Stres

Seorang wanita dengan menggunakan baju pegawainya sibuk membersihkan bongkahan pecahan yang masih berserakan di lantai, umpatan di dalam raganya terus saja ia ucapkan.

“Ini semua gara-gara bu Sera, biasalah melempar batu ke orang lain dan pada akhirnya balik lagi tuh batu ke dirinya.” gerutu seorang teman yang membantu Safa memunguti benda yang tersusun rapi selama ini.

“Emang masalah apalagi sih tuh cewek?” Safa yang sedari tadi sibuk membersihkan ruangan lain belum tahu berita yang menggemparkan itu, sampai-sampai seperempat pegawai hilang seperti di telan bumi. “Mana lagi pegawai lainnya yang biasa membersihkan nih tempat, pada nggak kelihatan arwahnya.”

“Eh elo belum tahu gosip yang beredar hari ini?”

“Mana gue tahu, orang sibuk di ruangan atas.”

Si teman mulai menceritakan kejadian yang menggemparkan beberapa jam yang lalu, sampai-sampai mereka hampir saja terkena dampaknya. Untung mereka tidak hadir di sana, kalau sempat menunjukkan rambut sedikit saja mereka sudah di sirnakan ke alam lain.

Safa tidak ingin banyak komentar masalah itu yang penting ia aman, mungkin jika posisinya sebebas burung yang terbang Safa akan mengeluarkan unek-unek di dalam jantungnya. Apalagi ia juga tidak menyukai wanita yang selalu membuat masalah di mana-mana.

“Saf, entar elo sama Ina antarkan nih makanan ke ruang rapat ya. Lo 'kan tahu pegawai yang biasanya nih bawa udah nggak ada lagi. Terpaksa kita handle dulu sebelum pegawai baru datang.” teriak wanita lainnya di dekat meja stainless.

“Jam berapa?” Ina memastikan.

“Sehabis di platting.”

“Oh, oke!” Ina mengangkat ibu jempol jarinya.

.

.

.

Di meeting room lima lelaki sedang duduk berhadapan, rasa suasana sungguh di buat panas dingin bagaikan dispenser.

“Kami dari pihak hotel sungguh meminta maaf atas insiden kali ini Mr. Azri, sungguh ini bukan yang kami mau untuk menyambut anda.” Rey berusaha meyakinkan klien di hadapannya, ini juga bukanlah kesempatan yang tidak bisa terulang kembali.

Produk yang di luncurkan Azri sangat menarik di kalangan masyarakat sampai-sampai Rey sebagai pengusaha sangat meminati setiap ada produk baru yang di luncurkan.

“Sebagai permintaan maaf, kami akan memberikan penginapan gratis dan lainnya saat anda ingin berkunjung ke sini.” Rey kembali memberikan kontribusi agar kliennya tidak memutuskan kontrak yang akan di tanda tangani bersama.

“It's okey Pak Rey, hanya kali ini saja saya maklumi tapi tidak untuk lain kali.” tegas Azri menyetujui tawaran Rey, apalagi kliennya itu sudah membuatnya senang saat mengetahui orang-orang yang menjatuhkan harga dirinya telah di keluarkan. Sebagai imbalan tentu Azri tidak berminat melepaskan kerja sama mereka, apalagi dengan bisnis yang menghasilkan ratusan juta dalam sebulan.

“Bagaimana dengan saya, Pak? Saya juga di rugikan.” bisik Clay di dekat Azri yang masih terdengar semua orang.

Rey kembali panas dengan orang yang pernah menjadi pegawainya untuk sesaat beberapa jam walau tidak menerima gaji. Tapi gara-gara Clay perusahaannya hampir terkena dampak masalah. Apalagi Rey sudah banyak kehilangan pegawai kompetennya.

“Bagaimana Pak Rey, sekretaris saya ini minta di pertanggung jawabkan, kalau bukan gara-gara dia juga semua masalah tidak akan terjadi?” Azri sedikit menyindir Clay yang sudah ia angkat sebagai asisten sekretarisnya untuk menggantikan lelaki tua yang duduk di samping kanannya.

Sudah saatnya Azri melepaskan orang-orang yang bersangkut paut dengan angkasa earld group satu persatu, di sini ia hanya butuh usaha sendiri tanpa bantuan keluarganya.

Clay yang merasa sedikit bersalah itu masih sempatnya mengembang kempiskan hidungnya, ia tidak bisa menahan gejolak yang dirasa, saat beberapa jam yang lalu ia tiba-tiba di angkat sebagai asisten sekretaris bos barunya. Pekerjaan yang di idam-idamkan oleh orang lain di luar sana.

Entah apakah itu kabar baik atau buruk kedepannya tapi yang terpenting Clay sudah melihat secerah harapan untuk menjadi manusia yang penuh berkarier. Ia juga sudah membayangkan akan melepaskan masa lajang yang sudah tidak muda lagi saat ini.

Rey yang tadinya berapi-api kini tibanya di guyur hujan, bekas pegawainya menaik pangkat begitu mudah dengan hanya berdekatan dengan kliennya tersebut. Lelaki tampan itu juga sudah memperhatikan setiap gerak-gerik Clay yang di curigai sebagai orang yang ingin merusak citra perusahaan yang di milikinya melalui cctv. Akan tetapi saat melihat formulir yang lulusan S1 ekonomi itu masuk dari awal dan bekerja sangat baik, hanya saja sikap dan perilakunya kurang setengah gelas membuat Rey yakin ini terjadi secara kebetulan saja.

“Baiklah untuk Pak Clay, kami akan memberikan hal yang sama dengan Mr. Azri hanya saja saat anda masih bekerja sama dengan Mr. Azri. Jika jabatan atau anda tidak bekerja lagi maka kami akan mencabutnya.” Rey berusaha bernegosiasi lagi, ia juga tidak mau membuat kerugian yang cukup besar akibat ulah lelaki setengah gelas itu.

Clay mengangguk singkat dengan nyengir kuda. “Terimakasih Pak, akan saya ingat dan memberikan selembar kertas kalau saya mau menginap.”

Rey dan sekretarisnya hanya mengangguk pelan menerima pernyataan Clay.

Tok tok tok.

Suara pintu menyaring tanda makanan sudah siap untuk di sajikan. Perlahan dua pegawai wanita masuk membawa troli berisi makanan mendekati dan menghidangkan di atas meja.

Salah satu wanita cantik itu melirik ke arah wajah-wajah yang sedang di hadapannya, tapi tidak bisa di pungkiri Safa bertemu kembali dengan lelaki yang beberapa jam lalu ia temui di sebuah tempat.

Tangannya tanpa di sadari menyenggol ujung meja yang mengakibatkan,

Byuuur!

Lelaki di sampingnya setengah basah kuyup akibat kuah santan kental yang berwarna kuning serta daging dan beberapa bahan sayuran.

Semua orang terkejut melihat penampakan Azri, sedangkan lelaki tampan itu sendiri langsung berdiri merasakan cairan itu sudah menembus ke baju dalamnya.

“Oh my god.” teriak Rey dalam hati merasa semuanya sudah berakhir.

“Kamu nggak apa-apa, Bos?” Clay langsung mengambil tisu yang ternyata lengket dengan kain, pada akhirnya semua tertarik,

Prang!

Terlempar ke kelantai.

Semua hanya bisa mematung melihat semua kondisi ruangan hancur berkeping-keping akibat ulah Safa dan Clay di waktu bersamaan.

Azri hanya bisa memejamkan mata dan mengambil nafas dalam-dalam, ia benar-benar sudah stres hari ini akibat semua orang yang berada di lingkungannya.

Sebenarnya ia tidak habis pikir, apakah ada seseorang manusia yang mengutuknya hari ini, sehingga harinya tidak bisa berjalan dengan normal.

Ternyata di ujung ufuk timur sana ada seorang wanita tua yang masih terlihat sangat cantik sedang mengumpat ke anak pertamanya sambil mengelap lantai yang basah akibat ia tendang sendiri wadah berisi air sabun dan menjadikan lantai itu kotor kembali.

Terpopuler

Comments

Vivie

Vivie

Di sinilah kita belajar klo pulang kampung balik dulu kerumah jangan mampir kemana-mana, karena ortu tuh taunya sampe rumah 👍

2023-12-04

4

Tati st🍒🍒🍒

Tati st🍒🍒🍒

hari yg apes buat anda pak🤭

2023-12-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!