Bab 5 Menikah

"Apa maksud kalian rumah tua kosong yang besar itu?" tanya warga tersebut.

"Iya benar Pak. Kami tadi mencoba menolongnya. Tapi kami malah dihajar olehnya," sahut penculik satunya.

"Wah gawat. Ayo kita ke sana. Saya akan membawa semua warga untuk membantu kita," ajak pria paruh baya tersebut pada kedua penculik itu.

Salah satu dari penculik menarik tangan pria paruh baya tersebut, dan berkata,

"Kami harus segera melapor ke polisi dan juga harus segera ke rumah sakit untuk mengobati luka-luka kami."

Pria paruh baya tersebut memperhatikan kedua penculik itu dari atas hingga bawah. Kemudian dia mempersilahkannya karena melihat luka dan lebam yang sudah membiru pada wajah serta badan mereka.

"Ayo semua kita ke rumah tua yang kosong itu. Menurut laporan kedua orang tadi, ada perempuan yang akan dilecehkan di sana," ajak pria paruh baya tersebut, pada beberapa orang bapak-bapak yang sedang bermain catur di teras rumahnya.

Dengan segera mereka meninggalkan permainan catur mereka, dan bergegas menuju rumah tua yang sudah lama tidak berpenghuni itu.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Di dalam bangunan rumah tua yang kosong itu, tepatnya pada ruangan penyekapan Revander. Gadis cantik dan pemuda tampan itu, masih saja saling menatap, dan saling bertanya seolah saling ingin mengenal satu sama lainnya.

"Sedang apa kalian?!"

Terdengar seruan seorang pria dari arah pintu ruangan tersebut.

Sontak saja Revander dan Serena yang masih dalam posisi saling melingkarkan tangan mereka pada leher satu sama lain, menoleh ke arah sumber suara tersebut.

Para warga yang ada di sana membelalakkan matanya melihat Serena yang dalam keadaan berantakan. Kaos dengan lengan yang sobek, rambut berantakan, dan wajah sedikit lebam, membuat mereka yakin jika gadis cantik tersebut, telah mengalami tindakan tidak senonoh dari pemuda tampan di dekatnya.

"Hentikan! Kamu mau bertindak tidak senonoh dengan perempuan ini?" tanya salah satu pria dari warga yang berada di sana.

Serena dan Revander saling menatap. Mereka tidak mengerti apa yang dituduhkan pria tersebut pada Revander.

"Sudah terbukti Pak. Bawa saja mereka ke balai desa. Kita nikahkan mereka di sana," sahut pria lainnya.

"Menikah?!" celetuk Revander dan Serena secara bersamaan.

"Benar! Nikahkan saja mereka!"

"Mereka sudah melanggar peraturan adat kita!"

"Kita bawa mereka sekarang juga!"

Para warga yang berada di sana bersahut-sahutan menyuarakan peraturan adat desa mereka.

Seorang pria paruh baya yang merupakan kepala desa tersebut mendekati mereka berdua.

"Sesuai dengan peraturan desa kami. Jika ada yang berbuat mesum sebelum menikah, maka mereka harus dinikahkan saat itu juga. Agar desa kami terhindar dari kesialan, maka kalian harus menikah sekarang juga," tutur pria paruh baya tersebut, pada mereka berdua yang masih mematung mendengar semua perkataan orang-orang di ruangan itu.

Seketika mata Revander dan Serena terbelalak. Mereka saling menoleh dan saling menatap, seolah tatapan mata mereka saling mengatakan, agar menyuruh mengklarifikasi tuduhan yang diberikan orang-orang itu pada mereka.

"Ayo cepat, bawa saja mereka!"

"Iya. Lebih baik kita bawa mereka sekarang, hari sudah sangat malam."

"Cepat kita bawa mereka ke balai desa!"

"Stop!" seru Serena sambil menatap mereka semua secara bergantian.

"Kami tidak melakukan apa pun. Dia korban penculikan, dan saya yang menolongnya," jelas Serena dengan tegas.

"Kamu pikir kami percaya? Lihatlah keadaanmu saat ini. Lagi pula kalian kami temukan dalam keadaan saling memeluk," sahut salah satu pria dari warga yang berada di sana.

Gadis cantik tersebut, mengernyitkan dahinya mendengar perkataan pria yang menuduh mereka. Kemudian dia berkata,

"Memeluk? Kapan kita berpelukan? Wah, Bapak ini memfitnah kami. Tau gak Pak, kami bisa melaporkan Bapak atas tuduhan--"

"Sudahlah, jangan banyak bicara. Lebih baik kalian ikut kami sekarang juga untuk menyelesaikan persoalan ini," tutur pria paruh baya yang ada di depan Revander dan Serena.

Dengan terpaksa mereka berdua pun digiring oleh para warga menuju balai desa yang ada di desa tersebut.

"Seren, kita harus bagaimana? Apa kita benar-benar harus menikah di sini, saat ini juga?" bisik Revander ketika berjalan di sebelah Serena.

Gadis pemberani itu, menoleh ke arahnya dan menatap kesal padanya. Kemudian dia berbalas bisik padanya,

"Kenapa kamu diam saja? Kamu kan laki-laki, harusnya berani menjelaskan pada mereka."

"Enggak ah. Aku takut dikeroyok," balas Revander berbisik di telinga Serena.

Seketika kedua tangan Serena mengepal mendengar ucapan Revander. Dalam hatinya dia mengutuk pemuda tampan yang telah diselamatkannya.

'Dasar cemen! Badan aja digedein, tapi nyalinya ciut! Kalau saja gak ada hukum, pasti sudah aku habisi nih bocah gede.'

...****************...

Kini, mereka sudah berada di balai desa. Pemuda tampan dan gadis cantik itu, duduk di depan kepala desa beserta beberapa orang yang dituakan di desa tersebut.

"Loh bukannya kamu cucunya Pak Rahmat?"

"Iya Pak, benar. Saya Serena, cucu Kakek Rahmat," jawab Serena dengan tegas.

"Pak Rahmat? Apa Pak Rahmat yang baru meninggal beberapa hari lalu?" tanya pria paruh baya yang ada di sebelah bapak kepala desa.

"Iya Pak, benar. Ternyata Kakek lumayan terkenal juga," jawab Serena sambil terkekeh.

"Pak Rahmat, kakek kamu itu orangnya sangat dermawan. Jadi, semua orang pasti mengenal dia. Hampir semua orang di desa ini sudah pernah dibantunya," sahut kepala desa seolah memamerkan kebaikan sang kakek pada cucunya.

"Benar, Pak. Kita harus membantu cucu dari Pak Rahmat. Kita tidak boleh membiarkan masalah ini. Anggap saja kita sebagai ganti Pak Rahmat untuk menjaga cucunya. Jadi sesuai peraturan adat, kita harus menikahkan mereka," ujar pria yang menjadi sesepuh desa tersebut. Kebetulan sekali pria tua itu merupakan sahabat dari Pak Rahmat, kakek Serena.

"Apa? Kenapa harus menikah sih Pak? Kami aja baru ketemu, baru kenal, malah langsung di nikahin. Gampang bener mau nikahin orang," sahut Serena dengan kesalnya.

Terdengar suara kasak kusuk yang menghujat Serena dan Revander dengan terang-terangan. Suara mereka bersahut-sahutan memprotes agar menikahkan mereka berdua saat itu juga.

Brak!

Bapak kepala desa tersebut menggebrak meja dengan sangat keras, sehingga membuat semua orang yang ada di dekatnya berjingkat kaget.

Sontak saja Revander kaget, dan menarik lengan Serena, seolah berlindung padanya. Begitu pula dengan bapak-bapak lainnya yang duduk di sekitar kepala desa tersebut.

Sedangkan warga yang lain seketika menutup mulutnya. Mereka tidak pernah melihat bapak kepala desa marah hingga menggebrak meja seperti sekarang ini.

Serena menarik tangannya dengan kasar dari tangan Revander. Dengan kesalnya dia menatap bapak kepala desa, dan berkata,

"Pak, kira-kira dong. Bapak gak lihat di sebelah Bapak ada orang tua. Kalau Kakek ini jantungan gimana?"

Bapak kepala desa menoleh ke arah sampingnya. Dia melihat sahabat kakek Rahmat sedang memegang dadanya.

"Maaf Pak, saya lupa jika ada Bapak di dekat saya," ucap bapak kepala desa dengan sangat menyesal.

Kakek tersebut tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Kemudian dia berkata,

"Silahkan dilanjutkan. Sebaiknya secepatnya diputuskan, karena malam sudah semakin larut."

"Sudah Pak, nikahkan saja mereka sekarang juga. Kita semua tidak mau jika desa ini menjadi sial karena tindakan mesum mereka," sahut salah satu warga yang ada di tempat itu.

"Benar!"

"Iya!"

"Nikahkan mereka!"

Warga kembali bersahut-sahutan menyuarakan keinginan mereka. Bapak kepala desa memandang secara bergantian Revander yang terlihat sedikit ketakutan, dan Serena yang terlihat sangat kesal.

"Sesuai dengan aturan desa ini, dan sesuai dengan suara terbanyak dari warga, kami meminta kalian berdua untuk menikah sekarang juga," ucap bapak kepala desa dengan tegas seolah tidak bisa dibantah.

Sontak saja Serena dan Revander membelalakkan matanya. Mereka berdua sama-sama tidak bisa menerima keputusan itu.

"Pak, apa tidak bisa jika kita berdamai saja?"

Episodes
1 Bab 1 Hukuman
2 Bab 2 Hidup Sebatang Kara
3 Bab 3 Penculikan
4 Bab 4 Malaikat Pelindung
5 Bab 5 Menikah
6 Bab 6 Kesepakatan
7 Bab 7 Perjanjian
8 Bab 8 Kontrak
9 Bab 9 Khilaf
10 Bab 10 Hamil?
11 Bab 11 Daerah Berbahaya
12 Bab 12 Beranak Dalam Celana
13 Bab 13 Suami Dadakan
14 Bab 14 Benda Keramat
15 Bab 15 Mendadak Suka
16 Bab 16 Perempuan Asing
17 Bab 17 Kamar
18 Bab 18 Curiga
19 Bab 19 Suami Istri
20 Bab 20 Bertemu
21 Bab 21 Ngidam?
22 Bab 22 Siapa Dia?
23 Bab 23 Calon Pacar
24 Bab 24 Let's Go!
25 Bab 25 Siapa Kamu Sebenarnya?
26 Bab 26 Surprise!
27 Bab 27 Tuan Putri Serena
28 Bab 28 Dijodohkan?
29 Bab 29 Berubah Cantik
30 Bab 30 Dua Puluh Empat Jam Bersama
31 Bab 31 Penyamaran
32 Bab 32 Pasangan Selingkuh
33 Bab 33 Pasangan Romantis
34 Bab 34 Firasat
35 Bab 35 Foto Viral
36 Bab 36 Gosip
37 Bab 37 Suami
38 Bab 38 Sebuah Perasaan
39 Bab 39 Tanggung Jawab!
40 Bab 40 Sopir Cantik
41 Bab 41 Pacar
42 Bab 42 Perjodohan
43 Bab 43 Gosip Baru
44 Bab 44 Gadis Desa
45 Bab 45 Skenario
46 Bab 46 Siapa Dia?
47 Bab 47 Cemburu
48 Bab 48 Pertemuan Calon Besan
49 Bab 49 Foto Pernikahan
50 Bab 50 Rencana Duo Mama
51 Bab 51 Sebuah Berita
52 Bab 52 Takdir
53 Bab 53 Perubahan Rencana
54 Bab 54 Cemburu Dengannya
55 Bab 55 Karma
56 Bab 56 Perdebatan Suami Istri
57 Bab 57 Tantangan
58 Bab 58 Tante Muda
59 Bab 59 Bujuk Rayu
60 Bab 60 Taruhan
61 Bab 61 Kehilangan
62 Bab 62 Dewa Amor
63 Bab 63 Romantis
64 Bab 64 Pengintai
65 Bab 65 Permintaan
66 Bab 66 Ciuman
67 Bab 67 Latihan Suami Istri
68 Bab 68 Paparazi
69 Bab 69 Bikin Anak
70 Bab 70 Rumah Sakit
71 Bab 71 Pencuri
72 Bab 72 Tragedi Kamar Mandi
73 Bab 73 Menjadi Perawat Dadakan
74 Bab 74 Perdebatan di Kamar Mandi
75 Bab 75 Menguji Kesabaran
76 Bab 76 Jantung Hati
77 Bab 77 Dilema
78 Bab 78 Menggoda
79 Bab 79 Kuning Telur
80 Bab 80 Perlakuan Manis
81 Bab 81 Nikah-Nikahan
82 Bab 82 Malu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 Hukuman
2
Bab 2 Hidup Sebatang Kara
3
Bab 3 Penculikan
4
Bab 4 Malaikat Pelindung
5
Bab 5 Menikah
6
Bab 6 Kesepakatan
7
Bab 7 Perjanjian
8
Bab 8 Kontrak
9
Bab 9 Khilaf
10
Bab 10 Hamil?
11
Bab 11 Daerah Berbahaya
12
Bab 12 Beranak Dalam Celana
13
Bab 13 Suami Dadakan
14
Bab 14 Benda Keramat
15
Bab 15 Mendadak Suka
16
Bab 16 Perempuan Asing
17
Bab 17 Kamar
18
Bab 18 Curiga
19
Bab 19 Suami Istri
20
Bab 20 Bertemu
21
Bab 21 Ngidam?
22
Bab 22 Siapa Dia?
23
Bab 23 Calon Pacar
24
Bab 24 Let's Go!
25
Bab 25 Siapa Kamu Sebenarnya?
26
Bab 26 Surprise!
27
Bab 27 Tuan Putri Serena
28
Bab 28 Dijodohkan?
29
Bab 29 Berubah Cantik
30
Bab 30 Dua Puluh Empat Jam Bersama
31
Bab 31 Penyamaran
32
Bab 32 Pasangan Selingkuh
33
Bab 33 Pasangan Romantis
34
Bab 34 Firasat
35
Bab 35 Foto Viral
36
Bab 36 Gosip
37
Bab 37 Suami
38
Bab 38 Sebuah Perasaan
39
Bab 39 Tanggung Jawab!
40
Bab 40 Sopir Cantik
41
Bab 41 Pacar
42
Bab 42 Perjodohan
43
Bab 43 Gosip Baru
44
Bab 44 Gadis Desa
45
Bab 45 Skenario
46
Bab 46 Siapa Dia?
47
Bab 47 Cemburu
48
Bab 48 Pertemuan Calon Besan
49
Bab 49 Foto Pernikahan
50
Bab 50 Rencana Duo Mama
51
Bab 51 Sebuah Berita
52
Bab 52 Takdir
53
Bab 53 Perubahan Rencana
54
Bab 54 Cemburu Dengannya
55
Bab 55 Karma
56
Bab 56 Perdebatan Suami Istri
57
Bab 57 Tantangan
58
Bab 58 Tante Muda
59
Bab 59 Bujuk Rayu
60
Bab 60 Taruhan
61
Bab 61 Kehilangan
62
Bab 62 Dewa Amor
63
Bab 63 Romantis
64
Bab 64 Pengintai
65
Bab 65 Permintaan
66
Bab 66 Ciuman
67
Bab 67 Latihan Suami Istri
68
Bab 68 Paparazi
69
Bab 69 Bikin Anak
70
Bab 70 Rumah Sakit
71
Bab 71 Pencuri
72
Bab 72 Tragedi Kamar Mandi
73
Bab 73 Menjadi Perawat Dadakan
74
Bab 74 Perdebatan di Kamar Mandi
75
Bab 75 Menguji Kesabaran
76
Bab 76 Jantung Hati
77
Bab 77 Dilema
78
Bab 78 Menggoda
79
Bab 79 Kuning Telur
80
Bab 80 Perlakuan Manis
81
Bab 81 Nikah-Nikahan
82
Bab 82 Malu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!