"Sssstttt. Diam! Aku akan menyelamatkanmu," sahut Serena lirih, dengan menekankan di setiap katanya.
Laki-laki tersebut tersenyum, dan menganggukkan kepalanya dengan sangat antusias.
Gadis tersebut berusaha dengan sekuat tenaganya untuk melepaskan ikatan tali yang sangat kuat dan kencang pada tubuh laki-laki itu.
Namun, ikatan tali itu benar-benar sangat kuat, sehingga Serena tidak bisa begitu saja melepaskannya. Dia berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya yang terengah-engah, karena mengerahkan banyak tenaganya untuk membuka tali tersebut.
"Ayo, kenapa diam saja? Nanti keburu penculik-penculik itu datang," ucap laki-laki tersebut dengan tidak sabarnya.
"Bacot! Tunggu. Gak sabaran banget sih jadi orang," sahut Serena dengan suara lirihnya, dan terdengar sangat kesal pada laki-laki tersebut.
Tiba-tiba Serena teringat jika dia membawa pisau lipat di sakunya. Segera diambil dari saku celananya pisau lipat tersebut, seraya tersenyum, dan berkata,
"Untung aja aku selalu bawa benda ini."
Beruntungnya pisau lipat milik Serena itu sangat tajam. Dia memang sengaja membawanya untuk melindungi dirinya. Dan sekarang barang itu pun akhirnya berguna.
Tali yang sangat kuat itu berhasil dilepaskan dari badan laki-laki tersebut. Serena tersenyum lebar dan bangga dengan hasil kerjanya. Setelah itu, dia melepaskan kain hitam yang menutup mata laki-laki tersebut.
Mata mereka saling bertatapan dan terkunci seolah saling mengagumi.
'Perempuan ini cantik sekali. Apa benar dia yang menolongku? Jika memang benar dia yang menolongku, pasti dia malaikat penolongku yang dikirimkan Tuhan padaku.'
"Namaku Revander. Panggil saja Revan. Nama kamu siapa?" tanya laki-laki itu pada Serena yang masih dalam posisi saling menatap.
"Serena," jawabnya yang juga masih betah saling beradu pandang dengan Revander.
Brak!
Pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka dan menimbulkan suara yang sangat kencang hingga membuat Serena dan Revander tersadar. Seketika mereka berdua mengalihkan perhatian ke arah pintu.
Mata Revander terbelalak melihat dua orang laki-laki yang berbadan kekar dan berwajah garang, sedang berdiri di depan pintu, sambil menatap bengis pada mereka berdua. Salah satu dari mereka bertanya sambil menunjuk ke arah Serena,
"Siapa kamu?!"
Serena menyeringai menanggapi pertanyaan dari pria berbadan kekar dan berwajah seram itu. Dengan santainya dia meletakkan kedua tangannya di depan dadanya seraya berkata,
"Aku? Aku adalah pencabut nyawa kalian."
"Kurang ajar! Berani-beraninya kamu menantang kami!" seru salah satu dari penculik tersebut.
"Cari mati dia rupanya," sahut penculik yang satunya lagi disertai seringainya.
Serena tertawa mendengar perkataan para penculik tersebut yang seakan meremehkannya.
"Coba tunjukkan padaku keahlian kalian!" tantang Serena dengan percaya dirinya.
"Sialan nih bocah! Benar-benar cari mati dia," ucap salah satu penculik tersebut.
Penculik satunya lagi memberi kode untuk memberi pelajaran pada gadis yang menantang mereka. Kedua penculik tersebut berjalan mendekat ke arah Serena dan Revander.
Badan Revander bergetar ketakutan. Tangannya meraih kaos Serena yang berdiri membelakanginya, menarik-narik kaos tersebut, dan berkata lirih,
"Seren, gimana nih, mereka tambah mendekat ke sini."
Serena menghempaskan tangan Revander, dan menoleh padanya, seraya berkata lirih,
"Diam! Kalau takut sembunyi aja."
Tanpa berpikir panjang, secepat kilat Revander berlari, dan bersembunyi di belakang lemari, yang tidak jauh dari tempat Serena berdiri.
Gadis pemberani tersebut, menggelengkan kepalanya melihat tingkah pemuda yang diselamatkannya, dan berkata,
"Ck! Dasar bocah."
Tanpa ancang-ancang, dua penculik yang berbadan kekar itu segera menyerang Serena. Mereka berdua mengeroyok Serena yang hanya sendirian tanpa teman.
Beruntungnya Serena merupakan atlet taekwondo dan pencak silat sejak berada di bangku SD, sehingga bisa dengan mudahnya dia melawan dua pria tersebut, meskipun mereka mempunyai postur tubuh yang besar dan kekar.
"Seren hebat!" seru Revander dari tempatnya berada.
"Seren?" celetuk Serena sambil mengernyitkan dahinya.
"Hajar terus mereka, Seren! Jangan kasih kendor!" seru Revander kembali, mencoba memberikan semangat pada Serena.
Gadis cantik tersebut menoleh ke arah Revander, dan berkata,
"Serena! Bukan Seren!"
Buk!
Buk!
Serena terkena hantaman mereka berulang-ulang secara bergantian, ketika lengah, menoleh pada Revander yang ada di belakangnya.
Badannya terhuyung beberapa kali, menjadi santapan bogem mentah para penculik tersebut. Bahkan lengan kaosnya ditarik hingga sobek. Rambutnya pun berantakan dengan sedikit lebam di bagian wajahnya.
"Sial! Beraninya kalian menyentuhku!" seru Serena dengan kilatan kemarahan yang terlihat di matanya.
Kemarahannya itu membuat tenaga Serena berkali lipat. Dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghadapi dua penculik yang berbadan besar dan kekar itu. Hampir semua keahliannya dalam bela diri dikeluarkannya. Bahkan jurus-jurus yang dipelajarinya pun dikeluarkan untuk melumpuhkan lawannya.
Serena mengibaskan kedua tangannya, dan tersenyum lebar melihat dua orang penculik tersebut babak belur di hadapannya.
"Ampun! Bawa saja laki-laki manja itu bersamamu. Asalkan kamu membiarkan kami pergi dari sini," ucap salah satu penculik tersebut, sambil menyatukan telapak tangannya untuk memohon pengampunan pada Serena.
Dengan angkuhnya Serena berdiri di depan mereka, dan melipat kedua tangannya di depan dadanya, seraya berkata,
"Ingat jelas-jelas wajahku! Dan ingat namaku, Serena! Jangan pernah kalian menampakkan wajah kalian di hadapanku lagi! Kecuali kalian tidak akan berbuat kejahatan lagi."
"Akan kami ingat," ucap salah satu penculik tadi.
"Kami akan tobat," sahut penculik yang satunya lagi.
"Bagus. Menyingkirlah dari hadapanku sekarang juga!" seru Serena dengan tegas, dan menatap bengis pada mereka berdua.
Serena tertawa puas, melihat para penculik yang segera berlari setelah mendengar perintahnya.
"Wah, hebat sekali kamu Seren," puji Revander, sambil berjalan mendekatinya.
Gadis cantik nan tomboy itu, membalikkan badannya. Dia menghadap ke arah Revander yang berada di belakangnya.
"Seren? Namaku Serena. Kenapa kamu memanggilku Seren?" tegur Serena pada Revander yang sedang memandang takjub padanya.
Revander berdiri tepat di depan Serena. Dia tersenyum lebar dan berkata,
"Aku akan memanggilmu Seren, karena aku gak mau sama dengan yang lain."
Serena mengerutkan dahinya. Kemudian dia berkata,
"Kenapa?"
"Karena aku adalah Revander," jawab pemuda tampan itu dengan bangganya.
Serena mendekatkan wajahnya pada Revander yang ada di depannya. Dia menelisik wajah pemuda tampan tersebut, seolah sedang mencari sesuatu. Kemudian dia pun berkata,
"Lalu, kenapa kalau kamu Revander?"
Revander terdiam. Dia tidak bisa bernafas karena wajah Serena yang berjarak sangat dekat dengan wajahnya. Hanya bulu matanya yang lentik bergerak naik turun.
Merasa pemuda tampan di hadapannya terlihat sangat lucu, Serena pun semakin mendekatkan wajahnya. Bahkan dia tidak merasakan nafas Revander yang mengenai kulit wajahnya.
Serena meletakkan tangannya pada dagu Revander, dan mengangkatnya sedikit hingga lebih dekat dengan wajahnya. Kemudian dia berkata,
"Kenapa kamu diam? Apa kamu sekarang mendadak bisu?"
Seketika Revander sadar jika dia lupa bernafas karena dekatnya wajah mereka berdua.
"A-aku seorang model dan YouTuber. Apa kamu tidak mengenalku?" tanya Revander dengan gugup dan salah tingkah.
Serena tertawa mendengar Revander memperkenalkan dirinya. Dia melingkarkan kedua tangannya pada leher pemuda tampan itu, seraya berkata,
"Model? YouTuber? Benarkah?"
Revander tersenyum lebar, dan menganggukkan kepalanya dengan sangat antusias.
"Berarti aku bisa minta uang tebusan dong?" tanya Serena sambil menggerakkan kedua alisnya, dan tersenyum pada Giordano.
Revander meniru Ramona. Dia melingkarkan kedua tangannya pada leher gadis cantik tersebut, dan mendekatkan tubuhnya hingga tidak berjarak. Kemudian dia berkata,
"Kamu adalah malaikat pelindungku. Jadi, kamu tidak akan mendapatkan uang tebusan. Akan tetapi, aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan."
Kini Serena sedikit tergerak hatinya. Sikap lancang Revander yang mendekatkan tubuh mereka, dan ucapan pemuda tampan itu, berhasil membuat hatinya tersentuh.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Di tempat lain, para penculik yang sedang melarikan diri itu berlari ke arah desa yang tidak jauh rumah tua tersebut. Mereka berdua tidak bisa menghindari tatapan para warga yang mencurigai mereka.
"Pak, tolong. Ada perempuan sedang dilecehkan di rumah tua yang kosong itu," ucap salah satu penculik pada pria paruh baya yang merupakan warga desa tersebut, sambil menunjuk arah rumah tua yang dimaksudnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments