Hari ini perlombaan paskibra dilaksanakan di kecamatan. Namun, kondisi Ayu tidak memungkinkan untuk melanjutkan lomba sehingga ia digantikan oleh temannya. Ayu kelihatan pucat sekali, seperti orang kecapean dan Pak Indra tidak memaksakan Ayu, dan menyuruh Ayu beristirahat di sekolah.
Ayu pun beristirahat di ruangan UKS dengan ditunggui oleh seorang perawat disana. Ayu merasakan akhir-akhir ini badannya sering lemas dan nafsu makanya bertambah, ia cenderung malas dan senangnya tidur dbanding beraktifitas. Sehingga membuat fisik Ayu sedikit lebih chubby.
Setelah dirasa agak enakan, ia ijin kepada perawat UKS untuk pulang saja ke rumah. Perawat pun mengijinkannya setelah Ayu mengisi jurnal di UKS sebagai bukti jika Ayu pulang dan ijin dari sekolah.
Ayu langsung memesan ojol untuk mengantarnya pulang ke rumah. Selang lima belas menit ia sampai di rumahnya, terlihat Ibunya sedang melayani pembeli di warung. Ayu pun langsung masuk ke rumah dan masuk ke kamarnya. Ia memilih untuk tidur, karena dia benar-benar lemas.
Ibu Lisa yang melewati kamar Ayu merasa curiga kenapa pintu kamar Ayu terbuka, akhirnya ia mengecek ke dalam. Ternyata Ayu sedang tidur dengan nyeyak di dalam.
Ibu Lisa pun masuk ke kamar guna membangunkan Ayu. Namun, ketika ingin membangunkannya, tangannya menyenggol dahi Ayu. Tenyata dahi Ayu panas seperti orang demam.
Ibu Lisa pun membangunkan Ayu dari tidurnya, setelahnya Ayu bangun dengan mata masih terpejam.
“Ibu perhatiin akhir-akhir ini kamu kebanyakan tidur. Abis makan tidur, terus sekarang badan kamu anget?” tanya Ibu khawatir.
“Ah masa sih Bu, mungkin aku masuk angin kali ya” jawab Ayu lemah.
“Yudah sini Ibu kerokin kamu.”
Ibu Lisa langsung mengambil minyak dan koin untuk mengerok Ayu. Namun, tidak merah hasil kerokannya.
“Kok ga merah ya, berarti kamu ga masuk angin ini Yu.”
“Mungkin aku kecapean aja kali Bu, yudah aku mau lanjutin tidur aja deh.”
“Yudah kamu istirahat aja, siapa tau nanti badan kamu ga anget lagi.”
Ibu Lisa pun keluar dari kamar Ayu dan menuju ruang tamu. Ia pun duduk di sofa ruang tamu, ia bingung dengan kondisi putrinya. Ayu sekarang lebih doyan makan, dan sering tidur dibanding membantunya serta jika ia perhatikan fisik anaknya ada yang berubah, ia melihat dada Ayu yang besar dari biasanya.
Ibu Lisa menepis hal negativ dari kepalanya. Ia akhirnya memilih untuk memasak makan siang untuknya dan Ayu.
***
Ayu merasakan sesuatu yang bergejolak dalam perutnya. Sehingga ia bangun dari tidurnya dan cepat ke kamar mandi untuk memuntahkannya. Namun, yang keluar hanyalah cairan kuning saja.
Ayu pun bingung kenapa ia mengeluarkan cairan kuning. Seingatnya hari ini ia tidak mengkonsumsi jus mangga dan sejenisnya. Ibu Lisa pun menghampiri Ayu di kamar mandi.
“Kamu kenapa Yu?” tanya Ibu khawatir.
“Aku tadi muntah Bu, tapi yang keluar hanya cairan kuning aja padahal tadi di sekolah aku ga konsumsi jus mangga dan sejenisnya” jawab Ayu bingung.
“Kita ke klinik Bidan Yuyun aja yuk, biar kamu diperiksa takutnya kamu kecapean?”
“Yudah Bu, nanti aku ganti baju dulu ya.”
Setelah Ayu rapih, keduanya langsung pergi berobat ke klinik Bidan Yuyun dekat rumah. Di sekitar rumah Ayu, praktek Dokter jauh, yang terdekat adalah Bidan. Orang di sekitar rumah Ayu, lebih memilih berobat ke klinik Bidan itu karena dekat dan harganya terjangkau.
Keduanya jalan kaki ke klinik tersebut, setelah sampai di klinik. Ibu Lisa pun mendaftarkan Ayu. Nama Ayu berserta keluhannya dicatat oleh si perawat tersebut. Setelah mendaftar, si perawat tersebut memberitahukan kepada Ibu Lisa untuk menunggu nomor antrian, karena Bidan sedang memeriksa pasien.
Setelah menuggu selama satu jam, nama Ayu dipanggil. Ayu dan Ibu Lisa masuk ke ruangan Bidan tersebut. Ibu Bidan pun dengan ramah mempersilahkan keduanya duduk. Setelahnya Ibu Lisa memberitahukan tentang kondisi Ayu kepada Ibu Bidan. Ibu Bidan pun langsung menyuruh Ayu untuk berbaring di ranjang. Ayu pun diperiksa oleh Ibu Bidan. Setelah diperiksa Ayu dipersilahkan untuk duduk kembali.
“Maaf Ibu, saya bertanya agak sensitif sedikit apakah anak Ibu ini haidnya teratur dan setiap bulan?” tanya Ibu Bidan kepada Ibu Lisa
“Setiap bulan kok Bu Bidan kalo datang bulan,” jawab Ibu Lisa.
“Tapi sepertinya saya bulan ini belum datang bulan Bu bidan” sela Ayu.
Ibu Lisa terlihat kaget sekali mendengar ucapan anaknya, apa maksudnya ia belum dapat tamu bulananya di bulan ini.
“Adik mau di cek urinnya?” tanya Ibu Bidan kepada Ayu.
“Cek urin untuk apa Bu Bidan” jawab Ayu.
“Untuk mengetahui apa adik sekarang sedang mengandung atau tidak. Soalnya ciri-ciri adik mengarah kesana “ ucap Ibu Bidan menjelaskan.
Ibu Lisa yang mendengar ucapan Ibu Bidan, sudah mengelap air matanya. Ia sedih kenapa ini menimpah kepada anaknya.
Akhirnya Ayu diberi cawan oleh Ibu Bidan untuk menampung urinnya. Ayu disuruh oleh Ibu Bidan untuk buang air kecil di toilet.
Ayu pun ke toliet untuk buang air kecil dan menampungnya di cawan yang diberikan oleh Ibu Bidan. Setelah selesai ia memberikan cawan yang berisi urinnya kepada Ibu Bidan. Ibu Bidan pun memasukan alat tespek ke dalam cawan yang berisi urin Ayu.
Alat tespek itu bereaksi dan mengeluarkan dua garis merah ditengahnya. Setelah mendapat hasilnya, Ibu Bidan menyuruh perawatnya untuk membuang urin tadi ke kamar mandi.
Ibu Bidan pun menghela nafas sebelum memberitahukan hasil pemeriksaannya tadi kepada Ibu Lisa dan Ayu.
“Ibu yang sabar ya, dengan berat hati saya menyampaikan bahwa putri Ibu sedang mengandung” ucap Ibu Bidan kepada Ibu Lisa.
Ayu yang mendengarnya kaget sekali dan menangis tanpa suara.
“Saya belum tau ini berapa minggu, tapi kalo kata Ibu. Anak Ibu setiap bulan dapat dan satu bulan terakhir tamu bulanannya tidak datang, prediksi saya kandungan putri Ibu berusia tiga sampai empat minggu. Lebih akurat lagi, anak Ibu akan diperiksa oleh dokter kandungan untuk USG. Di klinik ini juga ada pemeriksaan USG , nanti Ibu tinggal bilang ke pendaftaran jika mau USG. Nanti dengan Dokter Aulia ya, Bu diperiksa USG nya.”
Setelahnya Ibu dan Ayu keluar dari ruangan bidan tersebut dan mendaftar USG ke Dokter Aulia. Ibu Lisa mendaftarkan nama Ayu supaya bisa di USG. Ibu Lisa ingin mengetahui apa hasil dari alat tespek itu benar atau salah.
Selang satu jam kemudian nama Ayu dipanggil lagi oleh perawat untuk masuk ke ruangan Dokter Aulia untuk diperiksa.
Dokter Aulia membaca status Ayu yang ditulis oleh Bidan Yuyun beserta hasil tespeknya juga disertakan. Dokter Aulia hanya menanyakan apa ada mual atau lemas selama sebulan ini, dan Ayu bilang ia mengalami mual dan lemas.
Dokter Aulia pun menyuruh Ayu untuk berbaring dan menaikkan kaos nya sebatas dada. Setelah itu Dokter Aulia mengoleskan gel dingin ke perut bawah Ayu, dan alat USG pun berjalan diatas area perut Ayu.
Ternyata benar ada sebuah kantung bakal bayi didalam rahim Ayu, masih sangat kecil. Masih berupa titik ,kemungkinan usia nya baru tiga minggu menurut USG.
Setelah melakukan pemeriksaan itu, Dokter Aulia mengelap bekas gel itu dan mengeprint hasil USG tadi kedalam kertas foto dan menyerahkannya kepada Ayu.
Dokter Aulia menjelaskan jika kandungan Ayu masih berusia tiga minggu empat hari. Dokter Aulia berpesan supaya Ayu menjaga kandungannya dan minum vitamin yang ia resepkan kepada Ayu.
“Dok, tapi saya masih sekolah” ucap Ayu kepada Dokter Aulia.
Dokter Aulia tampak kaget mendengar ucapan Ayu. Namun, ia menutupinya dengan senyum yang canggung.
“Walaupun kamu masih sekolah, anak ini tidak bersalah. Jadi kamu jangan sekali-kali menggugurkannya karena itu perbuatan sangat keji. Memang kamu mungkin mendapatkannya dengan cara yang salah, tapi kamu harus belajar bertanggung jawab dengan apa yang telah kamu perbuat” ucap Dokter kepada Ayu.
Setelah mendengar ucapan Ibu Dokter, Ibu lisa pun keluar dari ruangan itu dan disusul oleh Ayu dibelakangnya. Sebelum pulang Ibu Lisa membayar pemeriksaan Ayu di kasir. Setelahnya ia pulang dari klinik tersebut dengan hati yang hancur.
***
Ayu dan Ibu Lisa tiba di rumah, kedua nya masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Ayu sedari tadi menundukkan kepalanya. Ia tidak berani untuk mengangkat kepalanya.
Ia juga tidak berani mengucapkan sepatah katapun sampai akhirnya Ibu Lisa memulainya.
“Siapa Laki-laki yang menghamili kamu?”tanya Ibu Lisa kepada Ayu.
Ayu tetap diam, dan tidak menjawab, “Jawab Ayu, siapa laki-laki yang menghamili kamu. Astaga Ayu, kamu sudah membuat ibu malu. Mau ditaro dimana muka ibu, mau taro dimana! Pokoknya kamu harus meminta pertanggung jawaban kepada laki-laki itu. Ibu kecewa sekali kepada kamu, ibu telah mempercayai kamu. Namun, kamu telah menodai kepercayaan ibu selama ini kepada kamu. Sekarang mau kamu apa, mau apa Ayu!” Ibu Lisa sambil mengguncang tubuh Ayu yang sedang menangis.
“Maafkan aku Bu, Dimas adalah laki-laki yang menghamili aku” jawab Ayu sambil menangis.
“Dimas yang mana yang kamu maksud Ayu?” tanya Ibu Lisa selidik.
“Dimas yang sering antar jemput Ayu ke sekolah, Bu” ucap Ayu takut.
“Astaga Ayu kenapa, kamu tidak bilang kepada ibu. Kenapa kamu diam saja dan kamu masih berteman dengannya jika ia jahat sama kamu. Kamu tau Ayu, kamu itu hamil, di dalam perut kamu itu ada anak!!” bentak Ibu Lisa terhadap Ayu.
Ayu hanya menangis dan meremas-remas ujung bajunya.
“Pokoknya mulai sekarang kamu tidak usah keluar, dan kita akan secepatnya ke rumah Dimas. Untuk meminta pertanggung jawaban dia untuk menikahi kamu. Karena Ibu tidak mau menanggung aib ini sendirian. Orang tua Dimas harus mengetahuinya!” setelahnya Ibu Lisa pergi ke kamarnya dan meninggalkan Ayu di ruang tamu sendirian.
🥀🥀🥀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments