Dimas harus bersabar jika ingin Ayu percaya kembali kepadanya dan tidak takut kepadanya. Sudah dua minggu lamanya ia selalu pergi dan pulang sekolah bersama Ayu. Ayu pun tidak menaruh curiga sedikitpun kepada Dimas.
Kebetulan hari ini murid-murid dipulangkan lebih awal oleh sekolah dikarenakan guru mereka akan rapat. Dimas ingin mengajak Ayu ke rumahnya, ia ingin menunjukkan rumahnya kepada Ayu.
“Yu, kamu mau ga main ke rumah aku?” ajak Dimas.
“Emang boleh Dim?” jawab Ayu malu-malu.
“Boleh, boleh banget. Di rumah, aku cuma tinggal sama Mbok Jum. Mamaku tuh orangnya super sibuk. Kerjanya pulang malam terus. Jadi aku selalu kesepian di rumah” ucap Dimas murung.
“Oh, mama kamu pulang malam ya. Yaudah enggak apa-apa kalo main kerumah kamu cuma sebentar. Supaya aku juga tau rumah kamu ya” ucap Ayu sambil tersenyum.
“Oke, ayo kita main ke rumah aku” ajak Dimas semangat.
Keduanya langsung menuju ke parkiran untuk mengambil motor Dimas. Setelah itu mereka menuju rumah Dimas.
Ternyata jarak rumah Dimas ke sekolah cukup jauh membutuhkan waktu setengah jam. Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam, mereka sampai di depan rumah bertingkat tiga dikawasan perumahan elit. Ayu yang baru melihat rumah Dimas, tidak percaya jika Dimas adalah anak orang kaya.
“Ini rumah kamu Dim” tunjuk Ayu kepada rumah bertingkat tiga.
“Iya ini rumah aku, yuk kita masuk. Enggak usah malu-malu anggap aja rumah sendiri” Dimas menarik tangan Ayu.
Mereka masuk ke rumah, pintu rumah dibukakan oleh Mbok Jum. Mbok Jum tersenyum ramah kepada Ayu dan mempersilahkannya masuk.
Ayu langsung masuk dan duduk di ruangan tamu. Ia melihat isi rumah Dimas yang sangat bagus sekali dan tertata rapi.
“Yu, aku tinggal ke kamar sebentar ya, aku mau taro tas dulu. Kamu disini aja, pokoknya senyamannya kamu aja ya” ucap Dimas santai.
Ayu pun hanya mengangguk dan mengiyakan ucapan Dimas. Setelahnya Dimas sudah berlalu ke kamarnya.
Selang lima menit, Dimas sudah berganti baju rumahan. Ayu yang melihat Dimas pertama kali dengan baju rumahan menjadi terpesona. Karena ia terlihat dewasa sekali ketika tidak mengenakan seragam sekolahnya.
Muncullah Mbok Jum dari dapur dengan membawa dua gelas es jeruk dan cemilan di nampan. Setelahnya Mbok Jum pamit ke dapur.
Namun, Ayu ingin buang air kecil, ia sudah menahannya ketika di sekolah tadi. Ia pun bertanya kepada Dimas dimana letak toilet. Dimas pun memberitahukannya ada disebelah kiri di dekat ruang makan.
Setelah diberitahu oleh Dimas, Ayu pun pamit ke toilet. Ketika Ayu sedang berada di toilet, Dimas memasukan obat ke dalam minuman Ayu dan mengaduknya dengan jarinya, setelahnya ia mengelap jarinya dengan tisu.
Dimas pun meminum es jeruk miliknya dengan santai serta memakan cemilan yang disuguhkan oleh Mbok Jum.
Selang lima menit kemudian, Ayu kembali dari toilet dan duduk di sofa kembali. Karena hari ini sedang panas terik, Ayu pun meminum es jeruk yang disuguhkan oleh Mbok Jum tadi.
Dimas yang melihat Ayu meminum es jeruk yang disajikan oleh mbok Jum pun hanya memperlihatkan senyuman yang tidak bisa digambarkan oleh Ayu.
“Kamu kenapa Dim, kok senyum-senyum gitu?” tanya Ayu aneh dengan perilaku Dimas.
“Ga apa-apa kok, cuma keingetan sama video kartun yang temen aku share tadi di kelas. lucu aja.”
“Oh, emang film kartun apaan?” tanyanya penasaran.
“Hmm, kamu juga kalo aku kasih tau juga ga bakal tau, soalnya film kartunya limited edition.” jawab Dimas kalem.
Ayu pun mengangguk dan sesekali ia menguap serta merasakan gerah sekali pada tubuhnya.
“Panas banget ya, hari ini ,Dim?”
“Biasa aja tuh, kalo kamu kepanasan, diminum lagi aja es jeruknya ‘kan jadi seger tenggorokan kamu.”
“Oh iya juga ya, aku minum lagi ya soalnya enak es jeruknya.”
“Silahkan nanti kalo kurang bisa tambah kok” Dimas pun juga ikut meminum es jeruk miliknya.
Setelah es jeruk habis, Ayu merasakan kantuk yang sangat luar biasa serta merasakan badannya sangat gerah sekali. Ia merasa ada sesuatu didalam dirinya yang akan segera meledak.
Ayu pun langsung tertidur di sofa di ruang tamu. Dimas yang melihat Ayu sudah tertidur, tersenyum puas. Ia langsung menyuruh Mbok Jum untuk membersihkan minuman tadi dan menyuruh Mbok Jum untuk pergi belanja ke minimarket. Dimas juga berpesan kepada Mbok Jum untuk jangan cepat pulang ke rumah.
Mbok Jum hanya mengikuti perintah dari majikannya, setelah itu ia langsung pergi ke minimarket.
Akhirnya di rumah hanya ada Dimas dan Ayu, momen ini sudah ditunggu-tunggu oleh Dimas. Memang benar kata pepatah jika kita bersabar kita akan memperoleh hasil yang bagus.
Dimas pun melancarkan aksinya, ia sudah menahannya selama dua minggu lamanya dan sekarang ia puas untuk menjelajahi setiap inci tubuh Ayu. Tanpa pemaksaan dan tanpa teriakan, rintihan atau tangisan yang keluar dari mulut Ayu.
***
Dimas benar-benar gila, ia melakukannya sampai dua jam lamanya di sofa. Setelah puas melakukannya, ia merapihkan baju Ayu seperti sedia kala dan membersihkan juga jejak pelecehan yang ia lakukan terhadap Ayu. Agar jika Ayu nanti bangun dari tidurnya, ia tidak menaruh curiga kepadanya sedikitpun.
Hari sudah sore ternyata dan Ayu baru sadar dari tidurnya. Ia tertidur di sofa rumah Dimas, dengan di tutupi oleh selimut.
Ayu langsung mencari Dimas, ternyata ia sedang main game di ruangan tengah. Ia pun menghampiri Dimas disana.
“Dim, maaf ya aku ketiduran” ujar Ayu merasa bersalah.
Dimas yang mendengar ucapan Ayu hanya tersenyum dan menepuk karpet dimana ia duduk. supaya Ayu duduk disebelahnya.
“Ga apa-apa kok , mungkin kamu capek ya karena dua minggu ini kan kamu latihan paskibra dengan keras untuk lomba” ujar Dimas pura-pura memaklumi.
“Iya bener,aku capek setiap hari latihan, tapi mau gimana lagi aku kan udah dipilih untuk lomba di kecamatan” adu Ayu.
“Kamu mau pulang sekarang Yu?”
“Iya Dim, kamu bisa anterin aku ga” mohon Ayu.
“Aduh maaf nih, aku ga bisa nganterin kamu soalnya aku udah ada janji sama temen. Kamu ga papa kan pulang pake ojol” ucap Dimas sambil membelai rambut Ayu.
“Oh, oke ga papa kok” ujar Ayu sambil ia memesan ojol di aplikasi ponselnya.
Ayu pun memesan Ojol untuk pulang ke rumahnya. Setelah mendapat driver ojol, Dimas mengantar Ayu ke depan rumahnya.
Setelah Ayu pulang dari rumahnya, Dimas sangat puas sekali untuk hari ini. Kenapa ia tidak memakai cara seperti ini sejak awal sehingga Ayu tidak marah kepadanya dan ia juga bisa menikmatinya dengan waktu yang sangat lama.
***
Ayu pun sampai depan rumahnya, dan ia langsung membayar ongkos ojol, setelahnya ia masuk ke rumahnya.
Terlihat Ibu sedang merenung di ruang tamu dan tidak mendengar salam darinya.
“Bu…”
“Eh, Ayu kamu udah pulang” ucap ibu Lisa kaget.
“Iya barusan aja, Ibu kenapa ngelamun?”
“Tadi disini heboh banget Yu, kamu tau ga Vera anaknya pak Galih. Dia ternyata hamil tapi dia ga tau siapa bapaknya. Terus pak Galih nyeret si Vera keluar dari rumahnya. Ibu serem banget ngeliatnya, si Vera sampai minta maaf sama Pak Galih, tapi pak Galih enggak mendengarkan permintaan maaf dari Vera. Terus dia ngusir Vera gitu aja. Ibu enggak tau nasib anak itu bagaimana, kasian banget. Ibu takut anak itu bunuh diri” adu ibu Lisa kepada anaknya.
Ayu yang mendengar cerita Ibu nya mendadak pucat wajahnya dan terbayang dibenaknya. Jika Ibu akan melakukan hal yang sama. Ayu tidak mau seperti itu. Ayu tidak mau hamil. Semoga saja ia tidak hamil, ia tidak mau membuat Ibunya malu dan dicibir oleh tetangga.
“Bu, aku ke kamar dulu ya mau istirahat abis itu aku mau mandi, badan aku lengket banget” Ayu pamit kepada Ibunya.
“Iya yu, Ibu juga mau ke dapur mau menyajikan makan malam untuk kita.”
Setelahnya Ayu ke kamarnya, ia meletakkan tas dan membuka seragamnya, dan membalut handuk ke tubuhnya setelah itu ia masuk ke kamar mandi.
Ayu sudah segar dan setelahnya ia bergabung dengan Ibu di meja makan untuk makan malam.
“Kamu lomba paskibranya kapan ?”
“Awal bulan depan tanggal 10”
“Hmm yaudah kamu jaga kesehatan, jangan sampai ngedrop. Minum madu ya karena aktivitas kamu banyak.”
“Iya Bu, nanti Ayu minum madu.”
Merekapun melanjutkan makan malam, setelah selesai Ayu mencuci piring dan meletakkan piring di raknya.
🥀🥀🥀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments