Richie Mahendra

Richie membanting pintu setelah tiba di ruang kerjanya. Ruangan bernuansa abu juga meja kontras berwarna hitam, terlihat semakin mencekam ketika sepasang kaki menginjak lantai.

Belum lagi kaki tangan yang selama ini setia menemani. Ikut masuk setelah Richie membanting pintu, tak ada gambaran wajah yang bisa di tampilkan.

" Apa untungnya aku menolong gadis lemah itu! " sambil berlalu duduk menghempaskan punggung pada kursi.

Rokie membalas, " Tidak ada salahnya menolong sesama makhluk tuan. " balas Rokie, seorang kepercayaan Richie.

Richie melirik tajam asisten disampingnya. " apa aku menyuruhmu untuk menjawab!".

Rokie tertunduk dalam.

***

Richie Mahendra, seorang pemuda berasal dari keluarga kaya. Memiliki perusahaan bergerak dalam bidang furniture ternama di kota x dan perkebunan teh warisan keluarga sedang di kelola.

Rajawali group sebuah perusahaan yang dirakit dari bawah hingga sekarang terkenal di seluruh manca negara. Perusahaan ini semakin berkembang di bawah naungan Richie Mahendra CEO dari perusahaan tersebut.

Memiliki postur tubuh tinggi 185 cm, juga bulu mata lentik dan rahang kokoh. Hidung mancung khas seperti orang timur tengah.

Pagi ini, Richie berencana untuk mensurvei lahan menuju desa Rambutan. Menurut kaki tangan atau orang kepercayaan Richi, tanah itu cukup strategis untuk dijadikan wahana wisata.

Dataran tinggi disertai pemandangan khas pedesaan, sangat cocok di tanami teh pucuk berdasarkan suhu yang sesuai. Selain letak yang ditawarkan dekat dengan jalan yang masih beraspal tanah merah.

Udara di sini sangat sejuk dan sangat asri. Pepohonan menjulang tinggi menghiasi di sepanjang jalan menuju tempat yang di tuju.

Di tengah perjalanan dalam menuju lokasi yang ditentukan, Richie menghentikan laju mobilnya.

Pria tampan bernetra kecokelatan tersebut dikagetkan oleh tragedi aksi bunuh diri seorang gadis. Yang ditaksir usianya masih 20 tahun.

Karena sikap dingin yang senantiasa melekat pada diri Richie. CEO itu menghiraukan gadis yang sudah menaiki sisi batas jembatan akan menerjunkan diri pada dasar sungai.

Namun, siapa di sangka?. Ketika hendak kembali melanjutkan perjalanan tiba-tiba seorang pemuda mengetuk pintu kaca kemudi.

" Pak!... Buka pak. Saya butuh bantuan. " pria itu tampak tergesa-gesa.

Kalimatnya selalu di ulang terus menerus membuat Richie jengah. Terpaksa Richie menurunkan kacanya.

Rasa lega terpancar dari sirat wajah penghadang jalan. " Syukurlah, pak tolong itu ada yang mau bunuh diri. Warga tidak ada yang berani mendekat takut di ancam katanya!!!. "

Richie menghembuskan nafas kasar.

" Maaf, saya sedang sibuk, permisi!. " kaca itu pun tertutup setelah Richi menekan tombol.

Gegas Richie menekan pedal gas berada tepat di bawah kaki, belum sampai 1 detik mobil yang dikemudikan bergerak. Suara jeritan dari warga membuat nya berhenti dalam sekejap.

Entah rasa peduli dari mana sehingga Richie turun dari mobil kemudian berlari ke arah jembatan pada posisi aksi nekat seorang gadis.

Setelah tiba,

haapp!!!.

Richie menarik lengan gadis yang hendak terjun ke dasar sungai lalu jatuh ke dalam pelukannya.

" Apa kau bodoh! " pekik Richie.

Gadis itu adalah Dianti. Karena tidak mengindahkan ucapan Richie, ia meronta hendak melakukan kembali aksinya.

" Lepas, !." Richie bungkam.

" Lepaskan aku, siapa kau berani sekali menolongku!!!" teriaknya.

" Kembalikan aku ke sana!. " tangan Dianti masih terus memukul dada bidang milik pria bergelar CEO tampan itu setelah berhasil menjauhkan diri dari sisi jembatan.

Richie yang sudah berada di atas ambang kesabaran seketika membentak Dianti.

" Diam!." bentak Richie sembari melangkah menjauhi jembatan.

Bentakan yang dilontarkan seketika membuatnya bungkam, dia tidak lagi melawan atau meronta. Melihat tatapan dingin seperti hendak menelan tubuhnya hidup-hidup.

Mata elang Richie melirik pria berkumis tebal di sebelahnya.

" Bawa gadis ini pergi dan jangan sampai dia lepas lalu menerjunkan dirinya ke dasar sungai ini!. " ucapnya tegas tanpa berekspresi.

Bapak itu hanya mengangguk takut, mengambil alih Dianti sembari memapahnya berjalan.

Richie menyerahkan Dianti pada para warga, saat Dianti di bawa oleh warga, tanpa sadar syal bercorak bunga edelweis itu tersangkut kancing jas Richie.

Setelah menyadari syal itu tersangkut, Richie hendak melepaskan kain tersebut dan akan menyerahkannya pada warga .

" Sial, kenapa bisa tersangkut. " umpatnya.

Ia berusaha melepaskan benang syal tersangkut pada kancing jas.

Selesai syal itu terlepas, dia berniat memanggil sekumpulan warga. Akan tetapi sudah menghilang dari pandangan.

" Tadi kau melakukan tugasmu bukan?." tanya Richie setelah beberapa saat keheningan menyapa mereka.

Dengan pandangan lurus ke depan Rokie menjawab. " Iya tuan, saya mengantarkan syal itu sesuai dengan alamat yang di berikan warga. "

Sembari meletakkan kedua kakinya di atas meja Richie memijat pelipis .

Pria berhidung khas timur tengah tersebut merasakan keanehan pada dirinya, sebelumnya Richie tidaklah pernah sekalipun menolong seseorang yang sedang kesusahan. Baru kali ini ia membantu seorang gadis yang berniat bunuh diri.

" Bagus, sekarang pergilah. Aku ingin sendiri. !"

Pria botak bertampang dingin minim ekspresi pergi dari ruangan pribadi milik, Richie.

Ruangan gelap menyisakan serpihan sinar matahari merengsek masuk melalui celah tirai tipis di sebalik kaca.

Tirai yang menjutai hingga ke lantai ditarik perlahan hingga memperlihatkan bangunan megah di penjuru kota.

Pria yang berumur dua puluh lima tahun melangkah ke arah jendela. Matanya awas memindai bangunan yang tertata rapi tampak menjulang tinggi hampir memenuhi kota.

Sesosok pemuda terlahir nyaris sempurna tanpa celah, paras tampan dengan wajah tirus juga rahang kokoh melahirkan kembali seorang pangeran dari negeri dongeng.

Namun, pada setiap keindahan menyimpan luka menganga tersimpan rapi dalam sikap dinginnya yang sulit dijelaskan.

Semenjak usianya menginjak lima tahun, Richie tidak lagi mendapat kehangatan dari keluarga. Tumbuh dalam lingkup keras, menjadikan semuanya berubah dalam satu waktu.

Pria yang saat ini termenung memandangi jejeran bangunan kota, memiliki masa lalu kelam.

***

Kisah itu bermula pada saat dua puluh tahun lalu, keluarga Mahendra mengadakan pesta di sebuah Aula .

Aula megah milik keluarga besar Mahendra di sulap menjadi sebuah ruangan mewah bernuansa putih lengkap dengan meja dan kursi yang sudah tertata rapi.

Acara ini di gelar atas keberhasilan Wijaya, Ayah Richie dalam memenangkan sebuah tender besar yang sangat menguntungkan bagi perusahaan.

Rangkaian acara berjalan dengan lancar, rekan bisnis juga tamu yang lain datang menghampiri tuan rumah untuk sekedar berjabat tangan, mengucapkan selamat atas keberhasilan yang sudah di raih.

Tiba pada acara puncak, penyerahan sebuah dokumen penting kepada pihak pemenang. Wijaya juga istri yang tengah menggendong Richie kecil berjalan ke arah podium.

Dimana letaknya berada di depan tepatnya dekat sudut ruangan. Semua tamu yang hadir menatap takjub keluarga kecil mereka. Di usia yang masih cukup muda bagi Wijaya, sukses menjadi panutan bagi kalangan perusahaan lain.

Di kala pandangan rekan bisnis memfokuskan dirinya penuh ke arah podium. Tiba-tiba seseorang berjubah hitam dengan tudung serupa menutupi kepalanya tengah berlari dari samping aula.

Ke dua tangan menggenggam belati yang sudah terlepas dari sarungnya. Belati tersebut mengarah pada pasangan suami istri yang akan menyampaikan pesan dan kesan kepada tamu undangan.

Ketika Wijaya hendak menyentuh microphone di atas podium. Seorang berjubah hitam menghunuskan belatinya tepat mengenai punggung sebelah kanan dan kiri Wijaya begitu juga istrinya.

Rekan bisnis yang hadir sontak berdiri dan berteriak panik termasuk keluarga Mahendra, mereka terkejut dengan aksi pembunuhan yang baru saja terjadi di depan mata.

Darah pun mengalir dari punggung mereka, Istri Wijaya bernama Angelina yang pada saat itu mengenakan gaun putih, sangat kentara ketika darah segar merembes dari balik gaun.

Pihak keluarga pun berlarian ke arah podium. Sebelum Angelina ambruk ke lantai. Richie kecil yang berada dalam pangkuan di ambil alih oleh Aditya, rekan bisnis Wijaya yang juga ikut menghampiri.

Richie kecil yang senantiasa berceloteh ria ketika melihat pemandangan baru, mendadak lidahnya menjadi kelu. " I-ibu.. " suaranya terdengar lirih ketika sepasang mata kecilnya mendapati darah di punggung Ibunya.

Netra kecokelatan miliknya, mulai berkaca-kaca. Sebelum Angelina kehilangan kesadaran, wanita cantik berkulit putih tersebut tersenyum lebar ke arah Richie.

Sebuah senyum terakhir yang tidak akan pernah di lihat kembali oleh Richie kecil.

Anak kecil yang berada dalam pangkuan Aditya menangis tersedu-sedu melihat Ayah bersama Ibunya bersimbah darah di atas lantai dingin.

Atas perintah dari Ryan, Aditya membawa Richie pergi. " Bawa cucuku pergi. !!!"

Dengan keterkejutan yang belum berakhir, Aditya mengangguk patuh. " Baik tuan!."

Richie kecil menggeleng dengan air mata mengalir. " Tidak paman, tolong lepaskan aku..!!! " dia meraung memohon agar dilepaskan.

Merasa iba, Aditya mencoba menenangkan. " Tenanglah nak, berdo'a saja pada tuhan agar kedua orang tuamu diberikan sisi terbaik menurutnya. "

Sepenggal kalimat yang diucapkan Aditya sukses membuat Richie menangis tanpa henti. Raungannya mulai berkurang bergantikan tangisan pilu menyayat hati.

Satu minggu setelah kejadian nahas itu terjadi, pihak keluarga Angelina datang untuk menjemput Richie di kediaman Mahendra.

Ryan, sempat menolak tawaran dari Johar, paman dari pihak ibu. Karena baginya, dirinya sendiri sanggup untuk menghidupi Richie.

Aset yang dikembangkan oleh Mahendra Group sudah mencapai tahap tertinggi, oleh sebab itu Ryan menolak mentah-mentah untuk menyerahkan penerusnya pada keluarga Angelina.

Pemilik sah Mahendra Group itu tahu, jika notabene keluarga Angelina bersikap kasar dan sangat angkuh dalam segi mendidik anak.

" Pikirkan baik-baik, paman. Keadaan rumah ini masih belum kondusif setelah kepergian adik iparku. Bisa jadi, para pembantu yang paman pekerjakan juga di utus oleh pembunuh kemarin yang masih belum tertangkap.! " terang Johar.

Ryan mengernyitkan dahi, " Dari mana kau tahu?. Jika pekerjaku merupakan komplotan dari mereka?. "

Johar terkekeh pelan menanggapi pertanyaan Ryan. " Dalam beberapa hari ini, paman sibuk mancari pengasuh untuk Richie. Kabar itu aku dapat dari media surat kabar, jika paman tahu. "

Pemilik Mahendra Group tersebut terlihat berpikir. Keamanan cucu penerusnya sedang terancam oleh musuh yang tidak terlihat terang-terangan menunjukkan diri.

Sepersekian detik Ryan membenarkan ucapan Johar. Pertimbangan yang telah ia pikirkan jatuh kepada, " Baiklah, aku percayakan Richie kepadamu!. Didik dan ajari dia agar bersikap baik. Bukan angkuh dan arogan sepertimu!. " tekan Ryan.

Mendapat mandat yang sudah ditunggu-tunggu. Johar tersenyum ramah, " Aku akan menganggapnya sebagai pujian, terima kasih. Untuk Richie, paman tidak perlu khawatir aku akan mendidiknya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. "

Ryan, mengaggukkan kepala. Lalu memberi perintah pada asistennya untuk membawa Richie. " Bawa Richie kemari!. "

Tidak berselang lama, Richie yang murung di bawa oleh asistennya. Sepasang mata kecilnya terdapat lingkaran hitam seperti panda.

Dalam beberapa hari, waktu jam tidur Richie semakin menurun. Ketika larut terbangun dan menangis tersedu-sedu. Anak kecil yang selalu ceria setiap saat, sekarang berubah menjadi pendiam dan dingin tanpa ekspresi.

Ryan mengambil alih Richie. " Sementara waktu kau akan tinggal bersama paman Johar. Ketika masanya sudah berakhir kakek akan menjemputmu.!"

Terlihat Richie tidak suka dengan memberi jawaban berupa gelengan. " Tidak kakek, aku ingin tinggal di sini saja!." belanya.

Ryan tersenyum, " Akan ada masanya kau akan mengerti. Pergilah!. Kakek akan segera menjemputmu."

Pria paruh baya Itupun, menyerahkan Richie kepada Johar. " Jaga baik-baik cucuku. "

" Dengan senang hati, " Jawaban Johar.

Kehidupan baru Richie di mulai ketika bersama dengan keluarga Johar. Dia selalu mendapat sebuah pukulan cacian dan makian. Hingga menjadikannya semakin dingin dan tidak pandai menghargai seseorang.

***

" Aku akan mencari pembunuh itu baik hidup atau mati! "

Episodes
1 Mendesak Kembali
2 Balai Desa
3 Tawaran Abu
4 Richie Mahendra
5 Sebuah kartu nama
6 Bertemu lagi
7 Menolong berujung balas budi
8 Pernikahan bukanlah lelucon
9 Aksi Pengambilan Saham
10 Keluarga Abu
11 Sebuah Pertemuan
12 Kenyataan pahit
13 Takdir menyeramkan
14 Suara Riuh Wanita Gibah
15 Hutangmu belum lunas
16 Dia atau Aku
17 Pita suara, gendang telinga dan gaun pengantin.
18 Kau Penguntit?
19 Dia pergi bersama pria lain.
20 Kedatangan Sang Pewaris
21 Bermain Peran Dalam Drama
22 Dasar Ratu Drama
23 Racun Dunia Bebas
24 Aku Menerima Usulanmu
25 Lencana Tingkat Kehormatan
26 Jalan Menuju Kebebasan
27 Sang Pemilik Ikut Bermain
28 Duka Lama dan Mulut Beracun
29 Berdiri Kaku dengan Mulut Terbuka
30 Story Rokie & MR
31 KAVALERI MR
32 Penyerahan sebuah Jaminan
33 Musuh dalam Selimut
34 Kebenaran Terungkap Sempurna
35 Lelah
36 Pembahasan 3 point
37 Lebih Teliti
38 Pergi dengan Damai
39 Mengangkat sebuah topi bukankah termasuk sanjungan?
40 Karena Dia Berbeda
41 Terima kasih
42 Cantik!
43 Menyadari kesalahan
44 Kau Akan Mati
45 Dia adalah Tuan B
46 Dua Kapal
47 Lakukan!
48 Patah Hati Berkepanjangan
49 Rumi benar?
50 Pesta sesungguhnya
51 Wanita Pemilik Mulut Bengis
52 Kau tidak layak memisahkan mereka
53 Pesta Sebenarnya
54 Porak Poranda
55 Membalik Keadaan
56 Ketegangan Mereka
57 Orang Misterius?
58 Aku Bukan Ibu yang Baik
59 Darah Kental masih Mengalir
60 Mulai Bosan Hidup
61 Melanggar batasan
62 Kau tidak Takut?
63 Keputusan
64 Tunggu Tuan.
65 65
66 Membawa Keberuntungan
67 Kantong Ke dua dan Sindiran Dianti
68 Aku menemukan sesuatu
69 Tujuan datang kemari.
70 Manusia Licik
71 Suara Biantara
72 Istriku Tidur Bersama Ibu
73 mengotori bumi
74 Celah Sedikit
75 Makan malam Jaxs
76 Foto keluarga
77 Rencana A di mulai
78 Sisi Vion
79 Sudah Berakhir
80 Tidak mungkin
81 Maafkan Saya
82 Sebuah Keadilan
83 Selesai
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Mendesak Kembali
2
Balai Desa
3
Tawaran Abu
4
Richie Mahendra
5
Sebuah kartu nama
6
Bertemu lagi
7
Menolong berujung balas budi
8
Pernikahan bukanlah lelucon
9
Aksi Pengambilan Saham
10
Keluarga Abu
11
Sebuah Pertemuan
12
Kenyataan pahit
13
Takdir menyeramkan
14
Suara Riuh Wanita Gibah
15
Hutangmu belum lunas
16
Dia atau Aku
17
Pita suara, gendang telinga dan gaun pengantin.
18
Kau Penguntit?
19
Dia pergi bersama pria lain.
20
Kedatangan Sang Pewaris
21
Bermain Peran Dalam Drama
22
Dasar Ratu Drama
23
Racun Dunia Bebas
24
Aku Menerima Usulanmu
25
Lencana Tingkat Kehormatan
26
Jalan Menuju Kebebasan
27
Sang Pemilik Ikut Bermain
28
Duka Lama dan Mulut Beracun
29
Berdiri Kaku dengan Mulut Terbuka
30
Story Rokie & MR
31
KAVALERI MR
32
Penyerahan sebuah Jaminan
33
Musuh dalam Selimut
34
Kebenaran Terungkap Sempurna
35
Lelah
36
Pembahasan 3 point
37
Lebih Teliti
38
Pergi dengan Damai
39
Mengangkat sebuah topi bukankah termasuk sanjungan?
40
Karena Dia Berbeda
41
Terima kasih
42
Cantik!
43
Menyadari kesalahan
44
Kau Akan Mati
45
Dia adalah Tuan B
46
Dua Kapal
47
Lakukan!
48
Patah Hati Berkepanjangan
49
Rumi benar?
50
Pesta sesungguhnya
51
Wanita Pemilik Mulut Bengis
52
Kau tidak layak memisahkan mereka
53
Pesta Sebenarnya
54
Porak Poranda
55
Membalik Keadaan
56
Ketegangan Mereka
57
Orang Misterius?
58
Aku Bukan Ibu yang Baik
59
Darah Kental masih Mengalir
60
Mulai Bosan Hidup
61
Melanggar batasan
62
Kau tidak Takut?
63
Keputusan
64
Tunggu Tuan.
65
65
66
Membawa Keberuntungan
67
Kantong Ke dua dan Sindiran Dianti
68
Aku menemukan sesuatu
69
Tujuan datang kemari.
70
Manusia Licik
71
Suara Biantara
72
Istriku Tidur Bersama Ibu
73
mengotori bumi
74
Celah Sedikit
75
Makan malam Jaxs
76
Foto keluarga
77
Rencana A di mulai
78
Sisi Vion
79
Sudah Berakhir
80
Tidak mungkin
81
Maafkan Saya
82
Sebuah Keadilan
83
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!