Sementara itu Sophie terlihat sangat kesal dan menunggu jawaban dari mereka, meski tidak tahu apa yang akan di katakan.
"Kami minta maaf.. kami tidak bermaksud untuk mengintip, tapi saat itu kami sedang berjalan dan secara tidak sengaja kami melewati lubang kecil di dinding tanpa di sadari kami malah.." ucap kedua orang itu sambil terbata-bata. "lagi pula tidak ada larangan seperti itu."
"Minta maaf.. kalian?.. bahkan ketika kita sedang berbicara mata kalian masih terus menatap Haru.. dan kalian juga berkata bahwa kalian tidak bermaksud melakukan nya." Sophie melihat dengan wajah serius. "tapi kalian tidak berusaha untuk berhenti mengintip.. jika kalau bukan karena ini berada di lingkungan sekolah aku akan dengan senang hati mengirimkan kalian bertemu dengan Tuhan."
Dengan perlahan-lahan Sophie mengangkat kedua orang itu dan memukul mereka sampai terpental ke pohon di belakang tembok ruang ganti, ia lalu berbalik dan mengecek keadaan Haru dengan ekspresi seperti semula, tawa dan senyum mewarnai wajahnya.
Karena khawatir Sophie bertanya keadaan Haru serta meminta maaf karena harus melihat kejadian yang tidak mengenakan.
"Haru apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka? Aku minta maaf karena kau harus melihat kejadian seperti itu, aku harap kau melupakan kedua orang mesum itu karena aku sudah mengurus mereka." Sophie sambil memegang tangan Haru dengan lembut. "kau tidak perlu khawatir karena mereka tidak akan bangun untuk beberapa saat."
Saat Haru ingin mengatakan sesuatu perutnya tiba-tiba berbunyi dan menciptakan keheningan sejenak, lalu mereka berdua mulai tertawa bersama-sama.
Untuk beberapa saat Sophie menawarkan bantuan kepada Haru di mana ia akan membantu Haru untuk mengeringkan dirinya. Setelah selesai mengganti baju, Sophie mengajak Haru ke kantin sekolah sebelum pergi ke kelas.. karena ia juga sedikit lapar.
Mereka pun berjalan menuju ke kantin sekolah dan tidak lupa membawa payung, dan dengan tawa di wajah mereka.. saat tiba di kantin mereka mencari tempat duduk yang pas. Setelah mencari Haru akhirnya menemukan sebuah bangku dan meja yang ia nilai paling bersih, ia lalu mengajak Sophie ke sana.
"Sophie, liat itu di pojokan dekat jendela, sepertinya dari semua tempat di sana yang paling bersih." Haru berkata sambil menunjukkan tempatnya.
Saat melihat tempat itu mereka memutuskan untuk duduk di sana. Sophie lalu berdiri dan berkata bahwa ia akan pergi untuk memesan makanan, karena menurutnya Haru mungkin membutuhkan istirahat. ia berjalan menuju dapur kantin di sana ia bertemu dengan kokinya. Dan dengan sopan ia meminta untuk di buatkan masakan.
"Permisi, aku mau pesan nasi goreng dengan telur omlete dan juga nasi kari pedas. terima kasih, aku akan menunggu di ruang makan." Sophie berbalik dan berniat untuk pergi.
"Aku tidak akan membuatnya karena sekarang bukan jam istirahat." koki itu berbicara sambil duduk di kursi. "ditambah lagi kalian seharusnya berada di ruang kelas tapi malah keluyuran di luar. jika aku memberitahu guru, kalian pasti akan terkena masalah."
Dengan amarah Sophie menatap koki itu, namun seketika ia teringat kata mamanya untuk tidak menyelesaikan masalah dengan jalur kekerasan. Ia lalu menutup mata sambil membayangkan betapa tenangnya air sungai yang mengalir dari puncak gunung. ia membuka mata sambil menghela nafas panjang.
"Buatkan aku nasi goreng omlete, dan nasi kari pedas. jika aku tidak mendapatkannya dalam waktu lima belas menit, aku akan membuatmu melihat bulan di siang hari.. aku harap kau mengerti." Sophie pergi meninggalkan koki itu.
Saat hendak kembali ke tempat duduknya, Sophie ingat bahwa ia belum membeli air minum. ia pun pergi menuju mesin penjual otomatis dan kembali ke tempat duduknya.
"Hey, Haru kau terlihat tidak bahagia. bagaimana jika kita bermain sambung kata sampai pesanannya datang?" kata Sophie yang ingin menghibur Haru
Namun Haru hanya diam saja tanpa mengatakan hal itu, yang sepertinya ia masih merajuk karena lapar. Sophie merasa reaksi Haru itu wajar karena jika seseorang sedang lapar mereka akan menjadi rese. Sepuluh menit kemudian makanannya datang, yang membuat ia menjadi kembali bersemangat.
"Aku pikir kalau kau lebih memilih untuk tidak membawakan makanan?" Bisik Sophie kepada koki itu, namun koki itu tidak menjawab dan hanya pergi berlalu dari hadapan mereka.
"Apa kau menyukai nasi goreng omletenya?" Sophie tersenyum menatap Haru
"Bagaimana kau bisa tahu aku sangat menyukai nasi goreng omlete, walaupun tidak seenak buatan mama. tapi aku sedikit menyukainya, mungkin karena aku sangat lapar." Haru terlihat sangat menikmati makanannya.
Karena penasaran Haru bertanya pada Sophie karena tidak menyentuh makanannya, dan berpikir makanannya tidak sesuai selera.
"Sophie apa kau tidak menyukai makanannya?" tanya Haru penasaran
"Bukannya tidak suka tapi aku sedang memikirkan sesuatu, aku akan menceritakannya nanti kalau ingat." Sophie berkata sambil tersenyum.
Setelah makan mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum pergi ke kelas, lima menit berlalu dan mereka beranjak dari bangku menuju ke kelas. Dengan sopan Sophie mengetuk pintu, dan ibu guru Anissa mempersilahkan masuk.
"Kalian terlambat 45 menit, apa kalian punya pembelaan tentang hal itu?" tanya bu Anissa dengan nada tidak senang
"Aku mempunyai hak untuk tidak mengatakannya, kau bukan mamaku jadi kau tidak berhak atas kegiatan yang akan aku lakukan." ucap Sophie dengan wajah datar.
"Kalau begitu sepulang sekolah kalian berdua harus menghadap ruang guru." ucap bu Anissa
"Aku harus berada di rumah tepat waktu, atau mama akan marah" Jelas Sophie pada guru.
"Kalau begitu sebagai hukuman kalian berdua harus memperkenalkan nama kalian di depan kelas." kata bu Anissa yang lalu duduk ke kursinya.
Bu Anissa mempersilahkan Haru dan Sophie memperkenalkan diri, dengan suara lantang Sophie memperkenalkan dirinya setelah itu giliran Haru.
"Namaku adalah Haru Sakura Tanaka, mohon bantuannya di semester depan." Haru berkata sambil membungkukkan badan.
Tiba-tiba ekspresi wajahbu Anissa berubah dari tersenyum menjadi terkejut, hanya Sophie yang memperhatikan perubahan ekspresi wajah bu Anissa sementara yang lain hanya menganggap itu hal yang biasa.
Setelah selesai perkenalan bu guru menyuruh mereka duduk di bangku kosong, dan entah kenapa mereka duduk bersebelahan. Sophie mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu lalu berdiri.
"Bu Anissa aku punya pertanyaan," Sophie berkata sambil memberikan kertas itu, dan kembali duduk.
Tak terasa lonceng istirahat telah berbunyi, Haru mengajak Sophie bertemu dengan teman baiknya Yuuki. Dengan penuh semangat ia dan Sophie berjalan ke depan kelas Yuuki.
"Aku tidak sabar bertemu dengan Yuuki, aku yakin dia akan senang melihatmu juga Sophie." kata Haru dengan mata berbinar-binar.
Beberapa saat kemudian Yuuki keluar dari kelas tapi dia tidak sendirian, dia sedang bersama seorang laki-laki. yang sepertinya Sophie mengenal orang itu.
"Apa Yuuki mengabaikan aku, karena laki-laki itu? Apa dia membuang persahabatan kami hanya untuk orang asing itu?" Haru duduk sambil menangis.
"Sepertinya aku mengenal orang itu, kalau aku tidak salah nama nya Andi Julian. dia adalah anak tunggal dari kepala sekolah, dan dia juga terkenal karena ..." kata-kata Sophie terhenti karena seseorang menepuk pundaknya.
Sophie berbalik dan menatap sosok misterius itu, karena tidak mengenalnya. Sophie memutuskan untuk mengabaikan hal itu.
"Kau orang yang memukul anak buahku, kau akan membayar nya dengan nyawamu." Orang misterius itu berkata sambil memegang kerah Sophie
Tiba-tiba Haru berdiri dan menghapus air mata di pipinya, ekspresi Haru pun berubah dari sedih menjadi kosong.
"Sophie ikut aku ke sebuah tempat, ada hal yang ingin aku lakukan di sana." Haru berkata sambil memegang tangan Sophie. "Tapi jika aku pergi ke sana mungkin akan bosan, lagi pula berdua lebih baik dari pada sendirian. Benar kan?"
Orang itu pun melepaskan tangannya dari kerah baju Sophie, dan hanya menatap dengan kebingungan.
"Kamu mau kemana memangnya?" Tanya Sophie penasaran.
Haru berjalan dan tiba di sebuah pohon, setelah menatap cukup lama ia menyentuh pohon tersebut. Lalu ia menatap memandang ke arah Sophie dan mengulurkan tangannya.
"Sophie, ayo kita memanjat pohon ini. Seperti nya seru jika kita melihat sekeliling atas, bukankah itu menyenangkan?" Haru tersenyum dengan lembut.
Namun Sophie hanya terdiam dan bingung dengan perilaku Haru, dengan menghela nafas Sophie memutuskan untuk memanjat pohon itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Cleopatra Karinda
ceritanya bagus, cma ada kata2 yang perlu di ubah
2023-12-13
1