bab 4 √

suasana depan sekolah sangat padat karena bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Karina berdiri sendirian didepan halte sekolah sembari menunggu taksi yang dipesan nya tiba.Karina merenung diam menunggu disana.

Karina menghela napas pelan. ia memangku tasnya yang berisi banyak buku berukuran besar. ia hanya duduk diam sambil menunggu taksi yang membawanya itu sampai kerumah.

ia kembali memikirkan nilai ulangan matematika nya yang hanya dapat 80.itu adalah nilai terendah yang ia dapat selama bersekolah disana. hanya karena dia salah baca rumus Karina harus kehilangan 20 poin. walaupun tadi dia sempat berdebat dengan bu mayang guru matematika nya, tak dipungkiri kesalahan memang datang dari dirinya.

Karina memperhatikan semua orang berlalu lalang disepanjang jalan. dari kejauhan dia menangkap seseorang yang sangat dikenali nya.

"kala! " ucap Karina pelan. mata nya melirik kearah sepeda motor itu. orang diatas motor itu memang benar seorang kalandra bagas semesta. Namun dia tidak lagi sendiri, dia bersama seorang perempuan yang tak lain Kasandra kakaknya, sambil memeluk tubuh kalandra dari belakang.

"sialan! " umpat Karina itu tertahan.

dia yang menjadi pacarnya saja dibiarkan pulang pakai taksi, sedangkan kakaknya yang hanya teman bela belain buat diantar kan sampai rumah.

****************

beberapa buku buku dan kertas ujian milik Karina berserakan diatas lantai.

"kamu gila, karin! " bentakan kasar itu keluar dari mulut keenan Andirga Reandra. " kamu mau bikin papa malu punya anak kaya kamu Karina!! ". Dirga mendekat kearah Karina yang menundukkan kepala nya disudut ruangan.

" Nilai kayak gini mau dipamerin ke papa, kamu! " Dirga menyodorkan kertas ujian matematika bertuliskan nilai 80 dengan kasar melemparkan kertas itu kehadapan Karina.

"kamu mau buat papa malu dihadapan keluarga papa?! "

Dirga mengambil lagi kertas ujian itu dan merobek robek kertas ujian itu. "papa udah susah susah nyariin guru les yang bagus buat kamu! tapi apa yang papa dapat? bukan nya nilai kamu semakin tinggi yang ada malah anjlok begini! "

"kenapa papa harus punya anak kayak kamu? " ia berbalik menghadap langsung dengan anak perempuan nya itu. Karina menatap balik mata Dirga dengan tatapan yang tak kalah tajam.

"kenapa anak perempuan papah bukan Kasandra seorang saja?! " teriak laki laki paruh baya itu. tangan dengan enteng mengambil gelas kaca dari meja, lalu melemparkan nya kearah Karina.

Praang!!

gelas itu meleset dan hancur berkeping-keping mengenai dinding dibelakang Karina. tubuh Karina seketika mematung. ia menatap nanar laki laki dihadapan nya itu.

"Kasandra! Kasandra! Kasandra! " teriak Karina muak. "kenapa harus banding bandingin aku sama Kasandra terus!! "

Karina tak Terima. ia merasa ga adil diperlakukan berbeda dengan kedua kakaknya. kenapa dirinya seperti tidak dihargai dihadapan siapapun?

"ga disekolah, ga dirumah, semua bandingin aku sama Kasandra! " ucapan Karina mampu membuat Dirga terdiam.

Karina kembali mengingat bagaimana kalandra yang begitu perhatian kepada Kasandra, bagaimana papa nya yang memberikan yang terbaik dan menyayangi Kasandra dan juga kenzie.

"Karina kapan, pahh? Karina Kapan bisa dapetin semua perhatian dan kasih sayang papah? apa yang sudah Karina lakukan belum bikin papah puas? " ucap Karina frustasi. "kalau emang itu, kenapa harus sejahat ini sikap papah ke Karina pah? kalau memang nilai Karina turun... " Karina menjeda ucapannya dan mulai mengatur napasnya, ia menutup mata, membuat air mata yang sudah ia tahan langsung lolos tak terbendung. "... semangatin Karina pahh"

"seharusnya papah dukung Karina! " Karina melemparkan tas yang dipegang nya ke lantai. "bukan malah nyiksa karin kayak gini! "

"DIAM KAMU! "

Dirga kembali melemparkan gelas kearah karin, dan lemparan kali ini berhasil mengenai tangannya. rasa sakit menjalar ditangan gadis itu.

"siapa kamu berani marahin papah? siapa yang suruh kamu berani ngelawan papah?! " teriak Dirga didepan wajah Karina.

Karina hanya diam tak berani melawan lagi. sesekali suara sesegukan keluar dari mulutnya. air mata yang tadi nya sudah mengering kini kembali membasahi wajah Karina. bahkan setelah semua emosi yang sudah ia keluar kan, ternyata belum cukup membuat orang disekitarnya sadar kalau ia sedang tidak baik baik saja.

"mamah kamu pasti nyesel udah lahirin kamu, yang merelakan nyawa nya demi kamu!".dirga mendorong tubuh Karina hingga badannya terbentur ketembok belakang nya.

" ini ada apa? " tanya kenzie yang tiba tiba muncul dengan terburu buru sambil membawa helm dan tas dipunggung nya.

"lo telat. "

suara kecil Karina dapat tertangkap ditelinga kenzie. kenzie menatap sekilas gadis itu sebelum akhir nya berjalan mendekat ke Dirga dan menenangkan nya yang masih dipenuhi amarah dan membawa papahnya pergi kekamar.

Karina menatap kepergian dua orang itu sebelum dirinya jatuh terduduk diantara serpihan beling diatas lantai. Karina menghela napas panjang. ia menyandarkan tubuhnya kedinding. matanya tertutup, menikmati sensasi dingin yang menjalar dibagian belakang tubuhnya.

"lo bikin masalah apa lagi sih sama papah? " suara kenzie terdengar.

Karina kembali membuka mata nya dan menatap kenzie yang berjalan mendekat. gadis itu hanya diam.

"lo tuli? "

pertanyaan kenzie seketika membuat Karina memutar matanya dan memperbaiki posisi duduk nya. lalu membersihkan serpihan kaca yang menempel dikaki nya.

"gue buat salah dikit , udah di maki maki, dipukul, dilemparin barang. " Karina tersenyum getir. "gak kaya lo dan Kasandra, mau buat kesalahan sebesar apa pun pasti bakal dimaklumin".

kenzie menatap Karina. " perasaan lo doang , kar."

"lo tau papah sekeras itu sama gue, bang".karina menggeleng. " gue salah dikit, gue abis. ga sama kaya lo. gue ada Kasandra sebagai pembandingan. kalah dikit dari dia, bisa kelar hidup gue."

"dia papah kita kar! " namun ucapan kenzie yang lebih tinggi sukses membuat Karina kembali diam.

Karina menatap kenzie datar sebelum akhirnya mendengus kasar. " Hh. ini alasan kenapa gue gak mau bicarain masalah ini sama lo, bang." perkataan karin membuat kenzie mengerutkan dahi.

Karina berdiri dari duduk nya. ia pun mengambil tasnya yang sempat ia lempar tak jauh dari nya. "percuma gue ngomong sama lo... " karina menggantungkan kalimat nya, lalu kembali menatap mata kenzie. "buang buang waktu!".karina berjalan mendekat dan berdiri di depan kenzie yang tinggi nya kurang lebih sama dengan kalandra, (jika kedua nya berdekatan tinggi Karina hanya sedada kalandra).

Karina menepuk pundak kenzie pelan. " lo ga usah takut, gue bakal minta maaf kok sama papah ". mengakhiri ucapan nya dan berjalan menjauh kearah kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!