"Kau menyukainya? eghm, maksud ku menyukai bekalnya." Zafer tidak melepas pandangannya dari wajah Eleanora. Ya, sejak tadi pria itu, memandangi keindahan yang berada di depannya. Gadis sederhana yang telah mencuri perhatiannya.
Eleanora mengangguk, "Apa anda juga yang memasak makanan tadi, dok?" tanya Eleanora menelisik wajah Zafer, pria itu tersenyum membuat Eleanora mengerti jika Zafer yang telah memasak makanan untuknya.
Nilai plus lagi untuk Zafer Savas, selain tampan, pintar, dan memiliki sifat yang hangat, pria itu juga pandai memasak. Tidak heran, jika banyak wanita tergila-gila padanya, dan mengincarnya. Bahkan pria berhidung mancung itu sudah menjadi idola gadis gadis halu. 🤭 Ayo ngaku....
Terkecuali Eleanora. Wanita itu seolah menutup hatinya, bersikap acuh, tidak perduli. Bukan terhadap Zafer saja ia bersikap seperti itu, akan tetapi ke semua pria yang mencoba mendekatinya.
Masa lalu yang menimpa ibunya yang telah membuat Eleanora tidak percaya dengan adanya cinta. 24 Desember, 16 tahun yang lalu, ibunya ditemukan tewas mengenaskan disalah satu kamar vvip sebuah hotel bintang lima. Sampai kini, kasus kematian ibunya, belum terungkap bahkan penyelidikan sudah dihentikan pihak kepolisian. Terkesan kasusnya sengaja ditutupi oleh pihak kepolisian.
Setelah mendiang ibunya di kebumikan, ada seseorang yang membawanya pergi ke kota terpencil, Casares yang terletak di bagian selatan, dan meninggalkannya di sana. Kala itu beruntung Eleanora bertemu dengan Robert Birdie, pria paruh baya yang telah banyak membantunya dengan menjamin kehidupannya sampai ia bisa menyelesaikan pendidikannya berhasil meraih gelar dokter spesialis bedah.
"Anda memiliki tangan yang ajaib dokter. Masakanmu sangat lezat. Tidak seperti masakanku, mengandung raacun." Keluh Eleanora.
"Raacun?" tanya Zafer mengembangkan senyumannya.
"Ya dokter, " balas Eleanora "Micaela pernah dilarikan ke rumah sakit karena memakan masakanku."
Kejadian itu terjadi, ketika Micaela berulang tahun. Bermodalkan ilmu dari website, Eleanora mencoba membuat lasagna. Makanan favorit Micaela. Rencana, ia ingin membuat Micaela terkesan, tapi faktanya masakan yang dibuatnya membawa petaka, dan membuat Micaela harus merayakan ulang tahunnya di rumah sakit, mengenaskan.
Eleanora menceritakannya kepada Zafer membuat pria itu harus meredam tawanya sampai wajahnya memerah.
"Gadis yang malang. Apakah anda bisa menebak apa yang diucapkan Micaela setelah dia pulang dari rumah sakit?"
Zafer menggeleng. "Apa yang Micaela ucapkan?"
"Terimakasih Eleanora sayang, berkat masakanmu, aku berhasil menurunkan berat badanku sebanyak 6 kg." Zafer akhirnya pun tergelak, ia tidak sanggup menahan tawa yang sudah menggelitiknya sejak tadi.
"Ya Tuhan!! selama tiga hari, aku di relung rasa bersalah, dan dia dengan hebohnya mengucapkan terimakasih. Heh. "
"Lalu, kau menjawab apa?" tanya zafer, dengan menumpangkan kedua tangan di atas perutnya.
Eleanora membuang napasnya. "Aku menjawab, aku akan memasak makanan lagi untuknya, dan dia harus menghabiskannya." Eleanora pun mengudara tawanya mengingat raut wajah Micaela setelah mendengar penuturannya.
Inilah sisi lain dari Eleanora yang tidak pernah ditunjukkan ke semua orang, hanya orang-orang terdekat yang mengetahuinya. Dulu pertama kali Zafer bertemu dengan Eleanora, gadis itu sangat pendiam, dan irit berbicara terkesan angkuh. Namun semakin lama ia mengenalnya, ternyata Eleanora sosok gadis yang hangat, dan juga menyenangkan.
Zafer memeriksa arloji di pergelangan tangannya. "Sudah pukul satu, aku harus memeriksa pasien ku Elea."
Eleanora mengangguk mengerti. "Baiklah, dokter."
"Nanti aku akan menghubungi mu. Sampai berjumpa lagi, Elea."
Tidak memudarkan senyumannya, Zafer berjalan mundur masih ingin memandang Eleanora. Detik berikutnya, ia pun berbalik membuka pintu lantas ia keluar, membawa kakinya menuju ruangannya yang hanya selisih tiga pintu dengan ruangan Eleanora sesudah ia menutup pintu.
Bertepatan pintu tertutup, Eleanora mendekati meja, dan mengambil bingkai foto mendiang ibunya. Ia menatap dengan lekat wajah wanita yang melahirkannya itu.
"Aku merindukanmu, ibu." Cairan bening nampak menggenang di pelupuk matanya, dengan segera Eleanora menepis rasa sedihnya. "Aku berjanji padamu, aku akan segera menemukan sosok yang telah membunuuhmu."
🍂🍂🍂
Eleanora, bersama Zafer sudah berada di dalam mobil.
"Eghm, " Eleanora berdeham membuat seseorang yang berada duduk di belakang kemudi pun menoleh ke arahnya. "dokter Zafer bisakah kita mampir ke toko bunga sebentar?" tanya Eleanora sedikit ragu. Ini pertama kalinya, ia menerima tawaran Zafer untuk pulang bersama. Gadis itu masih merasa sungkan.
Zafer tersenyum tipis "Sudah pernah aku katakan, jika berada di luar panggil namaku saja."
Ya ini sudah ke lima kalinya Zafer mengingatkan Eleanora. Namun, lagi dan lagi Eleanora mengulanginya.
"Baiklah Za- Zafer. Astaga, ini sulit sekali." Keluh Eleanora mengundang tawa, Zafer dibuat tergelak.
Hah, sesulit itukah gadis itu menyebut namanya.
"Kenapa anda tertawa?" protes Eleanora, alisnya yang tebal sedikit menukik dengan memicingkan matanya "memangnya ada yang lucu? "
Zafer melipat bibirnya untuk mereda tawanya. "Seringlah berlatih Eleanora, agar kau mudah memanggil namaku." Sahut Zafer, mengalihkan pertanyaan Eleanora. Syukurlah gadis itu tidak menuntut jawaban atas pertanyaannya.
Untuk jawaban pertanyaan Eleanora, jelas jawabannya sangat lucu. Terlebih ekspresi wajah yang Eleanora tampilkan, terlihat kesal, dan menggemaskan di mata Zafer.
"Katakan dimana lokasi toko bunganya?" tanya pria itu, fokusnya kembali menatap ke depan.
"Sebentar lagi akan sampai," Eleanora memperhatikan sisi jalan. "Berhentilah di depan sana, dokter! " Eleanora menunjuk toko bunga yang tidak jauh dari persimpangan jalan.
"Zafer, Elea." tukas Zafer menarik kedua sudut bibirnya. "Coba, ulangi lagi."
Eleanora menarik napas panjang. Oke fine, sepertinya ia harus banyak bersabar. "Berhentilah di depan sana, Zafer Savas." Ulangnya dengan senyuman yang dibuat-buat. Tapi, seorang Eleanora tidak menyadari jika tingkahnya membuat Zafer semakin mengaguminya. Ihay... 💃
Zafer akhirnya menepikan mobilnya di bahu jalan. Tepat di depan toko bunga, sesuai yang di katakan Eleanora tadi. Flor Amor, nama toko bunga tersebut.
"Anda tidak apa jika aku tinggal sebentar?" tanya Eleanora seraya melepas sabuk pengaman, untuk memastikan lagi.
Zafer menggelengkan kepalanya. "No problem, aku akan menunggumu disini."
Eleanora menyematkan tali tas di bahunya sebelum ia membuka pintu, kemudian ia turun dari mobil Zafer. Ia pun berlari kecil.
"Selamat datang Eleanora!" sambut baik pemilik toko bunga, bernama Estelle begitu melihat kedatangan Eleanora.
Wanita paru baya itu pernah menolong Eleanora, memberikan tumpangan tempat tinggal ketika Eleanora menginjakkan lagi kakinya di Valencia.
Ketika itu, Eleanora sedang mencari alamat motel yang ia ingin tempati sementara. Malam, hujan lebat melanda Valencia membuat Eleanora menghentikan perjalannya, dengan meneduh di depan toko bunga milik Estelle. Sampai pertengahan malam hujan tidak mereda. Beruntung, Gilberto suami Estelle melihat keberadaannya, dan memberi tawaran kepada Eleanora bermalam di rumahnya yang terletak di belakang toko milik mereka.
Eleanora lantas tersenyum. "Terimakasih atas sambutannya, bibi Elle."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak Elea, selidiki kematian ibu mu(Alea)
2024-10-14
1
🌜melody 🌛
ohhhh baru ngeh elea ank Carolina
2024-06-24
0
Mama cantik😘💖
namanya lagi bucin,sejelek apapun ekspresi mukanya tetep terlihat cantik ya, wkwkwk,😁
2024-04-03
0