Bugh..
Di depan pintu keluar tak sengaja aku menabrak Indra yang hendak masuk ke dalam.
"Eh Lia mau kemana?" tanyanya saat tahu yang menabrak dirinya adalah aku. Indra adalah teman Bara dari Fakultas yang sama saat mereka kuliah dahulu di Universitas Indonesia. Hingga kini merekapun bekerja di perusahaan yang sama.
Memang hampir semua temannya Indra dan temanku mengetahui hubungan kami. Bahkan keluarga nya pun tahu. Namun kenapa Bara tega memutuskan hubungan kami secara sepihak tanpa pertemuan terlebih dahulu. Padahal kami adalah pasangan yang sangat harmonis dari dulu. Banyak yang mengira jika kami akan sampai pada tahap pernikahan. Namun kenyataan yang kuhadapi saat ini sangatlah diluar prediksiku.
"Eh Ndra, gak apa-apa, aku lagi buru-buru. Maaf ya aku duluan!" jawabku sekenanya sambil berlalu dari Indra. Aku sedang tidak mau berbasa basi yang ujung-ujungnya malah membuka pembicaraan tentang Bara. Malu rasanya bahwa aku harus mengungkapkan masalahku.
Ah biarlah mereka membicarakanku dibelakang, karena aku yakin pasti mbak Indah akan bertanya perihalku pada Indra, walau aku kurang yakin apakah Indra tahu tentang status hubunganku saat ini dengan Bara ataupun tidak. Aku tidak peduli lagi!
Aku sedang tidak baik-baik saja saat ini. Kenapa Bara begitu tega padaku dan tidak memberitahukanku tentang kepergiaannya. Jika dia harus keluar kota kenapa harus memutuskan hubungan yang sudah ada? Dan kenapa dia harus menghindariku?
Sesampainya di parkiran tempat dimana aku memarkir mobil, aku bergegas masuk kedalam mobil. Dan yang kutahu saat ini aku mencari kontak seorang untuk menghubunginya.
Hingga ada suara di seberang sana mengangkat panggilanku.
"Alin aku butuh kamu!" tangisku seketika pecah saat mendengar suara Alina.
***
"Yang telah pergi tak usah ditangisi lagi Li, jika dia memutuskanmu itu berarti dia tak menginginkanmu! Hidupmu jauh lebih berharga dari pada menghabiskan air mata untuk orang yang telah membuangmu!"
Kata bijak Alina ada benarnya dan membuatku jauh lebih baik. Jika terus dipikirkan maka aku hanya akan membuat hidupku lebih rumit dengan pikiran negatif yang tak pernah ada jawabnya, dan berakhir dengan menyakiti diri sendiri. Mungkin aku harus mencoba menerima dan mengikhlaskan Bara. Tak mungkin aku berlarut dalam kesedihan, sementara DIA yang ku tangisi mungkin saja telah berbahagia.
'Aku pun harus mencari kebahagiaanku sendiri!'
***
Hari demi hari ku sibukkan diri ini dengan pekerjaan. Aku adalah seorang Editor di sebuah perusahaan buku yang ternama di kota ini. Begitu banyak karya buku best seller yang ada campur tanganku. Aku sangat suka bekerjasama dengan para penulis-penulis tersebut. Dari penulis terkenal hingga penulis baru yang masih sangat membutuhkanku. Diriku akan sangat senang sekali berbagi ilmu dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat. Aku dulunya juga seorang penulis dan telah banyak juga menerbitkan buku. Karya yang pernah aku terbitkan yaitu Novel dan Cerpen. Ada juga sebuah buku yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang aku lakoni saat ini. Ya seperti proses bekerja, halangan atau rintangan dalam pekerjaan ini beserta kiat sukses dalam berkarir tentunya.
Seperti saat ini, aku sedang menemukan banyak ide setelah hatiku terluka. Dan ya kini aku menuangkannya dalam karya. Aku ingin membuka sebuah galeri buku, dimana tidak hanya karyaku yang aku pamerkan, akan tetapi aku juga akan bekerja sama dengan para penulis yang aku kenal untuk menggaet kawula muda agar cinta buku dan juga cinta membaca. Aku ingin mendorong rasa gembira dan optimisme bagi siapa pun yang suka membaca, sehingga mereka dapat membuka jendela dunia.
Karena itulah yang kulakukan saat ini. Tujuanku adalah membuka jendela kehidupan, dimana ada chapter baru dalam kehidupanku dan perlahan melupakan masa lalu. Berharap bahwa semua orang yang menyukai buku selalu dapat memulai hal yang baru.
Saat ini aku sedang me review sebuah tulisan dalam komputerku. Aku merasa puas sekali dengan apa yang baru saja kubaca. Aku tersenyum melihatnya sembari bergumam, "Sepertinya buku ini covernya sangat cocok dengan siluet Alina!".
Aku pun mengambil ponsel pintarku dari saku baju dan langsung mencari nomor kontak Alina untuk menghubunginya.
Tut..tut..
"Assalamu'alaikum Li.." sahut Alin dari seberang sana.
"Walaikumsalam Ukhtiku, ketemuan yuk sebelum kamu jemput Aksa." Ajakku tanpa basa basi. Yah beginilah kebiasaan kami, saking tak ada jaraknya antara aku dan Alina.
"Ok, ketemu deket Cafe seberang sekolah nya Aksa aja ya biar deket jemputnya" Alinapun menyetujui pertemuan kami di sebuah Cafe yang direkomendasikannya.
***
Aku berjalan ke arah Alina yang sudah duluan datang dan duduk di sebuah meja yang ada dekat sudut cafe. Aku menyapa Alina dan duduk di kursi yang ada di seberang nya.
Tak lama datang pelayan yang membawa minuman kami yang telah lebih dahulu dipesan oleh Alina. Pelayan tersebut menyodorkan jus Alpukat ke arahku dan es jeruk untuk Alina.
"Terima kasih!" Seru kami bersamaan pada pelayan tersebut.
Aku pun langsung menyeruput minumanku untuk melepaskan dahaga. Karena memang cuaca diluar cukup panas oleh sinar matahari.
Alina hanya tersenyum melihat sikapku dan kamipun saling bertukar cerita tentang apa yang kami hadapi sambil menikmati minuman kami. Hingga sampai pada ceritaku tentang proyek yang ingin aku wujudkan. Dan akupun tentunya menyampaikan niatku pada Alina untuk menjadikannya model pada cover bukuku. Yah memang Alina dulunya pernah menjadi seorang model dan dia sangat cantik sekali menurutku. Apalagi buku ku ini berkisah tentang seorang wanita cantik.
"Lin dalam proyek aku ini, aku mau menerbitkan buku baru dan aku tuh mau kamu yang jadi model di covernya, gimana? mau yah.." godaku sambil memainkan alis mata dan tersenyum manis menampilkan sikap manjaku pada Alina.
Alina hanya tersenyum menaggapi dan meletakkan kedua tangannya keatas meja, "Kalau aku mau emangnya kamu mau kasih aku apa nih?" Alina pun membalas godaanku dengan ekspresi yang menurutku sangat bahagia mendengar sebuah penawaran dariku. Seperti anak kecil yang ditawarin mainan saja.
"Kamu mau minta apa aja aku kasih deh..!" Seruku tanpa pikir panjang. Aku sungguh mau Alin yang menjadi model cover sampul di bukuku. Alina minta apa aja mah gampang, itu urusan belakangan, hehe. Palingan juga minta jalan-jalan ke luar negri.
"Yakin?" Ia pun tak kalah menggodaku dan kali ini dia sangat antusias sekali. Pasti karna mendengar bahwa aku akan kasih segala yang dia mau! Dasar sahabatku ini. Pasti dia mau melorotiku! Habislah aku!
"Iya.. jadi mau nih ya?!" Aku menyimpulkan bahwa Alina sepakat. Aku sangat senang sekali mendengarnya, walau dia minta nya pasti banyak! Yasudahlah.
"Oke! Kalau gitu aku juga mau kamu jadi adik maduku!" Ucap Alina dengan tenang dan masih menampilkan senyum manis tidak bersalahnya.
....
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments