Early Marriage
Di sebuah gedung kosong, terlihat dua remaja sedang melakukan kegiatan yang sangat tidak bermoral.
Remaja laki-laki itu sangat bersemangat sekali melakukan aktifitasnya sampai ia menulikan pendengarannya ketika sang wanita berteriak kesakitan.
Setelah menuntaskan hasratnya, si remaja laki-laki tadi mengambil sebatang rokok dari saku baju SMPnya dan menyelipkan rokok ke mulutnya serta memasang kembali celananya. sedangkan si wanita sedang menangis dan menutupi tubuhnya dengan baju seragam yang kancingnya sudah terlepas semua.
“Dimas kamu jahat, aku enggak mau diginiin sama kamu. Aku kira tadi kita cuma mau bolos dan nongkrong di tempat biasa” ujar Ayu sambil nangis sesenggukan.
“Sorry deh Yu, soalnya aku udah ga tahan tadi. Tapi enak kan digituin. Ternyata enak juga kayak gitu dibanding harus nonton di video, ternyata prakteknya jauh lebih enak” jawab Dimas sambil mengembuskan asap rokoknya ke wajah Ayu.
“Tapi Dim, punya aku sakit banget. Aku ga bisa bergerak sama sekali. Kenapa kamu tega sama aku Dim, aku takut Dim” Ayu masih saja menangis.
“Ga akan ada apa-apa kok, percaya sama aku dan ga mungkin juga ngelakuin sekali langsung jadi ya kan, tenang aja. Yudah sekarang kamu pakai baju dan rok kamu, atau kamu mau kita ulangin lagi aktifitas yang tadi.”
“Engga Dim” Ayu masih menangis sambil memakai baju seragam dan roknya, untungnya saja ia memakai cardigan sehingga baju seragam yang sudah rusak tadi dapat ia tutupi oleh cardigannya.
Setelah Ayu selesai memakai seragam dan rok nya, dan Dimas memakai jaketnya. Keduanya meninggalkan gedung kosong itu. Ayu harus menyeret kakinya dengan susah payah dikarenakan ia merasa tidak nyaman di are sensitifnya.
“Cepat jalannya lelet banget! Kamu mau ditinggalin disini. Disini banyak hantunya tau!”
“Engga Dim, tungguin aku. Aku ga bisa cepat-cepat jalannya soalnya masih sakit.”
“Manja banget sih kamu, kayak gitu aja sakit. Bukannya enak ya. Kalo di video yang aku lihat, ceweknya pada ketagihan. Kok kamu malah kesakitan sih, dasar cewek ga normal!” ejek Dimas kepada Ayu.
Ayu yang mendengar ucapan Dimas hanya bisa menangis serta berjalan mengekori Dimas dari belakang untuk meninggalkan gedung kosong ini.
Dimas langsung mengantar Ayu pulang ke rumah. Karena waktu menunjukkan pukul sebelas siang. Rumah Ayu masih terlihat kosong, karena Ibu Lisa ibunya Ayu masih belanja ke pasar untuk membeli barang dagangannya untuk di jual di warung sembakonya.
Ketika sampai di depan rumah, Ayu langsung turun dari motor dan masuk ke rumah tanpa memperdulikan Dimas. Ayu masuk kedalam kamarnya, seragam yang tadi ia kenakan ia buka dan diganti dengan baju rumahan.
Ayu membuang baju seragam dan rok yang ia kenakan tadi ke tong sampah di belakang rumah. Karena seragam tadi sudah sobek dan tidak layak dipakai.
Ayu menangis sambil menekuk lututku di atas kasur dan merutuki kebodohannya. Kenapa ia bisa percaya begitu saja kepada Dimas. Ayu tidak menyangka Dimas sejahat itu kepadanya.
Ayu memang berpacaran dengan Dimas. Namun, ia baru dua bulan menjalaninya. Ayu juga tidak tahu ternyata akan jadi seperti ini.
Karena lelahnya menangis dan merasakan di pusat tubuhnya nyeri sekali, akhirnya Ayu memilih tidur dan menganggap kejadian tadi hanyalah mimpinya. Namun, sayangnya itu bukan mimpi melainkan awal petaka yang akan dimulai.
***
Ayu bangun dari tidurnya ketika hari sudah senja. ia berusaha untuk bangun dari tempat tidur walaupun susah. Sebab, Ayu merasakan seluruh tubuhnya sakit sekali. Namun, ia harus menahannya karena ia haus sekali dan ingin mengambil minum di dapur.
Ayu berusaha membawa tubuhnya untuk keluar dari kamar. Ketika sudah sampai di dapur dan mengambil minum di dispenser, ia melihat Ibunya sedang memasak.
“Kamu sudah pulang ,Yu?”
“Sudah, Ibu masak apa?”
“Masak tempe orek sama sayur sop, kamu udah makan belum?”
“Belum.”
“Yaudah makan dulu, tadi memang di sekolah ga makan siang?”
“Engga Bu, aku cuma jajan makanan kecil aja.”
“Yudah kamu ambil nasi sana, sebentar lagi makanannya siap.”
Setelahnya Ibu Lisa menaruh lauk tempe oreg dan semangkok sayur sop ke atas meja beserta piring dan sendok masing-masing dua.
Ayu dan Ibu menikmati makanan, yang di masak oleh Ibu tadi. Setelah selesai makan, Ayu mengambil piring Ibu, untuk ia cuci di wastafel dapur.
Ibu langsung ke warungnya lagi sehabis makan, karena ada orang yang datang untuk membeli. Setelah selesai mencuci piring dan menaruh piring di rak piring, ia langsung mengambil sapu dan alat pel serta ember untuk menyapu dan membersihkan lantai.
***
“Mbok Jum, tolong buatin mie goreng dua porsi ya, aku laper” ucap Dimas kepada asisten rumah tangganya ketika ia sudah sampai di rumah.
“Baik Mas.”
Setelahnya Mbok Jum ke dapur untuk membuatkan mie goreng untuk Dimas. Selang sepuluh menit kemudian mie goreng sudah jadi dan ia pun langsung memberikannya kepada Dimas yang sudah menunggu di meja makan, ia pun menikmati mie goreng buatan Mbok Jum.
Dimas setiap harinya selalu ditemani oleh Mbok Jum, karena Mamanya Dimas Ibu Selina terlalu sibuk mengurus usahanya. Ibu Selina melakukan itu karena untuk menafkahi anaknya, karena Ibu Selina adalah seorang janda.
Setelah selesai makan mie goreng, Dimas masuk kekamarnya dan menaruh sepatu dan tas secara asal, dan menghempaskan tubuhnya ke kasur.
Ia pun mengecek handphonenya ternyata banyak sekali pesan dari Ayu untuknya, dan ia memilih mengabaikan, ia harus mengistirahatkan tubuhnya karena tadi habis kerja rodi.
Malamnya Ibu Selina pulang, dan Dimas sedang makan malam di meja makan sendirian. Ibu Selina menghampiri Dimas di meja makan.
“Kamu lagi makan malam sayang” ucap Ibu Selina penuh sayang sambil mencium kening anaknya.
“Apaan sih Mama! Pake cium-cium segala, emangnya aku anak kecil” Dimas langsung mengelap keningnya secara kasar.
“Gitu aja marah sama mama, gimana tadi di sekolah?”
“Yah gitu aja, gada yang seru juga di sekolah.”
“Padahal badan kamu bagus tinggi 180 senti, masa sih kamu ga mau ikut ekskul basket atau ekskul yang lain?”
“Ga minat.”
“Yasudah kamu lanjutin makan malamnya, mama mau istirahat dulu” ucap Ibu Selina meninggalkan Dimas dan menuju kamarnya.
***
Keesokan paginya Ayu menjalani aktifitas seperti biasa. Ia tetap pergi ke sekolah. Namun, mulai sekarang ia harus menghindari Dimas, karena ia menjadi takut kepada Dimas pasca kejadian kemarin
Ayu baru tiba di sekolah, dan temannya yang bernama Gita memanggil Ayu sehingga mereka mengobrol sambil berjalan menuju kelas.
Ayu masih duduk dibangku kelas delapan, dan usianya baru lima belas tahun. Usia yang sangat belia, masih bingung mencari jati diri dan sedang giat meraih mimpi.
Ia juga aktif ikut organisasi di sekolah. Karena tubuhnya yang tinggi dan proposional. Sehingga Ayu masuk ke dalam eskul Paskibra dan ia juga aktif di organisasi OSIS sebagai sekretaris. Semua guru mengenalnya. Namun, sejak ia mengenal Dimas, temannya banyak yang memberitahukan kepada Ayu, jika Dimas anak yang tidak benar, tidak naik kelas, merokok sampai ia pernah ketauan sedang mabuk di gedung belakang sekolah.
Tapi mungkin Ayu terlalu bodoh, orang seperti itu yang ia suka. Namun, ia juga tidak mengerti apakah di usia seperti ini rasa suka itu artinya cinta?
Semenjak pasca kejadian kemarin, ia sering melamun. Ia pun mencari artikel di gugel, tentang kejadian yang menimpanya dan gugel menyebutnya dengan istilah sex, making love ,bercinta, senggama dan masih banyak istilah yang lain yang tidak ia mengerti.
Namun, hubungan seperti itu lumrahnya harus dilakukan setelah menikah. Karena efek dari hubungan seperti itu adalah si wanita sudah tidak perawan dan si laki-laki sudah tidak perjaka.
Hubungan seperti itu jika dilakukan dalam kondisi sedang masa subur dan jika si pria dan wanita tidak menggunakan pengaman maka si wanita akan hamil.
Setelah membaca artikel di gugel, Ayu merasa takut sekali. Ia tidak ingin hamil dan menghancurkan hidupnya. Namun, ia ingat ucapan Dimas kemarin, Dimas bilang tidak perlu menghawatirkan hal itu.
Apakah Ayu harus percaya dengan ucapan Dimas?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments