Bab 4

Semua siswa fokus mengikuti setiap pelajaran yang diberikan. Hanya terdengar suara guru menjelaskan dan sesekali beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan.

Tak terasa sudah hampir satu semester mereka lalui. Hendri yang masih betah diam-diam menyukai Fatimah dan memperhatikannya. Namun berbanding terbalik dengan kembarannya, Hendra dengan terang-terangan mengaku menyukai Fatimah.

Tak segan-segan Hendra memberikan perhatian yang lebih pada Fatimah. Berbagai cara ia lakukan untuk menarik perhatian Fatimah padanya. Termasuk meminta bantuan Salsa untuk mendapatkan hati seorang Fatimah.

" Salsa tolongin gue dong, gimana cara biar gue bisa deketin Fatimah. Gue udah jatuh cinta Ama dia. Kalo sampe gue berhasil dapetin Fatimah. Gue janji apapun yang loe mau gue kasih." ucap Hendra memohon.

" Loe beneran suka Fatimah?" tanya Salsa meyakinkan.

" Loe nggak percaya kalo gue beneran cinta Ama sahabat loe?" tanya Hendra ulang.

" Lah mau dikata loe saudara gue, tapi kalo soal Fatimah. Loe gak ada apa-apanya, karena buat gue Fatimah bukan sekedar sahabat. Dia itu udah kayak saudara kandung gue tahu." jelas Salsa.

" Jadi gue gak mau Fatimah sampe ada yang nyakitin perasaannya termasuk loe, sodara gue. Kalo Sampe loe nyakitin dia, loe bakal berhadapan Ama gue. Emm salah bukan cuma gue tapi papi mami juga." tambah Salsa.

" Gak bakalan deh, gue nyakitin Fatimah. Soalnya gue cinta banget Ama nih cewek. Janji deh, tapi bantuin ya...ya...ya" ucapnya penuh dengan keyakinan.

" Gak semudah itu Ferguso, gue mau lihat dulu seberapa besar loe cinta sama Fatimah. Nanti baru gue bantuin, tapi ada syaratnya" ucap Salsa dengan senyum liciknya.

" Apaan syaratnya Marimar?" tanyanya dengan nada candaan.

" Loe kira telenovela jaman baheula. mau tau syarat nya, tapi janji dulu loe harus tepatin ya?" ucap Salsa lagi.

" Udah cepetan gak usah belibet, ya gue janji" jawab Hendra kesal.

" Kalo seandainya loe berhasil jadian Ama fatimah. Gue mau loe bayarin gue Ama fatimah liburan ke Bali. Harus free semuanya mulai dari tiket, penginapan pokoknya semua loe yang tanggung ya" ucap Salsa.

" Cuma itu doang, eh bocah. Kalo cuma itu doang mah siip lah. Ok deal, tapi kalo gagal gantian loe yang traktir gue gimana?" ucap Hendra senang.

" ihhh apaan loe, gak mau gue traktir loe. Yang minta bantuan kan loe bukan gue." ucap Salsa tak mau kalah.

" Pelit banget punya sodara kayak loe Marimar. Iya deh terserah loe, gue pasrah aja asal loe bantuin gue." ucap Hendra menyerah.

Akhirnya terjadilah kesempatan antara Hendra dan Salsa untuk misi merebut hati Fatimah. Setelah itu mereka saling diam menikmati Snack yang tadi mereka pesan. Sambil memikirkan langkah apa yang akan mereka lakukan untuk mendapatkan hati Fatimah.

Disisi lain ada Hendri yang masih setia memperhatikan Fatimah dari jauh. Ya saat ini Fatimah sedang membantu ibunya di toko bakery dekat rumahnya.

Karena di toko bakery milik ibu Fatimah juga di sediakan meja dan kursi untuk pengunjung yang hendak makan disana. Jadi Hendri memanfaatkan itu untuk setiap hari datang kesana.

Hanya sekedar menghabiskan waktu sepulang sekolah atau di malam hari. Hanya untuk bersantai memesan kue, sambil mengambil kesempatan untuk lebih dekat dengan Fatimah.

Sampai-sampai semua orang yang sering kesana hafal dengan Hendri.

" Pesen seperti biasa Hen? habis dari bengkel ya? Atau mau berangkat ke bengkel." tanya Fatimah.

" Emang ada varian baru? Iya nih mau berangkat ke bengkel. Biasa mau ngecek stok aja kok" ucap Hendri lembut.

" Ada varian baru, gue yang buat. Mau cobain, nanti kasih nilai ya. Soalnya ini baru aja Mateng, belum berani aku jual di toko. Takut gak enak." ucap Fatimah.

" Ok deh boleh, berarti gue orang pertama yang nyobain nih. Jangan-jangan gue jadi kelinci percobaan loe lagi" canda Hendri.

" Mulut loe ya, mau nggak?" tanya Fatimah lagi.

" Iya gue mau, apa sih yang gak buat loe" ucap Hendri senang.

" Ya udah gue ambilin ya bentar, minumnya yang biasa kan" ucap Fatimah.

Hendri hanya mengangguk sebagai jawaban. Fatimah membalasnya dengan senyuman. Lalu berjalan ke arah dapur toko. Hendri yang melihat sikap Fatimah padanya. Semakin merasa bahagia, senyuman tak luntur dari bibir Hendri.

" ah sejak kapan gue jadi begini, biarin aja deh. Yang penting gue ngerasa bahagia banget bisa Deket begini sama Fatimah. Walaupun dia gk tau kalo gue ada perasaan Ama dia. Tapi apa dia gk ngerasa Ama perasaan gue ke dia? Ahhh..tapi gpp yang penting Fatimah gak jauhin gue. Udah cukup buat gue" gerutu Hendri dalam hati.

" Eh... Hen. Ngapain loe ngelamun aja. Dipanggilin dari tadi juga. Loe lagi ada masalah ya? Lagi mikirin apa loe , Sampek di teriakin dari tadi gak denger" ucap Fatimah yang duduk di hadapan Hendri.

" Gpp kok, gue lagi mikirin seseorang. Udah mana pesenan gue" ucap Hendri malu.

" Loe lagi mikirin cewek ya, hayo loe ngaku. Siapa sih? Loe kok gak cerita sih Ama kita-kita" tanya Fatimah penasaran.

" Ada deh, nanti gue kenalin Ama tuh cewek. Tapi tunggu gue jadian dulu ya. Lagian loe kenal kok Ama tuh cewek." jawab Hendri.

" Temen sekolah ya,gue kenal. Sapa ya? Temen sekelas kita?" tanya Fatimah penuh pertanyaan.

" Udah jangan banyak tanya, kayak emak-emak loe. Tanya Mulu, nih kue boleh di makan gak sih. " ucap Hendri.

" iya boleh silahkan di nikmati. Review nya yang jujur ya gak boleh bohong" ucap Fatimah.

Ya seperti itu lah kebiasaan Hendri jika bersama Fatimah. Ia akan berubah menjadi lebih ramah, lembut dan humoris. Tapi jika sedang berkumpul dengan banyak orang maka akan kembali ke mode kulkas 10 pintu, dingin dan kaku banget.

Awal-awal Fatimah yang merasakan perubahan sikap Hendri akan merasa aneh. Tapi lambat laun karena seringnya bertemu ketika di toko ibunya. Ia menjadi terbiasa dengan perubahan sikap Hendri yang tak bisa di tebak.

Hari ini adalah hari penerimaan raport semester ganjil. Semua siswa merasa senang. Itu berarti libur Semester akan segera dimulai.Suasana di kelas pun ramai sekali. Karena untuk kelas Fatimah dan kawan-kawan berencana akan mengadakan camping untuk liburan kali ini.

Semua siswa sangat bersemangat dengan rencana tersebut. Termasuk Hendra yang sudah merencanakan usaha pedekatenya pada Fatimah setibanya di tempat camp mereka.

" Selamet kita berempat masuk satu grup. Jadinya kan gue dapat ijin dari mami ikut camping. Karena ada si kembar ikut juga. Loe tau kan mami gue, orang yang paling ribet no satu di dunia ini kalo masalah gue ikut acara sekolah yang kayak beginian." celoteh Salsa.

" Emang kenapa? Apa hubungannya Ama kita berdua yang ikutan camping" ucap Hendra heran.

" Maminya Salsa gak bakal ijinin Salsa buat ikut. Kalo pun boleh pasti banyak syaratnya. Yang mami ngikut lah, atau nggak bawa pembantu satu lah. Belum lagi bawaannya Sampek bejibun. Yang alhasil Salsa jarang ngikut acara beginian. Pokoknya ribet banget, dan itu berdampak juga ke gue." ucap Fatimah menjelaskan.

"Terus dampak buat loe apaan Fatimah, kan orangtua loe Ama si Salsa beda?" tanya Hendra heran.

Hendri hanya diam menyimak obrolan kami, dia juga merasa heran akan apa yang ia dengar.

" Loe gak tau aja,Fatimah udah dianggap anak Ama mami gue. Lagian juga mami gue tukang kompor nomor Wahid. Yang pasti ibunya Fatimah bakal denger apa yang mami gue kata. Kalo gue gk boleh ya otomatis Fatimah gak bakal dibolehin juga. Paham Ferguso?" ucap Salsa yang rada nyeleneh.

Hendra dan Hendri yang mendengarkan penjelasan dari Salsa pun mengangguk tanda mengerti.

" Ya udah kalo gitu ntar gue deh yang minta ijin ke mami dan ke orang tua Fatimah. Biar kalian bisa ikut acara kelas kita" ucap Hendra enteng.

Salsa yang mendengar ucapan Hendra tersenyum sumringah. Karena ini pertama kalinya sejak ia duduk di bangku SMA. Ia bisa ikut kegiatan sekolah tanpa ada embel-embel ini itu dari maminya.

Sedangkan Fatimah hanya bersikap cuek dan santai. Sikap Fatimah yang seperti itu tak luput dari pandangan Hendri. Yang sejak tadi hanya fokus memperhatikan Fatimah.

" Fatimah, nanti pulang sekolah loe ikut gue ke mall ya. Buat beli persiapan camping besok" ucap Salsa.

" Loe kan bareng Mereka tadi berangkatnya. Loe mau naik si Bejo ke mall?" tanya Fatimah.

" Ogah gue naik si Bejo, ntar si Bejo mogok lagi. Kayak biasanya, gue kadang heran deh. Si bejo kayaknya anti banget deh kalo gue naikin. Masak tiap kali loe boncengin gue ya selalu mogok tuh si Bejo." curhat Salsa.

" itu sebab loe bawel aja. Mangkanya kalo gue bonceng jangan bawel. Jadinya kan si Bejo mogok kalo Ama loe." ucap Fatimah meledek.

"Itu bukan karena gue bawel ya, si bejonya aja udah tua. minta ganti yang baru." jawab Salsa yang tak mau kalah.

Semua tertawa mendengar celoteh Salsa. Setelah pembagian raport selesai. Akhirnya seluruh siswa di perbolehkan untuk pulang lebih cepat.

Semua siswa bersorak kegirangan karena mereka sudah banyak rencana yang akan mereka lakukan setelah pulang sekolah ini.

Termasuk juga keempat orang ini. Yang akan pergi ke mall sesuai kesepakatan yang mereka setujui tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!