Chapter 01 : Konflik dan Pertemanan

Sementara itu Sophie terlihat sangat kesal dan menunggu jawaban dari mereka, meski tidak tahu apa yang akan di katakan.

"Kami minta maaf.. kami tidak bermaksud untuk mengintip, tapi saat itu kami sedang berjalan dan secara tidak sengaja kami melewati lubang kecil di dinding tanpa di sadari kami malah.." ucap kedua orang itu sambil terbata-bata. "lagi pula tidak ada larangan seperti itu."

"Minta maaf.. kalian?.. bahkan ketika kita sedang berbicara mata kalian masih terus menatap Haru.. dan kalian juga berkata bahwa kalian tidak bermaksud melakukan nya." Sophie melihat dengan wajah serius. "tapi kalian tidak berusaha untuk berhenti mengintip.. jika kalau bukan karena ini berada di lingkungan sekolah aku akan dengan senang hati mengirimkan kalian bertemu dengan Tuhan."

Dengan perlahan-lahan Sophie mengangkat kedua orang itu dan memukul mereka sampai terpental ke pohon di belakang tembok ruang ganti, ia lalu berbalik dan mengecek keadaan Haru dengan ekspresi seperti semula, tawa dan senyum mewarnai wajahnya.

Karena khawatir Sophie bertanya keadaan Haru serta meminta maaf karena harus melihat kejadian yang tidak mengenakan.

"Haru apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka? Aku minta maaf karena kau harus melihat kejadian seperti itu, aku harap kau melupakan kedua orang mesum itu karena aku sudah mengurus mereka." Sophie sambil memegang tangan Haru dengan lembut. "kau tidak perlu khawatir karena mereka tidak akan bangun untuk beberapa saat."

Saat Haru ingin mengatakan sesuatu perutnya tiba-tiba berbunyi dan menciptakan keheningan sejenak, lalu mereka berdua mulai tertawa bersama-sama.

Untuk beberapa saat Sophie menawarkan bantuan kepada Haru di mana ia akan membantu Haru untuk mengeringkan dirinya. Setelah selesai mengganti baju, Sophie mengajak Haru ke kantin sekolah sebelum pergi ke kelas.. karena ia juga sedikit lapar.

Mereka pun berjalan menuju ke kantin sekolah dan tidak lupa membawa payung, dan dengan tawa di wajah mereka.. saat tiba di kantin mereka mencari tempat duduk yang pas. Setelah mencari Haru akhirnya menemukan sebuah bangku dan meja yang ia nilai paling bersih, ia lalu mengajak Sophie ke sana.

"Sophie, liat itu di pojokan dekat jendela, sepertinya dari semua tempat di sana yang paling bersih." Haru berkata sambil menunjukkan tempatnya.

Saat melihat tempat itu mereka memutuskan untuk duduk di sana. Sophie lalu berdiri dan berkata bahwa ia akan pergi untuk memesan makanan, karena menurutnya Haru mungkin membutuhkan istirahat. ia berjalan menuju dapur kantin di sana ia bertemu dengan kokinya. Dan dengan sopan ia meminta untuk di buatkan masakan.

"Permisi, aku mau pesan nasi goreng dengan telur omlete dan juga nasi kari pedas. terima kasih, aku akan menunggu di ruang makan." Sophie berbalik dan berniat untuk pergi.

"Aku tidak akan membuatnya karena sekarang bukan jam istirahat." koki itu berbicara sambil duduk di kursi. "ditambah lagi kalian seharusnya berada di ruang kelas tapi malah keluyuran di luar. jika aku memberitahu guru, kalian pasti akan terkena masalah."

Dengan amarah Sophie menatap koki itu, namun seketika ia teringat kata mamanya untuk tidak menyelesaikan masalah dengan jalur kekerasan. Ia lalu menutup mata sambil membayangkan betapa tenangnya air sungai yang mengalir dari puncak gunung. ia membuka mata sambil menghela nafas panjang.

"Buatkan aku nasi goreng omlete, dan nasi kari pedas. jika aku tidak mendapatkannya dalam waktu lima belas menit, aku akan membuatmu melihat bulan di siang hari.. aku harap kau mengerti." Sophie pergi meninggalkan koki itu.

Saat hendak kembali ke tempat duduknya, Sophie ingat bahwa ia belum membeli air minum. ia pun pergi menuju mesin penjual otomatis dan kembali ke tempat duduknya.

"Hey, Haru kau terlihat tidak bahagia. bagaimana jika kita bermain sambung kata sampai pesanannya datang?" kata Sophie yang ingin menghibur Haru

Namun Haru hanya diam saja tanpa mengatakan hal itu, yang sepertinya ia masih merajuk karena lapar. Sophie merasa reaksi Haru itu wajar karena jika seseorang sedang lapar mereka akan menjadi rese. Sepuluh menit kemudian makanannya datang, yang membuat ia menjadi kembali bersemangat.

"Aku pikir kalau kau lebih memilih untuk tidak membawakan makanan?" Bisik Sophie kepada koki itu, namun koki itu tidak menjawab dan hanya pergi berlalu dari hadapan mereka.

"Apa kau menyukai nasi goreng omletenya?" Sophie tersenyum menatap Haru

"Bagaimana kau bisa tahu aku sangat menyukai nasi goreng omlete, walaupun tidak seenak buatan mama. tapi aku sedikit menyukainya, mungkin karena aku sangat lapar." Haru terlihat sangat menikmati makanannya.

Karena penasaran Haru bertanya pada Sophie karena tidak menyentuh makanannya, dan berpikir makanannya tidak sesuai selera.

"Sophie apa kau tidak menyukai makanannya?" tanya Haru penasaran

"Bukannya tidak suka tapi aku sedang memikirkan sesuatu, aku akan menceritakannya nanti kalau ingat." Sophie berkata sambil tersenyum.

Setelah makan mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum pergi ke kelas, lima menit berlalu dan mereka beranjak dari bangku menuju ke kelas. Dengan sopan Sophie mengetuk pintu, dan ibu guru Anissa mempersilahkan masuk.

"Kalian terlambat 45 menit, apa kalian punya pembelaan tentang hal itu?" tanya bu Anissa dengan nada tidak senang

"Aku mempunyai hak untuk tidak mengatakannya, kau bukan mamaku jadi kau tidak berhak atas kegiatan yang akan aku lakukan." ucap Sophie dengan wajah datar.

"Kalau begitu sepulang sekolah kalian berdua harus menghadap ruang guru." ucap bu Anissa

"Aku harus berada di rumah tepat waktu, atau mama akan marah" Jelas Sophie pada guru.

"Kalau begitu sebagai hukuman kalian berdua harus memperkenalkan nama kalian di depan kelas." kata bu Anissa yang lalu duduk ke kursinya.

Bu Anissa mempersilahkan Haru dan Sophie memperkenalkan diri, dengan suara lantang Sophie memperkenalkan dirinya setelah itu giliran Haru.

"Namaku adalah Haru Sakura Tanaka, mohon bantuannya di semester depan." Haru berkata sambil membungkukkan badan.

Tiba-tiba ekspresi wajahbu Anissa berubah dari tersenyum menjadi terkejut, hanya Sophie yang memperhatikan perubahan ekspresi wajah bu Anissa sementara yang lain hanya menganggap itu hal yang biasa.

Setelah selesai perkenalan bu guru menyuruh mereka duduk di bangku kosong, dan entah kenapa mereka duduk bersebelahan. Sophie mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu lalu berdiri.

"Bu Anissa aku punya pertanyaan," Sophie berkata sambil memberikan kertas itu, dan kembali duduk.

Tak terasa lonceng istirahat telah berbunyi, Haru mengajak Sophie bertemu dengan teman baiknya Yuuki. Dengan penuh semangat ia dan Sophie berjalan ke depan kelas Yuuki.

"Aku tidak sabar bertemu dengan Yuuki, aku yakin dia akan senang melihatmu juga Sophie." kata Haru dengan mata berbinar-binar.

Beberapa saat kemudian Yuuki keluar dari kelas tapi dia tidak sendirian, dia sedang bersama seorang laki-laki. yang sepertinya Sophie mengenal orang itu.

"Apa Yuuki mengabaikan aku, karena laki-laki itu? Apa dia membuang persahabatan kami hanya untuk orang asing itu?" Haru duduk sambil menangis.

"Sepertinya aku mengenal orang itu, kalau aku tidak salah nama nya Andi Julian. dia adalah anak tunggal dari kepala sekolah, dan dia juga terkenal karena ..." kata-kata Sophie terhenti karena seseorang menepuk pundaknya.

Sophie berbalik dan menatap sosok misterius itu, karena tidak mengenalnya. Sophie memutuskan untuk mengabaikan hal itu.

"Kau orang yang memukul anak buahku, kau akan membayar nya dengan nyawamu." Orang misterius itu berkata sambil memegang kerah Sophie

Tiba-tiba Haru berdiri dan menghapus air mata di pipinya, ekspresi Haru pun berubah dari sedih menjadi kosong.

"Sophie ikut aku ke sebuah tempat, ada hal yang ingin aku lakukan di sana." Haru berkata sambil memegang tangan Sophie. "Tapi jika aku pergi ke sana mungkin akan bosan, lagi pula berdua lebih baik dari pada sendirian. Benar kan?"

Orang itu pun melepaskan tangannya dari kerah baju Sophie, dan hanya menatap dengan kebingungan.

"Kamu mau kemana memangnya?" Tanya Sophie penasaran.

Haru berjalan dan tiba di sebuah pohon, setelah menatap cukup lama ia menyentuh pohon tersebut. Lalu ia menatap memandang ke arah Sophie dan mengulurkan tangannya.

"Sophie, ayo kita memanjat pohon ini. Seperti nya seru jika kita melihat sekeliling atas, bukankah itu menyenangkan?" Haru tersenyum dengan lembut.

Namun Sophie hanya terdiam dan bingung dengan perilaku Haru, dengan menghela nafas Sophie memutuskan untuk memanjat pohon itu.

Terpopuler

Comments

Cleopatra Karinda

Cleopatra Karinda

ceritanya bagus, cma ada kata2 yang perlu di ubah

2023-12-13

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 01 : Konflik dan Pertemanan
3 Chapter 02 : Persahabatan Baru
4 Chapter 03 : Kejadian Mengejutkan
5 Chapter 04 : Duka yang Menghantui
6 Chapter 05 : Luka yang Tersembuhkan
7 Chapter 06 : Malam Purnama yang Tenang
8 Chapter 07 : Takdir yang Terjalin
9 Chapter 08 : Kedatangan Tak Terduga
10 Chapter 09 : Bayangan yang Mengikuti
11 Chapter 10 : Bantuan dari Sophie
12 Chapter 11 : Tugas yang Hilang
13 Chapter 12 : Luna si Pemburu Hadiah
14 Chapter 13 : Menyelamatkan Anak Anjing.
15 Chapter 14 : Kebaikan
16 Chapter 15 : Mencari Pemilik Anak Anjing
17 Chapter 16 : Mengembalikan Anak Anjing
18 Chapter 17 : Aturan bergabung
19 Chapter 18 : Misi
20 Chapter 19 : Aku tidak tertarik.
21 Chapter 20 : Halusinasi?
22 Chapter 21 : Melawan Penipu
23 Chapter 22 : Bersantai
24 Chapter 23 : Menginap
25 Chapter 24 : Pergi ke Kebun Binatang.
26 Chapter 25 : Perubahan Rencana
27 Chapter 26 : Jebakan
28 Chapter 27 : Halusinasi (Part 02)
29 Chapter 28 : Kembali ke Rumah
30 Chapter 29 : Kutukan
31 Chapter 30 : Stream Internet
32 Chapter 31 : Cahaya Misterius
33 Chapter 32 : Kesialan yang Menghampiri
34 Chapter 33 : Kebakaran
35 Chapter 34 : Kejutan dan Pengakuan
36 Chapter 35 : Rahasia
37 Chapter 36 : Misteri di Balik Surat
38 Chapter 37 : Perjalanan
39 Chapter 38 : Kejutan
40 Chapter 39 : Di Balik Bayangan
41 Chapter 40 : Kotak Misterius
42 Chapter 41 : Aturan Aneh
43 Chapter 42 : Kenangan dan Sebuah Janji.
44 Chapter 43 : Cincin Pernikahan dan Pilihan Cinta
45 Chapter 44 : Keajaiban Persahabatan
46 Chapter 45 : Persiapan Pernikahan
47 Chapter 46 : Cinta, Ilusi, dan Kejutan
48 Chapter 47 : Janji Abadi
49 Chapter 48 : Momen yang Tak Terduga
50 Chapter 49 : Awal dari Sebuah Kebersamaan
51 Chapter 50 : Perubahan
52 Chapter 51 : Sosok Berjubah Misterius
53 Chapter 52 : Ingatan
54 Chapter 53 : Kehidupan yang Berubah
55 Chapter 54 : Persahabatan
56 Chapter 55 : Gacha Rate
57 Chapter 56 : Keputusan
58 Chapter 57 : Kekhawatiran
59 Chapter 58 : Kebahagiaan
60 Chapter 59 : Janji tak Terduga
61 Chapter 60 : Bisikan Kebingungan
62 Chapter 61 : Hati yang Terbuka
63 Chapter 62 : Cafe, Cinta, dan Kejutan
64 Chapter 63 : Persahabatan
65 Chapter 64 : Kebersamaan
66 Chapter 65 : Makan Malam
67 Chapter 66 : Kejadian Misterius.
68 Chapter 67 : Menginap di Rumah Teman
69 Chapter 68 : Pagi yang Aneh
70 Chapter 69 : Kesepakatan yang Berbahaya
71 Chapter 70 : Kehilangan dan Pencarian
72 Chapter 71 : Petualangan
73 Chapter 72 : Kenangan yang Terhapus
74 Chapter 73 : Perjalanan
75 Chapter 74 : Terjebak di Ruang Rahasia
76 Chapter 75 : Terjebak Ilusi
77 Chapter 76 : Pertemuan dengan Sang Dewa Agung
78 Chapter 77 : Undian
79 Chapter 78 : Komik Misterius
80 Chapter 79 : Rahasia Tersembunyi
81 Chapter 80 : Perjalanan ke Tempat Baru
82 Chapter 81 : Kebersamaan yang Membuat Dekat
83 Chapter 82 : Perjodohan dan Perasaan yang Tumbuh
84 Chapter 83 : Belajar tentang Cinta
85 Chapter 84 : Rizky, Musuh Baru?
86 Chapter 85 : Janji yang Mengikat
87 Chapter 86 : Pertemuan dengan Azrael
88 Chapter 87 : Keinginan Haru
89 Chapter 88 : Sebuah Ikatan
90 Chapter 89 : Permintaan Maaf
91 Chapter 90 : Mencari Rumah Baru
92 Chapter 91 : Memulai Kehidupan
93 Chapter 92 : Mengawali Hari
94 Chapter 93 : Siswa Pindahan
95 Chapter 94 : Kegiatan Sehari-hari
96 Chapter 95 : Kegiatan di Rumah
97 Chapter 96 : Pertemuan Kembali Dengan Alexis
98 Chapter 97 : Kemampuan Haru
99 Chapter 98 : Perpisahan dan Pertemuan Kembali
100 Chapter 99 : Yuuki
101 Chapter 100 : Menolak Pekerjaan
102 Chapter 101 : Di Keluarkan Dari Grup
103 Chapter 102 : Keputusan
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 01 : Konflik dan Pertemanan
3
Chapter 02 : Persahabatan Baru
4
Chapter 03 : Kejadian Mengejutkan
5
Chapter 04 : Duka yang Menghantui
6
Chapter 05 : Luka yang Tersembuhkan
7
Chapter 06 : Malam Purnama yang Tenang
8
Chapter 07 : Takdir yang Terjalin
9
Chapter 08 : Kedatangan Tak Terduga
10
Chapter 09 : Bayangan yang Mengikuti
11
Chapter 10 : Bantuan dari Sophie
12
Chapter 11 : Tugas yang Hilang
13
Chapter 12 : Luna si Pemburu Hadiah
14
Chapter 13 : Menyelamatkan Anak Anjing.
15
Chapter 14 : Kebaikan
16
Chapter 15 : Mencari Pemilik Anak Anjing
17
Chapter 16 : Mengembalikan Anak Anjing
18
Chapter 17 : Aturan bergabung
19
Chapter 18 : Misi
20
Chapter 19 : Aku tidak tertarik.
21
Chapter 20 : Halusinasi?
22
Chapter 21 : Melawan Penipu
23
Chapter 22 : Bersantai
24
Chapter 23 : Menginap
25
Chapter 24 : Pergi ke Kebun Binatang.
26
Chapter 25 : Perubahan Rencana
27
Chapter 26 : Jebakan
28
Chapter 27 : Halusinasi (Part 02)
29
Chapter 28 : Kembali ke Rumah
30
Chapter 29 : Kutukan
31
Chapter 30 : Stream Internet
32
Chapter 31 : Cahaya Misterius
33
Chapter 32 : Kesialan yang Menghampiri
34
Chapter 33 : Kebakaran
35
Chapter 34 : Kejutan dan Pengakuan
36
Chapter 35 : Rahasia
37
Chapter 36 : Misteri di Balik Surat
38
Chapter 37 : Perjalanan
39
Chapter 38 : Kejutan
40
Chapter 39 : Di Balik Bayangan
41
Chapter 40 : Kotak Misterius
42
Chapter 41 : Aturan Aneh
43
Chapter 42 : Kenangan dan Sebuah Janji.
44
Chapter 43 : Cincin Pernikahan dan Pilihan Cinta
45
Chapter 44 : Keajaiban Persahabatan
46
Chapter 45 : Persiapan Pernikahan
47
Chapter 46 : Cinta, Ilusi, dan Kejutan
48
Chapter 47 : Janji Abadi
49
Chapter 48 : Momen yang Tak Terduga
50
Chapter 49 : Awal dari Sebuah Kebersamaan
51
Chapter 50 : Perubahan
52
Chapter 51 : Sosok Berjubah Misterius
53
Chapter 52 : Ingatan
54
Chapter 53 : Kehidupan yang Berubah
55
Chapter 54 : Persahabatan
56
Chapter 55 : Gacha Rate
57
Chapter 56 : Keputusan
58
Chapter 57 : Kekhawatiran
59
Chapter 58 : Kebahagiaan
60
Chapter 59 : Janji tak Terduga
61
Chapter 60 : Bisikan Kebingungan
62
Chapter 61 : Hati yang Terbuka
63
Chapter 62 : Cafe, Cinta, dan Kejutan
64
Chapter 63 : Persahabatan
65
Chapter 64 : Kebersamaan
66
Chapter 65 : Makan Malam
67
Chapter 66 : Kejadian Misterius.
68
Chapter 67 : Menginap di Rumah Teman
69
Chapter 68 : Pagi yang Aneh
70
Chapter 69 : Kesepakatan yang Berbahaya
71
Chapter 70 : Kehilangan dan Pencarian
72
Chapter 71 : Petualangan
73
Chapter 72 : Kenangan yang Terhapus
74
Chapter 73 : Perjalanan
75
Chapter 74 : Terjebak di Ruang Rahasia
76
Chapter 75 : Terjebak Ilusi
77
Chapter 76 : Pertemuan dengan Sang Dewa Agung
78
Chapter 77 : Undian
79
Chapter 78 : Komik Misterius
80
Chapter 79 : Rahasia Tersembunyi
81
Chapter 80 : Perjalanan ke Tempat Baru
82
Chapter 81 : Kebersamaan yang Membuat Dekat
83
Chapter 82 : Perjodohan dan Perasaan yang Tumbuh
84
Chapter 83 : Belajar tentang Cinta
85
Chapter 84 : Rizky, Musuh Baru?
86
Chapter 85 : Janji yang Mengikat
87
Chapter 86 : Pertemuan dengan Azrael
88
Chapter 87 : Keinginan Haru
89
Chapter 88 : Sebuah Ikatan
90
Chapter 89 : Permintaan Maaf
91
Chapter 90 : Mencari Rumah Baru
92
Chapter 91 : Memulai Kehidupan
93
Chapter 92 : Mengawali Hari
94
Chapter 93 : Siswa Pindahan
95
Chapter 94 : Kegiatan Sehari-hari
96
Chapter 95 : Kegiatan di Rumah
97
Chapter 96 : Pertemuan Kembali Dengan Alexis
98
Chapter 97 : Kemampuan Haru
99
Chapter 98 : Perpisahan dan Pertemuan Kembali
100
Chapter 99 : Yuuki
101
Chapter 100 : Menolak Pekerjaan
102
Chapter 101 : Di Keluarkan Dari Grup
103
Chapter 102 : Keputusan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!