Yumna, Wanda, dan Vio sedang duduk bersama di kantin kampus saat ini. Ketiga gadis cantik itu hanya memesan minuman saja tanpa memesan makanan apa pun. Kehilangan salah satu sahabat baik mereka membuat mereka bertiga seakan kehilangan nafsu makan mereka.
"Tumben Vi, Lo nggak pesen makan? Biasanya kan Lo yang paling duluan kalau soal makan, paling nggak bisa nahan laper," tanya Wanda kepada Vio.
"Gue keinget sama Zunia, Wan. Biasanya kan kita selalu berempat kemanapun aja. Tiap kali makan di sini juga kita selalu berempat. Sekarang Nia udah nggak ada, rasanya kayak ada yang hilang, Wan. Kayak yang ... kita udah nggak lengkap lagi gitu," jawab Vio menjelaskan, dengan sedikit menjeda perkataannya di akhir kalimatnya.
Yumna dan Wanda saling berpandangan. Kedua gadis cantik itu pun kemudian mengesah pelan. Ya, semua yang sudah dikatakan oleh Vio tadi adalah sama seperti apa yang dirasakan oleh Yumna dan Wanda juga saat ini.
"Iya, Lo bener banget, Vi. Kita udah nggak lengkap lagi sekarang setelah kepergian Nia," ucap Yumna membenarkan perkataan Vio tadi.
"Vio ish, kan gue jadi mellow lagi nih," kata Wanda seraya mengusap air mata yang mulai meleleh dari kedua matanya. "Nana juga, malah nambah-nambahin aja sih," lanjut Wanda yang sudah benar-benar menangis sekarang.
Ya, di antara mereka semua, Wanda memang yang paling sensitif perasaannya dan gampang menangis alias cengeng.
( fyi: Nana adalah panggilan untuk Yumna dari orang-orang terdekatnya, sementara Nia adalah panggilan untuk Zunia dari orang-orang terdekatnya juga. )
Sekarang giliran Yumna dan Vio yang saling berpandangan. Keduanya kemudian mendekati Wanda dan memeluk tubuh sahabat mereka yang sedang menangis tersebut.
"Sorry deh, Wan. Gue nggak bermaksud buat Lo jadi nangis kayak gini," sesal Vio.
"Iya Wan, sorry ya. Kita cuma lagi keinget sama Nia aja tadi," imbuh Yumna juga.
Wanda kemudian melepaskan pelukan Yumna dan Vio lalu mengajak kedua sahabatnya itu untuk duduk di sebelah kanan dan kirinya. Wanda pun kemudian menghapus air matanya sendiri menggunakan jari-jari tangan kanannya.
"Nggak pa-pa, gue ngerti kok. Gue juga kangen sama Nia. Rasanya kayak masih belum percaya aja gitu, Nia udah pergi ninggalin kita semua sekarang. Dan ya, gue juga ngerasa kalau sekarang kita jadi nggak lengkap lagi tanpa adanya Nia bersama dengan kita saat ini," kata Wanda kemudian, membenarkan perkataan Yumna dan Vio tadi.
Yumna dan Vio lalu merangkul Wanda dari samping.
"Kalian inget nggak? Sejak masih SMA dulu, kita berempat pasti selalu menjadi yang terakhir di dalam urutan absen. Itu kenapa kita berempat juga bisa menjadi dekat dan akhirnya menjadi sahabat baik seperti sekarang ini," tanya Wanda.
"Inget lah, Wan. Dari dulu kan kita selalu bersama-sama. Berbagi kebahagiaan dan kesedihan sama-sama. Pokoknya kita udah kayak saudara sendiri deh," jawab Vio.
"Tapi sekarang Nia udah nggak ada. Nia udah pergi ninggalin kita semua lebih dulu," kata Wanda dengan sendu.
"Udah ah, jangan dilanjutin lagi. Gue udah mau ikutan nangis juga loh ini," ucap Yumna yang kedua matanya juga sudah berkaca-kaca saat ini.
Yumna tau dia harus berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. Kalau tidak maka kesedihan mereka bertiga akan terus berlanjut dan justru semakin berlarut-larut.
"Iya deh, iya. Udah enggak lagi," ucap Vio pada akhirnya.
"Kita do'ain aja sama-sama, ya. Semoga Nia tenang di sana dan mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Tuhan, aamiin," kata Yumna.
"Aamiin," ucap Wanda dan Vio, meng-amin-kan perkataan Yumna tadi.
Yumna dan Vio kemudian melepaskan rangkulannya kepada Wanda. Ketiga sahabat baik itu pun duduk dengan bersebelahan sekarang.
"Besok kita main ke rumah Tante Zara, yuk. Besok kan kita cuma ada 2 matkul ( mata kuliah ) aja. Mumpung weekend juga kan. Jadi kita juga bisa sekalian menghibur Tante Zara juga gitu. Gimana menurut kalian?" ajak Yumna kepada Wanda dan Vio.
"Boleh banget tuh, Na," kata Vio.
"Iya, gue juga setuju. Tante Zara pasti juga masih sedih banget. Jadi kita juga bisa sekalian menghibur Tante Zara nanti," ucap Wanda, menyetujui juga.
"Oke. Deal ya. Besok kita main ke rumah Tante Zara," kata Yumna, memutuskan.
"Oke, deal," balas Wanda dan Vio bersamaan.
🌿🌿🌿
Keesokan harinya.
Siang ini sesuai dengan kesepakatan mereka bertiga kemarin Yumna, Wanda, dan Vio datang ke rumah orang tua Zunia dengan diantar oleh Yusuf.
Mobil Yusuf sudah berhenti di depan pintu gerbang rumah orang tua Zunia saat ini. Yumna, Wanda, dan Vio pun kemudian turun dari dalam mobil Yusuf tersebut. Yusuf juga ikut turun dari dalam mobil lalu menghampiri Yumna dan kedua sahabatnya.
"Kakak langsung balik, ya. Masih ada urusan lain soalnya," kata Yusuf.
"Iya Kak, nggak pa-pa kok. Makasih ya udah nganterin kita," balas Yumna.
"Makasih, Kak Yusuf," ucap Wanda dan Vio juga, berterima kasih.
"Sama-sama," balas Yusuf dengan tersenyum.
Tangan kanan Yusuf terangkat kemudian mengusap kepala Yumna dengan lembut dan penuh sayang.
"Have fun ya kalian bertiga. Nanti kalau udah mau pulang kabarin kakak, biar kakak jemput kalian lagi ke sini," kata Yusuf, masih dengan tersenyum lembut.
"Iya, Kak," balas Yumna dengan tersenyum juga.
Yusuf lalu melepaskan tangannya dari kepala Yumna.
"Ya udah, kalau gitu kita masuk ke dalam sekarang ya, Kak. Bye, Kak. Assalamu'alaikum," pamit Yumna kemudian.
"Wa'alaikumsalam," jawab salam Yusuf.
"Kakak hati-hati, ya," pesan Yumna.
"Iya, Dek. Pasti," balas Yusuf.
"Bye, Kak Yusuf. Makasih, ya," pamit Wanda dan Vio juga.
"Sama-sama," balas Yusuf.
Yumna melambaikan tangannya kepada Yusuf. Setelah itu Yumna, Wanda, dan Vio pun kemudian berbalik dan melangkah masuk ke dalam halaman rumah orang tua Zunia tersebut.
Yusuf memandang kepergian Yumna dengan tersenyum. Setelah memastikan Yumna dan kedua sahabatnya masuk ke dalam, Yusuf kemudian memperhatikan sekeliling rumah orang tua Zunia tersebut. Yusuf membuang nafasnya pelan. Setelah itu Yusuf pun kemudian kembali masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan rumah orang tua Zunia itu juga.
🌿🌿🌿
Tanpa disadari oleh Yusuf, Yumna, Wanda, dan Vio, ternyata sedari tadi Zayn memperhatikan interaksi antara Yusuf dengan Yumna dan kedua sahabatnya itu dari balkon kamarnya yang terdapat di lantai dua rumah orang tua Zunia tersebut.
Zayn sedikit mengerutkan keningnya. Sebagai sesama pria, Zayn sangat bisa memahami arti tatapan mata Yusuf kepada Yumna yang terlihat berbeda itu. Pandangan mata Yusuf kepada Yumna tidak seperti pandangan mata seorang kakak terhadap adiknya. Begitu juga dengan perlakuan Yusuf kepada Yumna. Itu bukan hanya sekedar rasa sayang seorang kakak kepada adiknya, Zayn tau betul itu.
Zayn kemudian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor telepon Dennis.
"Halo, Zayn," sapa Dennis dari seberang panggilan sana.
"Selidiki tentang Yumna, adik Yusuf, salah satu sahabat Zunia itu," perintah Zayn to the point kepada Dennis.
"Apa? Yumna? Ada apa dengan Yumna? Kenapa Lo minta gue untuk menyelidiki tentang dia juga?" tanya Dennis terdengar bingung.
"Lo akan tau sendiri jawabannya nanti. Gue tunggu secepatnya informasi tentang Yumna dan juga kakaknya yang brengsek itu," jawab Zayn, masih berteka-teki.
"Oh, oke Zayn. Secepatnya gue akan dapatkan informasi tentang mereka berdua," ucap Dennis kemudian.
"Dennis, gue mau semua informasi yang lengkap tentang gadis bernama Yumna itu. Terutama asal usulnya," tegas Zayn, penuh penekanan.
"Hah? Asal usul?" tanya Dennis, semakin bingung.
"Gue tau Lo bisa, Den. Gue tunggu hasil kerja Lo, secepatnya," tegas Zayn sekali lagi.
"Hmh. Oke deh, Zayn. Secepatnya gue akan dapatkan informasi lengkap tentang Yumna, dan juga Yusuf," kata Dennis.
"Oke, Den. Thanks," ucap Zayn.
"You're welcome, Zayn," balas Dennis.
Tut.
Zayn kemudian mengakhiri panggilan teleponnya dengan Dennis tersebut. Zayn tersenyum smirk. Zayn yakin ada sebuah rahasia tentang Yumna dan asal usul gadis itu. Dan sepertinya Zayn akan bisa menggunakan hal itu untuk membalaskan dendam adik kesayangannya, Zunia, kepada laki-laki brengsek yang sudah membuat Zunia frustasi sampai akhirnya meninggal karena kecelakaan mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf Zeno Bachtiar◌ᷟ⑅⃝ͩ●
para temannya pada baik. walau zunia sdh tidak ada tapi masih diingat terus. sampai makan dan bercanda saja masih terekam jelas kebersamaan mereka
2025-04-08
0
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸAdel❤️⃟Wᵃf●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apakah Yusuf punya perasaan kepada Yumna, lalu hubungan mereka selama ini apa, bukannya sodara kandung ya
2024-11-12
1
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸAdel❤️⃟Wᵃf●⑅⃝ᷟ◌ͩ
membalas kan dendam adiknya melalui Yumna, apa hubungannya 🤔
2024-11-12
1