bab 4 jadi nikah

Saat Bila tersadar, ia melihat ke arah luar dimana Rama terlihat sedang berbicara dengan seorang perempuan. Nabila memperhatikan wajah perempuan itu dan ia terkejut melihatnya.

"Dia kan mba Sinta." Gumam Bila.

"Apa mereka sering bertemu dan sering mengobrol seperti itu. Wah ini bahaya! Jangan di biarkan!" Bila langsung beranjak dari tempat duduk nya dan sedikit berlari untuk menghampiri dimana kakak iparnya yang sedang berdiri bersama perempuan yang ia ketahui bernama Sinta.

"Rama Sinta tidak boleh di satukan, ini berbahaya. Aku tidak ikhlas jika dia perempuan yang akan menjadi ibu sambung Nurma." Desis Bila tak terima.

"Mba Sinta pasti semakin gencar menggoda dan merayu kak Rama setelah tahu kalau istri kak Rama sudah meninggal. Kak Naura aku tidak akan biarkan itu terjadi." Tekad Bila seraya berpikir bagaimana menjauhkan mereka. "Ayo cari ide Bila... Cari ide!" Gumam Bila yang semakin dekat dengan keberadaan kakak iparnya.

Saat Bila mendekati Rama ia mendengar sebuah tawa Sinta yang sok kecantikan itu. Hadeh membuat Bila yang melihat jadi mual sendiri.

"Aku turut berdukacita atas meninggalnya Naura. Maaf kemarin aku tidak datang ke pemakaman istri mu karena aku masih berada di luar negeri." Ucap nya terdengar sangat sedih.

"Ya, tidak apa-apa. Aku mengerti." Balas Rama terlihat ramah.

Lalu kenapa, tak seperti padanya tadi terlihat ketus dan dingin, apa karena perjodohan mereka yang membuat kakak iparnya kesal padanya. Atau karena Sinta salah satu kandidat yang akan menjadi ibu sambung Nurma.

"Kak Rama di sini, aku tadi mencari kakak. Ayo kita pulang." Ucap Bila dengan manis seraya menggandeng lengan Rama dan kepalanya ia sengaja sandarkan di bahu tegap kakak iparnya itu, membuat Rama melirik ke arah nya dan pada lengannya, sedangkan Sinta melirik ke arah Bila dengan tatapan tak suka.

"Siapa dia Ram?" Sinta menatap Rama penasaran, siapa perempuan yang berani bergelayut manja dengan pria yang selama ini ia sukai itu.

Bila mengulurkan tangannya untuk mengajak Sinta berjabat tangan.

"Perkenalkan aku Nabila, calon istri kak Rama dan calon bundanya Nurma si cantik dan menggemaskan, putri satu-satunya kak Rama." Ucap Bila sengaja menekan ucapan calon istri Rama dan bunda Nurma.

"Apa benar begitu Rama?" Tuntut Sinta ingin memastikan pada Rama.

'iya kak.. iya dong...' batin Bila berharap Rama mengatakan seperti itu agar ia tidak akan merasa malu di hadapan Sinta, namun apa yang di harapkan Bila tak kunjung menjawab.

"Kak ayo pulang, Nurma aku tinggal di rumah bersama ibu, tadi ibu bilang Nurma menangis karena mencari ku." Ide itu muncul ketika Bila mengingat Nurma yang ada di rumah, berharap jika Rama akan menyudahi obrolan nya dengan Sinta.

"Kenapa kamu tinggal Nurma di rumah, ibu pasti kesulitan menghentikan tangisan Nurma." Ucap Rama mendengar nama Nurma ia selalu sigap. Ia tahu jika ibu mertuanya tak bisa menenangkan Nurma karena Bila lah yang bisa membuat Nurma diam.

"Aku kan mau bertemu kak Rama, kasihan Nurma tadi sedang tidur." Jelas Bila cepat.

"Ya sudah tunggu apa lagi aku antar kamu pulang! Kasihan Nurma." Ajak Rama seraya menarik nya untuk masuk ke dalam mobil yang memang terparkir di hadapannya.

"Sinta, maaf, aku harus pulang." Pamit Rama sedikit berteriak karena ia seperti melupakan keberadaan Sinta di sana.

Bagus pikir Bila

***

Di dalam mobil hanya ada keheningan di antara Rama dan juga Bila, hanya sebuah suara mesin mobil yang terdengar membuat Bila merasa canggung dan malu, mengingat tadi ia berani bergelayut manja di lengan kakak ipar nya padahal mereka tak seakrab dan tak sedekat itu.

"Kak Rama." Akhirnya Bila yang membuka suara lebih dulu karena tidak mungkin kan Rama yang lebih dulu berucap.

Memang kakak iparnya itu irit bicara, dulu saja saat Bila berkunjung ke rumah Naura sebelum meninggal, yang Rama hanya tanyakan adalah kabar ibu dan ayahnya itu saja yang sering di tanyakan yang lainnya tidak sama sekali.

Rama menoleh sekilas pada Bila. "Ada apa?" Tanya nya dengan datar.

"Emmm. Aku...."

"Katakan saja." Cepat Rama berucap, ia tak suka berbelat-belit.

"Emmm aku akan menerima perjodohan kita." Ujar Bila seakan ringan, hah ia memang harus menerima nya, walau terpaksa catat terpaksa!

"Baguslah, jadi aku tidak perlu berbicara pada kedua orang tua ku." Sahutnya dengan ekspresi biasa saja.

Nabila menarik nafas dalam-dalam melihat bagaimana ekspresi Rama yang datar-datar saja, apa dia juga sama-sama terpaksa lalu apa alasan dia seakan mau menerima perjodohan ini.

"Bersiaplah, Minggu malam aku dan keluargaku akan datang ke rumah untuk melamar mu." Ujar Rama tanpa melihat bagaimana ekspresi Bila saat ini.

Bila tengah terkejut mendengar kabar dadakan itu.

"Malam Minggu? Dua hari lagi?" Kejut nya.

"Ya." Jawab Rama cepat.

"Secepat itu?" Gumam Bila tak percaya. Jika rencana perjodohan mereka tak bisa ia hindari.

"Lebih cepat lebih baik, karena aku ingin perjodohan ini cepat di selesaikan, pekerjaan ku banyak setelah ini." Ujar Rama dingin.

"Jadi setelah menikah kak Rama tidak memiliki cuti?" Tanya Bila asal.

"Kenapa aku harus cuti. Pekerjaanku menumpuk dan harus di selesaikan segera." Jawab nya seakan memberi tahukan jika pernikahan mereka itu tidaklah penting baginya.

"Ya, ya kak Rama memang pekerja keras, dan kasihan yang jadi istrinya nanti." Gumam Bila tanpa sadar membuat Rama melirik sekilas pada Bila yang ada di samping nya.

"Belum menjadi istri sudah protes." Balas Rama pelan terdengar samar-samar oleh Bila.

"Kalau ngomong yang kencang dong kak, aku tidak dengar." Sahut Bila malas, ia tahu jika Rama sedang mengumpat nya, namun tak ia dengar dengan jelas.

Kenapa dengan kakak iparnya itu, selalu bersikap ketus padanya.

"Kak Naura maafkan aku karena aku harus menerima perjodohan ini, ini demi Nurma kak demi Nurma keponakan ku!" Batin Bila meyakinkan dirinya jika ia tidak pernah mau merebut suami sekaligus cinta kakak kandung nya itu.

*

*

*

Sesampainya di rumah, Bila langsung menuruni mobil Rama tanpa menunggu Rama turun, ia ingin langsung bergegas masuk ke rumah.

"Maaf kak aku duluan ya." Ijin nya dengan cepat serta menutup pintunya dengan keras membuat Rama menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku harus membuat Nurma menangis." Pikir Nabila agar ia tak ketahuan sedang berbohong. "Tapi bagaimana caranya?" Pikir nya lagi, ia jadi bingung.

Namun keajaiban datang pada Bila. Saat ia masuk ke dalam rumah dengan mengucapkan salam, Nurma terdengar sedang menangis.

"Waalaikum salam. Akhirnya kamu pulang juga Bila, ini Nurma tadi bangun dan langsung menangis." Terang ibu yang membuat Bila tersenyum puas.

Rama pun sama mengucapkan salam dan mendengar ucapan ibu mertuanya.

"Nurma mencari mu, ibu sampai bingung harus berbuat apa untuk menenangkan Nurma." Kembali ibu Bila berujar.

"Uh cantiknya aunty kenapa nangis sih, aunty kan cuma pergi sebentar." Kecup-kecup Bila pada pipi Nurma yang basah dengan air mata.

"Jadi urusan tadi itu bertemu dengan nak Rama ya?" Tatap ibu pada Rama.

"Ya." Sahut Bila. Rama hanya tersenyum saja.

"Urusan perjodohan kalian ya?" Celetuk ibu.

"Ih ibu kepo ah." Jawab Bila sebal. Ibu tersenyum melihat Bila cemberut.

"Cup cup jangan menangis, ini aunty sudah datang. Lihat aunty kesini sama papanya Nurma..." Ucap Bila mendekatkan Nurma pada Rama, Nurma yang sudah mulai tidak menangis lagi.

Rama tersenyum melihat putri kesayangannya itu.

"Hallo sayangnya papa, kenapa menangis hemmm." Ucap nya mencoba memindahkan Nurma untuk ia gendong, namun Nurma yang masih bad mood pun malah membuang wajah nya menelusup pada dada Bila.

"Nurma, ini papa sayang. Hallo papa..." Sapa Bila agar bayi yang ada dalam gendongannya melihat ke arah Rama. "Hallo papa, aku baru bangun tidur kepala ku masih pucing." Bila menirukan bahasa bayi seraya terus mengecup gemas pipi Nurma yang semakin hari semakin chubby.

Hal itu pun tak luput dari perhatian Rama, ia tersenyum kecil melihat nya.

"Ayo sayang sama papa." Ajak Rama mencoba kembali untuk menggendong Nurma. Bila mencoba memberikan bayi itu dan akhirnya Nurma pun mau di gendong ayahnya.

"Jadi sebenarnya urusan kalian berdua itu apa?" Ibu yang masih penasaran ingin memastikan jika perjodohan anak dan mantunya itu berhasil dan terlaksana dengan baik.

"Bila memastikan kepada saya tentang perjodohan kami. Emh mumpung saya kesini. Saya mau memberi tahukan jika Minggu malam nanti saya dan keluarga akan datang ke sini, untuk melamar Nabila." Ucap Rama memberi tahu.

"Benarkah? Ibu tunggu kedatangan kalian ya, ibu akan menyiapkan hidangan terbaik untuk menjamu kalian nanti."

"Tidak perlu repot-repot Bu, kami datang hanya keluarga inti saja. Tidak apa-apa kan Bu?" Ijin Rama seraya terus menciumi pipi Nurma yang tanpa ia sadari bekas kecupan dari bibir Bila.

"Iya tidak apa-apa, tapi ibu akan tetap menyiapkan hidangan yang terbaik." Balas ibu begitu semangat.

"Terima kasih Bu. Apa Nurma selalu merepotkan? Maafkan saya jika saya selalu merepotkan ibu dan juga ayah." Tanya Rama kepada ibu mertuanya itu. Bila yang mendengar dari arah dapur setelah membawa air minum pun bersungut-sungut kesal, seharusnya kakak iparnya sekaligus calon suaminya itu bertanya dan meminta maaf kepada dirinya bukan ibu dan juga Ayah nya.

"Nurma tidak merepotkan sama sekali, dia kan cucu omah. Lagi pula ada Nabila yang selalu menjaga dan mengurusi segala keperluannya." Terang ibu melirik ke arah Bila yang di balas dengan delikan.

"Ya aku maafkan kak, kak Rama tidak perlu merasa bersalah, aku ikhlas dan ridho menjaga keponakan ku sendiri." Balas Bila dengan menyindir Rama agar dia peka dan berterimakasih kepadanya.

Namun yang di sindir malah sibuk dengan mengajak main Nurma yang tertawa-tawa.

Nabila hanya bisa menarik nafas panjang dan dalam-dalam.

Terpopuler

Comments

🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

Suka dengan ceritanya 😊👍

2024-02-28

1

Bunnda Ne Albyy

Bunnda Ne Albyy

kelihatanya menarik

2024-02-27

1

Adriana Simanjuntak

Adriana Simanjuntak

next thor

2023-12-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!