Mantan Tapi Menikah
tok..tok..tok!!!
"Assalamu'alaikum, Bu. Tolong buka pintunya ini Mia, Bu!" ujar Mia dengan tubuh yang lemas karena habis perjalanan jauh.
"Astaghfirullah, Mia! Kok, kamu ga ngabarin ibu kalau mau pulang? Ada apa Mia tumben kamu lusuh kaya begini? Ayo masuk ayo masuk," sambut ibu.
Ibu yang sibuk di dapur membuatkan minuman untuk Mia sementara Mia duduk diam dalam keadaan gemetar, lemas dan terus menangis membuat ibu bingung dan panik.
"Maafkan Mia, Bu. Mia banyak salah sama ibu," gumam Mia lirih.
"Salah apa kamu, Nak? Kamu gak buat salah sama ibu kamu kenapa cerita ke ibu jangan menangis terus!" balas sang ibu penasaran dengan maksud ucapan sang anak.
"Bu … Mia hamil!" Tangisan Mia pecah.
"Astaghfirullah Mia!!!kenapa kamu tega begini sama ibu, bikin kecewa ibu kamu tau kan ibu banting tulang buat sekolahin kamu biar kamu pinter masa depan cerah gak seperti ibu jualan soto Mia,"Kelakar sang ibu sambil berderai air mata.
"Maaf kan Mia bu, "ucap Mia memohon dan berlutut di kaki sang ibu dan tak berhenti menangis.
"Siapa Mia yang menghamili kamu jawab!!" teriak sang ibu.
"Mia gak akan bilang bu maafkan Mia ini sepenuhnya tanggung jawab Mia, " Timpal Mia.
"kenapa kamu menyembunyikan lelaki brengsek itu!! cepat katakan siapa laki-laki yang menghamili mu dia harus tanggung jawab atas perbuatannya Mia, " Seloroh sang ibu kesal.
"Nggak bu... nggak ini sepenuhnya salah Mia, Mia gak mau menikah bu biar Mia yang melahirkan dan membesarkan anak ini sendiri bu, " Sahut mia.
"Apa!! kamu sudah gila Mia apa kata orang kalo tau kamu hamil di luar nikah ibu malu Mia, "tukas ibu.
"Biarkan bu Mia gak peduli apa kata orang yang jelas Mia mau melahirkan dan membesarkan anak ini bu," tukas Mia yang tidak berhenti menangis.
"Terserah kamu Mia api ibu minta kamu pergi dari sini ibu gak mau nampung kamu sama anak haram mu itu!!" Seloroh sang ibu gemas.
"Bu, Mia mohon bu Mia ga ada tempat tujuan lagi bu selain di rumah ibu. Ampuni Mia bu Mia janji tidak akan mengecewakan ibu lagi bu. Mia kan membahagiakan ibu dan anak Mia bu, " timpal Mia sambil berlutut dan memohon kepada ibunya.
"Mia sekali lagi ibu tanya siapa ayah dari anakmu itu!!" teriak sang ibu kesal.
"Bu,Mia mohon ibu gak perlu tahu tentang hal itu kalau sudah Waktunya pasti Mia akan beritahu ibu tapi tidak untuk sekarang bu, " sahut Mia.
"Sudahlah Mia ibu capek ibu tahu walaupun ibu memukuli mu sampai mati pun kau tidak akan bilang siapa ayah dari anakmu itu karena ibu tahu sifat mu yang keras kepala itu. kamu pergilah ke kamar mu dan merenung lah atas kesalahan mu itu, " Jawab ibu sambil berlalu meninggalkan Mia sendirian.
Mia pergi ke kamarnya dan membereskan pakaian nya yang ia bawa seadanya. sambil menangis ia teringat akan masa kecilnya yang begitu susah dengan ibu nya sehingga ia memutuskan untuk pergi sekolah yang jauh dari rumahnya karena di sana sekolah tempat Mia bersekolah ia mendapatkan beasiswa penuh, sehingga ibunya pun mengizinkan Mia bersekolah di sana yang jauh dari rumahnya sekaligus ngekos. tapi apa hasilnya pengorbanan sang ibu sia-sia malah malapetaka yang terjadi. Mia masih terisak dan menangis di kamarnya yang gelap dan sunyi.
*********
-Dua bulan sebelumnya-
"Apa? Ke puncak mau ngapain? " tanya Roni kepada Mia.
"Main beb, gak usah panik aku juga gak akan ngapa-ngapain kamu ko tenang aja aku cuma mau motoran sama kamu sambil liat pemandangan di puncak, "
"Kapan?"
"Hari Sabtu ini bisa? "
"Oke." Jawab Roni menyetujui.
Pemandangan indah perbukitan dengan hamparan kebun teh yang hijau memukau, serta udara sejuk dan segar memeluk kedua insan yang sedang dimabuk cinta itu. Dua sejoli yang sedang menikmati pesona alam yang menawan sambil berpelukan di atas motor itu tampak bahagia dan terlihat mencintai satu sama sama lain. Tak terasa waktu telah larut,rupanya gelap telah memeluk dunia secepatnya Mia dan Roni untuk segera pulang namun tiba-tiba hujan deras turun hingga keduanya memutuskan untuk berteduh di pelataran toko.
" Wah hujan beb, deras banget," Keluh Mia kepada Roni.
"Iyah kita tunggu sampai hujannya berhenti baru kita pulang oke, " Jawab Roni meyakinkan.
"Oke."
Hujan tak kunjung reda badan Mia menggigil karena kedinginan. Roni dengan sigap memberikan jaketnya kepada Mia.
"Beb, apa gak sebaiknya kita tunggu hujan berhenti di villa di sana hangat dan banyak makanan" Usul Mia.
"Apa tidak apa-apa kita ke sana?"
"Nggak yuk aku udah kedinginan banget, kamu gak mau kan aku sakit gara-gara kedinginan" Seloroh Mia.
"Baiklah kalau begitu. "
Keduanya meluncur ke sebuah Villa daerah perbukitan. Di sana mereka menghangatkan diri dengan meminum sebuah teh hangat untuk mengembalikan suhu tubuh mereka. Mereka bersenda gurau dalam suasana yang hangat berbicara dan tertawa. Tiba-tiba Situasi yang tak terduga muncul baju Mia tiba-tiba ke tumpahan teh dan basah yang akhirnya membuat Mia harus membuka bajunya. Roni yang terangsang melihat Mia membuka bajunya lalu mereka berdua melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan. Mereka berdua khilaf dan terbawa suasana.
Keesokan paginya Mia dan Roni yang akan pulang ke rumah mereka masing-masing masih shock atas apa yang mereka perbuat semalam, sepanjang jalan di perjalanan mereka hanya terdiam dan tidak saling berbicara, Mia dan Roni larut akan pikiran mereka masing-masing. Sebelum berpisah Roni berusaha membahas hal yang sudah terjadi semalam kepada Mia
"Mi, maafkan aku, aku khilaf aku janji apapun yang terjadi pada kamu aku akan bertanggung jawab mi, " Imbuh Roni sambil memegang tangan Mia.
"It's oke Ron gak apa itu bukan sepenuhnya salah kamu aku juga salah Ron maafkan aku, " Mia terisak dan air matanya mengalir membasahi pipinya.
Mereka berpelukan dan pulang ke rumah masing-masing. 2 bulan berlalu Mia dan Roni masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih mereka saling support karena sebentar lagi akan ada ujian kelulusan SMA. Roni dan Mia merasa senang karena sebentar lagi cita-cita dan harapan keduanya untuk berkuliah akan segera terwujud.
Roni yang banyak bercerita kepada Mia tentang cita-citanya yang ingin menjadi dokter Roni selalu bersemangat ketika bercerita tentang cita-citanya itu. Mata nya berbinar dan super excited. Mia juga ikut senang mendengar cerita Roni tentang cita-citanya ia senang mencintai pria yang punya tujuan hidup dan gigih dalam menggapai cita-citanya.
Mia teringat akan datang bulan yang tak dirasakan nya 2 bulan terakhir ini. Jantungnya berdegup kencang hatinya bertanya-tanya apakah dia mungkin… hamil oh tidak mungkin Mia hanya melakukannya sekali apa mungkin bisa hamil. Apakah ia perlu membeli testpack untuk memastikan. Tapi Mia takut kalau mungkin ia hamil beneran. Bagaimana kalau hamil… perasaannya berkecamuk. Mia memutuskan untuk membeli testpack di sebuah apotek lalu pulang ke kosan nya dan memakai testpack itu alangkah terkejutnya mia mendapati kalo testpack itu garis dua yang menandakan kalau Mia hamil.
Perasaannya berkecamuk sedih, kecewa dan bingung menjadi satu. Apa yang sebaiknya ia lakukan memberi tahu Roni atau menggugurkan nya. Ia takut kalau harus menggugurkan kehamilannya bagaimanapun anak ini tidak berdosa. Berpikir untuk memberi tahu Roni tapi Mia teringat akan cita-cita dan masa depan Roni kalau ia harus menikah dan mengurus anak masa depan roni bisa hancur biarlah anak ini ku besarkan sendiri pikir Mia. Mia mulai menangis ia tak tahu haris berbuat apa.
Handphone Mia berbunyi
Ddrrt… dddrtt.. Ddrrrtt
"Hallo mi kamu lagi apa? " tanya Roni dengan nada lembut.
"Aku lagi di kosan lagi makan sambil nonton TV kamu lagi apa? " jawab mia.
Suara mia yang terdengar lirih membuat Roni bertanya-tanya tentang keadaan Mia.
"Mi, kamu gak kenapa-kenapa kan? Kamu lagi nangis? Ko suara kamu gitu? "
"Oh engga ko beb aku lagi nonton film sedih jadi aku nangis" Jawab mia sambil mengusap air matanya dan berusaha tegar di depan Roni.
"Oh gitu tumben kamu nangis nonton film setau aku gak pernah tuh" Timpal Roni.
"Ya sudahlah beb tadi kamu telepon mau apa?"
"Oh iya Mia aku punya kabar baik buat kamu, kamu dengar baik-baik yah. 1..2..3 AKU KETERIMA DI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KEDOKTERAN Yeay aku senang banget akhirnya apa yang aku harapan kan terjadi Terima Mia kamu selalu support aku, kamu juga selalu ada buat aku."Imbuh Roni excited.
"Wah.. Selamat beb, akhirnya yang selama ini kamu harapan kan terwujud aku ikut senang bahagia dan bangga padamu, "
"Kalau kamu gimana mi kamu udah daftar di Universitas mana?,"
"Aku masih cari-cari beb, "
"Oh gitu semoga kamu cita-cita kamu juga tercapai yah mi oke mi udah dulu yah udah malam kamu tidur besok kita ketemu di lagi oke."
"Oke bye. "
Itu adalah komunikasi terakhir mia dan Roni Mia memutuskan untuk menghilang dari hidup Roni dan akan melanjutkan hidupnya di desa bersama sang ibu. Mia juga akan melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri walaupun Mia tahu ia akan sulit diterima ibunya dengan kondisi dia seperti sekarang. Tetapi ia akan berusaha meyakinkan ibunya agar mau menerima ia dan anak yang ada di dalam kandungan kalau perlu ia akan berlutut dan memohon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Uthie
Coba mampir 👍
2023-12-22
0
Fifit Andini
Bikin penasaran… lanjutkan author
2023-12-01
0
Rona Njang
lanjut yuk tor/Smile/
2023-12-01
0