Bab : 03

Setelah pesta pernikahan selesai di gelar, Lyra tak pernah bertemu lagi dengan Cherly ataupun ibunya. Entah apa yang Zian bisikkan pada wanita itu hingga Cherly terlihat sangat ketakutan, satu hal yang pasti dia bersyukur tidak terlibat lagi dengan nenek lampir dan ibunya itu.

Sehari setelah resminya hubungan mereka menjadi suami-istri, Zian langsung memboyong Lyra untuk tinggal di mansion milik pria itu, maka di sinilah sekarang dirinya, berada di mansion dengan menyandang status sebagai nyonya Grayson.

"Saya Charlie, kepala pengurus mansion ini, nyonya. Saya yang bertanggung jawab untuk semua keperluan anda di sini."

Seorang pria yang Lyra terka kira-kira seumuran ayahnya, datang menyambut dan memperkenalkan diri, begitu ia tiba di pekarangan mansion yang luasnya hampir menyerupai lapangan sepak bola.

Wajah yang terlihat dermawan dengan senyum ramahnya, Lyra bisa memprediksi akan menjalin hubungan yang baik dengan kepala pengurus di mansion ini.

"Selamat siang pak Charlie, salam kenal dan mohon kerjasama untuk ke depannya ya." Lyra membungkuk, tersenyum cerah.

Charlie nampak sedikit kikuk. "Ah, anda tidak perlu seformal itu nyonya, panggil saja saya dengan nama tanpa embel-embel apapun karena posisi anda di sini adalah isteri tuan sudah sepatutnya saya melayani nyonya muda dengan baik."

"Oh begitu kah?" Lyra manggut-manggut. "Baiklah, Charlie salam kenal dari ku." ia memasang senyumnya yang lebar seolah menyilaukan mata.

Dalam hati Charlie jadi berfikir, kepribadian gadis ini berbanding terbalik dengan kepribadian tuannya yang kaku dan dingin. Mereka mungkin akan menjadi pasangan yang cocok satu sama lain.

"Baiklah, ayo silahkan nyonya, saya akan menunjukkan kepada Anda bagian-bagian mansion."

"Eh tapi, aku belum sempat memindahkan baju dan barang-barang ku yang ada di rumah."

"Itu tidak di perlukan nyonya, di dalam sana semua kebutuhan anda sudah terpenuhi dengan baik, jadi anda tak usah cemas."

"Oh astaga, itu berita yang sangat baik. Suami ku ini sepertinya sangat kaya raya ya." Lyra nyengir menunjukkan barisan giginya yang rapih. Meski pernikahan ini tak di inginkan, ia ingin mempertahankannya walaupun dengan begitu ia harus berpura-pura menjadi isteri yang paling bahagia di dunia.

"Tentu saja nyonya, jangan lupakan tuan ku adalah seorang Presdir perusahaan besar." Charlie sama nyengirnya.

Lyra tertawa, kemungkinan mereka bisa menjadi rekan akrab semakin besar, adanya dukungan dari Charlie nanti bisa memperkuat posisinya di sini.

----------------

"Semenjak orang tuanya bercerai dan tuan besar di rawat di rumah sakit, tuan sudah menempati mansion ini sendirian. Terdapat banyak pelayan di sini dan saya yang mendapat tanggung jawab untuk mengurus mansion selama tuan tidak ada."

Lyra manggut-manggut mengerti. Ia juga sudah banyak mendengar dari berbagai informan terkait perceraian kedua orang tua Zian yang konon menjadi alasan dia tumbuh menjadi sosok pria yang berhati dingin dan tak pernah tersentuh. Banyak rumor beredar jika Zian membenci komitmen bernamakan pernikahan, itu sebabnya banyak para orang tua yang menginginkan putrinya untuk bersanding dengan Zian namun pria itu tak pernah menerimanya.

Mungkin benar yang di katakan Cherly, jika bukan karena permohonan ayahnya yang terbaring sakit, Zian pasti akan menolak mentah-mentah perjodohan dengannya. Menyadari fakta itu membuat Lyra tertunduk sedih.

"Nyonya muda, anda tidak apa-apa?" tanya Charlie yang melihat ekspresi muram di wajah Lyra.

"Eh, aku tidak apa-apa." gadis itu menggeleng cepat. "Omong-omong, dari tadi kita jalan mulu ini tujuannya kemana sih?" tanya Lyra dengan ekspresi cengonya.

"Oh astaga, saya lupa. Kita hampir sampai di kamar yang akan di tempati anda, nyonya."

Lyra otomatis terkejut.

Ah, begitu rupanya. Ternyata Zian ingin kamar mereka terpisah, meskipun pernikahan ini tidak berarti apa-apa baginya, tapi bukankah ini berlebihan?

Lyra mencebik kesal.

"Aish! lihat saja, aku akan membuat mu jatuh cinta padaku, Zian Grayson!" lantang Lyra penuh membara dari api tekadnya yang berkobar-kobar.

Lalu ia tersentak ketika melihat Charlie yang menutup kuping menatap ngeri padanya.

"Eh, ada apa Charlie?"

"Nyonya, suara anda sungguh membahana, rasanya gendang telinga saya bisa pecah."

Tersadar, membuat Lyra langsung tersenyum malu.

"Eh! benarkah? aduh maafkan aku, a- aku tidak bermaksud--"

Charlie mengulas senyum, tak enak. "Sudah tak apa nyonya saya hanya sedikit kaget."

"Aduh maaf ya Charlie, jika terjadi sesuatu pada telinga mu aku bisa membawa mu ke dokter THT sekarang!"

Lyra terus saja meracau tanpa henti.

"Tidak apa-apa nyonya, santai saja," ucap Charlie, menampilkan tawa kecil. "Tenang nyonya, tenang."

Tak seperti perkiraan Charlie pada istri Zian yang pasti akan bersikap takut dan malu-malu, sepertinya Lyra berbanding terbalik dari sifat itu semua. Gadis ini mempunyai keceriaan dan semangat yang begitu energik. Charlie jadi penasaran, seperti yang di katakan Lyra tadi, akankah keceriaan gadis itu bisa mencairkan hati tuannya yang beku?

----------------

"Ini tanda tangani lah surat perjanjian ini?"

Apa? tunggu-tunggu Lyra sungguh speachless sampai tak bisa berkutik. Setelah menghilang tanpa kabar kini pria itu datang-datang memanggilnya dengan seenak jidat hanya untuk mendatangani sebuah surat perjanjian? terlebih dengan penampilannya yang begitu seksi dan hot, baju berbahan tipis yang menampilkan dada bidangnya, penampilan rumahan Zian yang seperti ini membuat Lyra nyaris mimisan.

"Hei, apakah kau mendengarkan? kenapa kau melamun?"

"Ah, astaga! apa, iya?" Lyra nyaris kehilangan keseimbangan karena terus menatap dada telanjang Zian.

"Oh my God, suamiku yang tampan! kenapa kamu sangat sempurna seperti ini hingga membuat ku tidak bisa bernafas."

Dalam hati Lyra selalu memuji dan mengeluh- eluhkan Zian. Sampai tak sadar Lyra menunjukkan ekspresi aneh nyeleneh di hadapan pria yang di cintainya itu.

Sementara Zian menghela nafas, tak di sangka wanita yang di nikaninnya ini begitu abrsud hingga ada saja tingkah aneh yang di tunjukkannnya.

"Anggap saja ini perjanjian pra nikah. Aku menikahi mu hanya sampai batas setahun saja, setelah itu kita berpisah, pernikahan ini atas keinginan ayahku ketika dia sudah sehat nanti kita bisa segera membuat surat perceraian."

"Kenapa seperti itu?"

"Karena aku membenci pernikahan dan aku benci wanita yang banyak bertanya."

Deg! mata coklat terang Lyra terbuka lebar, sesak kembali menggerogoti dadanya, namun dengan cepat ia menangani diri.

"Baiklah, aku menyetujuinya." gadis bersurai kemerahan itu mengambil dokumen yang di berikan Zian lalu membubuhkan tanda tangannya persis seperti yang di perintahkan.

"Semudah itu?" Zian jadi bertanya-tanya dalam hati.

"Kau tenang saja, setelah bercerai aku akan memberikan kompensasi, kau bisa meminta apapun dari ku." imbuh Zian.

"Termasuk cintamu?" Lyra bertanya dengan lantang.

"Apa maksud mu?" Zian cukup terkejut dengan keberanian gadis itu.

Lyra tersenyum. "Tuan Zian Grayson, aku menginginkan cinta mu, jadi ..."

Tap! tap! Lyra menggantungkan ucapannya, melangkah mendekati Zian yang tengah duduk di kursi.

Grep! dengan bar-barnya Lyra menarik kerah baju Zian, menampilkan senyum yang menampilkan tekad yang begitu besar.

Cupp! Lyra melayangkan kecupan singkat di bibir Zian dan itu di saksikan Charlie dan seluruh pelayan yang ada di sana.

"Jadi bersiaplah, aku akan membuat mu sangat jatuh cinta padaku yang bahkan saat ketidakhadiran ku di samping mu bisa membuat mu menderita."

Semua orang kontan terperangah menyaksikannya secara langsung.

Sementara otak Zian mendadak ngefreesh hingga tak tahu harus bereaksi seperti apa, sampai Lyra turun dari pangkuannya, gadis itu tetap optimis dengan senyum penuh kesungguhan.

Lyra berbalik dengan senyum kemenangan, sementara Charlie langsung menghampiri Zian yang tetap membeku.

"T- tuan anda tidak apa-apa?"

"T- tidak apa-apa, Charlie. Aku mau ke kamar sekarang."

Sikap yang di tunjukkan dengan apa yang di katakan Zian sungguh berbeda, Charlie tentu paham lelaki itu pasti syok berat. Ia tak menyangka gadis itu akan seberani itu pada tuannya.

"Emm-- baiklah jika begitu tuan, panggil saya jika tuan butuh sesuatu."

Zian tidak menanggapi lagi, seolah dalam keadaan mabuk, langkahnya jadi sedikit linglung, sekuat apapun ia menjaga image dingin seolah tak terjadi apa-apa tapi apa yang di lakukan oleh Lyra tadi telah berhasil menjungkir balikkan dunianya.

"Lyra Jasmine, beraninya kau!" Zian memukul dinding dengan wajah memerah padam.

Sementara tak jauh berbeda, Lyra juga tengah merasakan kepanikan dan rasa malu yang besar setelah sadar dengan apa yang di lakukannya tadi.

"Astaga! astaga! Lyra pasti tadi kau di rasuki jin Dirut sampai tak sadar? bagaimana setelah kejadian ini Zian akan semakin membenci mu?"

Lyra jadi panik dan khawatir, ia berjalan mondar-mandir seperti setrikaan di kamarnya. tanpa sadar ia meraba bibirnya. Tekadnya kembali muncul.

"Yash! itu benar, Tuhan memberikan keberanian ini agar aku bisa mendapatkan hati Zian!" semangatnya kembali membara.

Ia mengacungkan tinggi-tinggi tinjunya ke udara.

"Baiklah langkah yang bagus untuk hari ini! kedepannya aku pasti bisa mendapatkan hati Zian, semangat!!!"

**

Bersambung ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!