Season 2

"Cieeee, mesra banget Loe sama Wibi" seru Audy melihatku dan Wibi menyusul ke kantin kampus.

""Apaan sih?" cibirku yang tidak bisa menyembunyikan salah tingkah di depan Audy.

Wibi mendekatiku sembari mengamit tangannya,"Gini maksudnya?"

Audy langsung terpingkal-pingkal melihat gaya Wibi yang kaku saat mengamit lenganku "Kebalik Bi, harusnya Wini yang mengamit lenganmu" ucap Audy masih tertawa.

Wibi tersenyum canggung, kemudian melepaskan posisi mengamit lenganku. Aku tampak tersenyum geli melihat Wibi juga merasakan salah tingkah.

"Gue nggak pernah gandeng tangan cewek selain Wini" Wibi mengakui.

"OMG!! Loe cewek pertama Win yang di gandeng Wibi" heboh Audy.

"Sstt, Gue juga gitu kok" ungkapku malu-malu.

Audy semakin heboh saat aku membuat pengakuan tersebut,"Nggak sabar ngawal kalian sampai halal."

"Diem deh Dy, suara Loe jelek kalo lagi teriak heboh gitu" ucap Wibi blak-blakan.

Aku reflek tertawa saat mendengar Wibi langsung menjawab ceplas-ceplos kearah Audy,"Jangan begitu sama Audy Bi. Dia temen kita lhoh" belaku yang masih terdengar geli.

"Wibi memang rese" Audy mendengus kesal.

Aku dan Wibi semakin tertawa melihat ekspresi kesal pada Audy.

"Kalian memang nyebelin" omel Audy lagi.

"Memang enak jadi obat nyamuk kami" ucap Wibi tanpa sadar dan masih tertawa.

"Apa Bi? Obat nyamuk kami??" dengusku sembari memelototi Wibi dengan ekspresi pura-pura ngambek.

"Nggak Win, nggak..Aku cuman bercanda" Wibi menyengir sembari melempar tanda V padaku.

Audy bergantian menertawakan Wibi sampai terpingkal-pingkal.

Sementara jantung ku langsung berdegup kencang dan merasakan salah tingkah.

"Jangan marah lah Win"ucap Wibi sembari membujuk,"nanti kalo kamu ngambek, siapa yang bonceng aku?" tanya Wibi merasa bersalah padaku.

"Pulang sendiri!!!" jawabku asal yang masih memasang ekspresi pura-pura ngambek.

"Hayo loh Wibi, Loe salah ngomong sama Wini resikonya gede lho" Audy menakut-nakuti Wibi.

Wibi jadi semakin merasa bersalah,"Jangan ngambek deh. Serius. Tadi beneran aku ngomongnya nggak sengaja" bujuk Wibi sekali lagi, padahal dirinya sedang menahan perasaan salah tingkah.

Tak tahan berpura-pura ngambek, aku tertawa terpingkal-pingkal. Karena sudah tidak tahan melihat ekspresi bersalah pada Wibi.

"Yaelah Bi, kayak baru kenal aku aja sih" ucapku disela-sela tawa.

Kini Wibi yang bergantian ngambek, aku geli melihat ekspresi Wibi saat sedang ngambek. Menurutku, Wibi semakin lucu saat memasang ekspresi demikian. Pesonanya berkali-kali lipat. Tanpa disadari, jantungku berdegup kencang.'Sial!! Kenapa sih deg-deg-annya tidak kenal waktu dan tempat' aku membatin sembari meruntukki diriku sendiri. Kemudian terdiam sesaat.

Sementara Audy melihat kejahilan 2 sejoli sahabat ini hanya menggelengkan kepala heran"Kalian ini seharian nggak berantem aja rasanya udah sepi" ucap Audy.

"Susah bujuk Wini kalo lagi ngambek" cibir Wibi yang dapat tatapan tajam dariku.

"Ya habis kamu duluan yang mulai" protesku tidak terima untuk menyembunyikan salah tingkahnya.

"Bercanda Win, astagaaaaa" ucap Wibi merasa bersalah.

Audy terkekeh,"Tuh kan, mulai lagi ramenya."

"AUDYYYYY!!!!!" teriakku dan Wibi serentak

Audy langsung terpingkal-pingkal saat melihat kami beradu mulut lagi.

...****************...

Siang hari saat Audy mampir ke rumahku untuk mengerjakan tugas. Lagi dan lagi Audy tak berhentinya berdecak kagum melihat sekeliling rumahku.

"Win, Loe betah gitu tinggal di rumah segede ini sendirian?" tanya Audy.

"Buktinya Gue aman kan disini" jawabku dengan nada santai sembari membuka pintu rumah menggunakan finger print.

Melihat sahabatku yang terkagum-kagum dengan segala isi rumahnya, aku langsung tersenyum geli.

"Perabotan rumah disini ya nggak beda jauh lah dari rumah-rumah lainnya" terangku yang masih saja geli melihat ekspresi Audy.

"Ya bedalah Win, perabotan rumah Loe udah tergolong mewah pake banget. Gilak sih ini, supermewah sekali rumah Loe Win" ucap Audy yang masih terheran-heran.

Aku tertawa mendengarkan Audy sangat berlebihan menilai perabotan rumahnya yang terlalu mewah.

"Lebay Loe..." ucapku dengan tawa sembari merespon pujian dari Audy,"udah...udah...mau sampe belakang rumah pun nggak bakal kelar kalo satu persatu perabotnya di nilai" aku melanjutkan ucapanku.

Mendengar hal itu, Audy langsung meringis kearahku. Kemudian langkahnya menyusulku untuk masuk kamar.

Aku tengah menyiapkan laptop yang ada di meja belajar dan mempersiapkan beberapa buku yang tadi sempat aku pinjam di perpustakaan.

"Gue bantuin cari materinya ya" ucap Audy sembari membolak-balikkan buku yang telah aku siapkan.

Aku mengangguk sembari mengeklik microsoft word untuk memulai mengerjakan tugas.

Baru akan memulai, ponselku berdering. Aku langsung mengangkat teleponnya tanpa melihat layar ponselnya.

"Wiiiiiinnnn!! astagaaa!!! Buruan bukain gerbang rumah yaaa" teriak seseorang tersebut dari dalam ponselnya yang pastinya aku sudah mengetahui itu suara siapa.

Aku terlonjak kaget saat mengetahui Wibi sudah ada di depan rumahku, cepat-cepat langkahku langsung menuruni anak tangga untuk menuju depan rumah.

Setelah sampai depan rumah, aku langsung terengah-engah."Sumpah Lu ye, rese nya kagak ilang-ilang Bi..." dengusku sembari menjitak pelan kepala Wibi,"ngabarin dulu kek kalo mau kesini" cerocosku sembari membukakan gerbang rumah.

Wibi terpingkal-pingkal saat mendengarkanku protes.

"Kamu kalo lagi ngomel makin cantik, pengen aku cium rasanya" ucap Wibi menggodaku.

"Aku tampol mulutmu Bi, kalo macem-macem" ancamku yang membuat Wibi semakin terpingkal-pingkal.

Wibi segera masuk ke halaman rumahku, lalu mengikuti langkahku ke dalam rumah.

"Kamu kalo mau minum, ambil ditempat biasa ya" pesanku sembari meninggalkan Wibi seorang diri dan kembali ke kamarku.

"Busyet dah, suara Loe sampe sini" ucap Audy sembari menggelengkan kepala.

"Ada tamu nggak ada akhlak sampe sini" jawabku asal dan mulai mengetik tugasnya.

Dahi Audy berkerut,"Siapa Win?" tanya Audy masih tidak paham maksudku.

"Liat aja siapa yang ada dibawah" jawabku lagi yang masih fokus pada layar laptop.

Audy penasaran lalu keluar dari kamarku. Kemudian melihat seseorang sedang menuangkan minuman dingin dari kulkas di gelas.

"Oh, Loe ternyata Bi" seru Audy yang membuat Wibi langsung menoleh kearah sumber suara.

Mendapati itu, Wibi langsung meringis kearah Audy.

"Loe kesini cuman minta minum doang?" tanya Audy saat melihat Wibi sedang duduk di meja makan.

Lagi-lagi Wibi hanya membalas dengan meringis saja, kemudian bertanya"Tumben amat main kesini?" tanya Wibi bergantian.

"Mengerjakan Bi, biasa tugas kelompok dari Bu Arlin" jawab Audy sembari membawa gelas beserta botol satu liter ke kamar atas.

"Ohh..." respon Wibi,"Gue ikutan naik..." teriak Wibi yang masih di ruangan bawah.

Wibi langsung menyusul Audy ke kamarku.

Setelah itu aku dan Audy membahas tugas yang akan dikerjakan, Wibi sesekali membantu mencarikan materi.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!