Hidden Love Mr. Z
"Menikahlah Zian, anggaplah ini permintaan terakhir ayah."
Harrison Grayson yang tengah terbaring lemah di atas brankar rumah sakit VVIP tempatnya selama ini di rawat, saat ini menatap penuh harap pada putranya yang masih saja bergeming di tempatnya berdiri.
Ziandra Grayson, mengeraskan rahangnya. Pria berusia 27 tahun dengan sejuta pesona yang mampu membuat kaum hawa bertekuk lutut di hadapannya.
Tinggi, tampan dan berkharisma, di usianya yang masih terbilang muda Zian sudah mampu mengemban tanggung jawab besar menggantikan posisi sang ayah sebagai direktur utama sebuah perusahaan real estate terbesar di negeri ini, berbagai macam prestasi telah di raihnya hingga tak ayal namanya selalu menjadi buah bibir di kalangan strata sosial atas.
Sebenarnya gampang untuk Ziandra mendapatkan seorang wanita sebagai pasangan hidupnya, namun ia sama sekali tak mempercayai cinta dan komitmen bernamakan pernikahan, ia benci dua hal itu.
Tumbuh dalam keluarga yang tak harmonis akibat pertengkaran dan perceraian yang terjadi pada kedua orangtuanya membuat Zian skeptis terhadap hubungan lawan jenis, yang berimbas dirinya masih betah melajang hingga kini.
"Sudah berapa kali ku katakan kan? Aku tak ingin menikah, harusnya ayah paham itu." Jawaban lugas dan ekspresi datar yang selalu di tampilkannya. Ia tak pernah suka jika ada seseorang yang memaksanya tak terkecuali ayahnya yang keras kepala untuk menjodohkannya saat ini.
"Ayah sangat tahu itu nak, tapi sekarang usia mu sudah sangat cukup untuk menikah, bangun lah sebuah bahtera rumah tangga yang bahagia sebelum ayahnya mu ini di jemput malaikat maut," balas Harrison sambil terbatuk-batuk, penyakit komplikasi yang di deritanya sejak lima tahun lalu mampu melumpuhkan kegagahannya hingga kini ia hanya bisa terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.
Zian mencengkeram erat kepalan tangannya. Ayahnya ini memang paling bisa untuk memprovokasinya dengan kondisi orang tua itu yang semakin melemah akibat penyakitnya.
"Siapa wanita itu?" tanya Zian dengan tatapan dinginnya yang mampu menghunus jantung.
"Lyra Jasmine, dia putri tuan Malik. Perjodohan ini awalnya untuk kepentingan bisnis bersama namun ayah mengenal tuan Malik dengan baik, Lyra, putrinya akan cocok bersanding dengan mu." seru Harrison.
Sunyi senyap untuk sesaat, hanya terdengar suara dentingan jarum jam di dinding, Zian seolah tengah berfikir keras, baktinya sebagai seorang anak, akhirnya mengalahkan ego. Pria itu menghela nafas berat.
"Terserah saja! aku akan menganggap perjodohan ini tak lebih dari hubungan bisnis."
Wajah Harrison berubah sumringah mendengar persetujuan dari putranya.
...----------------...
Di tempat lain, seorang gadis tengah duduk menikmati waktu bersantainya di kolam ikan, yang mana selalu menjadi tempat favoritnya untuk merenung.
Lyra Jasmine, gadis secantik rembulan namun tidak dengan takdir hidupnya. Ia tumbuh sebagai seorang anak yang membawa cap buruk orang tuanya.
Penjelasan kasarnya, Lyra adalah anak di luar pernikahan ayah dan ibunya yang saat remaja di mabuk asmara hingga melewati batas norma dan aturan agama, lalu terlahir lah dirinya.
Awalnya Lyra tinggal bersama ibunya, meski serba kekurangan ia sangat bahagia sampai ketika usianya 13 tahun ibunya meninggal karena penyakit kanker yang di derita, akhirnya hak asuh Lyra di ambil alih oleh ayahnya yang saat itu sudah menikah dan berumah tangga.
Lyra hidup bersama ibu sambung dan adik tirinya yang tidak pernah menyukainya. Keduanya selalu mengoloknya sebagai anak harram. Meskipun bergelimang kemewahan hidupnya tak benar-benar merasakan kebahagiaan namun ia tetap terus menjalani kehidupan yang optimis dengan keceriaan.
"Ternyata kamu di sini." seseorang menduduki tempat di samping, sontak membuat Lyra menoleh.
"Papa mencari mu sejak tadi."
"Ada apa pah?" Lyra bertanya dengan senyuman khasnya, hanya sang ayah lah satu-satunya alasan kenapa Lyra bisa bertahan sampai sekarang.
"Ada yang ingin papa bicara kan dengan mu."
"Kelihatannya serius?"
"Iya sangat serius. Papa berniat menjodohkan mu."
Lyra tertegun.
"Kamu pasti sudah mengerti tentang kondisi bisnis keluarga kita yang sedang berada di ujung tanduk, tuan Harrison teman papa dulu pemilik perusahaan besar berniat memberikan bantuan dengan syarat kamu mau menikah dengan putranya."
"Siapa putranya itu pah?" tanya Lyra, ia tak bisa menolak karena sudah memperkirakan hari ini pasti akan terjadi dalam hidupnya.
"Ziandra Grayson."
"APA?!" Pupil mata Lyra membesar mendengar nama itu, ia tak bisa menahan jeritan keterkejutannnya.
"Kenapa? sepertinya kamu sudah mengenal putra tuan Harrison itu."
"Tentu saja pah, siapa yang tidak tahu dia? tuan muda tampan yang selalu menjadi perbincangan hangat di internet. Aku menganguminya sejak dulu, meskipun bukan seorang aktor tapi dia sangat populer dan selalu jadi pembicaraan."
Malik mengerjap, melihat putrinya yang begitu hiperbola, ia menyadari tak ada alasan untuknya merasa khawatir.
Malik tersenyum, mengusap lembut pucuk kepala putrinya.
"Jadi kamu menerima perjodohan ini?"
"Tentu saja papa! jika pria yang di maksud papa itu adalah dia, aku siap menyandang gelar sebagai nyonya Grayson!" Lyra mengacungkan jempolnya tinggi, tak ada keraguan di matanya yang selalu memancarkan sinar keceriaan itu.
Bagai di tiban durian runtuh, seperti dongeng yang menjadi nyata, mana mungkin ia menolak keberuntungan ini.
Waktu berlalu, setelah mendapat persetujuan dari dua pihak terkait, akhirnya perjodohan pun resmi di lakukan, kabar ini tersiar dengan cepat ke muka umum, dan mendapatkan respon yang beragam. Meskipun begitu Lyra yang sejak dulu sangat mengidolakan sosok seorang Ziandra Grayson tentu merasa sangat bahagia, halunya untuk menjadi istri pria itu setiap sebelum tidur ternyata tak sia-sia.
...----------------...
"Lyra, putra tuan Harrison memajukan tanggal pernikahan secara mendadak. Kalian akan menikah seminggu lagi."
"What? yang benar saja pah, kenapa tiba-tiba?" gadis itu melotot, mereka sedang berbincang serius setelah Malik mendapatkan informasi yang mengejutkan.
"Entah, sepertinya putra tuan Grayson itu pria yang kaku dan dingin, di katakan ia ingin menggelar pernikahan ini secara tertutup dan sederhana saja."
Miranda, ibu tiri Lyra tertawa. "Lihat lah itu, makanya jangan senang di awal dulu. Tuan Zian mana mau di jodohkan oleh mu, paling- paling dia memajukan tanggal pernikahan hanya untuk menceraikan mu setelahnya."
Cherly, putrinya ikut menimpali. "Itu benar, dengar-dengar jika bukan karena permintaan ayahnya yang sedang sakit dia pasti sudah menolak mentah-mentah perjodohan ini, sadarlah kau itu hanya menjadi kambing hitam saja."
Lyra menatap sebal dua orang itu. Bahkan di depan Malik, ayah kandungnya yang notebene adalah kepala keluarga, mereka berani mengutarakan penghinaan kepadanya hingga seperti itu.
"Lagian mana ada sih yang mau dengan anak harram seperti mu?" Cherly tersenyum licik, sangat suka melihat wajah Lyra yang terpojokkan.
Brakk! Malik menggebrak meja dengan kasar membuat ketiga wanita itu terkesiap.
"Cherly! jaga sikap dan lisan mu itu!"
"Kenapa kamu malah marah-marah pada putri kita sih? marahi saja putrimu yang tidak tahu balas budi!" Miranda bersungut tak terima.
"Kau juga! bawa pergi Cherly ke kamarnya!" Malik terlihat sangat marah.
Cherly geram, sebenarnya dalam hatinya ia memupuk iri dengki yang besar pada Lyra karena begitu beruntung mendapat tawaran perjodohan dengan lelaki sesempurna Zian, yang mana banyak wanita rela mengantri hanya untuk satu malam bersama pria itu, namun Lyra dengan mudah bisa terpilih sebagai calon isterinya.
Kenapa bukan dirinya yang di pilih oleh tuan Harrison untuk di jodohkan dengan Ziandra? padahal dari segi apapun jelas dia lebih unggul dibandingkan dengan Lyra yang hanya anak harram!
Terlebih saat ini, ayahnya lagi-lagi membela gadis siallan itu.
"Menyebalkan!" Cherly berdecih lantas pergi dengan wajah masam, dapat Lyra lihat kebencian Cherly terhadapnya begitu jelas. gadis manja itu seperti akan menangis.
"Cherly, tunggu ... " Miranda ikut bangkit menyusul sang putri, wanita itu menoleh sesaat melayangkan tatapan kebencian yang sama untuknya.
Lyra hanya bisa menghela nafas pelan.
Setelah kepergian ibu dan anak itu, Malik baru bisa meredam emosinya, ia menggeleng pelan menatap Lyra. "Kamu tidak apa-apa kan nak?"
"Enggak apa-apa kok pah." jawab Lyra sambil memasang senyum penuh ketulusan. Ia sudah terbiasa mendapatkan perlakuan seperti ini.
Malik terenyuh. "Maafkan papa ya nak selama ini ... "
"Sudah pah, tidak usah di pikirkan." Lyra menggapai tangan sang ayah.
"Tapi kamu tidak sepantasnya mendapat perlakuan seperti itu, padahal sampai harus berkorban begini ... demi keluarga ini."
Lyra mengulas seutas senyum yang menenangkan. "Aku memang berkorban demi keluarga ini tapi lebih dari itu aku melakukannya demi papa. Terimakasih karena sudah merawat dan membesarkan mu selama ini. Papa tidak perlu khawatir, semuanya pasti akan baik-baik saja."
Malik merasa sangat terharu, ia memeluk putrinya dengan erat.
"Kamu memang putri papa, ibumu pasti bangga dengan ketegaran mu selama ini."
Lyra tersenyum dalam pelukan hangat ayahnya, meskipun dunia berlaku tak adil padanya selama ini, tapi asal itu demi kebahagiaan ayahnya ia akan melakukan apapun, karena hanya ayahnya lah satu-satunya keluarga yang Lyra miliki sampai saat ini.
***
Hai- hai jangan lupa like, komen dan subscribe novel baruku ini ya, see you next time chapter berikutnya! salam hangat semua ✨🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments