Zayn dan Dennis sedang menunggu kedatangan Yusuf di sebuah restoran. Kebetulan perusahaan milik Zayn dan perusahaan milik keluarga Wicaksono akan melakukan sebuah kontrak kerja sama. Dan siang ini Yusuf yang akan datang mewakili perusahaan milik keluarga Wicaksono, Wicaksono Group, untuk bertemu dengan Zayn.
Tidak lama kemudian, Yusuf pun akhirnya sampai di restoran tersebut, bersama dengan sekertarisnya, Riko. Yusuf dan Riko pun lalu bergegas untuk menghampiri meja Zayn dan Dennis.
"Selamat siang, Tuan Zayn," sapa Yusuf.
Zayn dan Dennis berdiri dari duduknya dan menyambut kedatangan Yusuf dan Riko.
"Selamat siang, Tuan Yusuf," balas Zayn.
Kedua eksekutif muda yang sama-sama tampan itu pun kemudian saling berjabat tangan. Sebisa mungkin Zayn menahan emosinya sendiri terlebih dahulu saat ini.
"Mari Tuan Yusuf, silahkan duduk," kata Zayn kemudian, mempersilahkan, setelah jabatan tangan mereka berdua terlepas.
"Terima kasih, Tuan Zayn," ucap Yusuf.
Zayn dan Yusuf kemudian mendudukkan diri mereka masing-masing dan saling berhadapan. Di sebelah Zayn ada Dennis, sementara di sebelah Yusuf juga ada sekretarisnya, Riko.
Dennis sudah terlebih dahulu memesankan minuman dan makanan untuk mereka berempat sebelumnya. Dan setelah meminum minuman mereka masing-masing, Zayn dan Yusuf pun kemudian mulai membahas tentang rencana kerja sama yang akan dijalankan oleh kedua belah pihak.
Beberapa saat kemudian, pembahasan tentang rencana kerja sama yang akan dijalankan oleh perusahaan milik Zayn dengan perusahaan Wicaksono Group itu pun akhirnya sudah selesai dan mencapai kata sepakat bersama.
"Baiklah Tuan Zayn, semoga kerja sama kita kedepannya nanti bisa berjalan dengan lancar," kata Yusuf.
"Tentu saja, Tuan Yusuf," balas Zayn. "Mari, silahkan diminum lagi minumannya, Tuan Yusuf," lanjut Zayn, kembali mempersilahkan.
"Iya, terima kasih, Tuan Zayn," balas Yusuf.
Zayn dan Yusuf kembali meminum minuman mereka masing-masing.
"Tuan Yusuf, bolehkah saya bertanya tentang sesuatu di luar konteks pekerjaan?" tanya Zayn kemudian setelah meletakkan kembali cangkir yang dia pegang ke atas meja.
"Oh, tentu saja, Tuan Zayn. Silahkan," jawab Yusuf.
"Setahu saya, bukankah adik perempuan saya dan adik perempuan Tuan Yusuf adalah sahabat baik? Benar begitu bukan, Tuan Yusuf?" tanya Zayn.
Zayn bisa melihat Yusuf yang sedikit tersentak kecil.
"Ah, iya, Tuan Zayn benar. Adik perempuan saya dan adik perempuan Tuan Zayn adalah sahabat baik. Mereka berdua adalah sahabat sejak masih duduk di bangku SMA dulu," jawab Yusuf kemudian.
"Dan, apakah tidak ada yang ingin Tuan Yusuf sampaikan mengenai adik perempuan saya?" tanya Zayn lagi.
"Mmh, maaf, tapi saya tidak mengerti dengan maksud dari perkataan Tuan Zayn," jawab Yusuf, mulai terlihat salah tingkah.
"Bukankah sebelum adik perempuan saya meninggal karena kecelakaan mobil kemarin itu, dia sempat bertemu berdua dengan Tuan Yusuf?" tanya Zayn lebih mendetail.
Dan bisa Zayn lihat Yusuf yang semakin terlihat gugup saat ini.
"Hmm, saat itu kami berdua memang sempat bertemu. Tetapi kami hanya bertemu biasa saja, Tuan Zayn," jawab Yusuf.
"Tidak adakah pembicaraan yang serius?" tanya Zayn lagi.
Yusuf terdiam untuk sesaat.
"Tidak ada, Tuan Zayn. Hanya pembicaraan biasa saja," jawab Yusuf kemudian, berbohong.
"Ah, tidak ada pembicaraan yang serius rupanya. Jadi, Tuan Yusuf sama sekali tidak ingin mengatakan sesuatu tentang adik perempuan saya, Zunia, dan juga tentang kecelakaan yang terjadi kepada Zunia sampai akhirnya menyebabkan Zunia meninggal kemarin itu?" tanya Zayn kembali, final.
Lagi-lagi Yusuf terdiam untuk sesaat.
"Ehem, maaf Tuan Zayn, saya turut berduka cita untuk apa yang sudah terjadi kepada Zunia. Tetapi memang tidak ada yang harus saya katakan tentang adik perempuan Tuan Zayn tersebut. Jadi sekali lagi, saya mohon maaf," jawab Yusuf dengan berdehem kecil, mencoba untuk bersikap setenang mungkin.
"Oh, baiklah kalau begitu. Maaf karena saya sudah bertanya terlalu banyak kepada Tuan Yusuf," kata Zayn kemudian.
"Tidak apa-apa, Tuan Zayn. Baiklah, kalau begitu saya dan sekertaris saya mohon pamit terlebih dahulu, Tuan. Dan terima kasih banyak untuk jamuannya," ucap Yusuf yang kemudian berpamitan.
"Sama-sama, Tuan Yusuf. Dan, silahkan," balas Zayn.
Yusuf dan Riko kemudian berdiri dari duduknya. Zayn dan Dennis pun juga lalu ikut berdiri. Zayn dan Yusuf kemudian kembali berjabatan tangan.
"Saya sangat berharap semoga kerja sama antara perusahaan kita kedepannya nanti bisa berjalan dengan baik dan lancar, Tuan Zayn," kata Yusuf seraya menjabat tangan kanan Zayn.
"Tentu saja, Tuan Yusuf," balas Zayn.
Jabatan tangan Zayn dan Yusuf pun terlepas.
"Mari Tuan Zayn, selamat siang," pamit Yusuf.
"Selamat siang, Tuan Yusuf," balas Zayn lagi.
Riko menganggukkan kepalanya pelan, berpamitan kepada Zayn dan juga Dennis. Begitu juga dengan Dennis yang juga menganggukkan kepalanya kepada Yusuf dan Riko.
Yusuf dan Riko kemudian meninggalkan Zayn dan Dennis berdua di restoran tersebut. Setelah kepergian Yusuf dan Riko, Zayn pun kemudian kembali mendudukkan dirinya, begitu juga dengan Dennis.
Zayn tersenyum getir.
"Jangan bilang kalau gue tidak pernah memberikan kesempatan kepada laki-laki brengsek itu untuk mengakui kesalahannya," kata Zayn. "Lo juga lihat sendiri kan, Den. Laki-laki brengsek itu terlalu pengecut untuk berani mengatakan apa yang sebenarnya sudah terjadi kepada kita," lanjut Zayn.
"Hmh, mungkin saja dia merasa sungkan karena ada gue dan sekertarisnya tadi," kata Dennis, mencoba untuk berpikiran positif.
"Kalau gitu kenapa dia nggak ngajak gue untuk berbicara berdua saja, secara pribadi? Kenapa dia justru langsung berbohong dengan mudahnya seperti itu?" tanya Zayn.
Dennis terdiam, tidak tau harus mengatakan apa. Karena jujur saja, sebenarnya Dennis sendiri pun juga merasa marah dan kecewa dengan sikap pengecut dari Yusuf tadi.
"Oke. Jangan salahkan gue. Gue pasti akan membuat laki-laki brengsek itu merasakan seperti apa yang udah gue rasakan. Kehilangan adik perempuan yang sangat dia sayangi," ucap Zayn dengan serius.
"Zayn. Lo nggak akan sampai menghilangkan nyawa Yumna juga, kan?" tanya Dennis, memastikan.
Kekhawatiran terlihat dengan sangat jelas pada raut wajah Dennis saat ini. Dennis sangat hafal betul dengan tabiat dari atasan sekaligus sahabat baiknya itu.
"Kita lihat aja nanti," jawab Zayn dengan tersenyum smirk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf Zeno Bachtiar◌ᷟ⑅⃝ͩ●
yusuf hanya bisa sembunyi dari rasa bersalah. tapi kenapa tidak ingat sama sekali sm zunia apakah bnr2 tdk cinta hanya memikirkan nafsu saja
2025-04-08
0
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸAdel❤️⃟Wᵃf●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semoga kekhawatiran mu tidak terjadi ya Dennis
2024-11-27
1
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸAdel❤️⃟Wᵃf●⑅⃝ᷟ◌ͩ
profesional ya, masalah kerjaan jangan dilibatkan dengan masalah peribadi
2024-11-27
1