Identitas Palsu

"Yosh, aku harus pikirkan nama baru dan tempat tinggal baruku. Lebih baik aku juga merombak penampilanku, kan ? Agar tidak ketahuan dan tidak ada yang mengenaliku."

Rydia sudah meninggalkan istana sejak 30 menit yang lalu dan kini bersamanya adalah sebuah tas besar dengan jubah besar menutupi pakaian dan wajahnya. Berupaya dengan penampilan seadanya Rydia membeli pakaian baru di sebuah toko. Kemudian dia kembali melanjutkan perjalanannya sampai petang datang menyambut. Hari ini rydia telah melangkahkan kaki setidaknya sekitar 10 km dari istana, bisa dibilang bahwa Rydia telah berada diluar ibukota.

"Hari ini sudahi saja mungkin ya ? Aku harus mencari tempat menginap untuk malam ini, kalau bisa sekalian makan malam."

Rydia menoleh ke arah sekitarnya, sembari memperlambat langkahnya, Rydia tidak memperhatikan langkahnya dan beberapa menit kemudian dia terjatuh.

"Aduh.. eh- kok aku bisa jatuh ?" ungkapnya tertawa, kemudian kembali berdiri.

"Nona kecil, apakah anda sedang kesulitan ? Aku tidak pernah melihat seorang perempuan yang berjalan dengan jubah besar sepertimu di malam hari. Apakah kau orang baru ? Petualang ?"

Seorang pemuda menghadang jalan Rydia membuatnya berhenti sejenak. Menundukkan kepalanya, kembali berbicara.

"Adakah yang bisa kubantu, nona kecil ? Butuh tempat istirahat ?"

"Iya, aku butuh tempat menginap semalam." jawabku pelan.

"Baiklah, ikuti aku. Tetapi hati - hati karena sudah petang, jalanan menjadi sangat gelap. Aku tidak ingin bila seorang perempuan manis nan cantik sepertimu sampau terluka lagi karena terjatuh ketika berjalan." suaranya sangat menggoda, dalam dan santai.

"Bukan urusanmu, bocah." ketusku.

"Pffft- hahahaha.... ke arah sini."

Rydia mengikuti lelaki tadi dari belakang. Memang benar bahwa daerah yang mereka lalui lebih gelap daripada daerah yang tadi. Banyak bebatuan, pohon, dan rumah - rumah penduduk semakin berkurang. Rydia menelusuri sekitarnya dan tidak lagi menemukan rumah penduduk, hal itu membuatnya khawatir.

"Anu..."

"Tenang saja, penginapannya cuma sekitar 2 km lagi dari sini. Apakah butuh istirahat sebentar ?" lelaki itu menghadap Rydia.

"Ah tidak- lanjutkan saja."

"Baiklah, nona manis."

Sekitar 30 menit kemudian sebuah penginapan besar terlihat megah dan berkilauan karena lampu - lampu yang menyinari daerah itu. Rydia merasa lega karena lelaki itu tidak berbohong dan tidak mencurigakan. Setelah memasuki area penginapan, lelaki tadi memberikan sebuah gelang berwarna hitam kepada Rydia.

"Terima kasih banyak atas bantuannya."

"Iya, Lena."

Lelaki itu tersenyum dan meninggalkan Rydia sendirian. Rydia berjalan ke arah penginapan dan beristirahat untuk perjalanan hari esok.

***

"Lena.. ? Siapa itu ?"

Rydia mengambil kembali gelang hitam pemberian lelaki tadi, terdapat sebuah kertas kecil di sela - selanya. Rydia membuka kertas itu dan menemukan sebuah tulisan.

'Kashima Shizalena'

***

Keesokan hari pun tiba. Rydia terbangun ketika siang hari dan dengan gesitnya, dia merapikan semua keperluannya yang semalam dia keluarkan dari tasnya. Tanpa membuang waktu dan energi, Rydia segera mandi, sarapan, dan membayar sewa penginapannya.

"Ehhhh kok aku bangun jam segini !? Padahal niatku bangun pagi, ini sudah sangat siang sekali. Kemarin aku bisa bangun pagi karena... pelayan yang membangunkan ku ya ? hehehehe ternyata memang belum berubah."

Rydia kembali melanjutkan perjalanannya setelah memarahi dirinya sendiri. Hari ini dia akan menuju ke kota yang menjadi tujuannya sejak pergi dari istana. Kota Luchivt, kota elit yang banyak pelajar berbakat disana. Setelah menemukan sebuah kendaraan berkuda, Rydia pergi ke kota Luchivt.

"Butuh waktu 2 sampai 3 hari nona bila ingin ke kota Luchivt, apakah tidak masalah ?"

"Iya, tidak masalah. Bila bapak ingin istirahat, bilang saja. Aku tidak akan menginap di sebuah penginapan ketika malam hari hingga tiba di kota Luchivt." ucapku tersenyum.

"Wah, begitu ya.. Nona kecil yang sangat bersemangat dan mandiri ya.. Siapa nama nona ? Siapa tahu nanti bapak bisa membantu nona di masa yang akan datang. Oh iya, namaku Xiufen Keith. Panggil saja sesuka nona." kata pak Xiufen sembari menjalankan kudanya.

"Kashima Shizalena, Lena. Salam kenal pak Xiufen."

Mereka berdua tersenyum hangat. Sapaan yang tidak pernah Rydia rasakan di istana, sapaan dari seorang bapak pengendara kuda yang bekerja sebagai pengantar.

"Aku merasa bersalah padanya... namaku palsu-"

***

"Nak Lena, sudah sampai-"

Goyangan yang begitu kuat terjadi padaku. Perlahan aku membuka kedua mata, matahari terbenam memancarkan sinarnya. Langit berwarna jingga yang begitu mempesona, burung - burung berterbangan. Kini dihadapanku ada seorang lelaki yang sedari tadi membangunkanku.

"Oh.. pak Xiufen, selamat pagi." ucapku dengan jiwa yang belum terkumpul sepenuhnya.

"Pagi.. iya, selamat sore nak Lena. Sebentar lagi petang, tidak masalah bila kusebut masih sore. Bagi nona sekarang ini pagi ya ? Tidur yang nyenyak sekali, hahahaha." ejek pak Xiufen melihat penampilan dan jawaban Lena.

"Eh- ahhhh... maaf, pak. Ini sudah mau petang ya ? Aduh... bagaimana aku ini ? Anu- kenapa aku dibangunkan ? Apakah sudah sampai ?" Lena duduk dengan tegak, menoleh ke sekitarnya.

"Iya, sudah sampai. Butuh waktu 3 hari ternyata, akhirnya nak Lena bisa istirahat dengan baik. Mari, silahkan turun."

Pak Xiufen membantu Lena menurunkan barang bawaannya yang hanya tas besar satu. Lena ikut turun dan berpamitan dengan pak Xiufen pun tak lupa membayar serta berterima kasih.

"Akhirnya sampai-"

Lena mencari penginapan kecil yang nyaman untuk tempat tinggalnya sekarang. Tetapi karena dirinya belum makan semenjak pagi hari tadi di perjalanan, dia pun mengutamakan mencari restoran terdekat dahulu.

"Aku tidak boleh memakai jubah ini terlalu lama.. di tempat ini tidak ada prajurit kerajaan yang memakai jubah sepertiku karena kota aman."

Lena kembali memutar arah dari restoran ke sebuah penginapan kecil. Setelah memesan kamar, dia buru - buru melepas semua pakaian serba tertutupnya dan mengeluarkan isi tasnya.

"Cat rambut, lensa, kulit wajah palsu, baju ganti..."

Lena mengumpulkan keperluan pengganti identitasnya dan mulai memoles dirinya menjadi perempuan yang baru saja terlahir. Dengan rambut berwarna hitam gelap diberi sedikit kemerahan, poni menutup dahi, rambut terurai panjang di kucir kelabang samping menyatu ke tengah.

"Eh..."

Lena terkejut dengan penampilannya yang super polos saat ini. Kaos berwarna ungu muda, rok pendek berwarna abu - abu, serta jaket kebesaran berwarna hitam gelap yang menutupi lengannya. Dia memijat - mijat wajahnya yang baru. Senyum - senyum geli sendiri sembari melihat cermin.

"Aaaaaaa.... ini aku ? Aku imut sekali.. Aaaaaaa. Hai Lena... aku Rydia, hai kakak Rydia.. aku Lena... Aaaaaaa imuttttt !"

Suara pintu diketuk lumayan keras menghentikan kegiatan Lena yang sedang terbawa suasana. Lena melangkah untuk membuka pintu.

"Ya ?"

Di hadapannya kini terdapat sebuah nampan berisi makanan dan segelas air. Sepertinya pemilik penginapan ini adalah orang yang pengertian dan baik. Tetapi Lena tidak tahu bahwa yang sesungguhnya terjadi bukan seperti yang dia pikirkan.

"Makanlah semuanya nak..."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!