2

Sudah kepalang setuju dengan perjodohan sepihak yang dilakukan oleh papanya. Ayara mengerang frustrasi saat tahu siapa yang dijodohkan dengannya.

Dunia ini sungguh sempit dan dia mulai percaya akan slogan, dunia tidak selebar daun kelor. Dari banyaknya manusia di muka bumi ini, dan dari banyaknya kebetulan-kebetulan yang terjadi. Kenapa yang menjadi teman papanya itu harus ayah dari mantannya?

Rasanya, Ayara sungguh ingin menenggelamkan dirinya atau menghilang begitu saja dari muka bumi ini, agar bisa menghindar dari perjodohan yang terlanjur dia iyakan. Lebih buruknya lagi, perjodohan itu akan segera terealisasikan dalam kurun waktu yang tidak lama lagi.

Namun, jika dipikir-pikir lagi. Sepertinya, sangat tidak mungkin mantannya itu akan menerima perjodohan ini. Laki-laki itu pasti menolak, apalagi saat tahu kalau dia yang menjadi kandidat calon istrinya.

Sialan! Gue cuma bisa berharap dia menolak perjodohan ini.

***

Di lain tempat, tepatnya di kediaman keluarga besar Deni Aditya. Seorang laki-laki menatap kesal ke arah orang tuanya. Iya, laki-laki itu adalah Marvin Aditya—putra tunggal dari Deni Aditya dan Heni Kusuma.

“Pa ... ini sudah jaman modern! Marvin sangat menolak perjodohan konyol ini,” seru tegas Marvin.

Deni sudah sangat paham dengan watak putranya yang keras kepala itu. Jadi, dia tidak akan menyerah begitu saja. Maka dari itu, dia menyiapkan sebuah tawaran menarik untuk putranya.

“Tenang dulu, Vin. Papa, kan, belum selesai bicara. Kamu sudah nolak mentah-mentah,” sahut Deni sangat santai.

Marvin mendelik kesal dengan sikap papanya yang terlihat santai. Tidakkah papanya itu tahu, ini sebuah masalah serius akan masa depannya? Memikirkan itu, membuat dia mengutuk diri, merasa kesal, dan marah. Namun, tak urung dia menuruti keinginan sang papa dengan mengontrol emosinya.

Deni tersenyum kecil melihat putranya yang sudah kembali tenang. “Papa tahu, kamu tidak akan menerima perjodohan ini begitu saja. Maka dari itu, bagaimana kalau Papa menawarkan sesuatu hal yang menarik? Apa kamu tertarik?”

Marvin menaikkan sebelah alisnya tinggi. “Apa?” tanyanya tanpa basa-basi.

Sudah Deni duga. Putranya itu sangat tidak suka basa-basi terlalu banyak. Dia pun berdeham singkat. “Bawa perempuan pilihan kamu sendiri ke hadapan Papa dalam waktu tiga hari. Bagaimana?”

Mendengar tawaran yang lebih konyol dari sebuah perjodohan. Berhasil membuat Marvin mengumpat pelan tanpa lagi bisa dicegah. Papanya itu memang sangat cerdik dan sangat tahu akan kelemahannya.

Sial! Kalau gini ceritanya, tanpa perlu nunggu tiga hari juga, ujung-ujungnya tetep aja dijodohin!

“Tapi ingat! Jangan bawa perempuan bayaran. Papa tidak mudah terkecoh, jika kamu benar-benar melakukan hal itu.” Deni menyeringai senang ke arah putranya.

Marvin mendengus, lantas menatap papanya. “Papa memang licik!”

Deni terkekeh mendengarnya. “Papa anggap itu sebuah pujian, Boy!”

“Lagi pula, perjodohan tidak seburuk yang kamu pikirkan, Nak,” celetuk Heni–mama Marvin. Seolah wanita paruh baya itu sangat setuju dan mendukung keputusan Deni.

Marvin sontak menoleh ke arah mamanya. “Please ... Ma. Mama jangan ikuta-ikutan kayak Papa,” mohonnya memelas.

Heni menggelengkan kepalanya ringan, merasa cukup terhibur dengan tingkah putranya yang masih kekanakan di umur yang sudah masuk kepala tiga.

“Yang jadi calon kamu cantik, kok, Vin. Kamu pasti tidak akan kecewa,” ujar Heni lagi tidak menyerah membujuk putranya.

Marvin berdecak kesal. “Ck ... intinya Marvin tidak ada pilihan lain, selain terima perjodohan ini, kan?” sungutnya kesal.

“Good boy!” Deni tersenyum lebar, akan keberhasilannya membuat putranya tidak lagi bisa mengelak dan menghindar.

***

“Ma ... emang harus, ya, Ayara, ikut?” perempuan berusia 27 tahun itu tidak berhenti menggerutu sejak pagi tadi.

Nita–mama Ayara mendelik kesal ke putrinya itu. “Yang mau nikah itu, kamu, Aya! Ya masa ngukur badan Mama?” ujarnya gemas.

Ayara mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan sang mama. Perempuan itu bertingkah tidak sesuai umurnya. Membuat sang mama memijit kepalanya yang tiba-tiba terasa pening.

“Udah! Jangan kayak anak kecil. Tinggal ikut aja, susah banget. Heran, Mama ke kamu.”

Ayara semakin kesal. Namun, dia tidak lagi bisa menolak. Dengan amat terpaksa, dia pun ikut sang mama, ke sebuah butik yang sudah disediakan oleh pihak keluarga laki-laki.

Sepanjang perjalanan, Ayara merapalkan doa, supaya tidak dipertemukan oleh Marvin, mengingat ini untuk fitting baju pernikahan mereka. Jujur saja, dia belum siap untuk bertemu dengan mantan kekasihnya itu. Lebih tepatnya, hatinya yang belum siap.

Akan tetapi, seolah seluruh bumi dan Tuhan mendukung perjodohannya. Untuk kali pertama, sejak tiga tahun lalu, dia kembali bertatap muka dengan mantan kekasihnya, Marvin Aditya.

“Ayara,” lirih Marvin terkejut, ketika mendapati seseorang yang selalu dia hindari sejak tiga tahun lalu.

Berbeda dengan Marvin yang terdiam, membeku. Mama dari pria itu tersenyum lebar, saat melihat Ayara serta calon besannya. Lantas, wanita paruh baya itu menghampiri keduanya.

“Ya ampun ... calon menantu Mama cantik banget,” ujar Heni berbinar.

Hal itu semakin menambah keterkejutan Marvin. Dia kira, dia hanya tidak sengaja bertemu dengan Ayara di butik langganan mamanya. Tetapi, justru perempuan itulah yang akan menjadi istrinya.

Damn it! Kenapa harus dia?

Meski mencoba fokus dengan kedua wanita yang berstatus sebagai seorang ibu di kanan-kirinya. Tak lantas membuat Ayara fokus dengan mereka. Dia masih mencuri-curi pandang ke arah Marvin berada.

Terlihat sangat jelas sekali di mata Ayara, jika pria itu tengah terkejut dengan kehadirannya, atau mungkin terkejut dengan statusnya sebagai perempuan yang dijodohkan dengan pria itu.

Tanpa bisa Ayara cegah, dia tersenyum kecut. Dunia terlalu lucu menurutnya. Di saat dia sudah tidak ingin lagi untuk sekedar bersinggungan dengan pria itu. Dunia malah mempertemukan, bahkan menyatukan dia dengan Marvin. Sungguh sangat ironis sekali hidupnya.

“Marvin! Kok, diam saja? Ayo sini kenalan dulu sama calon istri!” Heni menyentak Marvin dari dunianya sendiri.

Marvin pun menghela nafas panjang dan dengan terpaksa menghampiri mamanya yang bersama Ayara, serta mama dari perempuan itu.

Heni tersenyum lebar. Kemudian, dia menatap Nita dan Ayara bergantian. “Ayara, ini Marvin yang akan jadi suami kamu nanti,” ucapnya memperkenalkan putranya.

“Anak kamu ganteng ternyata, Hen. Sepertinya ... siapa pun tidak akan nolak kalau dijodohkan dengan Marvin. Bukan begitu, Aya?” Nita tersenyum menggoda ke arah putrinya, yang sudah menampilkan wajah keruhnya.

Kemudian, Nita tersenyum lebar menatap Marvin. “Oh iya, sampek lupa. Kenalin, ini Ayara, putri Tante, Nak Marvin.”

Kedua ibu itu, lantas memberi kode kepada satu sama lain, lalu cekikikan sendiri. “Ya sudah ... kalian ngobrol berdua dulu, saling kenalan gitu biar lebih deket. Kita tinggal sebentar,” lontar Heni dan berlalu pergi bersama besannya.

Kini, Marvin hanya berdua dengan Ayara. Mereka sama-sama diam, tanpa kata. Juga, tidak ada yang berani untuk menatap satu sama lain. Hingga tak lama kemudian, terdengar helaan nafas kasar dari Marvin.

“Dari banyaknya perempuan di kota ini. Kenapa juga harus lo yang dijodohin sama gue?!”

Tidak terima dengan perkataan Marvin, yang seolah-olah dia menjadi korban atas perjodohan ini dan dia tidak pantas untuk perjodohan ini. Tentu saja, Ayara menatap sinis ke laki-laki itu. Enak saja, dia berkata dengan asal ceplos. Walaupun, dalam konteks ini, dia memang punya hutang budi dengan keluarga mantannya itu. Namun, dia tidak akan mau dipandang sebelah mata begitu saja. Terlebih, oleh seorang mantan.

“Jangan pikir gue senang dengan perjodohan ini, Brengsek!”

*

*

*

Terima kasih sudah mau mampir, semoga kalian betah ya 🥰

Jangan ragu buat kasih dukungan, like dan komentar juga yaa😘

Terpopuler

Comments

Erni

Erni

jodoh emang aneh

2024-03-08

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

ga kan lari kemana,klo udah jodo mah,....

2024-01-09

0

Titik Martiyah

Titik Martiyah

memang ya...klo jodoh pasti ketemu....

2023-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!