Season 5

Di rumah Wibi. Setelah makan malam, Wibi dan kedua orangtuanya menyempatkan quality time di ruang keluarga, sesekali terdengar suara televisi dinyalakan.

"Bi, kami itu serius lhoh menjodohkanmu dengan anak Om Prasetya dan Tante Sinta" ucap Mama Wibi dengan serius.

Ayah Wibi juga mengangguk menyetujui ucapan sang istri,"Betul Bi, kalo kamu sampai menolak perjodohan ini, jangan harap akan bertemu dengan Wini selamanya" ancam Ayah Wibi yang masih kekeuh untuk menjodohkan anak semata wayangnya.

"Ck..." respon Wibi dengan mendecak,"kenapa sih Mama dan Ayah kekeuh banget mau jodohin aku sama Wini?" protes Wibi yang mendapati jantungnya sudah berdebar kencang.

"Itu demi kebaikanmu Sayang, kami sudah mengenal lama Om Prasetya dan Tante Sinta. Mama juga lihat Wini masih single dan peringai nya baik. Belum ada yang mengajak kencan dia. Kecuali kamu" timpal Mama Wibi terlihat santai.

"Wibi nggak yakin kalo rencana kalian terkait perjodohan ini, akan disetujui juga oleh Wini" ucap Wibi sembari menyembunyikan perasaan salah tingkahnya.

"Tapi Om Prasetya dan Tante Sinta tidak keberatan dengan perjodohan ini. Justru ini malah ide mereka!!!! Kenapa kamu selalu mengelak dan menghindar saat membahas perjodohan ini Wibisono!!" respon Ayah Wibi dengan nada tinggi,"kamu tau, setelah kalian lulus kuliah akan berlangsung acara pertunangan kalian" Ayah Wibi menambahi.

Wibi sangat terkejut saat mendengar berita ini, sungguh diluar dugaan Wibi. Dan bagaimana mungkin ini terjadi jika Wibi merasa cintanya masih bertepuk sebelah tangan pada Wini.

"Untuk perjodohan ini, Wibi butuh waktu Yah...Ma.." ucap Wibi sembari berjalan menuju kamarnya.

Ayah Wibi terlihat emosi dan ingin memaki anaknya, tapi sang istri menahannya untuk bersabar lagi.

...****************...

"Win!Bi!" panggil kami secara serentak.

Sadar hal tersebut, kami tertawa terpingkal-pingkal sampai aku memukul lengan Wibi.

"Sakit Win" dengus Wibi sembari mengusap lengannya.

Aku menahan salah tingkahku saat menertawakan Wibi. Wibi tersenyum gemas, dia merasa perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan.

"Udah ketawanya?" tanya Wibi sembari melirik sebal kearahku.

Aku membalas dengan menyengir kearah Wibi,"Pengennya ketawa terus kalo sama kamu Bi" ucapku yang tak bisa menyembunyikan kesalah tingkahanku.

Wibi terkejut mendapati itu. Apakah Wini juga menyimpan rasa padanya?

Mendadak Wibi merasa canggung saat melihatku salah tingkah. Jantung Wibi ikut berdebar kencang.

"Win, selama ini kamu anggap aku apa?" tanya Wibi yang masih menyimpan rasa nervous nya.

"Hah?" kejutku,"maksudmu Bi?" tanyaku lagi.

"Aku suka kamu Win" ucap Wibi jujur sembari menatap mataku.

Mendengar ungkapan Wibi, aku malah tertawa terpingkal-pingkal."Bercanda ya kamu Bi. Hey! Kita ini sahabatan lhoh" jawabku masih tertawa sembari mengatur detak jantung yang semakin berdebar.

Terlihat ekspresi Wibi berubah serius dan tidak main-main,"Lihat mataku Win. Apakah ucapanku terdengar bercanda?" ucap Wibi sembari menatap lekat mataku.

Aku tampak salah tingkah dan tidak berani menatap mata Wibi.

"Ini bukan karena kita mau dijodohkan orangtua kita kan??" tanyaku dengan nada gugup.

Wibi langsung menggeleng cepat,"Ini dari hatiku. Mungkin sudah lama ingin mengungkapkan, hanya saja baru sekarang berani ngomong langsung ke kamu" ucap Wibi jujur.

"Tapi kita sahabatan lhoh, kok kamu berani nembak aku??" protesku sembari memasang ekspresi pura-pura kesal.

"Memang salah kalo aku menyukai sahabatku sendiri?" tanya Wibi serius,"tapi aku tidak memaksamu untuk minta jawaban sekarang" ucap Wibi dengan santai.

Siapa sih yang bisa menolak pesona Wibi. Cowok berparas manis nan berpostur tinggi selalu menjadi idola saat SMP, SMA dan kampusnya, maka jangan heran jika aku sering jealous melihat Wibi sering di kerubuti banyak cewek.

Tapi semua itu ditolak Wibi demi menjaga perasaannya pada Wini, sahabat dari semasa putih biru tua.

Aku sendiri sedang mati-matian memendam kesalah tingkahanku saat ini dan yang pasti tidak bisa disembunyikan lagi dari Wibi.

"Tapi feelingku, kamu bakal nerima perasaanku sih" bisik Wibi dengan senyum kemenangan.

Aku merasakan pipiku memanas saat Wibi sudah mengetahui isi hatiku,"bo..boleh kasih waktu nggak?" ucapku dengan terbata.

Wibi mengangguk dan tersenyum,"Aku tunggu kamu Win. Kapan pun" jawab Wibi yang terlihat semakin tampan.

Perasaanku langsung lega, Wibi tidak memaksa dirinya untuk menjawab sekarang. Seenggaknya aku juga butuh waktu merangkai kalimat untuk menerima perasaan Wibi.

"Aku sadar Win, cinta itu butuh proses. Makanya aku tidak pernah memaksamu untuk menjawab sekarang" ucap Wibi dengan tersenyum manis.

Sementara perasaanku sendiri menjadi serbasalah, karena memendam perasaan yang sama juga pada Wibi. Entah kenapa, aku masih belum berani mengatakan IYA untuk Wibi.

Kemudian kami saling hening, biasanya selalu ada canda dan tawa pada keduanya saat sedang mengobrol satu sama lain.

"Kenapa aku jadi gugup gini ya deket kamu" ucapku sembari merasakan keringat dingin di sekujur tubuhku.

Terlihat Wibi merasakan hal yang sama,"Aku juga makin gugup" jawab Wibi sangat salah tingkah.

Setelah perbincangan tadi, kami memutuskan mencari makan dan bersenda gurau seperti biasanya. Seakan kami lupa akan kejadian baru saja terjadi.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!