(12:3)-2

Di ruang kerjanya Lesya memeriksa beberapa dokumen yang harus segera dia tandatangani. Paska terbongkarnya kasus penggelapan dana dan penyalah gunaan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, jabatan Brata sebagai manager pemasaran telah di non-aktifkan.

Karena tidak terima dengan keputusan sepihak Lesya dan dewan direksi, Brata masih sering kali mendatangi kantor untuk melakukan protes. Aktivitas Brata sudah menganggu aktivitas para karyawan bahkan tak segan untuk mengancam security yang berjaga di depan gerbang.

"Apa pelaksanan tender kali ini di kota Bandung??" tanya Lesya memastikan.

Matanya bergerak ke kanan kiri membaca dokumen dengan teliti. Pikirannya tetap fokus meski sambil berbicara dengan sang asisten.

"Iya Bu, tender untuk proyek pengadaan rumah subsidi dilaksanakan di Bandung besok lusa. Semua keperluan sudah saya persiapkan seperti dokumen dan materi presentasi. Untuk hotel, sudah saya pesankan di tempat biasa Ibu Lesya setiap kali ke Bandung. Tim peninjau dan saya akan berangkat satu hari sebelumnya," terang Rendra.

"Okey bagus jika semuanya sudah dipersiapkan. Semoga tender tersebut bisa kita dapatkan ya. Nanti tolong fotokopi dokumen yang ada di map biru, saya perlu salinannya," perintah Lesya.

"Baik Bu, akan segera saya fotokopi. Ada yang lain Bu?"

"Tidak ada. Kamu bisa kembali bekerja. Terima kasih Rendra," ucapnya

Rendra pun pamit dan kembali ke meja kerjanya. Tinggallah Lesya sendirian di ruang kerjanya. Bekerja mengelola perusahaan yang di tinggalkan oleh ayahnya harus Lesya lakukan. Padahal Lesya bercita-cita ingin menjadi designer terkenal.

Lesya yang merupakan anak tunggal tentu menjadi pewaris tunggal kekayaan yang dimiliki orang tuanya. Tak ada saudara atau kerabat dekat yang mampu menjalankan roda bisnis, hany ada Brata yang merupakan adik kandung ayahnya. Tetapi karena sifat Brata yang tamak, sombong dan suka bermain perempuan, Lesya tidak mempercayainya. Oleh karena itu Lesya mengorbankan keinginannya untuk menjadi seorang desainer.

***

Karena pulang terlambat karena harus bekerja lembur untuk persiapan tender di Bandung, Lesya bangun kesiangan. Dari rencananya berangkat pukul 10 siang, berubah menjadi jam satu siang. Lesya yang sedang terburu-buru justru di kagetkan dengan kedatangan Brata ke rumahnya.

"Mau ngapain lagi Paman datang ke rumah ini? Dan apa yang sedang paman lakukan disini??" Lesya memperhatikan gerak-gerik Brata yang sedikit mencurigakan.

"Paman hanya ingin kamu mengembalikan jabatan paman di kantor Lesya. Kamu sudah bertindak seenaknya sendiri. Jelas-jelas paman sudah berjasa banyak untuk kemajuan perusahaan. Paman tidak bisa kamu tindas Lesya!!!" bentak Brata.

"Sudah lama paman, sadar diri. Masih baik aku tidak melaporkan paman ke polisi dan tidak menyebar bukti perselingkuhan kepada istri Paman," ancam Lesya.

Brata tak dapat berkutik, dia tidak menyangka Lesya akan bertindak tegas. Apalagi dia memiliki bukti perselingkuhannya, dia tak mau pernikahan dengan istrinya kandas begitu saja. Dia pikir Lesya tidak berani mengungkapkan kelicikannya, ternyata salah besar.

"Awas kau Lesya, dasar keponakan kurang ajar. Tidak tau di untung!!!" Umpat Brata tiada kapoknya.

"Minggir Paman, anda mengangguku saja menyingkir atau satpam akan menyeret paksa paman keluar," ucap Lesya dengan tegas. Dia sudah terlambat ditambah pamannya yang tak pernah bosan merongrong kehidupannya.

Begitu mendapatkan jalan, Lesya langsung masuk kedalam mobilnya. Enggan meladeni pamannya lebih lama lagi karena hanya akan membuang waktu berharga miliknya.

Perlahan mobil Lesya mulai meninggalkan pekarangan rumahnya dan menghilang di kejauhan. Sorot mata Brata memandang kepergian keponakan dengan senyuman, Brata mulai menjalankan mobilnya dan pergi dari kawasan rumah Lesya.

Sepanjang perjalanan Lesya mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Timnya yang sudah berada di Bandung terlebih dahulu pasti menunggu kedatangan dirinya. Ada rasa sesal mengapa dia tak berangkat sehari sebelumnya.

Ditengah perjalanan Lesya mulai merasakan sesuatu yang aneh pada mobilnya. Tiba di sebuah jalanan yang menurun, Lesya kesulitan mengendalikan mobilnya melaju sangat cepat. Lesya menyadari jika rem mobil tidak berfungsi.

"Aahhh apa yang terjadi, kenapa remnya tidak berfungsi!!" Lesya mulai panik apalagi jalanan menurun.

"Aaaaaaahhhkkkkkkk" pekik Lesya

Dia tak mampu menghindar saat sebuah truk muncul di hadapannya. Dan Lesya membanting stir hingga mobilnya masuk kedalam jurang.

Lesya masih merasakan tubuhnya yang teramat sakit, kakinya telah mati rasa karena tergencet badan mobil. Da--rah keluar cukup banyak dan mengalir dari atas kepalanya.

"Ayah, bunda, Lesya akan mengunjungi kalian," ucap Lesya dengan sendu. Dia menyadari waktunya tak lama lagi

Duaaarrr

Duaaarrr

Terdengar dua ledakan, mobil Lesya terbakar. Beberapa orang yang ada di sekitar kejadian tak bisa berbuat apa-apa karena lokasi kecelakaan yang sulit untuk segera di jangkau. Tubuh Lesya ikut terbakar bersama dengan mobilnya.

.

.

❤️❤️❤️

Tiga bulan berlalu...

Karena pengunjung cafe sangat ramai, Yiesha terpaksa pulang terlambat. Yiesha sudah menduga jika sesampainya di rumah nanti ibu tiri pasti akan marah-marah dan tak segan memberikan nya hukuman.

Hari ini juga bertepatan dengan pemberian gaji. Sayangnya Yiesha mendapatkan gaji yang lebih sedikit dari biasanya karena bulan lalu dia banyak tidak masuk bekerja dikarenakan sakit.

Untuk menghemat uang, Yiesha terpaksa pulang dengan berjalan kaki. Padahal langit sudah menampakkan awa mendung dan benar saja tak lama hujan turun dengan cukup deras, Yiesha harus berlari sebelum seluruh badan dan bajunya basah kuyup.

"Bagus ya, jam segini baru sampai rumah. Makin lama kamu semakin tidak tau aturan hah. Sudah bagus aku masih mau menampungmu di sini. Jika saja gaji pembantu tidak cukup tinggi, tidak sudi tinggal bersamamu disini!!!" Hardik Belva.

"Ma-maaf Nyonya. Pengunjung cafe sangat ramai hari ini sehingga pulang terlambat," jawab Yiesha dengan bibir bergetar bahkan sudah memburu karena menahan rasa dingin yang menyerang.

"Alasan saja. Mana uang gajimu, bukankah hari ini kamu gajian??" tanya Belva dengan angkuh.

Yiesha mengeluarkan amplop yang dia simpan didalam tas, untung saja tidak basah. Belva langsung merebutnya dan menghitung banyaknya uang yang ada.

"Kenapa cuma segini hah? Kamu kemana kan sisanya? Kamu buat foya-foya hah??" tuduh Belva

"Gaji saya cuma segitu Nyonya. Bulan lalu banyak tidak masuk kerja sehingga di potong absen. Nyonya liat aja keterangan struk gajinya. Saya tidak berbohong," sahut Yiesha ketakutan.

Dia gemetaran membayangkan saat mendapatkan hukuman beberapa minggu lalu yang menyebabkan dirinya jatuh sakit. Belva merogoh kembali amplop dan mendapatkan secarik struk kemudian dia remas dan buang.

"Kamu bereskan ruang tamu sekarang, cuci piring dan gelas bekas tamu. Sebelum jam sembilan malam harus selesai semua. Cepat!!!" pekiknya memberikan perintah.

Tanpa banyak berkata, Yiesha menganggukkan kepalanya dan bergegas menuju kamarnya untuk berganti baju, Yiesha tak ingin membuat ibu tirinya kembali marah dan menghukumnya.

Pppyyyaaaarrrrr

Tak sengaja sebuah guci tersenggol oleh Yiesha, terjatuh dan pecah. Yiesha yang membawa setumpuk gelas dan piring kotor tak melihat keberadaan guci yang ada di sebelah tangga.

"Ya ampun guci kesayanganku!!" pekik Belva dari lantai dua.

Begitu mendengar suara keras dia langsung keluar dari dalam kamarnya dan tidak menyangka guci kesayangannya telah pecah dan hancur berkeping-keping.

"Dasar tidak berguna, pembawa sial!!! Seumur hidupmu bekerja siang dan malam pun tak akan sanggup mengganti guci ini," bentak Belva hingga kedua matanya nyaris keluar dari tempatnya.

Yiesha hanya tertunduk dan tak berani berkata apa-apa.

"Ada apa Mom?? Ooohh ya ampun guci mahal mommy pecah, pasti kerjaan si perempuan pembawa sial ini ya. Sebaiknya kita hukum Mom. Lama-lama ngelunjak dia kalo kita kasih hati," ucap Davinka berusaha mempengaruhi ibunya.

Tubuh Yiesha gemetaran, sudah ketebak hukuman apa yang akan dia dapatkan. Apalagi jika bukan di kurung di dalam gudang yang pengap, kotor dan bau.

"Aaaaahhhkkkk sakit Nyonya!!?" Teriak Yiesha kesakitan.

Belva menarik rambut Yiesha hingga badannya terseret. Dia tak sanggup melawan, apalagi tubuhnya sedang lemah karena belum sempat makan. Belva terus menariknya hingga pintu gudang tak peduli teriakan kesakitan Yiesha

"Ampun nyonya. Ampun. Saya minta maaf. Jangan masukkan saya kedalam sana. Saya mohon Nyonya, ampuni dan maafkan saya," ucap Yiesha dengan pilu. Ketakutan terus menghantuinya dirinya.

"Itu hukuman yang pantas buat Lo Yiesha. Pembawa sial!!! Kurung dia Mom, jangan di beri makan sekalian!!!" seru Davinka merasa puas.

Dugh

Dugh

Dugh

Yiesha berusaha memukul pintu gudang, berharap Ibu dan saudara tirinya berubah pikiran. Tubuhnya gemetaran dan mulai ketakutan, tak ada cahaya apapun di dalam gudang tersebut hanya seberkas cahaya lampu dari luar yang masuk dari celah ventilasi yang kecil.

"Ayah... ibu.. Yiesha takut," gumam Yiesha, dia akhirnya menyerah dan terduduk sambil memeluk kedua lututnya.

Belum lagi perutnya mulai merasakan lapar dan perih. Terakhir dia makan tadi pagi hanya dengan nasi putih bercampur garam dan kerupuk,Yiesha hanya bisa menangis, meratapi hidupnya yang sangat malang setelah sang ayah meninggal.

"Ayah, maafkan Yiesha tak bisa menepati janjiku pada ayah," gumamnya dengan lirih sebelum Yiesha tertidur dengan kondisi kelaparan.

.

.

Lalu lalang tikus di dekat tubuh Yiesha tak lagi dia pedulikan. Rasanya tubuhnya sudah mati rasa dan tidak merasakan apapun lagi, dadanya yang mulai terasa sesak karena menghidup udara yang pengap dan lembab.

Dua hari sudah Yiesha dikurung di gudang tanpa di berikan makan dan minum, tubuh Yiesha sudah sangat lemah, kelaparan dan dehidrasi. Hanya bisa berbaring di lantai, untuk duduk atau menggerakkan tangan pun tak ada lagi tenaga.

Hanya air mata yang keluar dari matanya, bibirnya bergetar menahan dinginnya hawa lantai dimalam hari.

"Ayah, ibu tolong segera jemput Yiesha. Yiesha sudah tak sanggup lagi bertahan lebih lama. Yiesha kangen ibu, Yiesha kangen ayah. Jemput Yiesha, Yiesha sudah tidak kuat. Yiesha kesakitan."

Air mata yang keluar membuat pandangannya semakin kabur, hawa dingin yang berasal dari lantai tak lagi dia rasakan. Seluruh syarafnya bagaikan telah mati rasa. Tubuh lemahnya semakin bergetar, bibirnya kian memucat. Hanya seteguk air liur yang mampu membasahi kerongkongannya yang begitu kering, entah sudah berapa lama dia berada di gudang yang pengap, kotor dan sesak ini.

Yiesha hanya bisa berharap sang malaikat maut menjemputnya dan mengakhiri penderitaannya selama ini, berkumpul bersama Ibu dan ayahnya yang telah terlebih dahulu berasa di surga.

Kelopak mata itu kian lama kian melemah, hingga akhirnya kedua matanya tertutup sempurna.

"Ayah, ibu, Yiesha rindu. Yiesha datang, ayah Ibu."

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussukses

2024-02-11

0

samudro

samudro

keren

2024-02-11

1

queen bee

queen bee

Thor pala pening liat rumus /Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Drowsy//Drowsy//Drowsy//Drowsy//Drowsy/

2024-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 1+1x0
2 (12:3)-2
3 √25 - 2
4 ⅕ x 10 + 2
5 4 sin ² (90⁰) + 2 cos 60⁰
6 (256:16)-(250:25)
7 ²log 32 + ³log 9
8 40 x ⅕
9 (4! - 3!) : 2
10 Bab 10
11 ²log 8 + 3tan 45⁰ + √25
12 3³- ( 3 x ⅕)
13 (14-8)² : 3 + 1
14 (2 sin 90⁰ ) x √49
15 √625 - √100
16 (9-5)² x ( 2³: ⅛)
17 √81 + (100 × 8%)
18 {(log 1000)x 3 } + (⅔ : ⅑) + 3
19 (15²-10²) : 5 - 6
20 Bab 10 x 2
21 (1250 : 25) - √841
22 3³- ²log 32
23 (11²-10²) + (2 sin² 90⁰)
24 √(30²-18²)
25 √625
26 26
27 (³log27 x ²log 32) - ( 3 tan² 45⁰)
28 (⅘ x 5²) + 2³
29 (4 x ⅐) + √1
30 (3²+1) x ( 54 : 18)
31 5²+ ( 18:3)
32 √64 x √16
33 11 x ³log 27
34 17 x 2
35 35
36 (10-4)²
37 4! + 3! + ( 42:6)
38 √625 + √121 + 2 Tan² 45⁰
39 (12 x 3) + ( 21 : 7)
40 40
41 √400 x 2 + 1
42 (20 x 3) - (9 x 2)
43 √1600+ √9
44 (18-7) x 4
45 9 x 5
46 (25 x 2) - ( 16:4)
47 (√81 x 5) + ³log 9
48 (10 x 5) - 2 sin 90⁰
49
50 50
51 17 x 3
52 (100 : 4) x (√144: 6) + 2
53 (5! : 3!) + ( 68-35)
54 √81 x 6
55 11 x 5
56 (15 x 4) - √16
57 (27 x 2) + √9
58 60-√4
59 7²+ 3! + 4
60 60
61 61
62 (9 x 7) - 1
63 (15 x 3) + (6x 3)
64 4⁴
65 13 x 5
66 11 x 6
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 9 x 8
73 80- √49
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
Episodes

Updated 80 Episodes

1
1+1x0
2
(12:3)-2
3
√25 - 2
4
⅕ x 10 + 2
5
4 sin ² (90⁰) + 2 cos 60⁰
6
(256:16)-(250:25)
7
²log 32 + ³log 9
8
40 x ⅕
9
(4! - 3!) : 2
10
Bab 10
11
²log 8 + 3tan 45⁰ + √25
12
3³- ( 3 x ⅕)
13
(14-8)² : 3 + 1
14
(2 sin 90⁰ ) x √49
15
√625 - √100
16
(9-5)² x ( 2³: ⅛)
17
√81 + (100 × 8%)
18
{(log 1000)x 3 } + (⅔ : ⅑) + 3
19
(15²-10²) : 5 - 6
20
Bab 10 x 2
21
(1250 : 25) - √841
22
3³- ²log 32
23
(11²-10²) + (2 sin² 90⁰)
24
√(30²-18²)
25
√625
26
26
27
(³log27 x ²log 32) - ( 3 tan² 45⁰)
28
(⅘ x 5²) + 2³
29
(4 x ⅐) + √1
30
(3²+1) x ( 54 : 18)
31
5²+ ( 18:3)
32
√64 x √16
33
11 x ³log 27
34
17 x 2
35
35
36
(10-4)²
37
4! + 3! + ( 42:6)
38
√625 + √121 + 2 Tan² 45⁰
39
(12 x 3) + ( 21 : 7)
40
40
41
√400 x 2 + 1
42
(20 x 3) - (9 x 2)
43
√1600+ √9
44
(18-7) x 4
45
9 x 5
46
(25 x 2) - ( 16:4)
47
(√81 x 5) + ³log 9
48
(10 x 5) - 2 sin 90⁰
49
50
50
51
17 x 3
52
(100 : 4) x (√144: 6) + 2
53
(5! : 3!) + ( 68-35)
54
√81 x 6
55
11 x 5
56
(15 x 4) - √16
57
(27 x 2) + √9
58
60-√4
59
7²+ 3! + 4
60
60
61
61
62
(9 x 7) - 1
63
(15 x 3) + (6x 3)
64
4⁴
65
13 x 5
66
11 x 6
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
9 x 8
73
80- √49
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!