Baim makin gak tenang pas tau kalo Nadya gak cuma satu kelas sama dia, tapi dia juga jadi sekretaris bareng Rafi, temen sekelasnya.
Baim dan Rafi harus dateng lebih pagi buat absen mahasiswa dan mahasiswi yang gak hadir. Padahal sebenernya Baim itu mahasiswa yang rajin banget dateng pagi ke kampus sebelum yang lain.
Hari pertama jadi sekretaris, Baim dateng lebih awal dari biasanya. Dia duduk di meja depan kelas, siapin daftar absensi dengan muka yang campur aduk antara khawatir dan gak nyaman. Sementara itu, Nadya masuk kelas dengan santai dan senyum misterius.
Setiap pagi, Baim duduk di meja depan kelas dengan daftar absensi di tangan, catet kehadiran dan ketidakhadiran mahasiswa. Saat itu, Nadya cuma duduk di bangku kayak mahasiswi biasa, gak nunjukin minat buat bantu Baim.
Nadya: "Baim, kayaknya lo cukup sibuk ya jadi sekretaris. Gw cuma bakal duduk-duduk di sini dan nikmatin pemandangan."
Baim: "Yaudah, nikmatin aja pemandangan absensi pagi ini."
Nadya: "Baim. Gimana rasanya jadi sekretaris? Pasti gak seburuk yang lo bayangin, kan?"
Baim: "Ini gak lucu, Nadya. Gw aja belom mulai, tapi udah merasa kayak lagi ada masalah besar."
Nadya senyum sinis, bikin Baim makin gugup. Pas mahasiswa mulai masuk kelas, Baim langsung coba absen mereka, tapi tentu aja dengan ketidaknyamanan yang terus mehantuinya.
Tiba-tiba, Nadya kasih catatan kecil ke Baim.
Nadya: "Ini, Baim. Gw udah siapin catatan kecil dengan daftar nama yang sering gak masuk. Lo cuma perlu cocok kin sama absensi. Gampang, kan?"
Baim: "Kenapa gw merasa ini kayak jebakan yang lo atur?"
Nadya: "Tenang aja, Baim. Gw cuma pengen bantu."
Baim geleng-geleng kepala sambil merasa kalo Nadya pasti nyembunyiin sesuatu di balik sikap ramahnya.
Tapi, suatu pagi, Baim dapet kejutan yang gak diduga. Pas lagi absen, Baim sadar kalo Nadya gak hadir.
Baim dalam hati : "Gimana ini bisa terjadi? Nadya, cewek galak yang selalu hadir pagi ini tiba-tiba gak muncul. Apa yang terjadi?"
Besoknya, Nadya lagi-lagi gak hadir. Baim makin penasaran dan khawatir.
Dia putusin buat nanya langsung ke Nadya.
Baim: "Nadya, kenapa lo gak hadir dua hari ini? Ada masalah apa?"
Nadya: "Oh, itu. Gw cuma gak mood dateng pagi-pagi. Gak apa-apa, kan? Lo bisa ngurusin absensi tanpa gw kan."
Baim: Gak mood dateng pagi? Ini Nadya yang selalu bersikap galak dan tegas? Ada yang gak beres."
Tapi, kejadian ini buka ruang buat Baim dan Nadya buat ngobrol lebih banyak lagi. Baim coba hibur Nadya dengan lelucon-lelucon pagi, dan Nadya kaget tau kalo Baim sebenernya cukup humoris.
Beberapa hari berlalu, Nadya balik lagi ke kelas dan liat Baim yang lagi sibuk absen. Tanpa diketahui Baim, Nadya tiba-tiba menyelinap dan tempel stiker lucu di buku catatan absensinya.
Nadya: "Biar lo gak terlalu serius, Baim. Kita juga bisa have fun dalam tugas ini."
Baim senyum liat stiker itu dan merasa kalo mungkin jadi sekretaris gak seserem yang dia bayangin.
Pas Baim lagi fokus catet absensi, Nadya tiba-tiba nyanyi lagu tentang cinta dengan suara kenceng di depan kelas, tarik perhatian semua orang.
Nadya: "Baim, lagu ini khusus buat lo sambil bercanda. Biar semua tau kita sahabat sejati."
Baim merasa malu setengah mati dalam hati, "Sahabat sejak kapan kita jadi sahabat, lagu cinta tapi buat sahabat, aneh," sementara temen-temen sekelasnya ketawa-ketawa. Tapi, sedikit demi sedikit, Baim mulai sadar kalo di balik sifat galak Nadya, ada kekonyolan dan kehangatan yang bikin dia menarik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments