Akademi Luftschloss

"Bukankah dia adalah perempuan yang diangkat menjadi adik oleh Kak Kahairu ?"

"Wah, enak sekali hidupnya yaa baru datang dari desa yang penuh lumpur dengan bau menyengat .. sampai di kota terpandang ini langsung diangkat dan dijaga oleh kak Kahairu."

"Memangnya perempuan rendahan seperti dia bisa apa ? Sudahlah hentikan pembicaraan ini."

"Hahahaha benar juga kata kak Zieva, kita memang tidak sepadan dengan perempuan itu."

"Mari teman - teman semuanya... kita berkumpul ke aula akademi sebelum terlambat."

"Baik kak Zieva, memang kak Zieva yang paling terbaik di kota Luchivt ini. Tidak seperti dia... tcih-"

Di samping itu Lena ditertawakan oleh Loir karena hanya menganga melihat perlakuan buruk perempuan lain terhadapnya. Pandangan merendahkan, menghina, dan tidak suka selalu diberikan kepada Lena. Semua tindakannya benar - benar diawasi ketat oleh semua siswa disana.

"Begitu katanya, nona kecil ... bagaimana denganmu ? Baik - baik saja, bukan ?" tanya Loir.

"Apa kakak Loir sangat terkenal disini ? Kenapa mereka bilang kalau Lena itu beruntung ?" seperti biasanya, bukannya menjawab pertanyaan Loir, Lena justru berbalik bertanya.

"Aduh... nona kecil Lena, tidak bisakah dirimu menjawab pertanyaanku dahulu baru bertanya ? Kebiasaanmu masih saja keluar begitu saja, dasar." Loir memukul pelan kepala Lena membuat Lena bingung.

"Iya.. mereka memang mengenaliku sesuai informasi yang beredar. Kalau untuk hal lainnya yang mendetail, bisa nona kecil cari sendiri nantinya. Kalau begitu, sampai jumpa dan semangat !"

Loir meninggalkan Lena, Lena mencerna kata - kata perempuan tadi dan menggabungkannya dengan kata - kata Loir baru saja. Di mengerti apa maksudnya karena dia yang sesungguhnya adalah putri dari kekaisaran V'elf, bahkan informasi terkait akademi Luftschloss beserta penguasa kota Luchivt pun dia paham semuanya. Dia mengacuhkan pandangan buruk siswa lainnya dan berjalan menuju aula.

***

Byurrrr.....

"Hahahahahaha, dia terkena air kotor itu-"

"Lihat itu kak Zieva ! Perempuan yang tidak tahu diri itu basah kuyup.. hahahaha"

"Yah.. benar sekali, Yien. Bukankah itu memang niat dia datang kemari ya ?-"

"Untuk memamerkan bentuk tubuhnya.... Dasar rendahan-" lanjut Zieva sembari menatap culas ke arah Lena yang basah kuyup.

"Anu..." ucap Lena lirih.

"Wah ! Dia berbicara, kak Zieva. Lihat ! Perempuan itu berbicara-" teriak Yien, pengikut setia Zieva.

"Maafkan saya, nona." Lena berteriak keras dan berlari meninggalkan mereka.

Loir melihat hal itu hanya terdiam, raut wajahnya terlihat sangat tak puas dengan perilaku Lena terhadap Zieva. Zieva mendecakkan lidahnya kesal, kemudian bersama dengan pengikutnya dia meninggalkan ruangan yang basah itu.

***

Tingg... Ting....

Suara bel berbunyi, semua siswa berlarian menuju ke kelas masing - masing. Sedangkan Lena masih sibuk menatap pemandangan indah kota Luchivt dari atas atap sekolahan hingga dirinya dipanggil oleh guru.

"Kepada siswi dengan nama Kashima Shizalena diharapkan untuk datang ke ruang kelas A-001 karena pelajaran akan segera dimulai."

"Aduhhh... sudah waktunya yaa ? Semangat ya Lena, kak Rydia bersamamu." setelah menepuk - nepuk pipinya, Lena pun beranjak menuju kelas yang dituju.

***

Seusai jam sekolah berakhir, Lena hendak mencari Loir untuk mengajaknya makan malam bersama di restoran tempat mereka bertemu. Akan tetapi, setelah mencari ke berbagai penjuru sekolah, Lena tidak menemukan keberadaan Loir dimanapun. Ketika Lena membalikkan badannya, dia mendapati Loir tengah duduk bersama dengan Zieva di dalam mobil mewah. Mereka berdua tampak sangat akrab dan senang satu sama lain.

"Oh-"

"Heeeee... kenapa perempuan lumpur ini menatap kak Kahairu dan kak Zieva yang berada di dalam mobil dengan tatapan cemburu ?"

"Jangan - jangan kau memang datang ke kota ini untuk menggoda kak Kahairu, ya ?"

"Wah... menjijikkan sekali-"

Lena melewati para perempuan pengikut setia Zieva itu dengan pandangan menunduk menghadap ke tanah.

Dugh...

"Aduh, aku tidak sengaja menabrakmu.. "

Lena terjatuh ke depan, membuat wajah dan baju bagian depannya kotor dengan tanah.

"Apa harusnya kau berterima kasih padaku, ya ? Kau benar - benar telah menjadi perempuan lumpur bukan ?"

"Hahahahahahah....."

Lena mengusap wajahnya dengan tangan kanannya yang bersih. Kemudian dia bangkit dan membiarkan para pengikut Zieva melewatinya dahulu. Setelah dirasa mereka pergi jauh, Lena melangkahkan kakinya ke kamar mandi sekolah untuk membersihkan tanah yang masih menempel di bajunya.

"Kalau mau makan di restoran, bajunya harus bersih kan ya ?" batin Lena dalam hati.

"Tetapi... memang benar bahwa sekolah ini bukanlah sekolah yang pantas menerima bantuan dari ayah. Siswa dan siswinya berperilaku sangat tidak baik, bahkan seenaknya saja. Mereka semua merusak citra baik kekaisaran V'elf meskipun masih di jenjang pelajar." lanjut Lena dalam hatinya kemudian pergi ke restoran untuk makan malam.

***

***

Tok.. Tok... Tok...

"Malam, nona kecil Lena. Bisakah kita bicara sebentar tidak ?"

Lena membuka pintu kamarnya, mempersilahkan Loir untuk masuk dan duduk. Tidak seperti biasanya Loir menghampirinya malam - malam begini, pasti ada sesuatu yang penting.

"Kenapa kak ?" tanyaku.

"Sebenarnya saya telah jatuh cinta denganmu disaat awal kita berjumpa, nona kecil Lena. Maka dari itu tanpa ragu saya angkat nona kecil sebagai adik saya supaya dapat mengabulkan keinginan nona kecil untuk bersekolah. Namun hal ini sampai ditelinga Catzieva Maltyvx, perempuan paling arogan di akademi Luftschloss."

"Dalam sekejap, semuanya dihadapan saya menjadi gelap gulita. Saya membuat nona kecil Lena mengalami semua hal buruk itu, bahkan nona kecil berinisiatif meminta maaf dahulu meskipun bukan salah nona kecil."

"Saya... sangat menyesal-"

Loir menundukkan kepalanya, raut wajahnya berkebalikan dengan saat di mobil mewah tadi. Lena membelai pelan kepala Loir, beberapa menit berlalu dalam keheningan. Setelah dirasa emosi Loir sedikit tenang, Lena membungkuk dan menatap kedua mata Loir yang menghadap ke bawah.

"Kakak.. Lena tidak masalah dengan hal itu, sama sekali tidak apa - apa bagi Lena. Selain itu, apakah kakak memiliki kedekatan dengan perempuan yang kakak sebutkan tadi ? Disaat Lena tadi hendak mengajak kak Loir makan malam, Lena melihat kak Loir sedang bersama perempuan itu di dalam mobil." jelas Lena dengan suara lirih.

"Eh.. ?" Loir menatap Lena bingung.

"Itu.. kakak bukan ? Ah ! Lena salah lihat ya ? Hehe.. maaf - maaf" Lena tersenyum sembari memalikkan badannya.

"Maafkan aku, Lena..."

Dalam sekejap Loir bangkit dan memeluk Lena dari belakang. Pelukan hangat yang membuat Lena sangat terkejut, dia bisa merasakan getaran tangan Loir. Setetes air mata turun membasahi punggung Lena, tak dipungkiri lagi itu adalah air mata Loir.

"Tidak apa, kak Loir. Kalau memang berat untuk disampaikan, simpan saja semuanya. Tetapi Lena selalu membantu kakak apapun yang terjadi, oke ?" Lena melepas pelukan Loir dan hendak melangkah menuju jendela.

"Apapun... ya ?"

"Iya, selama Lena bisa lakukan hal itu."

Loir akhirnya tersenyum, dia berterima kasih pada Lena dan pergi dari kamar Lena. Keesokan hari pun tiba, Lena berangkat ke sekolah dengan seragam pemberian guru kemarin.

"Wah ! Ada lumpur berjalan, tuh"

"Benar sekali, ihhhh... kenapa lumpur ada di sekolah kita yang elit ini ?"

"Dia ingin memamerkan seragamnya atau bagaimana sih ? Iya - iya siswi baru, sipaling baru"

"Baru sih baru, tapi masa baru - baru gitu bukan manusia tapi lumpur. Lucu sekali, hahahahha-"

"Anu... Selamat pagi-"

Byurr.....

"Eh... ? selamat pagi, Shippu. Maaf yaa tadi tanganku terpeleset dan airnya keluar dari ember ini. Apakah kau baik - baik saja Shippu ?"

"Pagi... "

Lena menundukkan kepalanya, di saat itu juga Zieva menarik rambut kasar rambut Lena dan menendang perutnya.

Bugh....

Lena terjatuh dengan tangan memegang perutnya. Ketika dirinya terjatuh, pandangannya sempat menatap keberadaan Loir. Ketika melirik keberadaan itu, Lena membulatkan kedua matanya.

"Begitu... ya-"

Seperti itulah kegiatan Lena setiap harinya di sekolah. Dibully, dihina, ditindas, diremehkan. Bahkan hingga kelulusan tiba pun tetap sama. Selama 3 tahun, Lena menerima semua pembullyan dari banyaknya siswa dan siswi di sekolah ini. Bahkan Loir sama sekali tidak membantu maupun membelanya, tetapi tetap datang disaat malam hari untuk terus meminta maaf.

"Dia terjerat sesuatu atau apa..." batin Lena.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!