Loira Nyxh¹

Lena terbangun dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Dia terkapar lemas tak berdaya, tenaga untuk bangkit dari tidurnya pun tak ada.

Tok.. Tok... Tok...

Suara pintu diketuk berulang kali, Lena mengernyitkan pandangan kedua matanya seolah mengingat sesuatu. Kemarin malam, dia telah menghabiskan semua makanan serta minuman pemberian pemilik penginapan dan sekarang kondisi tubuhnya seperti ini.

"Jadi seperti itu..." ucapnya lirih kemudian kembali memejamkan matanya dan pergi ke dunia mimpi.

"Lena, makanan yang kamu konsumsi pada malam itu adalan racun bagi tubuhmu sendiri. Bukankah selama ini kamu selalu menjauhi makanan yang pedas bersamaan dengan minum es jeruk ? Pemilik penginapan ini adalah awal dari pertaruhan yang kaisar Rexmird katakan. Lebih cerdik dan berhati - hatilah lagi, peri manis.."

Lena terbangun tepat setelah suara berat itu terngiang - ngiang di telinganya. Tubuhnya sudah lumayan sehat, dia membuka jendela kamarnya dan tetap berdiri disitu untuk mendapatkan udara segar.

Tok... Tok.. Tok...

Ketukan pintu semakin terdengar keras, Lena mengabaikannya dan tetap memandang luar jendela. Semakin lama semakin keras membuat Lena tidak tahan. Berjalan ke arah pintu dan membukakan pintunya.

"Maafkan saya nona, apakah nona baik - baik saja ? Sedari pagi nona tidak mengambil makanan yang saya siapkan, saya khawatir kalau terjadi apa - apa pada nona." ucap wanita pemilik penginapan dengan wajah polos dan penuh kekhawatiran mendalam.

"Tidak masalah kok, nyonya. Saya hanya terlalu sibuk menata barang - barang saya sehingga mengabaikan makanan yang anda antarkan. Terima kasih telah mengkhawatirkan saya." Lena menundukkan kepalanya dan tersenyum ramah.

"Ah begitu rupanya... bila berkenan silahkan nona ambil makanan dan minuman ini, saya pikir nona tidak enak badan jadi saya buatkan sup hangat penuh sayuran dan susu hangat."

Lena melirik menu makanan yang dibawakan sang pemilik penginapan, dia tertarik. Senyum terulas tanpa ragu di bibir Lena.

"Baiklah, nyonya. Terima kasih banyak atas perhatiannya."

"Tetapi tidak saya sangka ternyata nona secantik ini. Rambut hitam anda benar - benar menawan, penampilan anda benar - benar bak gadis polos yang dapat memikat hati para pria yang melihatnya. Aaaahhh-"

Lena tertawa lepas mendengar penuturan pemilik penginapan. Sekali lagi dia berterima kasih dan menutup kembali pintunya.

Setelah beberapa saat kemudian...

Dugh...

Lena terjatuh membentur lantai, kepalanya pusing, sekujur tubuhnya penuh keringat. Dia lupa kalau tadi pagi kondisinya sama seperti ini, dia termakan oleh penampilan makanan yang dibawakan oleh pemilik penginapan.

Setelah minum banyak air putih yang dia beli ditengah perjalanan menuju kemari, dia bangkit dan mandi serta berganti pakaian untuk pergi mencari makan diluar.

"Bodoh sekali aku termakan dua kali oleh kebaikan pemilik penginapan ini... Huhhhhh-" cibirnya pada diri sendiri.

***

"Bukankah besok lusa adalah penutupan dari sekolah itu ? Wah, semoga saja anakku diterima disana ya... pasti akan sangat terlihat keren di mata orang lain hahahahahaha."

"Benar sekali, tapi mana mungkin. Kita kan hanya orang tua yang miskin harta dan kepintaran, hahahahhaha"

"Hahahahahahah....."

Lena mendengar suara berisik yang berada di dalam restoran, tepatnya disamping meja yang dia tempati. Beberapa om - om dengan penampilan seadanya tertawa terbahak - bahak membahas hal yang tidak berguna. Tetapi mata Lena tidak teralihkan dari hadirnya seorang lelaki muda yang berada diantara om - om tua itu.

"Seorang siswa ... ?" batin Lena dalam hati bertanya pada diri sendiri.

***

Pandangan mereka bertemu tepat saat makanan Lena diantarkan oleh pelayan restoran. Lena memandangi makanan dan minuman yang dia pesan, kemudian teringat kejadian tadi pagi sehingga membuat nafsu makannya hilang. Dia mendorong makanannya dan memandangi luar jendela restoran dalam beberapa saat.

"Malam, nona kecil... Apakah nona tidak ada nafsu untuk makan ? Adakah yang bisa saya bantu ?" seorang lelaki muda yang tadi bertatapan mata dengannya duduk di hadapan Lena.

Lena sedikit terkejut karena hawa keberadaan lelaki tadi sangat tipis dan tiba - tiba saja sudah menempati tempat duduk dihadapannya. Hanya sekilas melirik lelaki itu, Lena mengacuhkan pertanyaannya.

"Ehhh.... jangan abaikan saya donk, nona kecil... apakah nona penghuni baru di kota ini ? Saya belum pernah melihat nona kemari sebelumnya. Nona datang dari tempat yang jauh ya ?" lelaki itu menatap intens Lena berharap mendapatkan jawaban darinya.

"Siswa sekolah mana, kak ? Saya ingin bersekolah juga di tempat kakak bersekolah." Lena tersenyum hangat menatap lelaki yang tadinya dia abaikan.

"Harusnya nona kecil jawab pertanyaan saya dulu. Bila pertanyaan dijawab dengan pertanyaan, maka apa gunanya ada jawaban ?" lelaki itu menghela nafas panjang karena tidak menyangka Lena akan menanyakan hal itu.

"Kalau pun saya jawab juga pasti tidak untungnya bagi kakak. Saya hanya orang asing lho bagi kakak." Lena mencomot makanan yang tadi dia jauhi, entah mengapa mendadak dirinya lapar.

"Hahahaha benar sekali ya. Kalau begitu perkenalkan nama saya adalah Loira Nyxh Rudolph Kahairu, nona kecil bisa panggil saya Loir. Nah, sudah tidak asing bukan ? Silahkan nona kecil perkenalan diri bergantian." tangan Loir mengulur ke arah Lena.

"Kashima Shizalena. Kalau kakak tidak keberatan berkenalan denganku, maka salam kenal." Lena menerima uluran tangan Loir.

"Hehe.. untuk pertanyaan nona Lena tadi, besok pagi akan saya jawab karena saya ada urusan sebentar malam ini. Kita berjumpa lagi di restoran ini besok pagi, oke ?" Loir berdiri dan mengedipkan sebelah matanya, diiringi anggukan kepala oleh Lena sebagai jawaban.

Loir pergi bersama om - om yang tadi bersamanya meninggalkan Lena sendirian yang tengah menghabiskan makanan dan minumannya dengan lahap.

***

"Yo, pagi nona kecil.... sampai kapan dirimu akan terlelap dalam mimpi indahmu ?" teriak Loir mengetuk pintu kamar Lena.

"Hoahhmmmm.... siapa ?" setelah beberapa menit Lena pun terbangun.

Lena melirik jam di dinding dan waktu menunjukkan pukul 07.15 pagi. Lena terperanjat kemudian mencuci muka, mandi, dan berganti pakaian. Tak lama kemudian dia membukakan pintu kamarnya dan tersenyum.

"Ehee... pagi kak Loir. Maaf menunggu lama-"

"Yahhh nona kecil Lena ternyata bukan tipe orang yang bangun pagi ... ya ? Tak apa tak apa, mari kita sarapan dahulu."

Lena cemberut mendengar perkataan jujur Loir baru saja. Dengan langkah malas Lena berjalan di belakang Loir dan mengikutinya hingga tiba di toko kecil.

"Nona kecil Lena, kita hanya memiliki waktu untuk membeli roti dan susu. Apakah nona kecil keberatan sarapan dengan itu ?"

"Eh kenapa tidak di restoran saja ?"

"Sudah dibilang tidak ada waktu-"

Loir menarik lengan Lena setelah membeli roti dan susu di toko tadi. Mereka berdua menaiki kendaraan berkuda menuju ke tempat tujuan Loir.

"Makan semuanya saja nona kecil. Saya tidak lapar... Maaf begitu mendadak karena pendaftaran sekolah yang akan kita tuju paling lambat adalah pagi ini, tepatnya jam 08.00." jelas Loir santai meskipun dengan nafas yang terengah - engah.

"Sekolah ? Saya belum mempersiapkan apapun untuk itu, kak Loir-"

"Sudah sudah habiskan dahulu makanannya, itu semua saya yang atur. Nona kecil Lena akan saya daftarkan sebagai adik saya disana, bagaimana ?" ujarnya riang.

"Uwahhhhh... Kakak Loir !" teriak Lena kegirangan memeluk Loir.

Kretttt....

"Sudah sampai, tuan."

Loir membawa Lena mendaftarkan dirinya ke sekolah yang disegani di kota itu. Lena tidak menyangka bahwa Loir tidak akan sebaik itu pada perempuan yang baru saja dia temui selain ada maksud lain.

"Selamat datang di Akademi Luftschloss, nona kecil Lena..."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!