Bab 2

Pagi hari.

Dandanan ala MUA terkenal menempel sana dan sini di wajah Alea dan juga tubuhnya sudah di balutan dengan gaun pengantin yang luar biasa bagus dan mewah, jika gaun ini robek berapa tahun ya dirinya bisa mengganti kerugiannya?

Paduan warna putih dan peach begitu sempurna di tubuh Alea, cantik dan elegan. Tak dapat di pungkiri jika kini Alea jadi pusat perhatian selain ia pengantin wanitanya.

'Beginilah nasib anak yang tidak di harapkan hadir, apa pun yang ia lakukan dengan tulus, selalu ... saja di anggap salah dan hanya beban bagi mereka saja, apes ... banget jadi anak dan orang yang tidak di inginkan dalam lingkungan masyarakat.' Alea terus berpikir positif untuk dirinya sendiri,agar aura negatif enggan menghampiri hidupnya.

"Gaunnya gede banget sih, jalannya susah dan berat sekali." Alea mengangkat roknya tinggi-tinggi bahkan sampai terlihat lututnya yang putih bersih.

Alga sudah berada di atas panggung dan siap-siap untuk melaksanakan ijab Qabul pagi ini. Alga terlihat sangat tampan dengan balutan jasnya, Alga Zain Putra Aqlan Gundono laki-laki tampan yang sudah kaya sejak ia lahir, pewaris ketiga keluarga Aqlan. Ia berusia 28 tahun yang artinya 8 tahun lebih tua dari Alea, sudah pernah akan menikah tapi gagal gara-gara calon istrinya mendua.

Semua para tamu undangan yang sengaja di hadirkan beberapa orang begitu sangat antusias dan menikmati acara demi acara, bahkan ijab Qabul berjalan dengan sangat lancar tanpa adanya hambatan apalagi pengganggu yang hadir.

Kedua kakak Alea terpaksa datang bahkan para pembantu dan pengasuh yang dulu merawat 3 saudari itu pun juga ikut serta, hanya saja Papa kandung Alea tidak ada dan ia di wakilkan walinya untuk sekarang.

Para tamu mengucapkan selamat begitu juga saudari-saudari Alea yang sangat bahagia melihat si bungsu pembawa sial akhirnya menikah dan lepas dari keluarga Rosa.

Tidak ada yang sepesial hari ini bagi Alea, yang ada malah kebingungan di tempat ini.

Ia dan Alga tidak menetap di hotel melainkan langsung pulang dan Alga kembali langsung berkerja di kantor seperti tidak terjadi apa-apa padahal baru saja tadi pagi menikah dan langsung resepsi sekalian tapi sorenya yang seharusnya di habiskan dengan Alea justru ia habiskan dengan berkerja.

"Pernikahan apaan ini, pengantinnya di anggurin doang, bukannya sama saja menyia-nyiakan penggantinya di malam pengantin, bukannya lebih baik menyentuh pengantin wanitanya lebih dulu. Aku rela ko meski belum ada benih-benih cinta, tapi mau bagaimana lagi pengantin prianya justru pergi dan memilih melakukan hal lain dari pada menyentuh pengantin wanitanya." Alea berdecak pinggang.

Alea membuka gaunnya tetapi tentu saja di bantu oleh MUA yang meriasnya tadi pagi sampai siang, sebab ia tadi juga sempat beberapa kali ganti pakaian setelah ijab Qabul.

"Miss cantik, jangan galau dong. Sebentar lagi pasti pak bos akan pulang, oh ya miss cantik Alea, aku pulang dulu ya. Tugas saya sudah selesai, bye ... bye ... cantik." Sambil cium jauh.

Alea begidik ngeri saat melihat kegenitan MUA laki-laki yang bergaya layaknya perempuan.

Tepat pukul 22.00 WIB Alga baru pulang dari kantor, sebenarnya ia tidak lembur hanya saja ia begitu malas melihat Alea.

"Pak bos baru pulang, hari ini kan aku jadi istri pak bos nih. Harus ngelakuin apa dulu nih, membantu lepasin baju pak bos atau langsung terjun ke tempat tidur atau bagaimana kita mengawali malam pertama kita bos?" tanyanya dengan bar-bar dan manja sambil memainkan jarinya sendiri.

"Kamu jangan sok-sokan lancang terhadapku, aku paling jijik dengan wanita yang menyodorkan dirinya lebih dulu, benar-benar memuakkan!"

"Jijik ko di nikahi, di tambah lagi di kasih tidur satu ruangan pula." Ngedumel lalu ia beranjak pergi dan memilih tidur di sofa.

.

Alga tidak menanggapi Alea sama sekali, ia memilih masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri, Alea yang merasa di biarkan kini mendengus kesal.

Malam pengantin apaan ini, gak ada yang romantis-romantisan seperti yang pernah ia dengar dari beberapa rekannya yang sudah menikah.

"Kamu tidur di pinggiran tempat tidur, awas kalau sampai mencuri badan aku dan peluk-peluk seenak jidat kamu sendiri. Karena si sini gak ada sofa yang jelek jadi terpaksa kamu tidur di samping aku, tapi ingat paling tepi tidurnya." Menunjuk wajah Alea.

"Iya ... iya ... tau diri dan sadar ko, tapi nanti malam jika kedinginan boleh peluk badan kamu kan?" tersenyum sambil mengisyaratkan sesuatu matanya.

"Bagus jika kamu sadar diri, satu lagi gak boleh peluk-peluk meski kamu kedinginan, ada selimut tuh di lemari. Tumben gak mencium bau sangit dari kamu, baru mandi pakai kembang tujuh rupa ya kamu?" menyibakkan selimut dan mulai memejamkan matanya.

"IYA!" Alea teriak begitu saja, reflek dan juga tersinggung.

Alga tidak peduli.

''Menyebalkan sekali sih Alga, kalau ngomong gak pakai di rem duluan.'' Alea menggerutu pelan dan merebahkan diri tapi membelakangi Alga.

Alga mengerjab-ngerjabkan matanya, berani dan bar-bar sekali wanita ini di tambah lagi ada kebodoh4n yang menempel pada otaknya.

"Itu semua tergantung dari perbuatanmu sebelumnya, kamu dapat pasangan seperti apa kedepannya itu juga tergantung dari kelakuan mu sendiri. Mendapatkan suami kejam dan lain sebagainya itu adalah cerminan mu sendiri," sahutan yang tidak masuk akal.

"Eh ... tunggu-tunggu dulu pak bos, sepertinya perkataan pak bos barusan ini ada yang salah dan tidak benar, bukannya cerminan ini berlaku untuk laki-laki."

"Sama saja, kalau aku sendiri sih sepertinya tidak akan punya istri seperti kamu sikapnya, pecicilan dan tidak punya apa-apa yang perlu di bangga-banggakan, bahkan untuk mengajaknya keluar saja malu-maluin," ejeknya kejam sekali.

"Nah ... itu baru perkataan yang benar dari mulut pak bos, maka dari itu nanti saat ada acara-acara penting pak bos tidak usah mengajakku oke."

Alga langsung memelototkan matanya.

"Apa kamu bilang? kamu mau mengundurkan diri dari seleksi ikut acara-acara ku yang jadwalnya tidak tanggung-tanggung untuk bulan ini, no ... no ... no ... tidak bisa di cancel. Berani menolak maka kamu akan kehilangan uang dua puluh juta perharinya." Ancaman yang menggiurkan.

Bibir Alea sudah ngiler.

"Baiklah, deal ya pak bos. Aku akan dengan siap siaga menerimanya dengan senang hati, apa ada bonus lagi bos?" semangat membara.

"Ada!" tersenyum licik di balik gulingnya.

"Apa pak bos?" berbinar-binar.

"Tutup mulutmu, jangan berisik!" tertidur.

Alea mendengus kesal saat Alga hanya mengerjainya saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!