Bab 3

Keesokan harinya.

"Pak bos perlu aku bantu gak?" menarik dasi sampai Alga terce kik.

"UK ... UK ... sa--kit," terce kik.

Plak.

Menepis tangan Alea yang sedari tadi sibuk membantunya.

"Dasar wanita, kamu mau jadi janda hari ini apa?" marah-marah.

Alea menggeleng kuat.

"Ya ... enggak lah, masa hari ini mau jadi janda cuma gara-gara kekencangan tarik dadi si bos, tapi ... setelah kekayaan pak bos jatuh ke tanganku sih barulah aku mau menjadi jadi janda!" tersenyum jahat.

"Dasar, kamu ya." Menjitak dahi Alea.

cetak.

"Ampunnnn pak bos," berlari secepat kilat.

Kalau ia tidak buru-buru lari pasti jidatnya tidak bisa di selamatkan lagi, sebab bos yang merangkap jadi suaminya sekarang ini suka sekali menyen til jidatnya yang glowing.

Alea sudah selesai dengan masakan terbaiknya. Dari tampilan terlihat menarik dan ia juga sempat mencicipi masakannya tersebut dan rasanya pas di lidahnya, tapi entah di lidah orang lain ia tidak yakin 80 persen.

"Huft ... tetap saja tumis-tumisan yang aku masak, mau coba masakan ke barat-baratan gak bisa. Dasar Alea lemah." Ia mencari-cari informasi di aplikasi pintar yang barusan ia download.

Ia terus mengetik dan mensecroll ke bawah untuk mencari hidangan yang mungkin bisa terjangkau di otaknya untuk belajar memasak.

Alga menatap hidangan yang ada di hadapannya, tidak berselera.

"Kenapa hanya di lihat ?" menatap Alga tajam.

"Tidak berselera, lagi pula jam hampir telat. Ingat ... telat satu menit potong gaji!" jawabnya pergi begitu saja meninggalkan Alea sendirian yang masih belum berkemas-kemas.

"Aa ... pak bos, dasar tak berperasaan mentang-mentang berduit tebal seenak jidatnya sendiri mengatur keuangan gaji karyawannya yang rajin." Alea bergegas dengan tasnya untuk berkerja, padahal jam kerjanya masih kurang satu jam.

'Eh ... kenapa pak bos rajin sekali, apa jangan-jangan ada wanita yang sedang ia idam-idamkan di kantor atau justru kantor lain?' jadi penasaran.

"Semangat Alea, kamu istri sah bukan pel4kor atau merebut punya orang. Semangat ... semangat berjuang, meski pak bos gak cinta dengan mu setidaknya kamu berhak mendapatkan nya selagi ia masih kaya dan jadi suami kamu, kalau dia miskin ... apa aku masih mau ya?" sambil berpikir, "sudahlah, dari pada memikirkan yang tidak-tidak lebih baik aku segera berangkat saja."

Alea dengan cepat menyiapkan semua menu yang ia buat dengan tulus dan pagi-pagi tapi nyatanya tidak di sentuh sama sekali oleh Alga.

"Dasar suami, sudah rela-rela bangun pagi, eh ... masakanku sama sekali tidak di cicipi. Dasar pemilih milih makanan, aku sumpah in jika bukan masakanku dan menu yang aku pilihkan dalam hidupmu kamu tidak akan berselera makan." Sambil mengacungkan jari telunjuk nya ke atas.

Bleder

Alea mengerjabkan matanya.

.

BRUGH.

"Aish ... sial, sial sekali pagi ini." Menepuk-nepuk lututnya untuk membersihkan noda yang ada di lutut celana panjangnya.

Ia berjalan menuju ke sebuah gedung pencakar langit.

"Selamat pagi bos."

"Iya pagi,"

Itulah kebiasaan karyawannya menyapa bos muda yang terkadang membuat orang lain tertawa dengan tingkah nya yang sering konyol.

"Bos itu celananya ?" tunjuk Naina asisten merangkap menjadi sekretaris nya.

"Tidak apa-apa, hanya terjungkal tadi! tenang saja saya masih ada baju ganti di ruangan saya!" membiarkan kotor begitu saja.

Belum juga sampai ke lift ia bertabrakan dengan gadis, lebih tepatnya perempuan yang umurnya selisih lumayan banyak dari nya.

Brugh.

"Maaf."

Alga menatap kesal.

"Kamu ... lagi, bisa tidak jangan satu lift denganku?" menggertak nya namu justru Alea hanya cengengesan. ''Bikin emosi aja.'' Alga mendengus kesal.

Tidak hanya di rumah tapi di kantor juga begitu, menyebalkan.

Alea cekikikan saat melihat raut wajah Alga yang emosian, lucu dan imut.

"Ya tidak bisa pak bos, apa pak bos pagi ini matanya rabun?" sambil menunjuk tulisan di dekat tombol angka yang bertuliskan khusus karyawan dan karyawati saja.

Mata Alga melotot.

"Kamu ..., awas saja jika sudah sampai rumah." Mengepalkan tangannya.

"Wle ..." menjulurkan lidahnya.

'Kalau aku sih gak takut dengan ancamannya, yang aku takutkan uang hak yang seharusnya jatuh ke tanganku tidak jadi jatuh ke tanganku.'

Alea bergegas ke tempat istirahat untuk meletakkan barang-barang miliknya, sederhana dan terkenal tidak punya apa-apa,jadi orang-orang tidak peduli barang-barang murahan milik Alea.

Paginya Alga di buat hancur bertubi-tubi, tidak di rumah dan tidak di kantor sama saja.

Dret dret dret.

Alga berdecak.

"Aish ... siapa lagi pagi-pagi telpon begini sih?" matanya melotot saat siapa yang sedang menelponnya.

MOMMY

Deg.

Klik.

Terpaksa ia mengangkat sebelum mendengarkan suara lantang dari si pemiliknya. Ia memejamkan matanya sebentar sebelum mendengar suara mommy nya.

'Hiks ... hidupku habis jika mommy yang telpon, di tambah lagi ... ' Alga sudah tidak sanggup membayangkannya.

"Ha--llo mom.''

''ALGA, BERANI-BERANINYA KAMU MENIKAH TANPA IJIN DARI MOMMY DAN DADDY. KAMU MENGHAMILINYA YA..., HAH? SAMPAI-SAMPAI SAUDARA-SAUDARA MU TIDAK KAMU BERI TAU HAH, APA MAKSUD KAMU HAH, AWAS SAJA SEPULANG DARI KANTOR TIDAK MAMPIR KE RUMAH, ASET BERHARGA MU TIDAK ADA ARTINYA APA-APA ?'' Suaranya menggelegar.

Alea saja tidak menyangka jika mommy nya Alga akan berbicara begitu, pasti tidak setuju orang tuanya Alga.

"Mama kamu?" tanyanya sambil berbisik.

Alga mengangguk sambil menutupi speaker bawah. ''Seperti yang kamu dengar!'' menghela nafas berkali.

'Aha ... sepertinya aku punya ide nih, nanti siap-siap aku praktekin.' Tersenyum jahat dalam hati.

Alga menatap curiga pada Alea.

''Iya ... iya ... mom, mommy tenang saja. Alga tidak senakal Daddy ko.'' Selalu mengelak dan mencari-cari kebenarannya sendiri.

''Tidak usah bahas-bahas Daddy ya, sekarang ini kamu yang jadi trending topik di rumah. Awas saja jika sampai tersebar keluar, Alga ... kamu membuat kepala mommy hampir pecah hu ... hu ... putra kecilku seperti ini,'' menangis tersedu-sedu.

Suara lift terbuka, Alga berlalu begitu saja sedangkan Alea yang tugasnya bersih-bersih kini membersihkan koridor kantor.

"Please mom, jangan nangis. Alga..." menatap kesana kemari memastikan tidak ada yang tau. "Alga minta maaf oke, untuk lebih detailnya bersambung dulu ya mom," mematikan sambungan telpon secara sepihak.

Alga pusing seketika, belum lagi nanti setelah pulang dari kantor, pasti akan ada persidangan. Pikirannya tak karu-karuan , ternyata menikah tersembunyi dan diam-diam seperti ini efeknya.

Prak.

"Dasar anak nakal, dipikir mommy nya ini tidak tau apa. Ini semua gara-gara Daddy sih, yang selalu memanjakan anak-anak, lihat ... mereka semua jadi hobi menyembunyikan pernikahannya dari keluarga, memang ya darah lebih kental dari air."

"Maksudnya mommy, menuduh Daddy gitu?" menunjuk dirinya sendiri.

"Iya lah, siapa lagi tersangka nya jika bukan Daddy !" berlalu dengan perasaan kesal sebab ia berjalan dengan menghentakkan kakinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!