian mengerti? " Pesan Ceena yang selalu setiap pagi akan disampaikan pada kedua buah harinya.
" Kami mengerti, ma.. Kami berangkat dulu, mama hati-hati pergi ke resto. " Ceena mengangguk.
Di dalam mobil yang disupiri Nolan, si kembar nampak tengah bercerita tentang banyak hal pada Nolan. Tentang teman mereka, guru mereka, lingkungan sekolah mereka, dan juga tentang salah seorang teman mereka yang suka sekali para Fayre. Nolan selalu senang mendengar si kembar bercerita tentang apapun itu. Dia akan menjadi pendengar setia.
Disaat seperti inilah, Nolan merasa benar-benar dianggap sebagai daddy si kembar. Karena jika ada Ceena di tengah mereka, si kembar akan berubah menjadi pendiam, takut untuk mengajak Nolan bicara karena Ceena pasti akan marah. Jadi, mengantar jemput si kembar memang sengaja Nolan pinta dari Ceena agar momen seperti ini biasa sering dia rasakan.
" Fayre cantik, itulah kenapa banyak anak laki-laki suka padanya. " Ujar Nolan memberi tanggapan.
" Tentu saja.. Mama saja cantik, bagaimana bisa Fayre jelek, daddy. " Nolan terkekeh. Putri mendiang kakak kembarnya itu narsis sekali, entah menurun dari siapa.
" Ya.. Mama kalian cantik, bahkan sangat cantik. " Puji Nolan dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.
" Are you okay, dad? Maksud ku tentang bagaimana mama memperlakukan daddy? " Tanya Griffin.
Nolan menghela nafas, Griffin adalah tipe anak yang sangat peka dan untuk anak usia tujuh tahun, cara berpikirnya sudah jauh dari anak seusianya. Fayre juga begitu, tapi karena Fayre itu manja sehingga menutupi keistimewaan nya itu.
" Baik.. Tentu saja daddy baik. Jangan khawatir, mama hanya sedang marah atas keadaan yang sangat tiba-tiba dan mungkin daddy adalah tempatnya untuk melampiaskan semua emosinya. " Terang Nolan.
" Kalian masih kecil, jadi jangan memikirkan sesuatu yang seharusnya dipikirkan oleh orang dewasa. Fokus kalian adalah belajar dan membanggakan kami orang tua kalian. " Nolan melanjutkan. Tangannya terulur untuk mengusap puncak kepala si kembar, karena bertepatan dengan mobil mereka yang sudah sampai di depan sekolah si kembar.
Sebuah sekolah elite, dimana hanya orang-orang yang berkantong tebal juga orang yang memiliki latar belakang tidak biasa yang bisa sekolah di sekolah elite ini. Meski ekonomi keluarga Nolan dan Ceena bisa dikatakan jauh dari semua itu, tapi si kembar bisa masuk sekolah ini melalui jalur prestasi dan mereka mendapatkan beasiswa penuh.
Nolan dan Ceena bukan tidak mampu menyekolahkan mereka di tempat ini, bahkan membeli sekolah ini saja mereka bisa. Sayangnya karena peristiwa dua tahun lalu, membuat mereka harus menyembunyikan jati diri dan semua aset mereka dibekukan sementara waktu. Jadilah mereka hanya bisa mengandalkan kemampuan mereka untuk bertahan hidup.
Tidak lama, itulah janji saudara Nolan yang saat ini masih berusaha memulihkan kondisi keluarga mereka di negara asalnya sana. Nolan pun tidak pernah menuntut karena dia tahu, merombak semua hal tidaklah mudah. Kursi kepemimpinan keluarga juga belum diputuskan siapa yang akan menggantikan mendiang papa si kembar. Jadi yang bisa Nolan lakukan saat ini adalah memenuhi misinya untuk menjadi Ceena dan si kembar.
" Ingat pesan mama kalian. Dan jangan terlalu menonjolkan kemampuan kalian, hindari keramaian dan pusat perhatian. Kalian berdua paham kan. " Si kembar kompak mengangguk.
" Siap, capt.. " Nolan terkekeh. Sungguh suatu anugrah baginya karena dipilih oleh mendiang saudara kembarnya untuk merawat kedua anak super jenius itu. Tentang ibu kedua anak itu, entahlah, Nolan sendiri tidak lagi tahu harus berbuat seperti apa.
********
Jika dipikirkan apakah semua ini mudah bagi Ceena, tentu saja jawabannya adalah tidak. Ditinggal pergi selamanya oleh sang suami, yang merupakan satu-satunya pria di dalam hidupnya tentu bukanlah sebuah hal mudah. Belum lagi sekarang ini dia dipaksa untuk menikah dengan saudara kembar dari suaminya sendiri dengan alasan untuk dirinya dan kedua buah hatinya. Tidakkah takdir seolah tengah mempermainkannya.
Ceena sadar bukan salah Nolan hingga suaminya meninggal dua tahun lalu. Tapi karena rasa sakit dan kecewa yang amat besar membuat Ceena harus melampiaskan hal itu pada seseorang dan yang beruntung adalah Nolan. Terkadang Ceena merasa dirinya keterlaluan, seperti tadi pagi yang mana dia menyumpahi agar Nolan saja yang mati dan bukan Galen. Tapi karena rasa sakit hatinya, Ceena pun membenarkan semua perbuatan dan kata-kata yang menyakitkan itu.
Setelah membuka resto untuk para karyawan yang berjumlah tiga orang ini, Ceena yang menunggu barang stock datang seperti kata Nolan hanya duduk termenung saja di pintu belakang resto kecil mereka ini. Resto kecil yang Nolan beli dulunya dari pemilik lama yang mana dulu resto ini sudah hampir bangkrut tapi karena kepiawaian seorang Nolan yang memang rajanya restoran, akhirnya resto kecil ini mulai diperhitungkan oleh masyarakat.
" Bos.. Kenapa melamun? Itu mobil barang sudah datang.. " Tepukan dipundak Ceena membuyarkan lamunannya.
" Oh.. Lovi... Maaf, aku sedikit kehilangan fokus tadi. " Ujar Ceena menutupi apa yang dia pikirkan.
" Jangan keseringan melamun, bos.. Anda bisa cepat tua nanti. " Lovita, salah seorang pelayan yang bekerja di resto menggoda Ceena.
" Ck.. Mana ada yang seperti itu. Kalau suka marah-marah itu baru cepat tua. " Ceena menatap sengit Lovita yang hanya bisa terkekeh karena berhasil menggoda bosnya itu.
Disaat Ceena tengah fokus untuk mengecek semua barang yang akan menjadi stock untuk restoran mereka selama satu minggu ke depan. Di suatu sudut tempat yang tidak terlalu terang, Nolan berdiri menatap ke arah Ceena. Entah apa yang dia pikirkan tapi jelas dari ekspresinya saja tidak terbaca. Saking fokusnya memperhatikan keberadaan Ceena, Nolan sampai tidak sadar jika sudah ada seseorang yang berdiri di sampingnya dan ikut memandang ke arah Ceena berada.
" Bukankah sudah saatnya anda mengatakan semuanya, tuan muda keempat? Bahkan mendiang tuan muda pertama saja telah mengetahui semua ini dan apa yang terjadi saat ini juga termasuk campur tangan beliau. " Clovis bicara. Manager restoran milik Nolan, sekaligus pria yang merupakan tangan kanan Nolan.
" Aku selalu berharap, andai dia mengetahui semua itu seharusnya dia mengetahui dengan sendirinya tanpa ada yang memberi tahu. Aku takut dia semakin membenci ku jika mengetahui semua itu. " Sanggah Nolan tidak setuju dengan ide Clovis.
" Beliau serang tersesat tuan. Karena sakit hati yang mendalam serta kecewa dengan keadaan karena itu nyonya muda sampai berbuat seekstrem itu pada anda. Melimpahkan semua yang terjadi pada anda. " Clovis mendesah sedih. Merasa semua ini tidak adil untuk tuannya. Bukan tuannya yang membuat semua jadi seperti ini, karena sebenarnya tuan mudanya juga korban.
" Karena itu aku diam saja, membiarkan dia melampiaskan semuanya pada ku. Clovis, aku jauh lebih rela dia berbuat seperti ini daripada dia terpuruk dan melakukan hal tak terduga. Aku selalu takut, dia memilih pergi menyusul Galen daripada hidup di dunia ini. " Terlihat wajah Nolan berubah sendu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
💐Nie Surtian💐
gpp kak telat up~nya... dimaafkan... 😉
tetap semangat kak... 💪💪💪
2023-12-05
1