Bab 2

Kemudian acara makan malam itu harus berakhir dengan kedatangan Pak Mulyono, ayah dari Fatimah.

" assalamualaikum" ucap salam pak Mulyono.

" waalaikumsalam " jawab salam semua orang.

" Mari masuk ini pak, ayo gabung makan malam disini." Ajak papi.

" Ayo yah, jangan malu-malu" sahut Salsa.

Salsa dan Fatimah sama-sama menganggap orang tua Fatimah atau pun Salsa adalah orang tua sendiri karena saking akrabnya.

" Terima kasih, dan maaf mengganggu makan malamnya. Saya kesini mau jemput Fatimah saja pak. Karena sudah malam, ibunya cemas dari tadi karena Fatimah belum pulang." terang ayah Fatimah.

Fatimah yang mengerti maksud ayahnya akhirnya pamit dari meja makan segera menuju ke kamar Salsa untuk mengambil tasnya.

" Pi, mi, Salsa, om dan Tante juga kakak sekalian. Fatimah pamit pulang dulu ya, makasih sudah ngijinin Fatimah buat makan malam bersama." Ucap Fatimah sambil menyalami dan mencium tangan orang tua Salsa dan orang tua si kembar.

" Idih kata-kata loe bikin gue enek tau." ejek Salsa.

" Dasar temen gak ada akhlak, udah gue balik dulu. Masalah tugas biar gue yang kerjain nanti hasilnya gue kirim lewat chat ya." ucapku pura-pura marah.

" Ha....ha ...ha. Asyik gue jadi gak usah capek-capek mikir deh. Gitu dong, sering-sering aja begini kalo ada tugas kelompok lagi." tawa Salsa.

Setelah itu aku pamit pulang dengan diantar Salsa sampai ke pintu depan. Tapi sebelum sampai keluar rumah Salsa nampak tatapan Hendri yang mengikuti ke arah Fatimah dan pak Mulyono berjalan keluar.

" Sampai ketemu besok disekolah. Dah sist.." Ucap Salsa yang di balas anggukan oleh Fatimah.

Kemudian Fatimah naik motor matic yang dikendarai ayah nya. Motor pun melaju meninggalkan rumah Salsa.

Keesokan harinya, Pagi-pagi sekali Fatimah sudah berangkat sekolah menggunakan motor kesayangannya si Bejo.

Jarak rumah Fatimah dan sekolahnya lumayan cukup jauh. Butuh waktu kurang lebih setengah untuk sampai ke sekolah itu pun jika tidak ada macet.

Dan untungnya Fatimah yang sudah dibiasakan hidup disiplin dan mandiri oleh orang tuanya. Maka terlambat tidak pernah ada dalam kamusnya.

Sesampainya disekolah Fatimah langsung memarkirkan si Bejo di lahan parkir yang telah disediakan oleh pihak sekolah khusus siswa.

" Assalamu'alaikum pak Parjo. Titip dan jagain si Bejo ya, jangan sampai lecet Lo" sapa Fatimah kepada satpam sekolah dengan sedikit bercanda.

" Waalaikummussalam, beres pokoknya mah neng Fatimah. Bapak jagain si Bejo biar tetep mulus " ucap pak Parjo sambil tertawa.

Fatimah pun berjalan menuju ke kelasnya. Disepanjang jalan yang ia lewati, terdengar kasak kusuk dari para siswa. Fatimah merasa heran, jarang sekali sekolah seheboh ini apalagi masih pagi.

Akhirnya sampailah Fatimah di kelasnya. Ia langsung menuju bangku yang biasa ia duduki. Tak beberapa lama datanglah Salsa dengan kehebohannya yang bar-bar.

" Pagi Sayangku,my sweety" teriak nya sambil mendekati ku.

" Aduh Salsa sayang, bisa gak sih pagi-pagi jangan teriak. Ini sekolah bukan hutan, jadi harus sleeey" ucap Fatimah.

" Eh Fatimah loe tau gak kenapa anak-anak pada heboh semua?" tanya Salsa antusias.

" Gue gak tau dan gak mau tau."ucap Fatimah cuek.

" Kok gitu sih loe, jangan bikin gue bad mood deh. Bisa gak sih loe pura-pura kepo gitu. Biar gue nya gak bad mood. Sebel gue sama loe." gerutu Salsa cemberut.

Fatimah yang tau kalo Salsa sedang gondok dengan nya. Akhirnya mencoba merayu Salsa supaya mood nya kembali.

" Salsa yang cantiknya kayak princess nya kata Mami Citra" ucap Fatimah sedikit bercanda.

" Tuh kan loe gitu makin sebel gue" omel Salsa.

" Ya deh gue minta maaf, emang ada apaan sih sampe semua Rakyat disekolah ini pada heboh banget pagi-pagi."Rayu Fatimah.

" Itu gara-gara ada murid baru pindahan. Dan loe tahu anak pindahan itu kak Hendra dan kak Hendri" ucapnya lagi.

" Oh jadi itu alasan sekolah kita gempar pagi-pagi" jawab Fatimah santai.

" Iyalah, kan kemarin papi sama mami udah bilang kalo si kembar bakal satu sekolah sama kita. Loe lupa? Tapi ada satu masalah, si kembar bakal di taroh di kelas mana. Papi sama mami gak bilang sama gue." ucapnya.

Bel masuk pun berbunyi, jam sudah menunjukkan pukul 7 tanda pelajaran akan segera dimulai. Semua siswa kelas 2 sosial, mempersiapkan buku pelajaran yang akan diajarkan. Beberapa menit kemudian masuk lah pak Andre guru sosiologi bersama kepala sekolah.

Kemudian di ikuti dua siswa cowok yang tinggi mereka hampir sama.

Salsa dan Fatimah yang melihat siapa yang berada di belakang kepala sekolah sedikit terkejut.

Kemudian kepala sekolah memperkenalkan si kembar pada semua siswa dikelas. Si Kembar mulai mengenalkan dirinya satu persatu. Kehebohan pun terjadi apalagi para siswi kecuali Salsa dan Fatimah. Karena mereka sudah sama-sama mengenal. Suasana didalam kelas menjadi riuh oleh teriakan dan pertanyaan yang dilontarkan mereka.

Setelah perkenalan selesai pak Andre mempersilahkan si kembar mencari bangku yang kosong. Sedangkan pak kepala sekolah pamit undur diri.

" Hai Sal, Fat kalian juga dikelas ini. Enak nih kita satu kelas." sapa Hendra. Yang duduk di bangku belakang Salsa.

" Kak Hendra kok gak bilang sih kalo satu kelas sama kita. Tau gitu tadi pagi Salsa berangkat bareng kalian aja."gerutu Salsa.

" Kita baru tahu barusan kalo kita satu kelas." ucap Hendra.

Hendri yang duduk dibangku belakang ku pun hanya diam fokus melihat ke depan.

" Salsa, udah diam loe. Noh pak Andre udah ngliatin loe dari tadi" peringat Fatimah pada Salsa pelan.

Dan benar saja tatapan tajam pak Andre tertuju pada Salsa yang tadi ngobrol dengan Hendra. Akhirnya semua siswa fokus mendengarkan setiap pelajaran yang diajarkan.

Waktu terus berlalu, bel kembali berbunyi. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang waktunya untuk istirahat. Para siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang ke perpustakaan, ada yang ke kamar mandi, ada pula yang ke kantin. Ada Juga sebagian siswa masih tetap dikelas.

Sedangkan Salsa dan Fatimah, memilih untuk ke kantin.

"Kalian gak ke kantin?" tanya Salsa setelah mengemas bukunya ke dalam tas.

" kalo iya, ayo bareng sekalian" ajak Fatimah.

Tak menunggu lama si kembar pun mengikuti langkah Salsa dan Fatimah pergi ke kantin. Saat didalam kantin tiba-tiba suasana menjadi senyap karena kedatangan ke empat orang itu.

Semua mata tertuju pada kedatangan mereka. Namun itu hanya bertahan sementara, mulai terdengar sorak sorai dan suara sumbang bersahutan dari para kumpulan cewek-cewek centil.

Salsa dan Fatimah yang mendengar kehebohan itu merasa sedikit risih. Sehingga mereka bergegas mencari bangku kosong agar bisa secepatnya memesan makanan.

Sedangkan si kembar dengan santainya tak memperdulikan kehebohan tersebut. Mereka hanya mengikuti langkah Salsa dan Fatimah dari belakang. Setelah mereka mendapatkan meja kosong yang berada dipojok kantin. Kemudian Fatimah segera memesan makanan juga minuman bersama Hendra.

Sambil menunggu pesanan mereka siap, Fatimah dan Hendra kembali ke meja mereka. Sampai beberapa saat kemudian, akhirnya pesanan mereka diantarkan.

Tak ada percakapan diantara mereka, karena fokus menikmati makanan. Saat sedang asyik menikmati makanan. Tiba-tiba meja mereka di hampiri segerombolan siswi. Salah satunya cewek terpopuler di sekolah ini.

" Hai, boleh kenalan nggak?" tanya salah satu siswi.

Hendri tak meresponnya, sedangkan Hendra hanya tersenyum tanpa ada tanggapan.

" Hai, kenalin namaku Nayla. Siswi populer di sekolah ini, juga putri kepala sekolah." ucap yang lainnya lagi yang ternyata bernama Nayla.

Fatimah yang melihat kehebohan di meja nya. Akhirnya memutuskan untuk pamit lebih dulu pergi dari kantin. Karena ia merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut.

Salsa yang melihat sahabatnya pergi, memilih untuk menyusulnya. Hendri yang diam-diam memperhatikan Fatimah pun segera menyeret Hendra untuk menyusul Salsa dan Fatimah.

" Hendri, gue belum selesai makan. Main seret aja gak bilang-bilang." ucap Hendra kesal.

" Udah tinggalin aja, loe gak liat Salsa dan Fatimah udah pergi duluan." Ucapnya.

" Lah kita ditinggalin ini" ucap Hendra.

Hendra dan Hendri pun pergi dari kantin dan mengabaikan para siswi tadi. Tapi sebelum pergi Hendra masih sempat-sempatnya membeli beberapa cemilan dan 2 botol air putih. Setelah membayarnya, segera ia berjalan menuju ke kelas menyusul yang lain.

Para siswi tadi pun yang merasa diabaikan pun akhirnya bubar dengan rasa dongkol atas sikap si kembar.

Sesampainya dikelas, Fatimah segera kembali ke bangkunya di susul Salsa dan kemudian si kembar.

Hendra menyerahkan sebotol air mineral dan juga cemilan ke pada Fatimah.

" Nih buat loe, gue tahu loe tadi baru sempet makan sedikit. Jadi terima ini lumayan bisa ganjel tuh perut" ucap Hendra yang juga menyerahkan cemilan pada Salsa.

" Makasih ya DRA" ucap Fatimah.

" Iya, oh ya bisa gue minta no hp loe nggak? " tanya Hendra kepada Fatimah.

" Buat apa no hp gue?" tanya Fatimah.

" Ya kalo gue ada perlu sama loe gue jadi gak bingung mau ngehubungi loe kemana. Lagian gue minta no hp loe ke Salsa gak kasih takut loe marah" jawab Hendra.

" Kasih hp loe ke gue " ucap Fatimah.

Dengan cepat Hendra dan Hendri menyerahkan hp mereka bersamaan. Fatimah dan Salsa yang melihat ulah mereka sedikit kaget dan heran.

Fatimah lalu mengambil hp keduanya lalu mengetikkan no hpnya secara bergantian. Hendra yang lebih ekspresif tampak senang setelah mendapatkan no hp Fatimah.

Berbeda dengan sikap Hendri yang dingin. Tersenyum pun sangat jarang ia tampilkan. Setelah memasukkan hp mereka kedalam kantong celana masing-masing. Tak beberapa lama bel masuk pun berbunyi. Semua siswa kembali fokus mengikuti pelajaran.

Hampir tiga jam mereka lalui dengan fokus mengikuti pelajaran. Bel pulang pun berbunyi, para siswa yang mendengarkan bel tersebut bersorak gembira.

Tak ada seorangpun yang membuang waktunya, mereka semua bergegas merapikan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah dirasa sudah beres, para siswa mulai berhamburan meninggalkan kelas.

" Salsa,Hendra, Hendri, gue balik duluan ya. Soalnya tadi pagi ibu udah pesen ke gue suruh buru-buru balik. Pesanan kue ibu lagi banyak-banyaknya,Kasian ibu keteteran." pamit Fatimah.

Ibu Fatimah yaitu ibu Sumarni memiliki toko kue didepan rumahnya sedangkan ,Ayah Fatimah yaitu pak Mulyono pedagang kelontong yang letak tokonya bersebelahan dengan punya ibu Sumarni.

" Iya deh, loe cepetan balik Sono. Kasian ibu pasti capek. Salam ya buat ibu, inget hati-hati bawa si Bejo" ucap Salsa.

Si Kembar hanya mengangguk sebagai respon. Fatimah lalu berjalan sedikit cepat menuju tempat si Bejo terparkir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!