Waktu sudah menunjukan pukul empat sore, waktu dimana Nolan harus menjemput kedua anak kembar sambungnya. Tepatnya status mereka adalah Nolan yang paman mereka, tapi yah akhirnya Nolan menjadi daddy mereka karena seribu alasan yang si kembar sendiri malas untuk memikirkannya. Tidak tepat jika anak-anak ikut memikirkan masalah orang dewasa, begitu pesan daddy mereka.
Mata Nolan terbelalak saat melihat bagaimana kondisi si kembar yang sangat jauh dari kata baik. Jika saat berangkat sekolah tadi si kembar sangat rapi, maka kini justru terlihat sekarang sangat berantakan sekali. Tatanan rambut Fayre yang pagi tadi dia kepang, saat ini sudah acak-acakan mirip gembel di tepi jalan. Oh, jangan tanyakan bagaimana Griffin, karena tampilannya tidak jauh beda dengan Fayre.
Baju kedua anak itu juga basah kuyup bahkan kemeja Griffin sampai copot beberapa kancingnya. Satu kata yang bisa menjelaskan semua ini adalah Kacau. Nolan segera saja berlari mendekat pada si kembar. Fokusnya tadi hanya melihat tampilan si kembar tanpa melihat jika ada seorang wanita yang usianya mungkin sepantaran dirinya dengan pakaian glamour tengah menunjuk-nunjuk si kembar.
" Grif.. Fay.. Ada apa ini? " Nolan lekas berdiri di depan si kembar dan langsung memeluk tubuh mungil kedua anak itu. Tidak peduli jika bajunya akan ikut basah.
" Oh.. Jadi kamu orang tua dari anak tidak berpendidikan ini. Pantas saja anaknya buruk dalam perilaku, nyatanya orang tua mereka hanya sebatas orang miskin tanpa pendidikan. " Sarkas wanita berpakaian glamour tadi.
" Maaf nyonya.. Tolong jaga ucapan anda di depan anak-anak. Ucapan buruk orang tua bisa ditiru oleh anak mereka, seharusnya sebagai orang tua yang berpendidikan anda tahu mengenai hal itu. " Balas Nolan tak kalah sengit.
" Kau... Didik anak mu dengan baik. Lihat putra kecil ku yang malang, karena ulah anak kembar mu ini beberapa bagian di tubuh anak tampan ku ini terluka. " Mengikuti arah pandangan wanita glamour tadi, bisa Nolan lihat memang anak laki-laki seusia si kembar itu memang mengalami luka di beberapa bagian. Tapi jika dibandingkan dengan apa yang terjadi pada si kembar, bukankah yang seharusnya marah itu Nolan.
Nolan memijat pelipisnya yang tiba-tiba saja terasa pening. Masalah ini akan jadi besar jika dia bersikukuh untuk mengajak wanita glamour ini beradu mulut. Melihat beberapa pria berpakaian hitam berdiri berjajar rapi di belakang wanita ini, sudah jelas bisa dipastikan status wanita ini bukan orang biasa. Belum lagi bisikan dari kepala sekolah yang mengatakan jika wanita ini adalah istri dari calon walikota.
" Sebaiknya anda mengalah tuan.. Saya tahu jika sebenarnya si kembar tidak bersalah, mereka hanya membela diri karena orang tua mereka dihina. Tapi jika dilanjutkan masalah ini, bukan hanya anda yang akan terkena masalah tapi sekolah juga akan mendapatkan masalah. " Begitulah kira-kira bisikan yang terdengar di telinga Nolan.
Mengambil nafas dalam, kemudian menghembuskan dengan perlahan, Nolan langsung membungkuk sembilan puluh derajat dan langsung mengucapkan kata maaf. Bahkan Nolan juga bersedia menanggung semua pengobatan anak yang katanya menjadi ' korban ' kenakalan si kembar.
Wanita glamour bernama Mrs. Rudolfo itu tersenyum miring mengejek tingkah Nolan saat ini. Bahkan sedikitpun Mrs. Rudolfo memberikan atensi pada apa yang tengah dilakukan oleh Nolan. Lebih tepatnya mengabaikan karena memang sudah seharusnya Nolan melakukan semua itu. Lebih baik lagi kalau Nolan sampai berlutut di bawah kakinya.
" Tidak perlu membiayai pengobatan putra tampan ku. Uang mu dari menjadi koki di restoran tak berkelas itu tidak akan mampu. Yang aku butuhkan kau meminta maaf dan disaksikan oleh semua orang disini, dan itu sudah cukup. " Mrs. Rudolfo melirik sejenak Nolan yang masih membungkuk sebelum pergi meninggalkan sekolah.
Tangan Nolan terkepal begitu kuat sampai telapak tangannya berubah menjadi putih. Penghinaan yang untuk pertama kalinya dia dapatkan ini selamanya tidak akan pernah dia lupakan. Mrs. Rudolfo akan masuk ke dalam daftar hitam dan suatu hari nanti pasti Nolan akan membuat wanita sombong itu melakukan hal yang sama dengannya.
Nolan meyakinkan dirinya sendiri, bahwa dulu ketika mendiang Galen menjadi OB di perusahaan sang mommy demi sebuah misi. Pastilah dia mendapatkan lebih banyak penghinaan. Berpegangan pada itu, sedikit demi sedikit wajah mengerikan Nolan berangsur membaik. Dia langsung berbalik menghadap di kembar sambil tersenyum, seolah tidak ada yang terjadi.
" Sorry, dad.. " Ucap Griffin merasa sangat bersalah. Mereka sudah ada di mobil dan sedang dalam perjalanan pulang.
" Jangan dibahas masalah itu lagi, boy.. Tapi bantu daddy berpikir alasan apa yang akan kita gunakan saat bertemu mama kalian. " Griffin dan Fayre serempak meringis. Yah, yang paling mereka takutkan adalah kemurkaan mama mereka.
" Daddy.. Apa sungguh daddy tidak apa sampai melakukan hal tadi. Aku melihat ada beberapa orang yang merekam semua itu. " Ganti Fayre yang bicara. Jujur saja dia merasa tidak enak, apalagi apa yang harus Nolan lakukan tadi pastilah menghancurkan harga dirinya.
" Hahahaha.. Kalian mencemaskan daddy? Jika seperti itu, tolong lain kali hindari semua hal yang berpotensi membuat masalah seperti tadi, ya. Daddy tidak marah, tapi mama kalian pasti marah dan pastinya urusannya tidak akan selesai semudah tadi. " Griffin dan Fayre serempak mengangguk.
Benar saja apa yang menjadi ketakutan ketiga orang ini tadi, karena begitu memasuki rumah Ceena sudah berdiri berkacak pinggang menatap marah mereka bertiga. Oh, tidak bertiga melainkan menatap marah ke arah Nolan saja. Bisa dilihat Ceena bahkan ingin sekali menelan Nolan hidup-hidup.
Tadi, tanpa sengaja Lovita melihat di sosmed miliknya tentang apa yang terjadi di sekolah milik si kembar. Lovita langsung memperlihatkan hal itu pada Ceena yang akhirnya langsung menutup resto saat itu juga dan memilih pulang untuk menunggu ketiga orang yang membuatnya bertanduk itu.
" Griffin, Fayre.. Masuk kamar kalian dan bersihkan diri kalian. Jangan keluar kamar sampai mama memanggil kalian!! " Suara Ceena terdengar begitu menakutkan. Membuat tidak hanya si kembar, tapi Nolan pun menelan ludahnya kasar.
" Jangan terlalu keras pada mereka, Ceena.. Mereka masih..... "
" DIAMMMMM!!! " Ucapan Nolan langsung kembali dia telan begitu mendengar bentakan menggelegar dari Ceena.
" Tidak tahu malu.. Tidak bisakah kau membela mereka alih-alih melakukan perbuatan memalukan seperti tadi? Dimana harga diri mu? Kau membuat kami bertiga malu. Apa karena si kembar bukan anak kandung mu, jadi kau bersikap memalukan seperti tadi? " Ceena langsung mengeluarkan semua unek-unek nya. Tapi tidak sampai disini saja tentunya.
" Galen.. Dia tidak akan pernah membuat kami terlihat rendah dimata orang lain. Jika itu Galen, dia akan mempertaruhkan nyawanya demi melindung kami. Tapi apa yang kau lakukan? Merendahkan dirimu sendiri seperti tadi? Jika kau keberatan untuk menjaga kami maka lepaskan saja kami!! " Wajah Ceena berubah menjadi merah dengan air mata yang menghiasi nya.
Nolan lemah, jika sudah melihat Ceena menangis seperti ini Nolan akan langsung merasa teramat bersalah. Nolan ingin bergerak maju untuk memeluk tubuh wanita yang berstatus istrinya itu. Tapi Nolan jelas tadi, Ceena pasti akan mendorongnya enggan untuk melakukan kontak fisik dengannya.
" Maaf.. Aku hanya tidak ingin memperpanjang masalah dan berakhir keberadaan kita akan diketahui oleh mereka. " Suara Nolan terdengar sangat pelan dan sarat akan penyesalan.
" Selalu itu.. Selalu itu yang kau jadikan alasan untuk merendahkan diri mu sendiri. Aku membenci mu Ghadi.. Selamanya aku akan membenci mu!! " Ceena langsung pergi begitu saja tanpa peduli akan apapun lagi.
Tentu saja melihat Ceena pergi, Nolan tidak akan berdiam diri. Antara mengikuti Ceena atau menjaga si kembar di rumah, Nolan menjadi dilema saat ini. Nolan mondar mandir dengan kunci mobil miliknya yang terus dia genggam. Kelimpungan sendiri dia merasakan tingkat Ceena yang selalu bisa membuat seluruh hidupnya kehilangan arah seperti ini.
" Pergilah, dad.. Susul saja mama. Kami akan baik-baik saja di sini. Kami akan menghubungi bibi Loren untuk menemani kami. " Griffin keluar kamar dalam keadaan bersih, seperti seorang pahlawan yang menyelamatkan Nolan dari dilema berkepanjangan.
" Terima kasih.. Jaga Fayre sampai bibi Loren tiba, daddy pergi dulu. " Griffin mengangguk dengan senyum menghiasi wajahnya. Senyum inilah yang selama ini menguatkan Nolan dalam situasi apapun setelah keluarganya terpecah belah karena peristiwa malam naas itu. Senyum itu, adalah senyum milik Galen, panutan hidupnya dan juga pahlawan baginya.
" Grif.. " Fayre keluar dari persembunyian nya. Memang sejak setelah mereka selesai untuk membersihkan diri, mereka keluar dari kamar dan bersembunyi di balik tembok untuk melihat keadaan kedua orang tua mereka itu.
" Tenang saja. Daddy pasti bisa menemukan keberadaan mama.
" Sampai kapan semua akan seperti ini, Grif.. Jujur saja aku sedikit lelah. " Ucap Fayre terlihat sangat sedih saat ini. Bukan seperti ini keluarga impian mereka.
" Sampai mama mengetahui semua, dan daddy berhenti menjadi seorang pengecut untuk mengungkap semuanya. Sabar saja, tidak akan lama pastinya. " Griffin mengusap puncak kepala kakak kembarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
💐Nie Surtian💐
Ditunggu up~nya kak...
2023-12-06
1