Haru duduk di salah satu kursinya dan dengan ekspresi kebosanan ia menguap, lalu menopang dagunya dengan satu tangan lainnya melihat sosial media. Sophie dan lainnya juga ikut duduk.
"Kalian ingin pesan apa untuk makan?" tanya Sophie sambil melihat ke arah teman-temannya.
"Aku tidak lapar, aku baru saja makan beberapa saat yang lalu. Bukankah kau juga sudah makan bersamaku tadi? Aku akan berada di sini menatap ponselku." Haru berkata tanpa mengubah posisinya.
"Kalau begitu aku akan pesan nasi kari." ucap Yuuki dengan nada lembut.
"Aku pesan yang sama dengan Yuuki tapi berikan sedikit lebih cabe, aku suka yang pedas-pedas." kata Andi dengan tersenyum.
Setelah mendengar pesanan dari teman-temannya, Sophie berdiri dan beranjak untuk memesan makanan, sementara itu Andi dan Yuuki berbincang-bincang.
Beberapa saat kemudian orang yang tadi bertemu dengan Sophie dan Haru duduk di samping Haru, yang adalah tempat duduk Sophie.
"Permisi... bolehkah aku duduk di sini?" Tanya orang itu sambil menatap Haru dan lainnya.
"Kau sudah duduk di sana, baru bertanya. Aneh sekali." ucap Haru tanpa mengubah posisi duduknya. "lain kali tanya dulu sebelum duduk."
"Namaku Natsu Kaito Tanaka, aku minta maaf soal kejadian tadi. Mungkin aku terlalu berlebihan menanggapi masalah ini, aku sebenar nya tidak ingin mencari masalah." Kaito berbicara dengan nada lembut.
Untuk beberapa alasan Haru nerpikir bahwa nama mereka itu mirip jadi ia meletakkan ponselnya di dalam saku, lalu berbalik menatap Kaito.
"Haru Sakura Tanaka, senang bertemu denganmu. Karena nama belakang kita sama, mungkin kita bersaudara." Haru tersenyum dengan hangat.
Wajah Kaito berubah menjadi merah ketika bertatapan dengan Haru, dia lalu menutup wajahnya dengan salah satu tangan.
"Kau tidak apa-apa? Wajahmu kenapa? Apa kau sakit? Jika kamu mau aku bisa menemanimu ke ruang kesehatan." ucap Haru sambil menyentuh pundak Kaito.
"Sepertinya Haru tidak mengerti apa-apa ya? Mungkin kau harus banyak belajar lagi," ucap Andi dengan nada mengejek.
"Apa maksudmu itu? Sepertinya kau yang tidak mengenal aku, padahal kau adalah teman Yuuki tapi dia tidak menceritakan tentangku kepadamu. Asal kau tahu ya aku ini selalu mendapat nilai 100 di setiap mata pelajaran, baik itu akademik maupun non akademik." Haru berdiri sambil menyombongkan diri nya.
Sontak hal itu membuat Andi dan Yuuki saling menatap dan tertawa melihat Haru yang tidak mengerti apa-apa. Setelah beberapa saat Sophie datang dan melihat bahwa kursi nya telah di tempati. Sophie lalu meletakkan makanannya di atas meja dengan sambil menggerutu.
"Hey kau, kenapa kau berada di tempat dudukku?" Tanya Sophie dengan ekspresi sangat marah. "bukankah hal itu tidak sopan?"
"Sophie kau bisa duduk di sini, lagipula aku tidak makan karena aku tidak lapar." ucap Haru sambil berdiri dan meninggalkan kantin. "dan juga nama dia itu Kaito."
Karena merasa tidak ada hal yang bisa di lakukan Haru berjalan dan berniat kembali ke kelasnya, di tengah jalan ia tidak sengaja mendengar perbincangan antar murid.
"Apa kau tahu Yuuki dan Andi terlihat begitu dekat." ucap seorang gadis kepada temannya
"Kau mungkin tidak tahu ya, ku dengar mereka berpacaran." jawab seorang lain nya.
"Bukankah ini aneh, siapa yang berpacaran dengan orang yang baru di temui." kata seorang laki-laki.
Mendengar hal itu Haru terlihat biasa saja, ia lalu melanjutkan langkahnya menuju ke kelas. Karena lonceng belum berbunyi ia memutuskan untuk mempersiapkan pelajaran berikutnya. ia terlihat senang membaca buku pelajaran, apalagi matematika karena menurutnya itu adalah pelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Tak terasa lonceng berbunyi dan beberapa saat kemudian Sophie duduk di bangkunya, dan memberikan senyuman pada Haru, seperti baru saja melewati hari menyenangkan. Pelajaran berlangsung dengan sangat tenang, Haru juga terlihat menikmati pelajaran yang di berikan guru. Seperti yang di harapkan ia bisa menjawab semua pertanyaan.
Tak terasa pelajaran telah selesai, dan sudah waktunya untuk pulang. Haru mengemas buku-bukunya lalu bersiap untuk berdiri.
"Hey Haru ayo pulang bersama, siapa tahu rumah kita dekat." Sophie mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
Karena berpikir bahwa mereka akan menjadi kawan baik Haru tersenyum dan meraih tangan Sophie lalu berjalan keluar dari kelasnya, mereka memutuskan untuk mengunjungi kelas Yuuki.
Ketika mereka berada di depan kelas Yuuki, mereka melihat Yuuki dan Andi sedang berbincang-bincang serta menghiraukan keberadaan Haru dan Sophie.
Melihat itu Sophie berjalan dan menepuk pundak mereka yang membuat mereka menoleh ke belakang.
"Yo, apa kalian baru saja mengabaikan aku dan Haru?" Tanya Sophie. "kita memang baru saja bertemu, tapi bukankah kau dan Haru adalah kawan baik?"
Namun Yuuki dan Andi hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun, meninggalkan pertanyaan Sophie menggantung di udara. Haru menghampiri Sophie dan menepuk bahunya lalu menggeleng. Mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan tanpa diduga rumah mereka itu berdekatan.
Setelah menyampaikan salam mereka pun berpisah dan kembali ke rumah mereka, sampai di dalam rumah Haru melihat surat dari mamanya. ketika membaca surat itu, Haru membuka kotak yang berisi nasi goreng dan telur acak favoritnya, dengan lahap Haru memakan makanan itu.
Setelah selesai Haru meletakkan kotak itu di tempat sampah, dan pergi ke kamar dan menyelesaikan pekerjaan rumahnya yang lumayan banyak.
Sementara itu Andi dan Yuuki berdiri di depan rumah Yuuki, dan saat di panggil ternyata orang tua Yuuki sedang keluar.
"Andi kau tunggu di sini ya, aku akan mengambil beberapa hal di dalam kamar ku." ucap Yuuki yang meninggalkan Andi di depan pintu.
Tiba-tiba ada sosok di belakang Andi, dan dengan cepat memukul kepalanya dengan pemukul bisbol, seketika Andi pun jatuh pingsan.
Saat membuka mata Andi melihat sekeliling, dia mendapati dirinya berada di tempat yang tidak ia ketahui. Seseorang datang dan menyalakan lampu, Andi menatap orang tersebut namun tidak mengenali sosok itu.
Andi mencoba untuk bergerak namun ia sadar bahwa tangan serta kakinya diikat, begitu juga dengan mulutnya. Orang itu berdiri di depan Andi dengan sebuah pisau kecil di tangannya, seketika Andi merasakan ketakutan. ia mencoba melepaskan diri namun hal itu tidak membuahkan hasil, ia pun berdoa agar tidak di berikan masalah.
"Apa kau punya kata-kata terakhir untuk di sampaikan?" Tanya orang itu.
"Dia tidak bisa berbicara ingat, mulutnya di tutup." ucap seorang lagi yang duduk di pojokan ruangan.
orang itu tertawa dan memegang perutnya, karena ia lupa bahwa ia yang mengikat mulut Andi dengan tali tambang.
"Apa kita harus membuka ikatan di mulutnya? Aku ingin mendengar kata-kata makian," orang itu mendekat ke arah Andi dengan pisau mengarahkan ke tali yang mengikat mulut Andi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
IdDesiRswt
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
2024-01-24
1