PPS ~ 03

Rania berjalan mendekati Lisa yang masih terduduk dilantai dengan menyedihkan.

“Tante, apakah Tante pernah berpikir bagaimana perasaan Papahku saat Tante bermain dengan berondong Tante itu? Apakah Tante pernah berpikir ketika ketahuan nasib Tante akan berakhir seperti ini? Sekarang setelah ketahuan, dengan mudahnya Tante meminta kesempatan untuk memperbaiki semuanya, apakah tante pikir wanita di dunia ini hanya Tante seorang? Sungguh lucu sekali, mengapa kami harus memikirkan bagaimana kehidupan Tante di luar sana seperti apa,” dengan begitu kejamnya putri tiri yang selama ini tak dianggap oleh Lisa berkata demikian.

“Seharusnya Tante berpikir terlebih dulu apa konsekuensinya sebelum mengkhianati Papahku. Kurang apa Papahku sehingga Tante berselingkuh dengan pria muda yang kenyataannya tak memiliki apa-apa. Sungguh wanita bo doh, hanya demi has rat semata malah membuang kekayaan yang sudah digenggam,” sambungnya mencibir perbuatan Lisa hingga wanita itu meradang.

“Pandai sekali kau bicara yah, anak kecil. Kau juga menghamburkan uang Papahmu, mengapa kau harus begitu sombongnya di depanku. Kita sama-sama menghabiskan uang Alex, jadi jangan terlalu sombong di depanku.” Lisa yang tak sadar diri berbalik menyerang Rania dengan kata-katanya.

Plaaakkk...

“Saya pewaris resmi dari tuan Alexander, lalu siapa kau berani mengkritikku seperti itu? Sungguh tak sadar diri dan tak tahu malu.”

Satu tamparan mendarat di pipi Lisa membuat wanita itu bangkit dan hendak membalasnya, ia tak terima putri tirinya yang sedari dulu ia benci kini berani mendaratkan tangannya di pipinya.

“Beraninya kamu,” geram Lisa memegang pipinya yang panas karena tamparan yang diberikan oleh Rania.

“Sebaiknya Tante cepat kemasi pakaian Tante dan pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran dan mengusir Tante tanpa sehelai benang pun,” titah Rania dengan bersikap begitu arogannya, ia memang pantas bersikap arogan karena ia adalah seorang pewaris dari pemilik perusahaan nomor satu di kotanya.

“Awas kamu yah, anak kecil.” Lisa menunjukkan jari telunjuknya di depan wajah Rania membuat gadis cantik itu menatap tajam padanya.

“Apa? Mau mengancamku? Mau kupanggilkan Victor untuk menyeret Tante dan membuang Tante ke rumah bordil?” ancam Rania yang membuat Lisa ketakutan dan seketika langsung berjalan menuju kamarnya untuk membereskan pakaiannya.

Rania mengikuti Lisa dari belakang guma mengawasi wanita itu. Ia benar-benar tak akan membiarkan Lisa membawa apa pun selain pakaiannya dari rumah sang papah. Sungguh gadis yang kejam.

“Victor,” panggil Alex setelah Lisa selesai dengan berkemasnya membuat wanita itu ketakutan.

“Mas, kamu jangan begitu kejam sama aku, Mas. Aku sudah menuruti apa yang putrimu katakan, masa kamu masih ingin membuangku ke rumah bordil.” Lisa sudah memasang wajah ketakutan, ia sungguh takut kalau Alex akan menyuruh Victor membawanya ke rumah bordil.

“Iya, Tuan besar.” Victor datang langsung menghampiri majikannya membuat Lisa semakin ketakutan.

“Antar mantan Nyonya Alexander ke tempat yang sudah saya siapkan memang untuknya.” Alex memberikan sebuah kunci pada Victor tanpa menghiraukan perkataan Lisa.

“Baik, Tuan besar.” Victor langsung menjalankan perintah majikannya dengan membawa Lisa dengan paksa.

“Mas, kumohon jangan begini sama aku. Jangan suruh Victor membawaku ke rumah bordil, aku berjanji tak akan mengganggu kehidupanmu lagi, Mas,” teriak Lisa yang sama sekali tak ia pedulikan, Victor terus membawanya hingga keluar dari rumah mewah tersebut.

Alex bisa bernapas lega karena wanita yang membuatnya marah sudah pergi, ia mendudukkan bokongnya di sofa dengan menghela napasnya.

“Pah, Papah serius meminta Victor untuk membawa Tante Lisa ke rumah bordil?” tanya Rania penasaran, begitu juga dengan Aneska yang juga menganggukkan kepalanya tak sabar ingin mendengar jawaban dari pria pujaannya itu.

“Enggak, papah hanya meminta Victor untuk membawanya ke tempat yang jauh dari kita agar dia tak mengganggu kita lagi,” jawab Alex memberitahu.

“Ke mana?” tanya Rania lagi yang penasaran.

“Kamu tak perlu tahu, yang penting dia tak akan mengganggu kita lagi. Ya sudah, papah masuk ke ruang kerja dulu yah.” Alex bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang kerjanya, mata Aneska terus saja menatap kepergian pria yang selama ini menjadi pujaan dalam hatinya.

“Ran, gua izin ke ruangan bokap lu bentar yah, ada yang mau gua omongin sama bokap lu.” Aneska meminta izin pada sahabatnya itu untuk menemui Alex membuat Rania terkejut tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh sahabat baiknya itu, bagi Aneska ini adalah kesempatan emas yang tak akan ia sia-siakan begitu saja.

“Lu mau ngapain ke ruangan bokap gua, Nes?” tanya Rania yang penasaran apa yang akan dilakukan sahabatnya itu.

“Ada deh, rahasia.” Aneska mengerlingkan matanya dengan senyuman licik terpancar di wajah cantiknya.

“Jangan bilang elu serius naksir bokap gua?” kembali Rania bertanya penuh penasaran.

“Nanti gua ceritain, yang terpenting sekarang gua gak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.” Aneska bangkit dan berjalan menuju di mana ruang kerja Alex berada.

Di depan pintu ruang kerja Alex, Aneska menarik napasnya dan membuangnya perlahan guna mengusir rasa gugupnya. Kemudian ia membuka pintu tersebut dan masuk secara diam-diam agar tak menimbulkan suara. Ia melihat Alex yang sedang berada di depan laptopnya begitu tampan dan mempesona.

‘Oh my god, priaku memang sangat tampan ketika sedang serius, ingin rasanya aku berada dalam pangkuannya dan memeluknya erat,’ batin Aneska yang tak berkedip memandang Alex yang sedang menyibukkan diri dengan pekerjaannya.

“Om,” panggil Aneska yang sudah berada di depan Alex, Alex mengalihkan pandangannya pada gadis kecil itu dengan tatapan penuh tanya.

“Kenapa, Nes?” tanya Alex yang menutup laptopnya.

“Aku serius dengan ucapanku tadi, Om. Aku menyukai Om Alex dan aku ingin menjadi wanitanya Om Alex.” Aneska memberanikan diri untuk duduk di pangkuan Alex dan mengalungkan tangannya pada pria yang penuh dengan kharisma itu meski umurnya sudah tak muda lagi. Alex menatap gadis kecil itu dan belum memberikan reaksi apa pun.

“Saya ini sudah tua, saya juga papah dari sahabatmu, bahkan saya sahabat dekat papahmu. Apa kamu tak malu menyukai pria yang lebih layak menjadi papahmu?” tanya Alex ingin memastikan perasaan gadis kecil itu agar Aneska tak menyesal nantinya mengingat umurnya yang sudah tua.

“Om, aku menyukai Om Alex sudah sejak lama, bahkan sedari aku masih duduk dibangku SMA aku sudah jatuh hati pada Om Alex. Tapi saat itu, Om Alex masih bersama dengan Tante Lisa dan aku tak ingin menjadi orang ketiga. Namun, ketika aku mengetahui keluan Tante Lisa yang bagaikan ja lang, aku berpikir kalau aku memiliki kesempatan untuk membuat kalian pisah dan membuat Om menjadi milikku. Dan sekarang adalah kesempatan bagiku, kumohon beri aku kesempatan itu untuk aku berada disisi Om Alex, menjadi kekasih untuk Om Alex yang selalu membuat Om bahagia,” ucap Aneska menjelaskan bahwa telah lama ia sudah jauh cinta dan terpesona pada papah sahabatnya itu.

Bagaimana jawaban dan tanggapan Alex? Apakah Alex akan menerima gadis yang lebih pantas menjadi putrinya itu untuk jadi kekasihnya?

Pesona Papa Sahabatku || Isti Shaburu || Noveltoon

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

y ampun Aneska ,🤦parah 🤦🤪

2024-02-18

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-02-12

0

Nova

Nova

duchhhhh gatel ya si anes..,...masih SMA aja ude suka sama om om

2023-12-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!