Didalam Kamar Penginapan Party Roland, Konomi tampak sedang menyembunyikan Wajahnya.
Meski begitu, semua orang tau bahwa Konomi saat ini sedang merasa malu, meski tanpa Emoticon yang muncul otomatis setiap kali Perangkat Hardware mendeteksi perubahan denyut nadi Player.
Mau itu Emoticon yang muncul di atas kepala Player ataupun sikap Konomi sebagai player, mereka sama-sama lucu.
"Aku Ingin mengubur diriku kedalam lubang saja."
Konomi mengutarakan rasa malunya.
"Tidak perlu di tutupi, ini juga pertama kalinya Kami melihat mu sampai terpana melihat Pria lain selain onii-chan tercinta mu." Goda Wanita Pendeta.
"Berisik...!!."
"Ayolah, tidak ada yang perlu di tutup tutupi, Pangeran sekolah kita yang satu ini memanglah seorang pendosa. Entah sudah berapa banyak wanita yang sudah ia buat menangis."
"Jangan menggoda ku!!."
"Hehe, Ayolah jangan begitu."
"Lulu chi, Aku membenci mu." dengan mata berair dan wajah merah padam serta pipi menggembung dan bibir manyun, Konomi mengutarakan kekesalannya pada Pendeta wanita.
"Maaf, Maaf... Aku juga tidak punya pilihan lain, semua ini murni kebetulan. Pada awalnya aku dimintai tolong oleh Pangeran untuk mendekatkannya dengan dirimu, karena itu kami selalu berdiskusi di dalam game ini, sekaligus bermain."
Konomi mendengar satu pengakuan besar dari teman sekelas sekaligus sahabatnya.
"Kau menjual ku!!?."
Lulu chi, yang menggunakan IGN(In Game Name) Lumix, Hanya tertawa kecil ketika Konomi atau Ann, mengguncang tubuh Avatar nya.
Tidak ada yang membantu Lulu, karena semua permainan liciknya.
"Mitsuki San, tolong jangan salahkan Lulu, semua ini adalah salah ku, Aku yang memaksanya untuk memperkenalkan ku pada mu, se- sebenarnya, aku sudah lama melihat mu, tetapi kamu sama sekali tidak tertarik dengan lawan jenis dan selalu menghindar ketika anak laki-laki mengajak mu bicara. Oleh karena itu aku meminta Lulu yang selalu bersamamu untuk memperkenalkan ku."
Konomi semakin tambah tersipu, wajahnya memerah bahkan di dunia nyata sekalipun, sebuah ledakan asap putih berbentuk hati pun tak terelakan muncul keluar dari kepala Konomi.
untuk pertama kalinya selama 15 tahun hidup, Konomi mendapatkan sebuah ungkapan cinta dari lawan jenis.
"Se-sebenarnya, Aku suka pada mu, Jadilah Pacar ku!!."
Dengan lantang dan tanpa malu di depan orang lain, Sang Pangeran Sekolah sekaligus seorang Player dengan IGN Roland, Mengutarakan Perasaan nya di dalam game.
Meski itu di nilai sangat tidak sopan, tetapi Sang Pangeran sudah tidak bisa lagi menahan perasaannya.
Sang Pangeran atau Roland merasa, jika bukan sekarang, takutnya Konomi akan di rebut oleh Laki-laki lain.
Di Sekolah, Konomi terlihat cuek pada laki-laki karena terkenal Bro-con, baginya tidak ada manusia lain yang lebih keren dari Onii-chan nya.
Karena melihat reaksi Konomi yang selalu mencuri pandang padanya, serta Avatar yang di buat mirip dengan nya di dunia nyata, menjadikan Roland berani untuk mengambil resiko dengan mengutarakan perasaannya saat ini.
Kini, setelah beban di hatinya sedikit berkurang, tibalah saat mengenakan, saat saat krusial ketika ia akan menerima jawaban atas pernyataan cintanya.
Dengan perasaan yang setiap detik semakin berdebar-debar, Roland menatapi langit langit penginapan guna menutupi wajahnya yang tidak kalah merona.
Sedangkan konomi, kehilangan kesadaran karena perasaan baru yang menyenangkan itu terlalu berat untuknya.
Butuh waktu 10 menit bagi Konomi untuk kembali sadar.
Bibirnya tampak mulai berkedut, getaran dari suaranya yang terdengar canggung juga ikut mempengaruhi Roland yang masih panik menunggu jawaban atas pernyataan cintanya.
Untuk 5 orang penonton yang mulai bosan dan kehilangan minat dari tontonan drama sejoli dihadapan mereka, mulai mendesak untuk mempercepat scene memalukan ini.
"Bisakah kalian mempercepat nya, sebentar lagi kita juga harus menyelesaikan Misi mengoleksi Peti Pedagang yang tersebar." DesaK Lulu.
"Ya?!!," tanya Konomi Heran, "koleksi peti tersebar?." tanyanya dalam hati.
Namun ucapan spontan dari Konomi itu, terdengar seperti dirinya menerima pernyataan cinta Roland.
Roland jatuh lemas, penantiannya semenjak musim semi lalu akhirnya terbayar, beban berat didalam hatinya seakan terangkat begitu saja, namun tubuhnya masih belum bisa bergerak bebas karena baru saja melewati momen menegangkan.
Tidak terkecuali juga dengan kelima penonton yang sedari tadi menunggu, mereka adalah orang yang paling berisik dan bersorak heboh ketimbang dari dua sejoli yang sedang mabuk asmara.
"tunggu!!, maksudku bukan begitu!!." Konomi yang panik berusaha menenangkan teman-temannya.
""heeeh??."" terdengar suara kekecewaan yang keras dari keenam orang lainnya, termasuk Roland yang sudah kehilangan warna.
"Bukan, Maksud ku....!"
"Kau Menolak Lamaran Pernikahan dari Pangeran?."
"Ini bukan lamaran pernikahan !!." Konomi sedikit berteriak ketika penjelasannya di interupsi untuk kesekian kalinya.
"Jadi, Kau menolak Pernyataan cinta Pangeran??."
"Maksudku bukan begitu!!."
"Jadi kau menerima pernyataan cinta Pangeran??."
"Dengarkan dulu aku bicara!!"
"".....""
Suasana langsung hening seketika ketika Konomi meminta waktu untuk menjelaskan.
Tetapi ketenangan yang tiba-tiba ini, justru membuatnya semakin sulit untuk berbicara, terutama ketika Roland menatapnya dengan penuh harap.
"Itu... itu... aku..."
Konomi semakin tertekan, tetapi dia tidak mau melepaskan kesempatan ini, hal ini adalah pertama kalinya dalam 15 Tahun ia hidup, ditambah lagi Orang yang ada di hadapannya adalah Barang Mewah yang mungkin tidak lagi bisa di temukan di belahan Bumi manapun.
Dan pada akhirnya.
"Mohon jaga Aku."
Dengan satu ledakan kecil dan asap putih berbentuk Hati, Konomi menyerah dengan Rasa malunya.
Dan hari ini, Sebuah Pasangan Baru telah lahir.
"ah, benar juga. Jika berita ini sampai terdengar di sekolah, pasti akan menjadi bahan cerita yang tidak ada habisnya." Ujar Lulu tiba-tiba, merusak suasana hangat yang sudah susah payah dibuat oleh pasangan baru ini.
Semua orang yang hadir, ikut berkeringat dingin.
Terutama bagi pasangan baru ini, mereka berdua tau jika mereka terkenal di sekolah. Tidak perlu munafik, karena itu bukan kali pertama bagi mereka untuk menjadi pusat perhatian.
"Pasti ada perang besar antar golongan, kedepannya."
Pria Kekar dengan Perisai besar, semakin menambah rasa beban di hati Sejoli yang baru memulai hidup pacaran mereka.
*******
Halaman perkenalan karakter
Mitsuki Konomi Sebagai Ann, Seorang Alchemist, LV 15. (1-3 SMA Katagiri)
Roland Stark Sebagai Roland, Seorang Warrior Dengan Pedang dan perisai kecil, LV 44. (1-1 SMA Katagiri)
Lucy Mclaren Sebagai Lulucy, Priest, LV 45. (1-3 SMA Katagiri)
Nanami Nami Sebagai Nami, Assassin, Lv 45. (1-3 SMA Katagiri)
Akane Sebagai SUSUSU, Mage, LV 45. (1-3 SMA Katagiri)
Shota Sebagai OjiiSan, Tanker, LV. 43. (1-3 SMA Katagiri)
Hitomi Sebagai ObaaSan, Archer. LV 50. (1-1 SMA Katagiri)
Sekian dari Author, selamat menikmati...
*********
Konomi dengan rasa canggung menerima sekaligus menjalankan misi pasangan bersama kekasihnya, Roland.
Tidak rumit, Hanya perlu menjalankan Misi Harian berdua ataupun Party selama Pasangan Masih dalam Satu Party.
Di sepanjang menjalani Misi harian inilah Konomi juga belajar sedikit banyaknya tentang cara mencari XP selain Bertarung.
Di waktu ini jugalah Konomi mendapatkan pelajaran, bahwasanya memaksakan Point Luck Bagi seorang Alchemist sangat beresiko. Apalagi tanpa mempunyai Point STR yang cukup untuk menggunakan Senjata.
Tetapi Konomi terlambat untuk mengetahui kenyataan itu.
Karena itu, sebagai teman, Lucu Sang Priest menyarankan Konomi untuk merubah Cara bermainnya.
Dengan Point Luck Konomi yang sekarang, tidak mustahil baginya untuk bertarung dengan menggunakan ramuan yang bisa dibuat Konomi.
Dan jika mau, Konomi juga bisa membuat Ramuan Penyembuh yang lebih bagus dari pada yang di jual NPC di Kota-kota.
Konomi sempat memikirkan ide sahabatnya itu. Dirinya sedikit tertantang, terlebih ketika mendapati kenyataan bahwasanya Alchemist adalah Job yang paling sulit dan paling merepotkan untuk di mainkan, Apalagi dengan Biaya produksi pada awal awal bermain.
Sebagai contoh. Botol Kosong bekas dari Seorang Player akan otomatis tersimpan di dalam tas mereka. Kebanyakan dari Player pasti akan menukarkan botol botol tersebut kepada NPC Alchemist dengan Harga 1/10, 1 ramuan Penyembuh untuk 10 Botol kosong.
Sebagai perbandingan lain, Harga botol kosong adalah 100 tembaga Perbotol.
Sedangkan Jumlah produksi Botol Kosong yang Beredar Lebih Sedikit dari Potion yang beredar.
Hal ini dikarenakan, sedikitnya Player yang mengambil Misi sampingan untuk Membuat Botol Kosong, dari Guild Kota.
Ditambah lagi, Modal untuk bahan pembuatan Botol sangatlah mahal, meski tidak sampai merugi, Namun Player Produksi cukup kerepotan, karena hanya membuang waktu mereka saja.
Terlebih dengan Rumor yang baru baru ini beredar.
"Rumor?."
"Benar, Saat ini Ada ketegangan yang terjadi Antara Player Petarung dengan Player Produksi. Bahkan Pihak Admin dibuat terlibat untuk Mendamaikan mereka." Lucy menjelaskan.
"Memalukan!!."
"Bahkan Seminggu setelah kejadian itu, Anggota Guild Player yang berseteru itu selalu mengganggu Player Produksi ketika Farming Bahan Baku, Mau itu menggiring Monster kearah Penambang, atau Menendang Player Produksi ketika Boss Dungeon akan kalah, tetapi tidak sampai Melakukan PK di daerah Non Netral."
"Tetap saja, itu adalah perilaku yang kekanak-kanakan."
"Aku sependapat, tetapi ini masih saja mengganjal di hatiku. Terlebih, Konomi... sekarang mungkin akan ada beberapa Player kasar yang akan semena-mena padamu, tetapi tenang saja, Jika mereka melihat Title Di Atas Nick mu itu, mereka tidak akan berani macam macam."
Roland cukup percaya diri dengan kemampuannya sekarang.
"Meski Suami mu begitu, dia adalah Player yang cukup di segani di sini."
Meski tadi sempat di puja, Kini Roland meras terhina ketika Sepupunya itu menyebutnya "Begitu".
Lain Halnya dengan Konomi yang kembali tersipu, karena sudah membanggakan suaminya di dalam game, meski belum benar-benar sampai ke missi pernikahan.
"Sebenarnya Puncak perselisihan dua kubu ini membuat krisis Produk Konsumsi hingga Peralatan menjadi langka. Pihak Admin bahkan sudah membatasi pembelian Potion Pemulihan yang bisa di beli melalui NPC agar Player Petarung bisa melihat bahwa Player Produksi sama pentingnya. Tetapi memang dasarnya mereka itu susah di beri tau, mereka bahkan menyalahkan Player Produksi sebagai biang kendala kelangkaan Potion dan di cap Pemalas."
"Wah...."
"Konomi chan, Tolong jangan Login sendirian mulai sekarang. takutnya mereka akan menculik mu dan di jadikan Budak pekerja."
Pletok!!!
Sebuah tonjokan keras mendarat ke kepala Lucy dari Roland.
Konomi hanya tersenyum kering mendengar Kata Kata berbahaya dari sahabatnya.
"Tenang saja, meski begini aku ini pandai menjaga diri."
""Yah, mengalahkan 15 Bandit sendirian, terlebih oleh Newbie sekalipun, sungguh sulit di percaya.""
"Mengapa Kalian menatap ku begitu ?"
Saat ini, Konomi sedang di serang oleh Monster kecil di dalam Dungeon, namun tidak ada satupun dari serangan mereka yang mampu mengenai Konomi.
Bahkan mereka seakan menyerah tubuh mereka untuk di kalahkan Konomi.
Bukan berarti mereka terpesona atau sebagainya, melainkan serangan monster monster di Dungeon semuanya meleset, seakan akan para Monster ini membidik ke arah yang salah.
Beda dengan Keenam lainnya yang kesulitan dan butuh banyak skill untuk mengalahkan Monster Minion dan Mini Boss.
Setelah Jalan menuju Ruangan Boss di bersihkan.
Parti Roland Berhenti sejenak untuk memulihkan Stamina ataupun untuk meregenerasi Mana para Penyihir.
"Eh? Mengapa berhenti?."
"Konomi chan, Jangan Terburu Buru, Kami butuh Memulihkan Mana kami juga. Tenang saja Dungeon kali ini hanya terbuka untuk Party yang mengambil misinya saja, jadi meski ada party lain yang mengambil misi yang sama, kita tidak akan ber bentrokan dengan mereka." Lucy tampak kewalahan karena harus Memulihkan HP(Health Point) ke Lima temannya.
"Mau pakai Potion ku saja?. yah, meski hanya Potion Basic."
"Terima kasih, banyak. Aku sangat terbantu," Lucy yang menerima Potion Pemulih Mana terdiam ketika Sebuah Notifikasi mengenali Potion yang baru di terimanya sebagai Potion kelas Lanjut dan bukan Potion Basic.
"Konomi chan?."
"Ya? ada apa? apa tidak cukup? aku masih punya banyak di Tas." Benar saja, Konomi tidak berbohong, Semua potion yang di keluarkan Gadis Newbie ini cukup untuk mereka Bolak-balik menaklukkan Dungeon ini sebanyak 5 Kali.
""Jangan Becanda !! Ini Potion langka yang NPC saja tidak menjualnya!!."" Bentak Kawan-kawannya.
Sedangkan Sang Suami hanya termenung kosong melihat kejeniusan Istrinya.
"Mana aku tau, di sistemnya dan bahannya di tulis Potion Basic." Balas Konomi tidak kalah keras, Membela diri.
"Sungguh kau ini, jika sampai ada yang tau kau membuat potion ini, sudah dapat di pastikan Banyak Guild yang akan merekrut mu dan kau akan di jadikan Budak."
PLAK!!
Sebuah tamparan mendarat ke atas kepala Lucy dari Sepupunya, Roland.
"Sudah kubilang, berhenti berkata hal yang menyeramkan kepada Istriku."
Roland, Di akhir tersipu dengan kalimatnya sendiri, tidak terkecuali dengan Konomi yang paling dekat dari Roland.
"Maaf hehehe."
Setelah membagi beberapa Potion Langka untuk teman temannya.
Party Roland Dengan percaya diri Masuk dengan gagah berani, karena Ada Konomi di sisi mereka.
5 Menit kemudian....
Party Roland Beserta Konomi Muncul di Depan Dungeon, di antar oleh lingkaran Teleportasi berwarna Hijau.
Party Roland selain Konomi yang awalnya Penuh percaya diri, kini tampak terpuruk. Berbeda dengan Konomi yang bersemangat setelah mendapatkan Sepatu yang cocok dengan Statusnya sebagai Alchemist Penyandang LUCK Garis Keras.
"Ayo lakukan lagi, Aku belum. Dapat Sarung tangan dan Helm yang Bagus.
""Bagaimana Mungkin Item Legendaris Seperti Itu Kau Bilang Belum Bagus...""
Semua orang Menangis mendengar Pendapat Sepele Konomi.
^^^BERSAMBUNG DULU YA^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments