5. Permintaan orang tua

"Apa! Tidak! Aku tidak mungkin menikah dengan Kak Haira. Dia itu kakak iparku, aku juga tidak mungkin menikah dengan wanita mana pun," pekik Fatih setelah mamanya mengungkapkan rencananya.

Fatih menggelengkan kepala, tidak percaya jika mamanya bisa memiliki pemikiran seperti itu. Bukankah Mama Risa juga sangat menyayangi Marissa, tetapi kenapa sekarang bisa berbicara demikian? Tidakkah wanita itu memikirkan perasaan menantunya.

"Tidak ada salahnya jika Haira kakak iparmu. Dalam agama juga tidak ada larangan," sahut Risa.

"Apa Mama tidak melihat makam Marissa yang masih basah. Baru beberapa hari yang lalu, kenapa Mama sekarang memaksaku untuk menikah dengan Kak Haira?"

"Nak, ini semua demi Keisha. Apa kamu tidak kasihan pada dia. Mama yakin Marissa juga tidak keberatan dengan rencana ini. Sebagai seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Hanya dengan Haira, Keisha bisa mendapatkan kasih sayang yang tulus. Dia tantenya, pasti bisa menyayangi putrimu dengan tulus."

"Tapi, Ma, aku tidak mungkin menikah di saat seperti ini. Hatiku masih sangat terluka dengan kepergian Marissa. Aku juga tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap Kak Haira, bagaimana mungkin aku harus menikahinya?"

"Kenapa tidak? Dia wanita yang baik. Selama beberapa hari ini dia juga membantumu menjaga Keisha, kan?"

Fatih memicingkan matanya menatap sang mama, dia merasa ada sesuatu yang sedang ditutupi darinya.

"Kenapa Mama tiba-tiba memintaku untuk menikahi Kak Haira? Apa ini permintaan Kak Haira?"

"Tidak, ini sudah menjadi kesepakatan kami para orang tua. Kami tidak mungkin membiarkan Keisha tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu. Kami juga tidak rela jika kamu menikah dengan wanita lain yang tidak kami kenal dan Keisha akan mendapatkan ibu tiri. Membayangkan Keisha diperlakukan tidak baik oleh ibu tirinya, membuat Mama sakit hati. Mama tidak mau hal itu terjadi pada Keisha," ujar Risa dengan air mata yang mengalir.

"Ma, aku juga tidak memikirkan untuk menikah, bahkan mungkin selamanya juga aku tidak akan menikah. Kenapa bisa Mama sampai berpikir jauh ke sana?"

"Kamu pria dewasa, mana mungkin bisa tahan tanpa menikah seumur hidup. Jika wanita mungkin Mama percaya jika seorang janda tidak akan menikah lagi, tapi seorang laki-laki, Mama tidak bisa menjaminnya."

"Tapi aku benar-benar tidak bisa menikah dengan Kak Haira, itu sama saja dengan aku menghianati cintaku kepada Marissa."

"Marissa sudah meninggal, kalian sudah beda alam. Lagi pula Mama sangat yakin jika dia pasti akan sangat setuju kalau kakaknya menjadi pengganti dirinya. Haira bisa menyayangi putrinya karena setiap wanita pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Pikirkan baik-baik, jangan sampai menyesal. Kamu melakukan semua ini juga untuk kamu dan Keisha. Haira itu gadis yang baik meskipun dia umurnya lebih tua daripada kamu, tapi Mama yakin dia bisa menjadi istri yang baik."

Fatih memijat keningnya yang terasa pusing. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran mamanya. Tadi sebelum pulang kerja pria itu dihubungi papanya dan diminta untuk segera ke rumah sakit. Fatih pikir ada sesuatu dengan keadaan sang mama, tetapi ternyata sampai di sini malah seperti ini.

Fatih menggelengkan kepala dan berkata, "Pokoknya sampai kapan pun Fatih tidak akan mau menikah dengan Kak Haira karena bagi Fatih, Kak Haira adalah kakakku dan selamanya seperti itu. Aku juga belum memikirkan untuk menikah jadi, sebaiknya Mama lupakan saja keinginan Mama itu."

Fatih segera pergi dari ruangan rawat mamanya. Jika terus berada di sana, sudah pasti Mama Risa terus mendesaknya dan dia tidak bisa. Cintanya pada Marissa masih sangat besar, tidak mungkin pria itu menikahi wanita lain meskipun kakak iparnya sendiri.

Fatih mengendarai mobil menuju rumah sang mertua. Sampai detik ini dia belum sempat membereskan barang miliknya yang ada di sana. Seharusnya pria itu sudah meninggalkan rumah itu dari kemarin, tetapi karena keadaan mamanya yang masih di rumah sakit dia belum sempat untuk pindah.

***

Haira masih duduk di tepi ranjang, memandangi foto dirinya bersama almarhumah adiknya. Air mata yang sedari tadi dia tahan akhirnya menetes juga. Tadi saat makan malam mamanya mengungkapkan rencananya untuk menikahkan dirinya dengan Fatih, tentu saja wanita itu menolak.

Di samping karena dia tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Fatih, Haira juga tidak mau mengkhianati adiknya. Wanita itu sangat tahu seberapa besar cinta Marissa terhadap Fatih begitupun sebaliknya. Tidak mungkin dia menikahi adik iparnya. Meskipun saat ini adiknya sudah meninggal, bukan berarti dirinya bisa mengkhianatinya begitu saja.

Haira juga yakin Fatih tidak akan mau menikah dengan dirinya, apalagi umurnya yang sudah lebih tua daripada pria itu. Marissa juga lebih cantik daripada Haira, rasanya itu sangat tidak mungkin. Permintaan orang tuanya sungguh membuatnya tidak nyaman.

Suara mobil memasuki halaman rumah. Haira tahu pasti itu mobil Fatih karena hanya pria itu yang belum pulang. Jika tamu juga tidak mungkin datang selarut ini. Seketika Haira memejamkan matanya, dia jadi malu untuk bertemu adik iparnya. Wanita itu juga yakin jika Fatih sudah mengetahui rencana para orang tua.

***

Fatih sendiri memilih pergi ke kamar dan membereskan barang-barang miliknya dan memasukkannya ke dalam koper. Tidak lupa juga membereskan barang milik Keisha serta perlengkapan lainnya. Dia tidak ingin meninggalkan satu barang pun yang nanti malah akan membuatnya kembali.

Mama Zahra terkejut melihat Fatih yang keluar dengan membawa dua koper. Wanita itu pun bertanya, "Kamu mau ke mana? Kenapa bawa koper begitu besar?"

"Maaf, Ma, aku harus pergi dari rumah ini. Aku kemarin juga sudah bilang ke Mama dan Papa mengenai rencana ini, kan?"

"Tapi kenapa begitu cepat? Mama tidak mau berpisah dengan Keisha."

"Aku tidak memisahkan Mama dengan Keisha. Mama bisa datang sesekali ke rumah orang tuaku kalau mama rindu dengan Keisha. Mama juga bisa main sama mama Risa."

Mama Zahra menggeleng seolah enggan menuruti keinginan Fatih. Papa Robi yang berada tidak jauh pun segera mendekati sang istri. "Ma, sudah biarkan Fatih membawa putrinya. Dia lebih berhak daripada kita."

"Tapi Mama tidak mau jauh dari Keisha."

Fatih berusaha untuk membujuk mertuanya agar membiarkan dirinya pergi dari rumah ini. Dia juga tidak mungkin selamanya tinggal di sini, pasti mertuanya nanti juga akan meminta dirinya untuk menikah dengan Haira dan itu tidak bisa Fatih lakukan. Mama Zahra sempat kesal pada menantunya yang begitu tetap kekeh ingin pergi dari rumah ini, tetapi akhirnya harus mengalah juga.

Hingga tiba-tiba Haira datang dengan terburu-buru dan napas yang tersengal. "Pa, Ma, Tante Risa ...."

"Risa! Ada apa dengan Risa?"

Terpopuler

Comments

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

Wah tambah seru👍👍😘😘

2023-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!