SEOUL, KOREA SELATAN
………
Seorang siswi berlari menuju kelas seraya memanggil nama, "Eun-Hye!"
Panggilan itu sangat menggema di penjuru kelas. Siswi berseragam SMA itu celingukan mencari Eun-Hye yang ternyata sedang tidur di bangkunya seraya bersandar pada dinding dengan earphone cantik menutup telinganya.
Gadis SMA itu menggeleng lalu melangkah ke arah Eun-Hye.
"Eun-Hye!"
Seketika Eun-Hye terbangun mendengar teriakan 12 vol dari temannya itu. Eun-Hye berdesis seraya menatap kesal teman sebangkunya yang sudah membangunkan tidurnya.
"Ji-eun, kau telah mengganggu tidurku."
"Ini ada yang lebih penting dari tidurmu," ungkap Ji-eun yang duduk disebelah Eun-Hye, memperlihatkan benda datar yang sedari tadi dipegangnya.
Eun-Hye tertegun. Mata ngantuknya membulat sempurna setelah menatap gambar dalam ponsel Ji-eun.
"Kamu pasti terkejut, kan?" tanya Ji-eun. "Persis dugaanku, apalagi aku yang sangat terkejut menemukan foto ini," lanjut Ji-eun.
"Dia sangat mirip denganmu, kan?"
Ji-eun menemukan akun bernama Iseul, dari situs berlogo kamera. Wajahnya sangat mirip dengan Eun-Hye temannya. Tidak sedikit pun berbeda, kecuali dari gaya rambut mereka.
Eun-Hye yang selalu menggerai rambut indahnya, dan Iseul yang selalu mengikat rambut dengan kuncir kudanya.
"Iseul," ucap Eun-Hye yang langsung merebut ponsel Ji-eun.
"Ya, namanya Iseul," tambah Ji-eun "Eun-Hye apa kamu punya saudara kembar?"
Eun-Hye hanya diam. Gadis itu jadi teringat perkataan orang tuanya seminggu yang lalu. Tentang rahasia besar keluarganya.
"Eun-Hye, sebentar lagi usiamu 18 tahun. Ayah ingin mengatakan sesuatu yang penting padamu," ucap Ayahnya.
"Apa ini?" tanya Eun-Hye ketika sebuah kotak persegi dari kayu jati diberikan padanya.
Ayah dan ibunya hanya menyuruh Eun-Hye untuk membukanya. Eun-Hye pikir itu hadiah ulang tahun untuknya yang diberikan lebih awal. Akan tetapi, senyum sumringahnya menciut ketika melihat foto-foto bayi dalam kotak itu.
Foto bayi kembar yang ayah dan ibunya gendong.
"Dia Eun-Ae saudara kembarmu. Kami kehilangannya tepat setelah 1 tahun usiamu. Kami mengalami kecelakaan yang membuat kami harus kehilangan Eun-Ae."
Eun-Hye masih diam, tidak percaya jika ia benar mempunyai saudara kembar. Bukan tidak ingin, melainkan ia marah pada kedua orang tuanya yang baru memberitahukan jika dirinya memiliki saudara kembar.
"Kalian pasti bohong. Kalian tidak mungkin menyimpan rahasia ini selama 18 tahun."
"Maaf." Hanya itu yang bisa mereka katakan.
"Kenapa kalian tidak mencarinya? Kenapa?"
Eun-Hye merasa sedih, bagaimana kehidupan Eun-Ae, apa dia bahagia? Apa saudaranya hidup dengan layak seperti dirinya. Namun, ungkapan kedua orang tuanya sungguh mengejutkan. Mereka menganggap Eun-Ae sudah tiada.
"Kami sudah mencarinya, bahkan tim SAR dan polisi tidak bisa menemukannya. Setelah itu, kami meninggalkan Busan dan tidak pernah kembali."
"Busan?"
Lagi-lagi perkataan Joonseo mengejutkannya. Busan, kenapa kota itu yang ayahnya sebutkan. Bukankah mereka tinggal di Seoul?
"Kamu dan Eun-Ae lahir di Busan, tetapi karena kecelakaan itu kami memutuskan untuk meninggalkan Busan dan pergi ke Seoul, memulai kehidupan baru. Bukan tidak ingin mencari tapi kami sudah ikhlas, merelakan kepergian Eun-Ae," ucap Joonseo.
Eun-Hye langsung mencari tahu keberadaan Iseul, situs resmi akun berlogo kamera, akhirnya Eun-Hye dapat menemukan kota kediaman Iseul yang ternyata dari Busan.
Mungkinkah Eun-Ae diselamatkan seseorang? pikirnya.
*****
Hari ini Eun-Hye memutuskan mengunjungi Busan kota kelahiran bersama kedua orang tuanya Eun-Hye akan menemui Iseul.
Sepanjang jalan gadis itu tersenyum, ia akan memeluk sang adik setelah sampai di sana. Namun, sesampainya di Busan Eun-Hye dikejutkan dengan foto dirinya yang dihiasi bunga juga lilin.
Tanpa dijelaskan Eun-Hye tahu apa arti semua itu.
Prang!
Eun-Hye menoleh pada gelas yang pecah di depannya. Seorang wanita tua tercengang menatap dirinya.
Eun-Hye hanya diam sebelum akhirnya wanita itu menangis, menyambar memeluknya.
"Iseul! Iseul putriku kamu masih hidup, Nak."
Penuh haru wanita tua itu mengelus lembut wajah Eun-Hye, tentu saja wanita itu akan menganggapnya Iseul, karena wajahnya yang begitu mirip.
"Iseul … Ibu sangat yakin kamu masih hidup, tapi mereka yang tidak percaya."
Wanita itu masih terus berkata, sampai akhirnya berhenti ketika Eun-Hye menyebut namanya.
"Eun-Hye, aku Eun-Hye."
Sedetik wanita itu tertegun, lalu melepas pelukannya dan menatap lekat Eun-Hye.
Sedetik wanita itu memandang Eun-Hye dari ujung kaki hingga kepalanya. Dari gaya dan penampilannya memang berbeda tetapi wajahnya, begitu mirip dengan Iseul.
Mana mungkin itu bukan Iseul.
"Apa Iseul meninggal?"
Pertanyaan Eun-Hye membuat tubuh wanita itu terjatuh seketika. Eun-Hye segera menunduk merangkul tubuh wanita itu.
Diamnya wanita itu menandakan iya, tapi kenapa Iseul meninggal? Apa penyebabnya.
****
Tiga cangkir teh disuguhkan pada Eun-Hye dan keluarganya. Mereka masih diam belum berani menanyakan tentang Iseul, karena ibu Eunbi masih berduka.
"Iseul pergi bersama teman sekolahnya, aku pikir dia akan bersenang-senang, tapi … Iseul pergi untuk selamanya. Mobil yang mereka tumpangi jatuh ke laut saat mereka pulang dari pulau Namhe."
Tiba-tiba saja Eunbi mengatakan semua itu.
"Apa hanya Iseul yang tenggelam?" tanya Joonseo.
Eunbi meliriknya sesaat yang tersenyum sedih.
"Mereka bilang sudah melalukan yang terbaik. Hanya ini yang mereka berikan."
Eunbi berkata seraya memperlihatkan amplop yang Ji-ah tinggalkan.
"Di mana sekolahnya? Ayah kita harus mendatangi sekolahnya, mereka harus mencari Eun-Ae sampai ketemu, kan? Aku yakin Eun-Ae masih hidup. Iseul masih hidup."
"Percuma, tidak akan ada yang peduli," ucap Eunbi, seketika Eun-Hye menoleh.
"SMA Sarang, tidak pernah memperlakukan Iseul dengan baik," ungkap Eunbi.
Wanita tua itu menatap wajah sang putri dalam foto. Ia menceritakan pada Eun-Hye, pembullyan yang selama ini Iseul terima.
****
Ji-ah duduk di kursi kebesarannya. Wajahnya terlihat kesal, penuh emosi.
"Bawakan aku anggur," katanya pada seorang pelayan.
"Baik Nyonya," balas pelayan itu yang membungkuk hormat. Lalu pergi membawakan apa yang Ji-ah inginkan.
"Hubungi kepala sekolah, dan Woobin. Perintahkan mereka untuk menunggu di ruanganku besok," katanya pada sang asisten.
Seorang wanita tegap, bersikap siaga membungkuk dan berkata, "Baik Nyonya."
"Pastikan SMA Sarang tidak terlibat dalam kecelakaan itu. Blokir semua media yang terus membicarakan tentang pembullyan SMA Sarang."
Ji-ah sudah lelah, karena terlalu banyak kabar buruk yang mencoreng nama baik sekolahnya. Wanita itu harus berusaha keras membasmi tuntas masalah itu.
Seorang pelayan datang membawakan sebotol anggur dan satu gelas di hadapannya.
"Di mana Hana?" tanyanya pada sang Asisten.
"Di kamarnya."
"Pastikan Hana tidak membuat masalah lagi," ujar Ji-ah. Sang Asisten pun mengangguk iya.
Hana, gadis itu sedang asyik berdisco di dalam kamarnya. Tidak sedikit pun rasa cemas atau khawatir pada masalah yang sedang terjadi.
Pintu terbuka lebar, lampu yang semula redup menyala terang. Musik yang menggema kini mati tidak terdengar.
Hana, gadis itu berbalik ke arah pintu kamarnya
"Mama," panggilnya pada Ji-ah yang berjalan ke arahnya.
"Apa yang kamu lakukan? Memberantakan kamar? Hana … kamu masih sekolah jangan pernah mencoba minum!" tegur Ji-ah, mendapati segelas anggur di dalam kamar Hana.
"Aku hanya mencoba sedikit saja, seperti apa rasa anggur mahal itu. Lagi pula aku bosan tidak akan pergi ke sekolah."
Ya, karena kecelakaan itu Ji-ah melarang Hana pergi ke sekolah untuk beberapa hari.
"Jangan pernah melakukannya lagi," ujar Ji-ah.
Hana mendekat, yang bermanja pada ibunya. Sambil berbisik gadis itu bertanya, "Apa masalahnya sudah selesai?"
Ji-ah menatap wajah putrinya lalu tersenyum. Ditepuknya wajah glow up itu dengan lembut.
"Tidak ada yang tidak bisa Mama selesaikan."
Hana tersenyum, perkataan Ji-ah membuatnya bahagia. Dengan manjanya gadis itu memeluk Ji-ah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
bunda s'as
dasar ibu dan anak luknut suatu hari nanti karma akan datang pada kalian
2023-12-02
0