Bila, I Love You
Seorang anggota perwira TNI beratribut dengan perlengkapan perang nya yang lengkap, dan sebuah tag nama di dadanya tertera sebuah nama bertuliskan Rama Abdillah dengan pangkat bintang 4 yang terletak di bagian kerah bajunya, berlari tanpa mempedulikan bagaimana orang-orang kini tengah memperhatikannya.
Setibanya di sebuah ruangan bersalin ia langsung masuk begitu saja dengan menabrak tubuh seseorang yang tanpa ia pedulikan, saat ini dalam hati dan pikirannya hanya ingin bertemu dan memeluk sang istri yang di kabarkan sudah meninggal setelah melahirkan buah hati tercintanya yang sudah mereka nantikan selama sepuluh tahun ini.
Kesedihan yang tak bisa ia tahan dan tanpa malu bahwa ia adalah seorang prajurit TNI harus pecah di tengah keluarga yang menyaksikannya, bahkan ada dokter dan para petugas rumah sakit yang ikut menyaksikan drama memilukan itu.
Kabar membahagiakan sekaligus menyedihkan yang ia dapatkan dari keluarga nya tadi pagi membuat seorang Rama terlihat kelemahan nya yaitu kehilangan perempuan yang amat ia cintai bernama Naura.
Naura seorang wanita lemah lembut dan Sholehah, selain itu wanita itu pun selalu menjaga aurat nya dengan cara berhijab yang membuat Rama tak mampu berpaling pada perempuan lain. Naura wanita berhijab yang membuat ia selalu betah berada di rumah dengan kepatuhannya sebagai seorang istri.
"Kenapa kamu tinggalkan aku, Naura. Kenapa kamu tinggalkan aku dan bayi kita." Ucap Rama di tengah tangis pecah nya dengan ransel penuh pelengkapan masih berada di belakang punggung nya.
"Jangan tinggalkan aku sayang, aku mencintaimu sangat mencintaimu, kamu sudah berjanji, kita akan sama-sama membesarkan anak kita sampai kita tua nanti." Isak tangis terdengar dari mulut prajurit berusia 35 tahun itu.
"Lihat, aku sudah pulang, bangunlah Naura... Aku sudah menempati janjiku padamu untuk pulang dengan selamat. Bangunlah sayang..." Lirih Rama tak tertahankan.
Ia baru saja bisa bertemu istrinya disaat kematian yang mempertemukan mereka, setelah mengetahui kehamilan sang istri sembilan bulan yang lalu Rama harus menjalani tugasnya sebagai abdi negara bersama prajurit lainnya. Rama merasa sedih saat itu karena tak bisa menemani hari-hari sang istri yang tengah mengidam, dan menjalani kehamilannya seorang diri, resiko baginya karena keluarga adalah nomor dua setelah tugas negara, dan bersyukurnya Naura sangat mengerti akan kondisi suaminya yang memang seorang tentara.
Hanya dengan video call dan pesan singkat yang mampu membuat kerinduan mereka berdua terobati, dan kini kesedihan Rama sangatlah perih, istri yang selalu ia rindukan, istri yang selalu ada dalam setiap doanya kini telah pergi setelah berjuang melahirkan buah cinta yang sangat mereka inginkan.
"Naura... Bangunlah aku mohon... Aku tidak akan bisa hidup tanpamu, aku sangat mencintaimu. Aku dan bayi kita sangat membutuhkan mu." Lirih sendu Rama seraya terus memeluk tubuh istri yang sudah tak bernyawa itu.
"Naura bangun Naura! Bangun!" Teriak Rama tak terkendali. Ia mencoba membangunkan istri tercintanya dengan menggoyangkan tubuh dingin sang istri.
"Rama hentikan!" Teriak ibu mertuanya, ibu dari Naura.
"Kamu bisa menyakiti tubuh Naura, dia memang sudah tidak bernyawa tapi kamu tidak boleh melakukan itu."
"Aku tidak mau Naura meninggalkan kami, aku dan bayiku membutuhkan nya ibu." Balas Rama ia belum bisa menerima sebuah kenyataan pahit yang tak pernah ia bayangkan sama sekali.
"Bukan hanya kamu yang merasa sedih atas kehilangan Naura, tapi kami juga merasa sangat kehilangan sama seperti mu Rama." Tekan ibu mertuanya dengan sama-sama dalam kesedihan.
"Iya Rama, kamu harus ikhlas dengan kepergian Naura, apalagi sekarang ada bayi yang sangat membutuhkan mu." Ucap mama Rama yang ikut merasakan bagaimana kesedihan putra nya itu. Sebagai ibu ia ingin menenangkan sang putra agar ia bisa tegar menghadapi kenyataan.
Rama menjauh dari tubuh Naura yang terbaring dengan wajah pucat nya, ia mundur seraya menatap sang istri dengan kesedihan. Dan tangis Rama pun kembali pecah saat itu juga, ia meraung dengan suara kerasnya, dia pun melemparkan ransel berat nya dengan keras, membanting semua yang melekat pada tubuhnya, ia tak bisa menerima kenyataan jika sang istri kini sudah tiada, meninggalkannya dan seorang anak perempuan yang belum sempat ia lihat bagaimana rupanya, ia hanya tahu jika istrinya melahirkan seorang bayi perempuan. Rama tak mempedulikan orang-orang yang menyaksikan kesedihannya, ia hanya ingin melampiaskan segala sesak di dadanya, kehilangan wanita yang sudah 15 tahun ini menemani nya, 5 tahun sebagai kekasih nya dan 10 tahun menjadi istri nya. Jika kehadiran bayi perempuan yang istrinya lahirkan ada kenapa harus sang istri yang harus pergi, seakan Allah memberikan bayi itu sebagai pengganti istrinya yang harus pergi. Sesak sungguh sesak Rama rasakan, ini bukan doa nya, ini bukanlah keinginan nya.
* * *
Nabila perempuan cantik berusia 25 tahun itu adalah adik kandung dari Naura, yang sama mengalami kesedihan yang luar biasa, kakak kandung yang begitu baik kini telah tiada, kakak perempuan yang selalu menjadi teman sekaligus sahabatnya, keluh kesah selalu mereka curahkan jika saat bersama.
Keinginan sang kakak yang ingin menjadi seorang ibu dan menjadi wanita yang sempurna sudah Allah berikan padanya, namun sang kakak tak sempat merasakan bagaimana menjadi seorang ibu bagi anaknya.
"Kasihan sekali kamu..." Tatap sendu Nabila melihat keponakannya yang masih sangat merah itu harus kehilangan sang ibu. Bayi mungil berjenis perempuan itu kini tengah dalam perawatan paska ia di lahirkan oleh sang kakak.
"Kak, kenapa kakak pergi begitu cepat." Gumam Nabila lirih.
"Bayi mungil kakak membutuhkan mu sekarang, bukan kah kakak selalu bilang ingin menjadi seorang ibu. Sekarang kakak sudah menjadi ibu kak." Kembali Nabila berujar mengusap kaca kamar perawatan sang bayi.
Nabila keluar dari ruangan kakak nya tadi, ia tak sanggup melihat bagaimana kesedihan yang di alami keluarganya, apalagi Rama kakak iparnya begitu terlihat sangat terpukul oleh kepergian kakak nya, Naura.
"Kamu harus sehat dan kuat de, ibumu sudah pergi ke surga dengan bahagia, dan kamu sekarang adalah kebahagiaan kami." Ucap lirih Nabila.
"Semoga kamu bahagia kak di surga, aku akan terus mendoakan mu, dan aku janji kak akan menyayangi bayi mungil kakak seperti kakak yang sangat menginginkan kehadiran nya. Kakak adalah wanita kuat, kak Naura hebat." Sendu Nabila yang sangat tahu bagaimana perjuangan kakaknya yang menginginkan seorang anak, dan bagaimana kakak nya yang berjuang saat kehamilan nya tanpa seorang suami karena sebuah tugas negara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🤎𝐀⃝🥀🦆͜͡MERRY💜MD⁴
hadir Thor
2024-03-21
0
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor 😁
2024-03-14
1
Deasy Dahlan
Sal kenal.... Thor... Semoga ceritanya selalu menarik
2024-02-29
1