Setelah pelajaran olahraga yang intens dengan Dosen Faisal, Baim dan Nadya mendapati diri mereka di tengah lapangan, dihukum hormat Tiang Bendera. Teman-teman mereka yang sudah diizinkan pulang tak bisa menyembunyikan tawa mereka, Baim dan Nadya dengan rasa malu yang menggantung di udara.
Kawan-kawan: Ya di hukum lagi enak ya
Nadya: "Ini gara-gara kamu, Baim."
Baim: "Kenapa kamu salahin gw? Dosen Faisal, diam."
Dosen Faisal menegur mereka, "Jangan ada yang saling menyalahkan. Kamu tadi yang meledek mereka berdua. Kalau begitu, ikut hormat Tiang Bendera bersama!"
Baim membalas dengan nada santai, "Rasain, loh! Emang enak, hahaha.
Baim yang tengah dihukum bersama Nadya masih terus bersitegang, saling bermusuhan, dan ribut. Namun, saat matahari semakin memanas, Baim spontan menutupi sinar matahari yang mengenai wajah Nadya dengan tangannya. Untungnya, Dosen Faisal tidak melihat aksi tersebut.
Temannya yang juga ikut dihukum tidak tahan melihat momen ini.
Teman: "Cie-cie, Baim, kamu suka sama Nadya."
Baim segera menghentikan aksinya, sambil berkata, "Apaan sih, gw gak tega aja."
Nadya menanggapi dengan nada heran, "Lo, suka sama gw?"
Baim dengan cepat membantah, "Idih, jangan gitu. Gw gak tega liat cewek kayak lo gosong nanti."
Nadya: "Apa lo bilang, gw jadi gosong?"
Baim: "Iya, emang kenapa?" Nadya langsung menampar wajah Baim.
Baim: "Auw, sakit lo. Kurang ajar banget ya."
Teman mereka ikut campur: "Udah dong, ribut suami istrinya. Gw gak mau jadi nyamuk nih gw
sepotan."Baim dan Nadya bersama-sama mengucapkan, "Apa loh bilang suami istri, jangan ngacok ya, loh.
Langsung, Baim menampar mulut temannya, "Nih, buat lo." Namun, Nadya menyela, "Shuuuut, belum cukup nih, gw tampar balik lo."
Setelah aksi mereka, Dosen Faisal yang kembali mengawasi mereka menyapa, "Kalian malahan ribut-ribut ya."
Dosen Faisal: Rupa nya kalian belum puas
Baim : pak. Tolong lah, Jagan berikan hukuman lagi, kita mau pulang ini."
Nadya juga menimpali, "Iya, pak."
Dosen Faisal menyetujui, "Baik, tapi besok-besok, jam pelajaran saya. Kalau gak menggunakan baju olahraga atau kalian berdua ribut-ribut seperti tadi, kalian saya hukum lagi. Dengar, Baim, Nadya?"
Baim dan Nadya dengan serius menjawab, "Iya, pak."
Dosen Faisal menambahkan, "Dan kamu juga, jika saya lihat kamu meledek teman kamu lagi,saya hukum kamu juga. Ingat itu."
Suasana setelah hukuman itu mereka bertiga pulang. Baim, yang biasanya pulang naik angkutan umum dari kampus, berjalan ke halte bersama teman yang tadi ditamparnya. Untungnya, temannya tetap sabar meski baru saja menjadi bahan lelucon.
Sementara itu, Nadya yang lewat sambil memamerkan motor varionya yang sudah dimodifikasi warna pink. Dengan gaya yang percaya diri, Nadya ngegas motornya brum-brum, menciptakan suara berirama yang menarik perhatian.
Baim, meski masih terlihat malu setelah hukuman di tengah lapangan, tidak bisa menahan senyuman saat melihat tingkah Nadya.
Nadya: "Gw pulang dulu ya, minimal naik motor dong, bosku."
Baim: "Sombong amat loh, besok gw bawa. Helikopter gw ke sekolah, ape loh." Temannya menyela, "Emang lo punya helikopter, Baim."
Baim: "Iya dong, motor doang elah."
Nadya: "Bener ye, loh. Besok bawa helikopter."
Baim: "Pakai nanya lagi bawa lah".
Mereka berdua tertawa, mengejek rencana absurd Baim membawa helikopter ke kampus. Percakapan kocak ini menghangatkan suasana setelah hukuman di lapangan, dan Baim dan Nadya menunjukkan sisi humor mereka yang semakin mendekatkan hubungan mereka.
Mari kita saksikan bagaimana kelanjutan cerita nya di bab selanjutnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments