Siang hari Mama Zahra dan Papa pergi ke rumah sakit untuk menjenguk besannya. Tidak lupa juga dia menitipkan Keisha pada Haira lebih dulu sebelum pergi ke rumah sakit. Mereka pergi ke restoran milik putrinya dan meninggalkan Keisha di sana.
Haira memang memiliki restoran. Sebagai seorang pemilik restoran, tentu saja dia bebas dalam pekerjaannya jadi bisa menjaga Keisha dengan baik. Di rumah sakit Mama Zahra merasa kasihan pada besannya yang terlihat begitu lemah. Selama ini Risa tidak pernah sakit, tetapi tiba-tiba saja sekarang harus seperti ini.
"Kamu selalu menjaga pola makan dengan baik, selalu olahraga juga, tetapi kenapa sekarang harus seperti ini?" tanya Zahra sambil mengusap lengan besan sekaligus temannya itu. Dia jadi ikut merasa sedih karena selama ini hubungan mereka juga cukup dekat.
"Aku juga tidak tahu. Sejak kematian Marissa, aku begitu sangat sedih memikirkan bagaimana nasib hidup Keisha. Dia tidak akan mendapatkan kasih sayang seorang ibu lagi dan yang lebih aku takutkan, bagaimana nanti kalau cucu kita mendapatkan ibu tiri yang kejam? Kamu tahu sendiri banyak sekali wanita yang mendekati putraku dan rata-rata mereka bukanlah orang yang baik," jawab Risa dengan perasaan sedih.
"Aku juga takut, tapi 'kan kamu tahu sendiri kalau Fatih bukan laki-laki yang mudah tergoda oleh wanita jadi, dia pasti sangat seleksi dalam memilih pasangan dan ibu untuk Keisha."
Meskipun dalam hati Zahra merasa takut juga, tetapi setidaknya dia mencoba untuk berpikir positif. Tidak semua ibu tiri itu jahat juga.
"Aku tahu itu, tapi aku tidak percaya dengan keteguhan hati Fatih. Apalagi dia sudah pernah berkeluarga, pernah merasakan hubungan suami istri, untuk menahan h*sratnya pasti akan sulit, sedangkan banyak wanita yang sudah menggodanya. Pasti dengan mudah dia bisa mendapatkan itu."
"Mama tidak boleh banyak pikiran. Kalau Mama terus memikirkan hal ini, Mama tidak akan sembuh-sembuh, makin lama berada di rumah sakit ini," sela Papa Hadi yang kasihan melihat keadaan sang istri.
"Mama hanya mengkhawatirkan putra kita."
Ruangan itu seketika terasa hening. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, hingga akhirnya Zahra tiba-tiba memiliki ide agar ketakutan mereka tidak terjadi. Dia pun memberanikan diri untuk mengungkapkan rencananya.
"Risa, bagaimana kalau kita nikahkan saja Fatih dengan Haira? Itu pun kalau kamu setuju."
Mama Risa segera menatap besannya. "Maksud kamu bagaimana, Zahra?"
"Setidaknya kalau Fatih menikah dengan Haira, putriku akan menyayangi Keisha dengan tulus karena dia keponakannya. Keisha juga tidak akan mendapatkan ibu tiri yang jahat karena masih berada dalam lingkungan keluarga. Setiap hari kita juga bisa bertemu."
Risa tampak terdiam memikirkan apa yang dikatakan besannya. Tidak ada yang salah juga dengan rencana itu, tapi apakah ini memang jalan yang benar, mengingat status Fatih yang seorang duda beranak satu, sementara Haira masih seorang gadis. Meskipun usianya juga tidak mudah lagi.
"Kalau kamu tidak setuju juga tidak apa-apa. Jangan terlalu dipikirkan," ucap Zahra sekarang yang merasa tidak enak. Melihat Risa diam membuat dia berpikir jika kata-katanya salah.
Haira tentu saja umurnya sudah di atas Fatih, hal tersebut akan semakin menambah bahan pertimbangan besannya. Mantan menantunya juga pasti akan menolak. Sebenarnya Zahra juga merasa tidak enak karena julukan yang sudah melekat pada putrinya yaitu perawan tua, tetapi dengan tidak tahu malunya menawarkan Haira pada besannya ini. Seharusnya tadi dia memikirkan semuanya lebih dulu.
"Aku setuju dengan apa yang kamu katakan, Zahra. Kamu benar jika Haira menjadi Ibu sambung Keisha bayi itu tidak akan kekurangan kasih sayang dari kita berdua. Juga tidak akan mendapatkan ibu tiri yang kejam padanya. Sungguh aku sangat takut membayangkannya."
"Benar kamu setuju, Risa? Maaf, apa kamu tidak keberatan jika Fatih menikah dengan Haira? Kamu tentu tahu jika Haira selama ini banyak mendapat gunjingan dari orang-orang sekitar. Mereka mengatakan jika Haira itu perawan tua dan ada banyak yang lainnya, itu dikarenakan penolakan Haira pada lamaran dari beberapa orang yang datang."
"Aku sama sekali tidak memikirkan hal itu. Selama saya mengenal Haira, dia gadis yang baik. Selama beberapa hari ini juga dia ikut membantu merawat Keisha, kan? Jadi apa salahnya jika kegiatan itu dia lanjutkan seterusnya. Justru sebaliknya, aku yang merasa tidak enak padamu. Bagaimana bisa aku menawarkan putraku yang seorang duda pada putrimu yang masih gadis?"
"Itu bukan masalah. Seperti yang kamu pikirkan, aku juga senang karena Keisha bisa jauh dari yang namanya ibu tiri."
"Baiklah, sekarang kita bagi tugas. Kamu membujuk Haira agar mau menikah dengan Fatih. Mengenai Fatih biarlah itu menjadi urusanku."
"Apa kamu yakin Fatih mau menikah dengan Haira?" tanya Zahra dengan perasaan ragu.
"Aku yakin dengan itu dan untuk itu." Pandangan Risa beralih menatap sang suami. "Mas, kamu harus membantuku."
"Membantu bagaimana?" tanya Hadi yang mulai merasakan perasaan tidak enak.
Risa tersenyum menatap sang suami. Seketika Hadi merasa takut jika rencana sang istri akan terlalu berlebihan. Dia sangat tahu jika Fatih begitu sangat mencintai almarhumah Marissa, akan sangat sulit untuk membujuknya untuk menikah dengan Haira. Meskipun gadis itu adalah Kakak dari Marissa, tetap saja mereka dua orang berbeda.
"Pokoknya kali ini papa harus membantu Mama. Apa pun caranya Fatih harus menikah dengan Haira. Ini bukan untuk siapa-siapa, melainkan untuk cucu kita semua. Meskipun tidak ada cinta di antara mereka, setidaknya ini semua juga demi Keisha. Haira wanita yang baik, pasti dia mengerti apa yang menjadi tujuan kita."
Risa begitu yakin dengan rencana ini. Dia yakin jika cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu. Fatih dan Haira sama-sama orang baik, pasti tidak sulit untuk mereka membangun chemistry. Lagipula keduanya sudah saling mengenal.
"Ma, apa itu tidak terlalu memaksakan kehendak pada Haira? Bagaimana kalau dia sudah memiliki kekasih?" tanya Hadi yang sebenarnya merasa keberatan dengan rencana sang istri.
Namun, dalam hati dia juga membenarkan pikiran Risa. Jika Haira menjadi ibu sambung Keisha, pasti nanti cucunya akan mendapatkan kasih sayang yang tulus dari seluruh keluarga.
Risa menatap ke arah besannya. "Apa benar, Zahra, kalau Haira sudah memiliki kekasih?"
"Aku tidak tahu mengenai hal itu, tetapi selama ini Haira tidak pernah dekat dengan pria mana pun. Bahkan setiap aku menyinggung pernikahan dengannya, dia malah marah-marah dan mengatakan jika saat ini dirinya masih ingin menikmati kesendiriannya."
"Papa dengar sendiri, kan? Jadi tidak ada masalah."
Hadi membuang napas pelan. "Terserah Mama saja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
💖widia aja💖
wah berarti ini ceritanya mau jodoh naik ranjang apa turun ranjang thor..? 🤭
2023-12-05
3