2. Konomi Si Paling Beruntung

"Aku pulang."

Seorang Gadis dengan perawakan kecil terpaku pada sebuah kotak besar di atas lemari sandal, di depan Pintu masuk.

Seharusnya kotak itu tidak ada di sana pagi ini, namun rasa penasaran mengalahkannya.

Ia secara diam-diam mendekati kotak tersebut dan kemudian mengintip sebuah amplop surat dengan motif lucu di atasnya.

"Ara, Konomi, sudah pulang? Ibu tidak dengar kamu datang."

"!!."

Konomi yang terkejut hanya mampu tersenyum canggung pada wanita Cantik yang sedang membawa kardus berat di lorong menuju dapur.

"A-Aku pulang."

"Un~ Selamat datang di rumah." dengan manis dan polos wanita itu membalas salam Konomi, lalu kembali melanjutkan perjalanannya menuju dapur, tanpa khawatir bahwa Konomi tengah mengintip Surat di atas paket.

"Fiuh." Gadis ini menghembuskan nafas lega tidak di marahi karena mengintip paket orang lain.

Konomi yang tidak menaruh minat lagi pada isi surat itu, kini berjalan menaiki tangga ke kamarnya di lantai 2.

"Konomi, ada paket untukmu dari Onii-chan."

Baru Saja Konomi membuka Pintu kamarnya, dirinya dengan kecepatan kilat membuang semua atribut sekolahnya kelantai begitu saja, kurang dari 5 detik ia sudah melesat ke pintu depan dimana Paket yang ia coba intip tadi berada.

Matanya berkaca kaca karena senang, senyum lebarnya yang aneh merusak wajah indahnya.

Bahkan paket yang tadinya terlihat biasa saja kini dimatanya berubah menjadi pusaka yang berharga, bahkan jika di animasi kan kotak itu kini tengah memancarkan cahaya suci keemasan.

"ah, Konomi, makan malam hari ini Mama masak makanan kesukaan mu loh, hari ini kan... hump~~"

Wanita cantik yang ternyata adalah Mama Konomi, kini sedang cemberut lucu.

Dia sama sekali tidak menemukan Konomi di pintu depan, begitu juga dengan paket di atas lemari sendal.

Padahal dirinya yakin bahwa dia mendengar suara langkah Konomi beberapa detik yang lalu.

Selain itu.

Kini Konomi dengan hati-hati meletakkan paket yang Sejatinya berupa kardus polos dengan logo expedisi Hutan Tropis itu di meja belajarnya.

Dengan teliti dan pelan, dirinya membuka selotip yang menyegel kardus tersebut.

"Ensiklopedia apa kali ini ya?"

Konomi seakan sudah tau apa isinya, karena sebelumnya dia secara sengaja sudah meracuni otak Kakak Laki Lakinya dengan obrolan betapa penasarannya dirinya dengan sebuah buku tentang tanaman langka yang ia lihat di perpustakaan sekolah.

Jadi, gadis naif ini sudah yakin dengan hadiah yang di dapatnya.

"....."

Konomi harus menerima kenyataan pahit untuk pertama kalinya selama 15 tahun dirinya hidup.

Selama ini dirinya sudah dimanja dan semua keinginannya selalu di kabulkan, bahkan pemberian nama Konomi sendiri di maksudkan agar anak gadis satu-satunya ini selalu mendapatkan keberuntungan sepanjang hidupnya.

Meski selalu di manja, tetapi Konomi adalah Anak yang tau diri, meski semua permintaannya selalu di kabulkan, tetapi dirinya tidak selalu meminta ini itu pada siapapun.

Jika itu masih pada taraf bisa ia beli menggunakan uang jajan bulanan bahkan tabungannya, maka ia tidak akan meminta pada siapapun dengan jurus rayuan mautnya.

Tetapi kali ini, untuk pertama kalinya Konomi merasa sedih.

Paket berat yang ia kira adalah beberapa buku ensiklopedia ternyata berubah menjadi Sebuah Helm.

"Onii-chan, Untuk apa Onii-chan memberiku Helm segala?, aku bahkan tidak bisa naik sepeda dengan benar, lalu apa-apaan dengan sarung tangan ini, ini terlalu dingin untuk di bawa berkendara, Onii-chan."

Konomi terpuruk, tidak... tidak sampai marah, hanya kecewa, juga merasa konyol, bahkan mata dan senyumnya tampak bergetar.

"!!"

Tetapi...

"Apa ini?, ah! ensiklopedia!!!."

Konomi langsung bersemangat ketika menemukan sebuah buku tebal yang menyelip di satu sisi.

Dengan hati hati Konomi mengeluarkan buku itu dari soketnya.

Konomi menggosokkan buku itu ke pipinya, menyatakan bahwa dia jatuh cinta pada buku.

Dia juga menempelkan bibirnya dengan sexy pada cover yang sama sekali tidak dilihatnya.

Disaat halaman pertama ia buka, dengan satu hirupan besar ia memanjakan hidungnya dengan aroma tinta percetakan dan kertas pabrikan.

Dengan perlahan ia membuka matanya dengan pelan, memperlihatkan mata indahnya yang berwarna Jingga permata, sepasang mata itu berkilau dengan indah ketika menerima pantulan cahaya matahari yang masuk ke kamarnya.

Dengan senyum mesum dan air liur yang menetes, Konomi mulai meraba setiap halaman yang ia buka, setelah melewati halaman kosong hingga Nama Penulis dan Percetakan, akhirnya tibalah jemarinya sampai pada Halaman Daftar Isi.

Dengan hati-hati mata indah itu membaca satu persatu isi pada bab Pertama.

"hump~ hump~." konomi mengangguk angguk kecil menandakan dirinya mengerti.

"hump~ Hump~." sekali lagi dirinya mengangguk.

Dirinya berhenti membaca daftar isi pada bab pertama, kemudian Konomi langsung menuju Bab Pertama yang di maksud.

Matanya yang antusias itu perlahan mulai memudar dikala satu persatu paragraf hingga halaman itu ia baca.

Matanya mulai kehilangan cahaya bersamaan hilangnya semangat yang membara di beberapa saat yang lalu.

RRRRTTTT...

RRRRTTTT...

RRRRTTTT...

"nn." sapa Konomi ketika mengangkat panggilan telpon.

"Konomi chan, Paket nya sudah di terima?"

"nn."

"Konomi chan suka?"

"nn."

"Syukurlah, Onii-chan sampai cemas jika Konomi chan tidak suka."

"nn."

"eh, Konomi chan?, kau baik-baik saja?"

"nn."

"Konomi chan, kau sakit?"

"nn."

"Konomi chan?! kau terluka? kau baik-baik saja? siapa yang melukaimu?!."

"onii-chan, Bodoh!!"

Tuuuttuuut

Panggilan berakhir.

Konomi hanya duduk lemas di lantai kamarnya sembari menatap kosong kearah buku tebal yang sempat ia banting tadi.

Senyum sinis nya terlihat ketika ia kembali mengingat tingkah konyolnya ketika bermanja ria pada buku yang salah.

Di Detik kemudian Konomi mulai bangkit, Konomi membawa buku tersebut keluar kamarnya ketika ia tiba-tiba mendapat ide gila, seperti membakar buku tersebut menggunakan api kompor di dapur.

Baru saja Konomi hendak membuka pintu kamarnya, Smartphonenya kembali bergetar.

Sebagai Anak baik, Konomi tidak membiarkan panggilan itu menunggu lama.

"nn?!." Sapa Konomi dingin, ketika Gadis ini tau siapa orang di seberang transmisi.

"Konomi chan marah ke Onii-chan?."

"nn."

"Konomi chan benar-benar marah?.“

"nn."

Mendengar jawaban dingin dari adik kesayangannya, sang Kakak terpuruk sampai terdengar bunyi benda jatuh, beberapa detik kemudian juga ikut terdengar beberapa suara orang lain yang ikut tertangkap.

"tidak apa-apa, aku baik-baik saja," Sepertinya ada orang lain di sekitar Sang Kakak dan orang-orang itu mengkhawatirkan Sang kakak yang kemungkinan jatuh dari kursi. "Konomi chan, Bisa beri tau Onii-chan mengapa kamu Marah, onii-chan akan minta maaf dan janji tidak akan mengulanginya, jadi jangan marah lagi ya?."

Konomi sangat disayang, dimanja, diperhatikan dan dicintai semua anggota keluarganya.

Begitupun dengan Konomi, dirinya juga pertama kalinya merajuk seperti ini, terlebih kepada anggota keluarganya sendiri.

"Huh... Aku mengerti, aku juga salah, aku minta maaf."

"onii-chan juga minta maaf."

"onii-chan tidak perlu minta maaf, itu hanya akan membuatku sakit."

"eh, Konomi sakit?."

"Tidak, lupakan, Aku baik-baik saja."

"Jadi, mengapa Konomi chan merajuk?."

Konomi terkejut, kakaknya tau dirinya sedang merajuk. Konomi curiga bahwa kakaknya sadar dan tadi hanya akting belaka.

"....."

"hahaha... maaf, onii-chan hanya menggoda mu, onii-chan tau Konomi menginginkan Ensiklopedia tumbuhan bukan, tentu saja onii-chan ingat, wajah Konomi saat bercerita malam itu sangat imut dan menggemaskan, bagaimana mungkin onii-chan lupa."

"Tapi..."

"Apa Konomi sudah membuka Paket dari onii-chan?."

"Sudah, tapi..."

"Apa Konomi tau apa itu?."

"Sebuah helm dan sarung tangan."

"Benar. Tapi Konomi tau bukan, jika itu bukan digunakan untuk berkendara?."

"nn... Dibuku Panduannya juga di jelaskan, terus apa?."

"Itu dia, Hadiah sebenarnya dari Onii-chan ada di dalam sana."

"Onii-chan mau aku membongkar nya?."

"Hahaha, Konomi chan kan pintar, Pasti tau Maksud perkataan Onii-chan."

"Cih, Onii-chan ingin aku Bermain game."

"Pingpong pingpong."

"Aku baru dengar ada orang yang menyuruh adiknya bermain game ketimbang belajar yang rajin."

"hahaha, itu tidak salah. Tetapi Konomi chan, Onii-chan juga ingin Konomi chan menikmati masa muda yang indah. Onii-chan juga jamin, Konomi chan tidak akan Bosan, di dunia sana jauh menarik dari ensiklopedia tanaman, tentu saja Onii-chan tau, karena selera kita sama," belum sempat sangat kakak menyelesaikan kalimatnya, ada seseorang wanita yang menginterupsi perbincangan kakak adik yang manis. "ah, Konomi chan, Onii-chan sudahi dulu ya, ada meeting penting, jangan di bakar buku panduannya, baca yang teliti. Sampai jumpa nanti malam dan juga... Selamat Ulang Tahun Tuan Putri Kecil Ku..."

Dengan satu kecupan kecil, panggilan telepon di matikan.

Dan tampak seorang Gadis dengan senyum merona sedang menutupi wajahnya.

"apa apaan kecupan itu, itu memalukan, apa otakmu rusak berani melakukan itu di kantormu?, onii-chan bodoh." cecar Konomi di sela tersipu nya.

Konomi memandangi Buku tebal di lantai yang tadi hendak di bakarnya, kemudian kembali terngiang kata-kata kakaknya.

"Jangan di bakar, ya."

"Konomi, bantu Mama menyiapkan makan malam!." dari lantai bawah, Sang ibu berteriak sedikit keras.

"Aku datang."

Konomi bergegas berganti pakaian dan langsung berlari menuju dapur.

Meninggalkan Buku Tebal yang tadi hendak dibakarnya, kembali ke tempatnya dengan rapih.

Tetapi, satu hal yang luput dari pantauan Konomi.

Sebuah Chip Micro SD yang jatuh ke kolong Kasurnya ketika ia Marah dan sempat Membanting Buku tebal itu sebelum hendak membakarnya.

Konomi sama sekali tidak menyadari bahwasanya Isi dari Chip tersebut jauh lebih mengagumkan dari sekedar Ensiklopedia yang selama ini ia idam idamkan.

Tetapi, mari kita biarkan sejenak, karena memang bukan waktunya, dalam waktu dekat, Konomi pasti menemukan chip tersebut.

Seperti pepatah sok bijak mengatakan.

"Segala sesuatu itu tidak perlu datang tepat waktu, Melainkan di waktu yang tepat."

^^^Prof. Sok Bijak^^^

******

Malam hari itu, Konomi merayakan Pesta ulang tahun Kecilnya yang ke 15, Beserta Ibu yang Cantik namun Lemot, Ayah yang tampan dengan tubuh kekar mirip Penjahat Kesepian, dan sebuah Tablet Komputer yang menggambarkan seorang pemuda keren dengan atribut pesta ulang tahun yang berlebihan, siapa lagi kalau bukan sang kakak yang paling menyayangi adik perempuannya.

Meski sore tadi sang kakak bilang 'sampai jumpa makan malam nanti', Konomi Paham maksudnya hanya lewat Panggilan Vidio, sang kakak jauh di negeri asing, mengadu skill nya pada perusahaan impiannya.

Tapi mari kita kesampingkan kehidupan membosankan sang kakak.

Pesta Ulang tahun Konomib Cukup meriah meski tidak jauh berbeda dengan makan malam biasa.

Pipi Konomi juga sudah mendapatkan kecupan brutal dari kedua orang tuanya.

Konomi juga sedikit risih, karena dirinya takut akan terbiasa kedepannya, terutama dirinya kini sudah remaja.

Akan sangat memalukan jika semua teman temanya tau jika dirinya masih bermanja dengan orang tuanya di usianya yang sudah 15 tahun ini.

******

Konomi Pamit undur diri dengan alasan ingin mencoba hadiah dari Onii-chan nya tercinta.

Konomi membaca sebentar buku panduan itu lagi.

Setelah di mengerti, Konomi mulai menghubungkan Helem dan sarung tangan yang di dapat nya ke Komputer di kamarnya.

Setelah penyesuaian nya dirasa cukup, Konomi mulai mengenakan Perangkat Diver, mulai menyalakannya dan kemudian Berbaring di Kasur nya.

Senyumnya menggambarkan ketidak sabaran nya, karena cerita Kakaknya tadi sore.

Head Gear Driver mulai menyala, bersamaan dengan Driver Glove yang saling sinkron.

Di detik kemudian.

Konomi dibawa ke sebuah ruangan kubus biru pucat yang besar, di sekitarnya ada seorang Maskot kecil mirip Bayi Naga yang menyambutnya dengan senyum dengan deretan taring lucu.

"Selamat datang di : *IGNORANTIA ONLINE*, Karakter Seperti apa yang ingin anda buat ?."

"eh, aku harus mulai dari sini?."

"Benar, untuk kenyamanan bermain para player, kami memberikan kesempatan untuk Semua Player kami berkreasi menggunakan imajinasi mereka, anda juga bisa menggunakan tombol dadu jika anda ingin membuat karakter dengan acak, atau..."

Belum sempat sang maskot menyelesaikan penjelasannya, Konomi sudah terlebih dahulu menekan Tombol Dadu tersebut, tidak sampai sedetik, sebuah cermin besar muncul di hadapannya.

"eh, ini kan aku."

"oh, Avatar yang mengagumkan." Puji sang maskot mengitari Konomi yang terpana dengan Avatar nya di cermin.

"Apa ini rusak ?, mengapa tidak berubah?"

"Tidak, tentu saja ini bekerja, pada awalnya player hanya berupa manekin tanpa wajah karena itulah kami menyediakan fitur Penyesuaian untuk memanjakan Player kami."

"tapi aku tidak suka warna merah."

"Kalau hanya itu, anda hanya perlu mengatur warna rambut anda sesuai dengan warna yang anda inginkan." jelas sang maskot lagi.

"eh?."

Tapi telat, Konomi sudah terlebih dahulu lagi memencet Tombol dadu lagi.

Sang maskot sampai menatapnya malas kearah Konomi, terlebih ketika Konomi senang dengan warna rambut barunya.

Tanpa merubah keseluruhan Avatar nya yang sebelum tombol dadu kedua kalinya di tekan, Konomi langsung menekan tombol lanjut, tanpa merias lagi wajahnya.

kali ini menu baru muncul, sebuah halaman kecil untuk Nama Karakternya.

"hmm... Onii-chan pernah bilang, menggunakan Nama Asli di Dalam Game adalah sebuah tindakan yang ceroboh."

Setelah menimbang ini itu selama kurang dari 10 detik.

Konomi mengetikkan sebuah Nama, namun sayang, Sistem menolaknya.

Konomi mencoba lagi dan lagi. Namun sistem tetap menolaknya.

"Nona, Kami membatasi penggunaan karakter Nama Pemain hanya berkisar penggunaan Huruf dan angka saja, itu juga berlaku untuk penggunaan Kanji dan sekelasnya, Minimal 4 karakter dan maksimal 12 karakter tanpa Spacy."

"Cih, Merepotkan."

"hahaha, aku tau ini merepotkan. Peraturan ini bertujuan agar player tidak sulit untuk mengenali player lain, ataupun juga memudahkan player lain melaporkan player lain yang melanggar aturan."

"Aku Mengerti."

Nyatanya Konomi sama sekali tidak Mengerti, Gadis ini dengan gamblang hanya mengetikkan 3 karakter yang tiba-tiba terbesit di benaknya.

Dan berhasil, Sistem menerimanya.

Bahkan sang maskot di buat terkejut, ketika ia hendak memeriksa apakah ada Bug yang menempel, ternyata semua aman.

Kali ini, Konomi di suguhkan dengan banyak halaman pemilihan Jobs yang terperinci.

Konomi tampak depresi hanya ketika di suguhkan Page Page yang besarnya hampir menyamai cermin di kamar Kakak Laki Lakinya.

Masing-masing halaman terdapat Gambar Avatar dan senjata mereka, juga terdapat grafik status dasar hingga Tingkat kesulitan penggunaan karakternya.

Konomi kembali terpaku dan mulai berfikir lebih kritis.

Dan sang maskot menunggu Konomi dengan sabar, sembari bersantai di atas kepala Konomi.

5 menit kemudian.

"Yup, Sudah di putuskan. Aku akan Menjadi Alchemist."

Tanpa menunggu Bu dan Ba, Konomi juga memasukan semua Stat Point awalnya ke Stat Luck : 25.

"sip." gumam Konomi sembari menengok Sang Maskot yang terpana melihat pengaturan akhir Konomi.

Meski mungil, namun Konomi tampak mempesona dalam kategori lain, dengan balutan pakaian Laboratorium nya.

Kini hanya tersisa tombol meluncur ke Game yang tersisa.

Konomi sudah tidak sabar untuk menjelajah Dunia yang di agung agungkan oleh kakaknya.

Tetapi, dirinya tampak kesepian ketika harus berpisah dengan Maskot lucu yang sudah menemaninya hampir 10 Menit belakangan.

"Ini perpisahan." ucap sang Maskot. Suaranya sedih. Tidak bersemangat seperti di awal berjumpa.

Padahal dia hanya AI, tapi Konomi sampai dibuat ikut merasakan kesepian.

"Kau mau ikut, tuan maskot?."

"Terima kasih dengan ajakannya, pasti akan menyenangkan bertualang bersama Nona di dunia Sana. Tetapi tugas ku di sini, membantu Player baru untuk membuat karakter impian Mereka. Lagi pula Aku sama sekali tidak bisa keluar dari lingkaran pengulangan ini. Ini adalah takdir ku, dan tempat ku adalah di sini. Tetapi aku berterima kasih karena sudah di undang."

"Sang Maskot benar-benar ingin bertualang, lingkaran pengulangan yang selalu ia lakukan setiap ada player baru pasti membuatnya bosan, tetapi meski bosan dia tetap bekerja dengan senyum lucu seperti itu setiap saat. Sungguh dedikasi yang membanggakan." Puji Konomi didalam hati.

"Benar juga, Mengapa tidak menjadi Familiar ku saja?." Saran Konomi santai.

"Nona. Player hanya bisa menjadikan Monster di Dunia sana sebagai familiar, Sedangkan Saya hanyalah sebuah maskot yang hanya bisa bicara."

"Eh, tapi aku bisa mengundang mu sebagai Familiar ku."

Ting!!!

"!!!!"

Sang maskot tentu saja terkejut bukan main.

Ini pertama kalinya dia menemukan sebuah Bug pada halaman pembuatan karakter.

Dirinya juga dengan cepat melaporkan kejadian ini, namun menu laporannya sama sekali tidak menemukan suatu kejanggalan.

Sang maskot sempat berfikir, apakah ini kesempatannya?.

Tidak perlu waktu lama bagi nya untuk menekan tombol Terima itu.

Dan tidak butuh lama juga untuk pasangan Tuan dan Familiar itu untuk meluncur ke dunia petualangan baru.

*******

Mereka langsung di Teleportasi kesebuah lapangan hijau luas di mana hamparan bunga warna warni mengelilingi mereka.

Pemandangan indah dengan lanskap dunia fantasi memanjakan Mata Konomi.

Beragam hewan kecil yang sedikit berbeda dengan di Bumi mulai terlihat.

Bahkan aroma wangi dari bunga ikut memanjakan hidungnya, ketika angin yang di hasilkan oleh kepakan Naga jinak lewat di atas kepalanya.

Seperti Kata Onii-chan nya, Dunia ini jauh lebih Mengagumkan dari sekedar ensiklopedia.

Konomi Bersyukur dia mencoba Game ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!