Legendary Dragonic Fox'S Disciple
Mo Yinghua tidak pernah lagi berharap untuk hari yang cerah atau hari yang indah.
Begitupun hari ini, ketika hujan yang sangat deras telah melanda kota Wujiang selama beberapa hari, hujan tetap turun dengan derasnya tanpa mempedulikan apapun, membanjiri banyak rumah warga, termasuk rumahnya.
Sebenarnya, lebih tepat disebut kandang hewan daripada rumah, bagaimanapun dia sempat tinggal dengan sekawanan domba, walau mereka sudah tidak ada lagi. Namun inilah rumahnya, dan juga apa yang disebut sebagai bangunan tingkat 11 oleh orang orang dari keluarga Mo.
Walaupun kebanjiran, namun Yinghua bersyukur karena hujan deras, beberapa hari ini dia jadi bisa menikmati waktu sendiri dan latihan menyerap qi walaupun prosesnya terbilang lambat, karena dia tinggal di area kandang hewan yang sangat buruk untuk kultivasi.
Namun hari ini dia berencana untuk keluar sejenak walau hujan deras.
'Apa dia masih ada di sana?'
Dia yang Yinghua bicarakan adalah seekor lebah. Beberapa hari yang lalu, beberapa jam sebelum hujan yang deras ini melanda kota selama berhari hari. Yinghua berjalan keluar dari perpustakaan klan Mo seperti biasanya, beruntungnya hari itu berjalan sangat damai karena tidak ada yang mencari masalah dengannya, semua itu berkat semua orang sedang sibuk sibuknya mempersiapkan untuk Ujian Kelas yang akan datang.
Yinghua berjalan menyusuri jalanan kota dari yang terbuat dari batu hingga menjadi tanah dan rerumputan, ini adalah daerah yang biasanya dia lewati untuk pergi ke rumahnya. Namun hari itu tiba tiba saja dia ingin duduk dan beristirahat sejenak, menikmati kedamaian yang sangat singkat ini dia pun duduk di tengah rerumputan dan pepohonan sambil menutup mata dan menenangkan pikirannya.
Tiba tiba, suara samar samar memasuki telinganya, suara yang penuh dengan penderitaan dan suara dari makhluk hidup yang sekarat. Terlintas dipikirannya, ironi karena suara ini telah biasa dia dengar, dia pun membuka matanya dan melihat seekor lebah yang tidak memiliki sayap menyeret tubuhnya ke arahnya.
Lebah itu terlihat lebih besar dari lebah pada umumnya, jadi itu adalah lebah mutasi, dan dari analisis lebih lanjut Yinghua mengetahui bahwa lebah itu dimutasikan oleh qi berelemen air yang bercampur dengan tanah, jadi lebah ini adalah spesies lebah yang hidup di Sungai San Tze, Lebah Shui Tzu, analisa spesies selesai dalam sepersekian detik di dalam pikirannya.
Analisa kedua. Memang terlihat tidak ada luka di tubuh lebah, orang biasa tidak akan melihat keanehan selain sayapnya yang hilang tanpa meninggalkan jejak, ini adalah karena kemampuan perbaikan alami lebah ini. Namun, lebah ini memiliki luka internal yang tidak bisa disembuhkan oleh kemampuannya karena tubuhnya sibuk menahan racun dari spesies cacing yang hidup di tepi sungai San Tze.
Untungnya Yinghua telah mengenal dan ahli membuat banyak sekali obat obatan, jadi hanya butuh sedikit waktu baginya mengumpulkan bahan dari alam sekitar untuk membuat obat dan mengeluarkan racun itu, sehingga luka internal lebah itu pun akan sembuh sendirinya seiring waktu. Namun masalah lebah ini tidak berakhir sampai disitu.
Yinghua membawa lebah itu di tangannya dan pergi ke tempat habitatnya di dekat sungai San Tze, namun dia hanya menemukan sarang yang telah hancur disana.
"Aku sudah menduga ini, tapi ternyata memang orang dari klan.."
Untuk persiapan Ujian Kelas, mereka membutuhkan material yang bisa didapat dari beberapa spesies termasuk lebah Shui Tzu ini, dan lebah yang satu ini sepertinya terkena racun dari cacing, kemudian bertemu dengan kultivator klan, dilukai dengan qi dan mendapat luka dalam. Lalu entah bagaimana, dia selamat dari semua itu, dan bahkan masih berani menghampirinya. Bagaimana jika yang dia temukan bukan Yinghua melainkan orang lainnya yang memanfaatkan kelemahannya?
"..."
Sayangnya Yinghua tidak punya banyak waktu untuk berpikir, karena rintik hujan mulai turun sedikit demi sedikit dari langit yang baru saja sangat cerah, namun kini berubah drastis menjadi kumpulan awan gelap.
Dengan waktu yang tersisa, Yinghua membuatkan sebuah tempat tinggal yang cukup solid untuk si lebah, yang mana seharusnya bisa bertahan dari hujan deras selama 1 hari penuh, juga dengan bunga dan dedaunan yang dikonsumsi oleh lebah itu. Barulah setelah merasa teman kecilnya sudah aman, Yinghua berlari di tengah hujan deras menuju rumahnya, yang mana sudah banjir saat dia kembali.
Begitulah kisah pertemuan singkatnya dengan lebah Shui Tzu tersebut, yang telah dia kunjungi selama beberapa hari ini. Yinghua tidak berani memberikan lebah itu nama, jadi dia hanya memanggil dengan "hei" pada si lebah.
Yinghua tidak hanya sekedar berkunjung, dia juga membawa racikan obat obatan yang bisa mempercepat penyembuhan lebah, bahkan juga obat yang bisa membantu nya menumbuhkan sayap yang baru yang lebih kuat dari sebelumnya. Sayangnya hal tersebut tidak bisa berjalan selamanya, karena setelah hujan berakhir, orang orang dari klan keluarganya akan kembali ke hutan untuk memburu beberapa spesies binatang. Jadi hari ini, tujuan Yinghua berkunjung juga untuk memindahkan lebah itu ke tempat lain, rencananya adalah untuk memindahkan lebah itu ke dekat sungai yang mengalir dari Gunung Zui Zhe. Walau agak jauh, tempat itu lah yang paling cocok dan aman bagi lebah ini untuk bertahan hidup.
Yinghua memegang lebah itu di telapak tangan kirinya, dan tangan kanannya memegang payung besar yang dibuat dari kayu dan daun, sebuah belati tergantung di pinggangnya, lalu merekapun menuju ke selatan. Hujan berhari hari membuat lingkungan hutan jadi semakin sulit dilewati, namun Yinghua tetap gigih menyusuri semak semak walau mendapat luka di sana sini. Akhirnya, setelah 6 jam kesulitan, Yinghua melihat aliran biru di kejauhan. Dia pun mulai mencari ke sekitarnya, dan sesuai dugaannya, dia mendapatkan spot yang cocok bagi lebah ini, namun sepertinya ada yang menjaga tempat itu.
'Ular Shui Tzu? Dia juga diburu, sepertinya dia mendapat ide yang sama denganku. Sayangnya, dia tidak seramah spesies Shui Tzu lainnya.'
Bukan hal yang jarang ular Shui Tzu menyelinap ke perkotaan dan melukai bahkan membunuh beberapa warga kota. Suatu kali, Yinghua juga pernah menyelamatkan satu keluarga dari gerombolan spesies ular ini.
'Yang ini sepertinya pemimpin kawanan.'
Ular yang dilihatnya saat ini memiliki ukuran yang lebih besar daripada semua ular yang pernah Yinghua lihat di hutan, dia juga memiliki 4 tanduk besar yang menempel di sisik kepalanya. Panjangnya mungkin sekitar 15 meter, tingginya dari perut ke atas saja sudah 4 meter.
'Apa aku bisa mengalahkannya?'
Yinghua sudah melepaskan payungnya dan bersembunyi diantara semak semak, kini tangan kanannya memegang sebuah belati dari batu yang tampak diasah dengan kasar yang tadinya tergantung di pinggangnya. Cukup bagus untuk belati yang dibuat untuk pertama kali.
Memang, belati itu dibuat oleh Yinghua sendiri beberapa bulan yang lalu, dia hanya berpikir ide yang bagus baginya membuat senjata sendiri daripada pergi ke aula senjata dan diusir. Dan kalaupun belati ini patah, dia memiliki yang lebih bagus di rumahnya, yang baru dibuatnya beberapa hari lalu. Tentu belati ini sama sekali tidak bisa menembus kulit ular itu, namun belati yang dilapisi qi miliknya pasti akan cukup.
'Masalahnya adalah hujan..'
Jika hari biasa, Yinghua masih yakin bisa mengalahkannya, namun sekarang sedang hujan deras, dan mereka bertarung di hutan, tempat dan waktunya sempurna untuk Ular Shui Tzu. Karenanya, Yinghua perlu menyusun rencana terlebih dulu.
Tidak perlu waktu lama, Yinghua merasa telah siap. Dia pun dengan mengejutkan melemparkan satu satunya senjatanya, belati batu itu tepat ke mata ular, dan lagi, lemparannya tepat mengenai sasaran tanpa perlawanan dari ular. Ini bisa terjadi karena Yinghua menyisipkan qi berelemen kayunya ke dalam belati supaya auranya menyatu dengan sekitar, 1/5 qi miliknya habis hanya untuk satu serangan ini.
Yinghua pun keluar dari persembunyiannya, dia melompat lebih tinggi dari tubuh ular itu dan mengarahkan tinjunya yang telah dilapisi qi berwarna hijau. Ular itu memekik kesakitan, kemudian tetesan hujan disekitarnya berubah menjadi bilah bilah tajam dengan ujung berwarna keunguan yang diarahkan pada Yinghua.
Yinghua menghindar dengan lihai, memanfaatkan titik buta ular karena sebelah matanya telah hilang, sesekali kepalan tangan Yinghua juga beradu dengan bilah bilah air yang tajam dan beracun, sementara semua bilah itu hancur, racunnya mengalir ke kulit Yinghua.
Ular itu membuka mulutnya dan menunjukkan ratusan taring tajam penuh lendir, di dalam pikirannya, Yinghua terkena racun pelumpuhnya dan akan segera jatuh dan dapat dengan mudah dia santap.
Namun daripada santapan lezat justru yang didapatkan ular itu adalah tinjuan yang dibaluri qi tajam seperti pedang meninju bagian dalam mulutnya yang penuh taring itu.
Seketika darah mengalir di tangan pemuda itu, darah dari ular yang mati bercampur dengan darahnya sendiri yang dengan nekat meninju bagian dalam mulut ular yang penuh taring. Sedikit menyakitkan dan seenaknya, tetapi ada alasan mengapa dia memilih metode ini.
Ceroboh bagi orang lain, namun metode ini sangat cocok dengannya. Simpelnya, itu karena qi dan tubuh unik yang dia miliki.
Yinghua tidak menghabiskan waktu menatap ular yang telah mati itu dan langsung berjalan ke semak semak tempat dia bersembunyi sebelumnya.
Disana, satu teman kecil menunggunya.
Yinghua tersenyum, lalu tangannya meraih lebah itu dan dibawanya ke pohon besar di dekat ular yang tergeletak tak bernyawa. Di pohon itu, sebuah lubang besar yang tersembunyi oleh semak dan dedaunan, tempat yang sempurna untuk rumah hewan kecil tinggal, disanalah Yinghua meletakkan lebah yang dia bawa.
Pohon itu juga dekat dengan sungai, dan ada banyak sumber makanan bagi lebah disekitar sini. Sisanya, Yinghua serahkan pada lebah itu sendiri, semoga dia bisa bertahan hidup, dan mungkin jika Yinghua menemukan teman kecil lainnya, dia akan membawanya kesini agar lebah itu tidak kesepian.
Yinghua membuka mulutnya tanpa suara, ragu dengan apa yang akan dia ucapkan berikutnya.
"...Semoga beruntung."
Terasa kekanak kanakan untuk berbicara pada hewan seperti ini, Yinghua hanya tersenyum dengan pikiran itu melintas di kepalanya. Tetapi dia sungguh berharap lebah itu akan terus hidup.
Meski dia sendiri, meski hidupnya menyedihkan, meski tidak ada seorangpun di sampingnya, semoga makhluk yang tak berdaya yang sudah begitu kecil untuk besarnya hutan ini, agar semoga dia dapat hidup dan melihat dunia yang lebih luas lagi, suatu hari nanti.
Hiduplah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
malest
bagus,
2023-12-29
1
malest
bagus
2023-12-29
1
Ismaeni
semangat thor
2023-12-05
3