Hana, kembali menjalani aktifitasnya sebagai siswa SMA Sarang, tetapi tidak ada yang berubah dari dirinya. Selalu menindas.
Seokjin masih dalam penyelidikan polisi, bahkan pemuda itu sempat dipanggil dimintai keterangan. Namun, itu hanya sebuah foto, siapa pun bisa menjadi dirinya. Dan dalam foto itu tidak terdapat tanggal kapan pemuda itu mengunjungi swalayan.
Alhasil, kasus itu pun ditunda. Seokjin kembali menjalani aktifitasnya di sekolah. Semua siswa yang ikut jadi korban kembali masuk ke SMA Sarang.
"Ini hari yang paling bahagia, aku bisa masuk ke sekolahku lagi," ucap Hana setelah sampai di SMA Sarang.
"Ingat! Jangan lakukan hal aneh. Jaga sikapmu Hana."
Ji-ah memperingatkan putrinya. Namun, Hana gadis itu merasa tidak peduli. Bagaimanapun juga Hana anak pemilik yayasan, harus menjaga nama baik keluarganya.
Hanya embusan nafas berat yang Hana tunjukan seraya turun dari mobilnya. Hana berdecak, memandang semua siswa yang menatapnya. Akan tetapi bukan dirinya yang menjadi pusat perhatian melainkan mereka menatap seorang siswa di belakangnya.
"Mereka sangat terkesima karena lama tidak melihatku," ucap Hana yang berjalan dengan gontai.
Tepat di tangga menuju kelas, langkah Hana terhenti. Tatapan para siswa masih sama, tetapi bukan padanya. Hana baru menyadarinya. Lalu, pada siapa mereka menatap?
"Hana!" teriak Hee-Young dan Ha-Yoon berlari di sepanjang lorong ke arahnya.
Awalnya mereka ceria menyambut kedatangan temannya. Seketika, wajah keduanya muram yang terkejut melihat siswa di belakang Hana.
"Hana."
"Hmm."
"Di belakangmu," ujar Hee-Young.
Sedetik Hana berbalik, matanya membulat seketika melihat siswa itu.
"Iseul," ucap Hana terkejut.
Tidak mungkin, batin Hana.
Eun-Hye merubah dirinya sebagai Iseul. Rambut yang selalu terurai kini ia ikat dan biarkan terkuncir. Gaya yang peminim kini berubah menjadi sederhana seperti Iseul, tanpa merias apa pun bagian tubuhnya.
Blazer yang selalu Iseul banggakan, ia kenakan pagi ini. Namun, tidak dengan rasa bangga melainkan dendam pada Sarang.
Eun-Hye terus menatap name tag bertuliskan Iseul. "Mulai hari ini aku adalah Iseul, seorang siswa yang tidak pernah mendapatkan perlakuan baik dari Sarang. Kali ini aku bersumpah mereka semua akan bertekuk lutut padamu Iseul. Tidak akan ada lagi yang berani menindasmu," ucap Eun-Hye lalu menatap dirinya dalam cermin.
Baru saja Eun-Hye keluar dari kamar, sudah di sambut dengan tangisan Eunbi. Wanita itu semakin sedih ketika melihat diri Eun-Hye yang berubah menjadi Iseul.
Eun-Hye menghela nafas dan berjalan ke arah Eunbi, gadis itu pun memeluknya.
"Kamu boleh menggilku Iseul, I-bu," ucap Eun-Hye.
Tangis wanita itu semakin keras. Panggilan ibu membuat Eunbi semakin terisak. Eun-Hye memeluknya lagi, yang mengelus lembut punggung Eunbi. Gadis itu memilih untuk tetap tinggal di Busan demi membuka misteri kematian Iseul.
Hana masih tercengang, bibirnya seakan kelu tidak bisa berkata. Tatapan tajamnya berubah ketakutan apalagi saat Iseul berjalan ke arahnya.
Iseul menghentikan langkahnya tepat di depan Hana. Hana masih bergeming, ketika Iseul meliriknya. Iseul tersenyum sinis setelah berjongkok mengambil tas milik Hana.
"Tas mu terjatuh," ungkap Iseul.
Dengan gugup Hana mengambil tasnya, nyali gadis itu mendadak menciut jangankan menegur menatap mata Iseul seolah takut. Iseul pergi melewatinya.
"Hana!"
Hee-Young dan Ha-Yoon segera menghampiri Hana yang hampir saja terjatuh.
Semua siswa mengikuti Iseul hingga ke dalam kelas, mereka masih tidak percaya Iseul kembali hidup. Padahal jasadnya tidak ditemukan.
Mereka semakin terkejut karena Iseul masih ingat di mana kelasnya, dan bangkunya. Mereka pikir itu bukan Iseul, yang hanya mirip tapi … segera mereka semua berbalik saat ketahuan mengintip. Di antara mereka ada yang salah tingkah ada juga yang menjatuhkan buku, dan lain sebagainya.
Hana the gang pergi ke toilet, mereka bertiga masih dikejutkan dengan hadirnya Iseul. Mereka semua ketakutan seolah datangnya Iseul adalah ancaman.
"Ha-Yoon apa kamu melihatnya? Ini bukan mimpi, kan?"
"Hana, bagaimana jika dia mengingat …."
"Dia bukan Iseul!" sanggah Hana yang menatap tajam Hee-Young.
"Bagaimana bisa kamu mengatakan dia bukan Iseul? Jelas-jelas wajahnya mirip Iseul." Hee-Young mendadak histeris, kehadiran Iseul membuatnya gila.
Ketiga gadis itu berselisih dalam toilet.
Di luar sana, Seokjin the gang si cowok sombong dan angkuh berjalan menyusuri koridor sampai tiba di depan kelasnya langkah Seokjin berhenti. Keramaian di depannya memblokir jalannya.
"Issh, apa tidak ada tempat lain selain berkumpul," umpatnya.
"Sepertinya mereka semua melihat ke dalam kelas kita. Ada apa?" pikir Sangmin.
Seokjin, Sangmin dan Sungho pun membelah keramaian siswa, yang menghadang kelasnya.
"Bubar kalian semua! Jangan berkumpul di kelasku!" bentak Seokjin berjalan masuk ke dalam kelasnya.
Baru saja melewati pintu, siswa itu tercengang ketika melihat Iseul yang duduk dibangkunya. Tidak berselang lama Seojun pun muncul, pria itu menatap heran para siswa di luar kelasnya, setelah masuk ia menatap bingung Seokjin uang terpaku, tidak berangsur lama Seojun ikut terpaku menatap Iseul yang berada di bangkunya.
"Tidak mungkin," gumam Seokjin mengalihkan pandangan Seojun.
Eun-Hye tidak pernah tahu siapa siswa pembully. Akan tetapi melihat sikap mereka Eun-Hye merasa merekalah orang yang selalu menindas adiknya.
Semua siswa yang berkerumun di luar bubar dengan sendirinya ketika seorang guru datang memasuki kelas mereka.
Seojun segera melangkah ke bangkunya sedangkan Seokijn masih tercengang melihat Iseul.
"Seokjin, Sangmin, Sungho! Apa yang kalian lakukan di sini? Cepat duduk di bangku kalian."
Sangmin, segera mendorong kedua temannya untuk duduk sebelum sang guru menegurnya. Woobin, seorang guru fisika sekaligus wali kelas menggeleng ketika melihat kelakuan siswanya.
Woobin, berjalan ke arah mejanya yang langsung membuka buku absen. Namun, hendak mengabsen mulutnya kaku dengan mata yang terbuka. Kehadiran Iseul juga mengejutkannya.
Iseul menarik bibirnya untuk beberapa saat. Netranya memindai sekeliling kelas yang nampak aneh, juga guru fisikanya.
"Kenapa kalian menatap ku seperti itu? Apa kalian sudah lupa jika aku Iseul? Kalian semua terdiam seakan melihat hantu," sindir Iseul dengan senyum smirknya.
Hana yang mendengar itu tidak terima yang langsung berjalan memasuki kelas. Dengan amarah siswa itu menghampiri Iseul dan berkata, "Ya, kamu bagaikan hantu. Bagaimana bisa kamu muncul setelah satu bulan kematianmu?"
Hana menatap tajam Iseul, gadis itu malah tersenyum yang tidak takut sama sekali. Iseul, bangkit dari bangkunya mengadap Hana dan menatap tajam gadis itu.
"Bisanya kalian menganggap aku mati tanpa melihat jasadku."
Deg,
Hana baru kali ini menulan ludahnya sendiri. Bahkan mereka semua, Woobin segera mererai perdebatan antara siswanya itu yang mendekat ke arah Hana dan Iseul.
"Hana, duduklah. Iseul …," ucap Woobin terhenti. Guru itu ingin berucap tapi bingung apa yang harus diucapkannya.
"Kami memang terkejut, karena sekolah juga seluruh dunia mengetahui kamu sudah meninggal. Ehm … kami sangat senang jika kamu selamat dari kecelakaan itu, dan mungkin karena tidak ada kabar tentang dirimu dan kamu tiba-tiba masuk sekolah itu yang membuat kita semua tercengang."
Akhirnya kata-kata itulah yang Woobin ucapkan.
Iseul, duduk kembali sambil tersenyum sinis. Lalu menatap semua siswa terutama Hana. "Lagi pula jika kalian tahu aku masih hidup apa kalian peduli?" tanya Iseul menatap Woobin. "Bahkan kalian sudah membuangku," tambahnya.
"Lain kali jangan mengatakan seseorang sudah mati jika tidak ada jasadnya. Ya … walau aku hampir mati."
Perkataan Iseul mampu membungkam perkataan teman-temannya. Dan membuat Woobin gugup.
Woobin kembali ke mejanya, pria itu tidak jadi mengabsen yang langsung membahas pelajaran fisikanya. Seojun, pria dingin itu hanya diam di bangku paling belakang. Sepasang netranya terus menatap Seokjin, yang gemetar hanya membuka buku saja.
Pria itu lalu menatap Iseul. Seojun sepertinya tidak yakin jika itu Iseul. Helaan nafas panjang siswa itu embuskan, yang kembali fokus pada bukunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
bunda s'as
mampus kalian ....
2023-12-05
0